Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wardatus Sholihah
Abstrak :
Pada era digital, anak prasekolah lebih banyak menggunakan waktunya untuk bermain gawai daripada dengan teman sebayanya. Penggunaan gawai yang terlalu lama dapat mengakibatkan anak lebih awal terpapar dampak negatif dari gawai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor determinan yang mempengaruhi lama penggunaan gawai pada anak usia prasekolah. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan cross sectional dengan melibatkan 318 orang tua yang dipilih menggunakan cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara lama penggunaan gawai dengan jenis kelamin orang tua (p value= 0,001), pendidikan orangtua (p value= 0,035), status ekonomi keluarga (p value= 0,018), media edukasi (p value= 0,039), media distraksi (p value= 0,029) dan perkembangan psikososial (p value= 0,001) dan faktor yang paling mempengaruhi lama penggunaan gawai pada anak yaitu status ekonomi keluarga dengan penghasilan ≤UMK AOR (0,327) CI 95% (0,106-0,947), media edukasi yaitu untuk menambah informasi AOR (0,367) CI 95% (0,183-0,736) dan pada perkembangan psikososial yaitu anak tidak mengalami gangguan psikososial AOR (0,348), CI 95% (0,189-0,638). Hasil penelitian dapat digunakan sebagai asuhan keperawatan khususnya dalam memberikan pendidikan kesehatan pada penggunaan gawai anak. ......In the digital era, preschoolers spend more time playing on their gadgets than with their peers. The use of gadgets that are too long can result in children being exposed to the negative effects of gadgets early. This study aims to analyze the determinant factors that influence the duration of gadgets use in preschool age. This study used a correlational design with a cross sectional approach involving 318 parents who were selected using cluster sampling. The results showed that there was a significant relationship between the duration of gadget use and the gender of the parents (p value = 0.001), parental education (p value = 0.035), family economic status (p value = 0.018), educational media (p value = 0.039) , distraction media (p value = 0.029) and psychosocial development (p value = 0.001) and the factors that most influence the duration of gadgets use in children are family economic status with lower income AOR (0.327) 95% CI (0.106-0.947), educational media is to add information AOR (0.367) 95% CI (0.183-0.736) and psychosocial development, namely children do not have psychosocial disorders AOR (0.348), 95% CI (0.189-0.638). The results of the study can be used as nursing care, especially in providing health education on the use of gadget in children's.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maureen
Abstrak :
Ansietas pembedahan merupakan salah satu komponen utama krisis yang di hadapi anak di rumah sakit. Ansietas pembedahan menyebabkan anak tidak koperatif pada saat preoperatif sehingga menyebabkan lama rawat menahun, biaya perawatan kesehatan meningkat, dan keterlambatan memasuki ruang operasi. Hasil uji klinis menunjukan bermain terapeutik: boneka memberikan efek positif dalam mengatasi ansietas pembedahan. Studi ini bertujuan untuk melihat efektivitas bermain terapeutik: boneka pada anak prasekolah dalam mengurangi ansietas pembedahan dengan menggunakan studi kasus. Studi ini menggunakan dua instrumen yaitu CFS untuk melihat skor ketakutan anak dan MYPAS-SF untuk melihat ansietas preoperatif anak. Hasil CFS didapatkan kedua klien mengalami penurunan skor ketakutan setelah diberikan intervensi. Selain itu, hasil MYPAS-SF kedua klien menunjukan klien tidak ansietas, MYPAS-SF = 29,92. Hasil studi didapatkan bahwa bermain terapeutik: boneka dapat menurunkan kecemasan dan ketakutan pada anak prasekolah preoperatif.
Surgical anxiety is one of the main components of the crisis faced by children in hospitals. Surgical anxiety causes the child to be uncooperative when preoperative resulting in prolonged stays in recovery, increases in health care costs, and delays entering the operating room. Clinical test results show therapeutic play: dolls have a positive effect in overcoming surgical anxiety. This study aims to look at the effectiveness of therapeutic play: dolls in preschool children in reducing surgical anxiety by using case studies. This study uses two instruments, namely CFS to see the childs fear score and MYPAS-SF to see childs preoperative anxiety. The CFS results showed that both clients experienced a decrease in fear scores after being given an intervention. In addition, the results of the MYPAS-SF both clients show clients are not anxiety, MYPAS-SF = 29.92. The results of the study found that therapeutic play: dolls can reduce anxiety and fear in preoperative preschoolers.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Opie Dwi Agustina
Abstrak :
Nyeri merupakan salah satu dampak yang dirasakan pasien anak saat hospitalisasi. Tiup kincir sebagai media terapi teknik relaksasi napas dalam dan distraksi untuk menurunkan skala nyeri. Penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan dengan penggunaan terapi bermain tiup kincir sebagai salah satu intervensi menurunkan skala nyeri pada anak usia pra sekolah saat hospitalisasi. Hasil intervensi menunjukkan bahwa tiup kincir dapat menurunkan skala nyeri yang dirasakan oleh anak dari skala 10 menjadi 5 menggunakan Wong Baker FACES Pain Scale. Analisis ini merekomendasikan dilakukannya asuhan keperawatan psikososial yang terintegrasi dengan asuhan keperawatan fisik pada anak yang mengalami nyeri saat hospitalisasi.
Pain is one of the effects felt by child patients during hospitalization. Blow the windmill as a therapeutic tool for deep breathing and distraction techniques to reduce the scale of pain. This writing aims to describe nursing care with the use of windmill inflatable play therapy as one of the interventions to reduce the scale of pain in pre-school age children during hospitalization. Intervention results showed that windmills could reduce the scale of pain felt by children from a scale of 10 to 5 using Wong Baker FACES Pain Scale. This analysis recommends doing psychosocial nursing care that is integrated with physical nursing care in children who experience pain during hospitalization.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurti Yunika Kristina Gea
Abstrak :

Anak dengan pneumonia berisiko mengalami penurunan nilai saturasi oksigen yang mempengaruhi pernapasan hingga terjadi komplikasi hipoksemia. Jika tidak ditangani dapat mengakibatkan kematian. Salah satu intervensi modifikasi PLB meniup mainan kincir angin dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai saturasi oksigen, sehingga risiko bertambahnya jumlah kematian anak akibat pneumonia dapat dihindari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh modifikasi PLB meniup mainan kincir angin terhadap nilai saturasi oksigen pada anak pra sekolah pasca pneumonia. Desain penelitian adalah quasi eksperimental pre-posttest with control group design. Responden berjumlah 30 orang anak usia pra sekolah dengan pneumonia (15 orang anak kelompok intervensi, 15 orang anak kelompok kontrol) dan dipilih dengan cara consecutive sampling. Izin etik penelitian diperoleh dari tim etik Universitas Indonesia dan tim etik dari Rumah Sakit Umum Daerah kota Bekasi. Analisis yang dilakukan adalah univariate dan bivariate. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan bermakna pada nilai saturasi oksigen antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,018 < ,05) Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah agar menggunakan True Eksperiment dengan sampel yang lebih besar serta tidak hanya terbatas pada PLB namun dapat juga diukur kemampuan meniupnya.


Pediatric with pneumonia are at risk of experiencing a decrease in oxygen saturation value that affect breathing, causing complications of hypoxemia. If not treated it can be caused of death. One of the modified interventions PLB blowing windmill can be done to increase the oxygen saturation value, there for the risk of increasing the number of children deaths due to post pneumonia can be avoided. The purpose of this study was to identify the effect of blowing windmill on the oxygen saturation value of post pneumonia preschool children. The study design was a quasi experimental pre-posttest with control group design. Respondents were 30 preschool age with pneumonia (15 = blowing windmill and 15= control group) and selected by consecutive sampling. Ethics permission was obtained from the ethics team of the University of Indonesia and the ethics team from the regional general hospital of Bekasi city. The analysis performed were Univariate and bivariate. The result showed a difference in oxygen saturation values between the intervention group and the control group (p=0,018<.05). Recommendations for futher studies are to use The true experiment with a larger sample and not only limited to PLB but can also measure the ability to blow.

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah
Abstrak :
Keterlambatan perkembangan motorik halus masih sering terjadi pada usia prasekolah. Kasus anak yang mengalami gangguan perkembangan motorik halus di Indonesia tahun 2013 mengalami peningkatan dari 6,2% menjadi 9,8%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan permainan menyusun puzzle dan perkembangan motorik halus anak usia prasekolah. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelatif cross sectional dengan tenik pengambilan sampel simple random sampling. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 110 responden anak usia 3-6 tahun di 3 TK wilayah Serang, Banten. Uji penelitian menggunakan uji chi square dengan hasil terdapat hubungan bermakna antara permainan menyusun puzzle, usia anak, dan urutan anak dengan perkembangan motorik halus anak usia prasekolah (p value 0,003; 0,035; 0,014 dengan p<0,05). Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perawat, tenaga kesehatan, ibu, guru/pengasuh, dan penelitian berikutnya untuk dijadikan sebagai bahan referensi. Penelitian ini merekomendasikan untuk memberikan berbagai jenis permainan seperti puzzle yang dapat menstimulasi perkembangan motorik halus anak usia prasekolah.
Delay in fine motor development is still common in preschool age. Cases of children experiencing impaired fine motor development in Indonesia in 2013 increased from 6.2% to 9.8%. This study aims to determine the relationship between puzzle compilation and fine motor development in preschool children. This study uses a cross-sectional correlative analytic design with a simple random sampling technique. The number of samples studied was 110 respondents of children aged 3-6 years in 3 kindergartens in Serang, Banten. The research test used the chi-square test with the result that there was a significant relationship between the puzzle compilation games, the child's age, and the sequence of children with fine motor development in preschool-age children (p-value 0.003; 0.035; 0.014 with p <0.05). The results of this study are expected to be useful for nurses, health workers, mothers, teachers/caregivers, and subsequent research to be used as reference material. This research recommends providing various types of games such as puzzles that can stimulate the fine motor development of preschoolers.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nedra Wati Zaly
Abstrak :
[ABSTRAK
Usia prasekolah merupakan masa persiapan anak untuk masuk sekolah. Pada usia ini perkembangan sosial, emosi, dan kognitif anak berkembang dengan cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan anak usia prasekolah untuk mulai bersekolah. Desain penelitian ini menggunakan studi deskriptif. Dengan pengumpulan data kesiapan sekolah menggunakan pemeriksaan Nijmeegse Schoolbekwaanheids Test (NST) pada 206 anak. Hasil penelitian ini menjelaskan sebesar 42,3% anak sudah siap masuk sekolah. Hasil regresi logistik multinomial menunjukkan jenis kelamin anak, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, dan perilaku orang tua merupakan faktor yang mempengaruhi kesiapan masuk sekolah. Penelitian ini merekomendasikan perawat dapat memberikan edukasi tentang pentingnya peran ibu dalam mempersiapkan anak masuk sekolah terutama pada anak usia prasekolah.
ABSTRACT
Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round. This research seeks the factors that affect the children?s readiness for school. Prior the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of children, mother?s education, family income, mother?s occupation, and parents behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the importance of mother?s roles an preparing their children for school and for nurses to enhance that roles.;Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round. This research seeks the factors that affect the children?s readiness for school. Prior the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of children, mother?s education, family income, mother?s occupation, and parents behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the importance of mother's roles an preparing their children for school and for nurses to enhance that roles.;Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round. This research seeks the factors that affect the children?s readiness for school. Prior the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of children, mother?s education, family income, mother?s occupation, and parents behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the importance of mother?s roles an preparing their children for school and for nurses to enhance that roles.;Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round. This research seeks the factors that affect the children’s readiness for school. Prior the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of children, mother’s education, family income, mother’s occupation, and parents behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the importance of mother’s roles an preparing their children for school and for nurses to enhance that roles., Preschool age is the perfect time for children to get ready for school as rapid children growth of social, emotional, and cognitive happened at this time round. This research seeks the factors that affect the children’s readiness for school. Prior the data collection an NST was conducted on 206 children. Then a descriptive study was used to collect the NST result 42,3% children are found ready to school. On multinomial logistic regression test have showed that gender of children, mother’s education, family income, mother’s occupation, and parents behavior were factor that affect the school readiness. This study implied the importance of mother’s roles an preparing their children for school and for nurses to enhance that roles.]
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T43665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Addina Ayuningtyas
Abstrak :
ABSTRAK
Kindness menurut Binfet dan Gaertner (dalam Binfet, 2015), yaitu suatu tindakan mendukung secara emosional atau fisik yang membantu membangun atau mengurus hubungan dengan orang lain. Penelitian ini berfokus pada pemahaman kindness dalam menghibur teman, menolong teman, dan berbagi yang dibutuhkan anak usia 3-5 tahun dalam interaksi sosialnya. Penggunaan boneka tangan dalam bercerita merupakan cara meningkatkan pemahaman kindness pada anak berusia 3-5 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas program intervensi bercerita dengan boneka tangan untuk meningkatkan pemahaman kindness pada anak usia 3-5 tahun. Penelitian ini dilakukan pada 28 partisipan berusia 3-5 tahun yang berada di salah satu sekolah Jakarta Selatan. Dalam penelitian ini, digunakan desain one group pre-test post-test design. Pre-test dan intervensi dilakukan pada hari yang sama. Intervensi bercerita menggunakan boneka tangan dilakukan selama 3 hari. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Wilcoxon signed-rank test untuk melihat perbedaan hasil skor antara sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor antara sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi.
ABSTRACT
Kindness, according to Binfet and Gaertner as cited in Binfet (2015), is an emotional or physical support that helps build or maintain relationships with others. This study focuses on the understanding of kindness such as comforting friends, helping friends, and sharing, which children aged 3-5 years need in social interactions. This study aims to determine the effectiveness of storytelling intervention program by using hand puppets to improve the understanding of kindness within children aged 3-5 years. This study was conducted on 28 participants aged 3-5 who go to one of the schools located in South Jakarta. This study use one group pretest and posttest design. Pretest and intervention was done on the same day, whereas the intervention lasted for 3 days by hand puppets story telling. For this study's data analysis, the researcher uses Wilcoxon signed-rank test to see the difference between the scores before and after intervention. The results showed the scores have increased after the intervention.
2017
T49204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Happy Hayati
Abstrak :
Kemoterapi merupakan pengobatan kanker yang menimbulkan efek samping yang dapat diprediksi. Diantara berbagai macam efek kemoterapi, mual dan muntah merupakan efek yang paling menimbulkan stres pada anak dan keluarga. Walaupun telah ditemukan antiemetik yang efektif untuk mencegah dan mengatasi mual-muntah akibat kemoterapi, namun dilaporkan masih ditemukan beberapa individu yang tetap mengalami mual-muntah akibat kemoterapi. Perlu dilakukan tindakan nonfarmakologis/komplementer untuk mengoptimalkan pencegahan mual-muntah akibat kemoterapi. Distraksi merupakan teknik nonfarmakologis yang dapat diterapkan untuk mencegah dan meminimalkan mual-muntah akibat kemoterapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh distraksi oleh keluarga terhadap mual-muntah akut akibat kemoterapi pada anak usia prasekolah yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dengan jenis post test only. Jumlah sampel 36 orang yang terdiri dari 18 responden sebagai kelompok intervensi, yang diberikan aktivitas distraksi mewarnai gambar dan menggambar bebas, dan 18 responden sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling dan uji t digunakan untuk melihat perbedaan skor mual-muntah antara kelompok kontrol dan intervensi. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata skor mual dan muntah anak berada pada tingkat yang rendah, baik pada kelompok kontrol maupun intervensi. Lebih lanjut, dari hasil uji statistik disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna mual-muntah akut akibat kemoterapi antara kelompok kontrol dan intervensi. Meskipun demikian, distraksi tetap bermanfaat untuk diterapkan pada anak prasekolah yang mendapat kemoterapi, dan hal ini dapat menjadi acuan dalam modifikasi tindakan keperawatan pada anak prasekolah yang mendapat kemoterapi. Selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berupa distraksi yang berbeda untuk manajemen efek samping kemoterapi pada anak, dengan jumlah sampel yang lebih besar.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asmelya Dini Nurjannah
Abstrak :
Picky eating atau perilaku pilih-pilih makanan sering terjadi pada anak usia prasekolah dan hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Picky eating dapat menyebabkan kekhawatiran tentang komposisi nutrisi dari makanan dan berbagai dampak kesehatan yang merugikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara praktik pemberian makan oleh orang tua terhadap kejadian picky eating pada anak usia prasekolah di Indonesia. Desain penelitian ini adalah desain cross sectional dan menggunakan instrumen Child Feeding Questionnaire (CFQ) serta Child Eating Behaviour Questionnaire (CEBQ). Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 457 responden yang dipilih dengan teknik multistage cluster sampling di 10 Provinsi di Indonesia yaitu Provinsi D.K.I Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, dan Sulawesi Selatan. Data dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat (uji Chi Square). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 37,4% anak berperilaku picky eating. Uji bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara praktik tekanan untuk makan (p<0,001), pembatasan makanan (p<0,001), dan kontrol makan anak (p=0,004) dengan kejadian picky eating. Untuk mencegah perilaku picky eating pada anak, orang tua perlu melakukan pengenalan berbagai jenis makanan kepada anak tanpa tekanan atau paksaan, meluangkan waktu makan bersama, memberikan contoh perilaku makan yang baik, dan melibatkan anak dalam persiapan makanan. ......Picky eating behavior often occurs in preschoolers and this may caused by many factors. Picky eating may cause concern about the nutritional composition of foods and various adverse health effects. This study aims to identify the relationship between parental feeding practices and the incidence of picky eating in preschool- aged children in Indonesia. The design of this study is a cross sectional design and used Child Feeding Questionnaire (CFQ) and Child Eating Behavior Questionnaire (CEBQ). This research was conducted by involving 457 respondents who were selected using a multistage cluster sampling technique in 10 provinces in Indonesia, namely D.K.I Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, and Sulawesi Selatan. Data were analyzed using univariate and bivariate analysis (Chi Square test). The results showed that there were 37.4% children with picky eating behavior. Bivariate test showed that there was a significant relationship between the practice of pressure to eat (p<0.001), food restriction (p<0.001), and food monitoring (p=0.004) with the incidence of picky eating. To prevent picky eating behavior in children, parents need to introduce various types of food to their children without pressure or coercion, spend time eating together, provide a good examples of eating behavior, and involve children in food preparation.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ershanda Nadhira Syifarini
Abstrak :
Perkembangan sosial emosional merupakan salah satu perkembangan yang terjadi pada anak usia pra sekolah yang dapat dipengaruhi oleh penggunaan media elektronik. Penggunaan media elektronik dalam jangka panjang dan tanpa pengawasan orang tua menyebabkan meningkatnya screen time pada anak dan dapat menyebabkan gangguan perilaku emosional. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan screen time dengan perkembangan sosial emosional anak usia pra sekolah di Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling melibatkan 216 responden (ibu) dari anak pra sekolah yang berasal dari 3 TK di Depok yang terpilih. Instrumen diukur dengan Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE) dan kuesioner screen time. Hasil utama penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara screen time dengan perkembangan sosial emosional anak usia pra sekolah di Depok (p value = <0,001). Penelitian ini merekomendasikan pembatasan penggunaan screen time pada anak usia pra sekolah. Selain itu perlu adanya edukasi baik dari sekolah maupun mahasiswa keperawatan terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak, yaitu screen time. ......Social emotional development is one of the developments that occur in pre-school children, which can be influenced by using electronic media. The use of electronic media in the long term and without parental supervision leads to increased screen time in children and can have an impact on their social emotional development such as emotional behavior disorders. Therefore, the purpose of this study is to identify the relationship between screen time and the social emotional development of pre-school children in Depok. This research used a cross-sectional design and cluster random sampling technique involving 216 respondents (mothers) of pre-school children from 3 selected kindergartens in Depok. Social emotional problems were measured with the Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE) and screen time questionnaire. The main result showed an association between screen time and social emotional development of pre-school children in Depok (p value = <0.001). According to the results of this study, it is necessary to limit the use of screen time in pre-school children according to existing recommendations, in addition to the need for education both from schools and nursing students related to factors that can affect children's social emotional development, especially screen time.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>