Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Putri Susanti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Eriex Fornando Suka
Abstrak :

Abstrak

 

Salah satu insiden keselamatan pasien di rumah sakit adalah medication error. Institute of Medicine (IOM) memperkirakan 7000 kematian tiap tahun terjadi di Amerika Serikat berhubungan dengan Medication error. Alur yang menghubungkan keputusan dokter meresepkan obat dengan pasien benar-benar menerima obat terdiri dari beberapa langkah yaitu prescribing, transcribing, dispensing dan administration dimana pada tiap langkah ini dapat terjadi medication error. Resep elektronik direkomendasikan untuk mengurangi medication error pada tahap prescribing dan transcribing. RS Awal Bros Panam Pekanbaru pada tahun 2017 terdapat 1.118 insiden keselamatan pasien dan 1.091 (98%) merupakan medication error. Dari total 1.091 medication error, 1.075 medication error terjadi pada tahap prescribing yang melibatkan resep elektronik. Metode Penelitian yang dilakukan adalah dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan terhadap  seluruh prescribing error pada resep elektronik yang tercatat oleh petugas  farmasi pada periode 1 Januari - 30 September 2018. Penelitian kualitatif dilakukan dengan telaah dokumen dan wawancara mendalam dengan peresep. Hasil penelitian kuantitatif yaitu insiden prescribing error 0,18%, dengan error paling sering terjadi pada tahapan penginputan dosis (26,64%), identitas obat (26,3%) dan identitas pasien (20,42%). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara diagnosis (p value 0,03) dan penamaan obat (p value 0,021) dengan prescribing error pada resep elektronik. Analisis kualitatif dari wawancara mendalam didapatkan penyebab kesalahan adalah  faktor design sistem resep elektronik  dan alur pelayanan

Kata Kunci: medication error; prescribing error; resep elektronik,

 


Abstract

 

One of patient safety incident in hospital is medication error. Institute of n (IOM) predicting 7000 death every year in United State of America associated with medication error. The pathway  connecting clinician’s decision to prescribe a medication and the patient  consists of several steps : ordering, transcribing, dispensing, administration, where areas each stage can make medication error. Electronic receipts is recomended to reduce medication error in prescribing and transcribing stages. RS Awal Bros Panam Pekanbaru in 2017 have 1.118 patient safety incident and 1.091 (98%) is medication error. From 1.091 medication error, there are 1.075 medication error occur at prescribing stage involving electronic receips.The method of research conducted with a quantitative and qualitative approach. Quantitative research conducted to all prescribing error in electronic receipt that collected by pharmacist in 1 January – 30 September 2018. Qualitative research conducted with document review and depth interview with precriber. The result of quantitative research are the incident of prescribing error 0,18% with the  most errors at  the dose input stage (26,64%), drug identity (26,3%) and  patient identity (20,42%). The result of Statistical test show a significant correlation between diagnosis  (p value 0,03) dan drug naming (p value 0,021) with prescribing error  in electronic receipt. Qualitative analysis from depth interview show the cause of errors are electronic receipt design system factor and servis flow.

 

Keywords : medication error; prescribing error; electronic receipt,

2019
T53861
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wowor, Yuliana Helena Elisabeth
Abstrak :
Latar belakang: Praktik peresepan yang baik merupakan bagian penting dari penggunaan obat yang rasional. Persentase resep dengan injeksi merupakan salah satu indikator penggunaan obat WHO. Persentase resep dengan injeksi di RS St. Carolus pada tahun 2016 mencapai 56%. Hasil ini lebih tinggi dari yang direkomendasikan. Hal ini menimbulkan pertanyaan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan peresepan obat injeksi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran penggunaan obat injeksi dan pengendalian penggunaannya, serta penerapan kebijakan tentang obat injeksi di Unit Rawat Inap RS St. Carolus. Metode: Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan metode cross-sectional dan studi kualitatif deskriptif. Penggalian informasi lebih lanjut dilakukan dengan melakukan penelitian kualitatif untuk melengkapi penelitian kuantitatif. Hasil: Faktor-faktor yang berhubungan dengan peresepan injeksi secara statistik adalah diagnosis serta panduan praktik klinis (PPK) dan clinical pathway (CP). Kebijakan Pelayanan Farmasi RS St. Carolus tidak membahas secara khusus mengenai pengendalian obat injeksi. Sosialisasi kebijakan ini pun belum optimal, begitu pula dengan sosialisasi PPK dan CP. Tenaga apoteker klinis yang ada belum mencukupi kebutuhan. Peran Panitia Farmasi dan Terapi di RSSC saat ini lebih kepada sistem formularium. Kesimpulan: Persentase pasien rawat inap RS St. Carolus periode Januari-Maret 2019 yang diresepkan obat dengan sediaan injeksi sebesar 85.7%. Kebijakan penggunaan obat injeksi yang ada saat ini tercantum dalam Kebijakan Pelayanan Farmasi, dimana didalamnya hanya terdapat prosedur peresepan. Tidak ada kebijakan khusus penggunaan obat injeksi. Prosedur pengendalian obat yang tertuang dalam kebijakan atau pedoman belum dimiliki oleh RS St. Carolus. Oleh karena itu diperlukan kombinasi intervensi dalam bentuk kebijakan dan edukasi untuk mengendalikan penggunaan obat injeksi di Unit Rawat Inap RS. St. Carolus.
Background: Good prescribing practices are an important part of rational drug use. The percentage of encounters with an injection prescribed is one of The WHO drug use indicators. The percentage of encounters with an injection prescribed at St. Hospital Carolus in 2016 reached 56%. This result is higher than recommended. This provokes the question of the factors related to injection prescribing. Objective: The purpose of this study was to reflect the injection drugs use and the control of their use, as well as the implementation of the drug policy in the St. Carolus Hospital. Method: This researches were a quantitative study with a cross-sectional method and a qualitative descriptive study. Further information is extracted by conducting qualitative research to complement quantitative research. Results: Factors related to injection prescribing statistically were diagnosis and clinical practice guidelines and clinical pathways. The Pharmacy Policy of St. Carolus Hospital does not specifically discuss the control of injection drugs. The socialization of this policy is not yet optimal, as the socialization of clinical practice guidelines and clinical pathways. Existing clinical pharmacists are not enough. The role of the Drug and Therapy Committee in the St. Carolus Hospital is currently more in the formulary system. Conclusion: The percentage of St. Carolus Hospitals inpatient for the period January-March 2019 with an injection prescribed was 85.7%. The injection drug use policy is listed in the Pharmacy Policy, wherein there are only prescription procedures. There is no policy specifically on the use of injection drugs. St. Carolus Hospital does not have policies or guidelines which regulate drug control procedures. Therefore a combination of interventions in the form of policy and education are needed to control the use of injection in the Inpatient Unit of St. Carolus Hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Syahda Nariswari
Abstrak :
Rumah Sakit Universitas Indonesia merupakan salah satu unit pelayanan medis sehingga harus memiliki penunjang medis antara lain laboratorium, radiologi, pelayanan farmasi, unit rehabilitasi medik dan fisioterapi. Rumah sakit memiliki biaya yang besar pada pengadaan sediaan farmasi sebesar 40-50% dari jumlah operasional pelayanan. Dalam jumlah tersebut harus dilakukan pengelolaan, terutama dalam hal perencanaan, pengadaan, dan peresepan. Perlunya dilakukan perencanaan dan pengadaan obat di RSUI dengan sebaik baiknya sehingga peresepan obat dapat terpenuhi. Tujuan dari penulisan adalah untuk mengetahui aktualisasi pengadaan dan pemesanan obat, rasionalitas pengadaan dan peresepan obat, rasionalitas perencanaan dan peresepan obat di RSUI pada tahun 2022. Pengambilan data digunakan dengan metode retrospektif dengan mengobservasi dan mengolah data PR Monitoring Transaction yaitu list obat yang dinaikkan PR (Purchase Request) selama bulan Januari s.d. Desember 2022 (perencanaan), Product Receipt Lines = list obat yang berhasil diadakan selama bulan Januari s.d. Desember 2022 (pengadaan). Stock Card Detail = kartu stok transaksi keluar dan masuk obat selama bulan Januari s.d. Desember 2022 (peresepan). Kemudian dilakukan observasi dan olah data menggunakan VLOOKUP dan pivot table sehingga dapat dilakukan analisa. Hasil analisa didapatkan hasil aktualisasi pengadaan terhadap perencanaan sudah sangat baik dengan memperhitungkan sisa stok, jenis perputaran obat dan seluruh obat yang dilakukan perencanaan juga dilakukan pengadaan. Perlunya dilakukan kontol terhdap beberapa kategori untuk menghindari adanya penumpukan stok dan mengurangi anggaran yang dialokasikan agat tidak menjadi asset mati. ......Universitas Indonesia Hospital is one of the medical service units so that it must have medical support including laboratories, radiology, pharmaceutical services, medical rehabilitation units and physiotherapy. Hospitals have large costs in the procurement of pharmaceutical preparations amounting to 40-50% of the total service operations. In this amount, management must be carried out, especially in terms of planning, procurement, and prescribing. It is necessary to do the planning and procurement of drugs in RSUI as well as possible so that drug prescriptions can be fulfilled. The purpose of writing is to determine the actualization of drug procurement and ordering, the rationality of drug procurement and prescription, the rationality of drug planning and prescription in RSUI in 2022. Data collection is used with a retrospective method by observing and processing PR Monitoring Transaction data, namely a list of drugs that were raised by PR (Purchase Request) during January to December 2022 (planning), Product Receipt Lines = a list of drugs that were successfully held during January to December 2022 (procurement). Stock Card Detail = stock card of outgoing and incoming drug transactions during January to December 2022 (prescribing). Then observation and data processing using VLOOKUP and pivot table so that it can be analysed. The results of the analysis obtained the actual results of procurement against planning are very good by considering the remaining stock, the type of drug turnover and all drugs that are prescribed. It is necessary to control several categories to avoid stock accumulation and reduce the allocated budget so that it does not become a dead stock.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Finberg, Robert W.
Abstrak :
This book was designed as a reference tool for pharmacists involved in the treatment of patients with infections. It is clinically oriented and designed to help students in all medical disciplines, and especially pharmacists and students of pharmacy who need information on choosing the correct drug, dose, and method of administration of an agent to patients with infectious diseases.
New York: Springer, 2012
e20401486
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Juise Fennia Putri
Abstrak :
Salah satu standar pelayanan kefarmasian yang dilakukan di apotek adalah pengkajian resep. Pengkajian resep bertujuan untuk menganalisis adanya masalah yang terkait dengan peresepan obat. Masalah terkait obat yang mungkin terjadi akibat kesalahan penulisan resep diantaranya obat yang tidak tepat, dosis kurang atau berlebih, alergi obat, inkompatibilitas obat, interaksi obat, duplikasi pengobatan, serta penggunaan obat yang tidak tepat. Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia mengalami peningkatan dari 1,5% pada tahun 2013 menjadi 2,0% pada tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun. Penanganan penyakit diabetes dengan cara pendekatan pasien memerlukan kolaborasi tenaga kesehatan, dalam hal ini dokter sebagai penentu diagnosa, apoteker mendampingi khususnya dalam terapi obat merupakan salah satu tugas profesi kefarmasian. Proses pengkajian dilakukan dengan observasi dan studi literatur. Pengkajian resep secara administratif yang dilakukan terhadap resep terdapat beberapa aspek administratif yang tidak lengkap, seperti jenis kelamin, berat badan pasien, dan nomor telepon dokter tidak tercantum pada resep. Hal ini dapat diatasi dengan konfirmasi oleh petugas farmasi atau apoteker. Berdasarkan pengkajian aspek klinis terdapat adanya polifarmasi dan interaksi obat. Hal tersebut dapat diatasi dengan memberikan edukasi atau pemberian informasi obat kepada pasien. ...... One of the standard pharmaceutical services carried out in pharmacies is prescription review. The prescription review aims to analyze the existence of problems related to drug prescribing. Drug-related problems that may occur due to prescription errors include incorrect medication, insufficient or excessive dosage, drug allergies, drug incompatibility, drug interactions, duplication of medication, and inappropriate drug use. The prevalence of diabetes mellitus in Indonesia has increased from 1.5% in 2013 to 2.0% in 2018 based on doctor's diagnosis in residents aged ≥ 15 years. Handling diabetes using a patient approach requires collaboration between health workers, in this case the doctor as the determiner of the diagnosis, the pharmacist assisting, especially in drug therapy, is one of the duties of the pharmaceutical profession. The administrative review of prescriptions carried out on prescriptions contained several administrative aspects that were incomplete, such as the patient's gender, weight, and the doctor's telephone number not being listed on the prescription. This can be overcome by confirmation by a pharmacy officer or pharmacist. Based on the clinical aspect assessment, there is polypharmacy and drug interactions. This can be overcome by providing education or providing drug information to patient.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Hendrawan
Abstrak :
ABSTRAK
Analisis Kepatuhan Dokter Dalam Penulisan Resep Sesuai FormulariumRSU Prima Medika DenpasarSalah satu unsur dalam peningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalahterjaminnya aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau.Pengelolaan obat yang tidak efisien dapat memberikan dampak negatif secaramedik dan ekonomi. Salah satu penyebabnya adalah ketidakpatuhan dokter dalammeresepkan obat sesuai dengan formularium. RSU Prima Medika merupakansalah satu rumah sakit swasta di Denpasar yang telah memiliki formulariumsendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yangberhubungan dengan kepatuhan dokter dalam penulisan resep sesuai formulariumRSU Prima Medika Denpasar.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desaincrossectional. Sampel adalah 120 dokter yang memiliki Surat Ijin Praktek SIP diRSU Prima Medika. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakankuesioner terstruktur dan data kepegawaian. Data dianalisis secara univariat, bivariatdan multivariat dengan software statistik.Hasil penelitian didapatkan bahwa lebih banyak dokter laki-laki denganrerata umur 44.4 11.7 tahun dan paling banyak dokter spesialis. Gambarankepatuhan sesuai fomularium RSU Prima Medika Denpasar adalah 27.5 . Faktoryang berhubungan terhadap kepatuhan dokter dalam penulisan resep sesuaidengan formularium RSU Prima Medika Denpasar adalah Pengetahuan,Informasi, Penghargaan, Sosialisasi, Supervisi, dan Lingkungan Tempat Kerjasedangkan faktor yang tidak berhungan kepatuhan dokter dalam penulisan resepsesuai dengan formularium RSU Prima Medika Denpasar adalah Jenis Kelamin,Pendidikan, Lama Praktek, Sanksi, Permohonan Pasien, Pihak Membayar, danIndustri Farmasi. Variabel yang diteliti pada penelitian ini berhubungan terhadapkepatuhan penulisan resep sesuai dengan formularium RSPM sebesar 60.2 ,sedangkan sisanya sebesar 39.8 dipengaruhi oleh variabel lainDisimpulkan bahwa tingkat kepatuhan dokter dalam penulisan resep sesuaidengan formularium RSU Prima Medika Denpasar masih cukup rendah. Faktoryang paling berhubungan adalah penghargaan, pengetahuan, dan informasi.Disarankan kepada pihak manajemen untuk membuat suatu sistem kebijakanpenghargaan dan sanksi, membuat buku saku formularium yang praktis, formatdan tampilan yang menarik serta didistribusikan ke seluruh dokter praktek sertamelakukan sosialisasi dan supervisi berkala.Kata Kunci: kepatuhan, dokter, penulisan resep, formularium RS, RSU PrimaMedika Denpasar
ABSTRACT
Complience Analysis of Formularium Drug Prescription inPrima Medika Hospital DenpasarOne of component to increase hospital rsquo s quality service is assurance ofsafe drug rsquo s accessibility, beneficial, quality and affordable. Unefficient of drugmanagement lead to medically and economicall negative effects. Prima MedikaHospital Denpasar is one of the private hospital in Denpasar which had their ownformularium. In 2016, various types of excessive inventory drug lead to stuck andexpired which have detrimented hospital. Aims of this study were to analyzefactors related to doctor rsquo s complience about formularium drug prescription inPrima Medika Hospital Denpasar.This was a quantitative study using crossectional design. Samples were120 doctors who had legal permit practice in Prima Medika Hospital Denpasar.Data were collected by interview using structured questionnaires and analyzedunivariate, bivariate dan multivariate with statistic software.Results showed that most doctors were male, mean of age is 44.4 11.7year most of Specialist Doctors. Rate for complience of drug prescribingfollowing formularium Prima Medika Hospital Denpasar is 27.5 . Factors relatedto compliance knowledge, information, reward, socialization, supervision, andWorking environment. Meanwhile factors which were not related were gender,education, working experience, punishment, patient request, payment type, andPharmaceutical industry. Variable on this study were 60.2 related withcompliance and 39.8 were related to other factors.In conclution, complience of drug prescribing following formulariumPrima Medika Hospital Denpasar is low. The most related factors includingrewards, knowledge, and information. It can be suggested that hospitalmanagement to produce a sistem of rewards and punishment as well asperiodically socialized and supervised for the prescription.Key words complience, doctors, drug prescribing, hospital formularium, PrimaMedika Hospital Denpasar
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nusmirna Ulfa
Abstrak :
Latar Belakang: Prevalensi penyakit ginjal kronik (PGK) stadium akhir di Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya dan biasanya mempunyai banyak komorbid seperti hipertensi, diabetes mellitus (DM) dan penyakit kardiovaskular. Selain itu pasien PGK juga berisiko mengalami komplikasi jangka panjang seperti anemia, gangguan mineral dan tulang, sehingga memerlukan pengobatan dengan beberapa jenis obat (polifarmasi). Obat-obatan pada pasien PGK digunakan dalam waktu jangka panjang sehingga berpotensi terjadi interaksi antar obat. Semakin banyaknya interaksi obat maka akan meningkatkan risiko efek samping obat (ESO). Pasien PGK juga sangat rentan mengalami peningkatan risiko akumulasi obat dan efek samping karena adanya perubahan parameter farmakokinetik dan farmakodinamik. Selain itu pada pasien PGK stadium 5 dengan hemodialisis (HD) terdapat beberapa obat yang terdialisis dalam proses HD sehingga dapat mengurangi efektivitas pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola peresepan pada pasien PGK stadium 5 yang menjalani HD rutin serta kaitannya dengan potensi interaksi obat (PIO) dan kemungkinan ESO yang dapat diakibatkan oleh interaksi antar obat tersebut. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain potong lintang pada pasien PGK stadium 5 dengan HD rutin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dalam periode Januari 2020 sampai dengan Juli 2021. Data diambil dari rekam medis unit HD, rekam medis pusat, electronic health record (EHR) dan hospital information system (HIS). Untuk mengetahui PIO dilakukan penilaian berdasarkan perangkat lunak Lexicomp dan penilaian kausalitas ESO dengan menggunakan algoritma Naranjo. Hasil: Didapatkan 147 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan terdapat 101 jenis obat dengan 2767 kali peresepan dalam waktu 3 bulan. Proporsi pasien yang mengalami potensi interaksi antar obat sebanyak 89% pasien. Proporsi pasien yang mengalami potensi interaksi kategori mayor sebanyak 14% pasien, kategori moderat sebanyak 88% pasien, dan kategori minor sebanyak 37% pasien. Proporsi pasien yang dicurigai mengalami ESO akibat interaksi obat sebanyak 50% (66 pasien) dari 131 pasien yang mengalami PIO. Pada hasil multivariat, hanya komorbid DM yang memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan ESO yang dicurigai akibat interaksi obat. Kesimpulan: Sebanyak 89% pasien PGK stadium 5 dengan HD mengalami potensi interaksi obat dan hipertensi merupakan efek samping terbanyak yang dicurigai akibat interaksi obat. Komorbid DM mempunyai peran yang cukup penting untuk terjadinya efek samping yang dicurigai akibat interaksi obat pada pasien PGK stadium 5 dengan HD ......Background: The prevalence of end-stage renal disease in Indonesia has increased every year and usually has many comorbidities such as hypertension, diabetes mellitus (DM) and cardiovascular disease. In addition, there is also a risk of long-term complications, thus requiring treatment with several types of drugs (polypharmacy). The higher the frequency of drug interactions, the higher the risk of adverse drug reaction (ADR). Chronic kidney disease (CKD) patients are also very susceptible to an increased risk of drug accumulation and ADR due to changes in pharmacokinetic and pharmacodynamic parameters. In addition, CKD stage 5 patients with hemodialysis (HD) have several drugs that are dialyzed in the HD process so that it can reduce the effectiveness of treatment. The purpose of this study was to determine the prescribing pattern in stage 5 CKD patients on routine HD and its relationship to DDI and the possibility of ADR that could be caused by interactions between these drugs. Methods: This was an observational study with a cross-sectional design in CKD stage 5 patients on routine HD at Cipto Mangunkusumo Hospital in the period January 2020 to July 2021. Data were taken from HD unit medical records. To determine the DDI, an assessment was carried out based on the Lexicomp software and ADR causality assessment using the Naranjo algorithm. Results: A total of 147 patients met the inclusion criteria and there were 101 types of drugs with 2767 prescriptions within 3 months. The proportion of patients who received treatment with potential DDI is 89% of patients. The proportion of patients who received DDI in the major category was 14%, the moderate category was 88%, and the minor category was 37%. From 131 patients with DDI, the proportion of patients suspected having ADR cause by DDI is 50% (66 patients). Multivariate analysis found that only DM had statistically significant relationship with ADR that are suspected due to DDI. Conclusion: In this study, 89% of patients received treatment with potential DDI and hypertension is the most suspected ADR due to drug interactions. Comorbid DM has an important role in the occurrence of ADR due to DDI in stage 5 CKD patients on HD.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Fahira Salsabila
Abstrak :
Evaluasi pelayanan obat merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan dalam tercapainya keselamatan dan kualitas hidup pasien. Pelayanan resep yang tidak baik di rumah sakit dapat membahayakan pasien. Penelitian ini bertujuan menilai dan menganalisis resep obat dengan indikator peresepan WHO pada pasien di depo rawat jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia pada tahun 2022. Metode yang digunakan adalah potong lintang dengan data sampel seluruh resep pada periode bulan Januari-Desember 2022 di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Selanjutnya, hasil data penelitian dibandingkan dengan nilai optimal peresepan oleh WHO. Dari hasil penelitian didapatkan total sampel sebanyak 1505 resep dengan 4647 item obat. Karakteristik demografi pasien, yaitu wanita sebesar 71% dan pria sebesar 29% dengan kategori pasien paling sering berkunjung pada usia 26-35 tahun. Hasil penilaian indikator peresepan WHO untuk rata-rata jumlah obat yang diresepkan per pasien yaitu 3,09 ± 1,998; persentase obat resep dengan nama generik sebesar 47,47%; persentase obat resep antibotik sebesar 5,46%; persentase obat resep injeksi sebesar 5,40%; dan persentase obat resep dengan kesesuaian formularium nasional sebesar 75,91%. Hasil menunjukkan bahwa persentase obat resep antibiotik dan obat  resep injeksi memenuhi nilai optimal peresepan WHO. ......Evaluation of drug services is an important thing to do in achieving safety and quality of life for patients. Bad prescription services in hospitals can cause harm to patients. This study was designed to assess and analyze prescriptions according to WHO prescribing indicators for outpatient installation at the University of Indonesia Hospital. The method was cross-sectional with sample data from all prescriptions in the period January-December 2022 at the University of Indonesia Hospitals. The results of the study were compared with the optimal prescribing by WHO. The results of the study obtained a total sample of 1505 prescriptions with 4647 drug items. Demographic characteristics of patients were 71% women and 29% men with the most frequent category of patients visiting at the age of 26-35 years. The results of the assessment of WHO prescribing indicators for the average of drug prescribed were 3,09 ± 1,998; prescriptions with generic names were 47,47%; prescriptions of antibiotics were 5.46%; prescribed of injections were 5,40%; and prescriptions according to formulary were 75,91%. Based on the results, it was concluded that prescription antibiotics and prescription of injections drugs fulfill the prescribing optimal value by WHO.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Wijaya Puteri
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma 143 Periode Bulan April Tahun 2017 bertujuan untuk memiliki wawasan, pengetahuan, dan pengalaman praktis dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek, memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai standar pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 143, memiliki gambaran secara nyata mengenai peran, fungsi, dan tanggung jawab sebagai apoteker dalam bekerja di apotek, dan mengetahui permasalahan yang dapat terjadi dalam melakukan pekerjaan di apotek dan memahami strategi penyelesaiannya. Selama melakukan praktek kerja, mahasiswa melakukan berbagai kegiatan yang termasuk dalam standar pelayanan kefarmasian di apotek yaitu pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, serta melakukan pelayanan farmasi klinik kepada pasien. Praktek kerja profesi dilakukan selama empat minggu dengan tugas khusus yaitu Pelaksanan Pelayanan Kefarmasian di Rumah.
ABSTRACT
Profession Internship in Kimia Farma 143 Pharmacy on April 2017 was intended to have insight, knowledge, and practical experience in doing pharmaceutical practice in pharmacy, have knowledge and understanding about standard of pharmaceutical service performed in Kimia Farma 143 Pharmacy, have description about roles, functions, and responsibilities as clinical apothecary in pharmacy, and understand to solve problems happened during working in pharmacy. During practice, student was performed several activity related to pharmaceutical services are management of pharmaceutical dosage, medical devices, medical disposable material, and doing pharmaceutical service to patients. Practice was performed for four weeks with the specific assignment is Home care Pharmacy in April 2017.
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>