Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Agung Ismail
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah job insecurity berhubungan dengan komitmen perubahan dan dimensi komitmen perubahan pada karyawan perusahaan rintisan berbasis digital. Partisipan penelitian meliputi 112 karyawan yang bekerja pada perusahaan rintisan (startup) berbasis digital (web, aplikasi, dll) yang berasal dari Indonesia dan sudah berdiri antara satu hingga lima tahun. Komitmen perubahan diukur menggunakan kuesioner yang diadaptasi berdasarkan Commitment to Change Inventory. Job insecurity diukur dengan menggunakan adaptasi Job Insecurity Scale. Hasil perhitungan Pearson correlation menunjukkan bahwa job insecurity tidak berhubungan signifikan terhadap komitmen perubahan (r= -0,02, p>0,05) dan komitmen perubahan normatif (r= -0,09, p>0,05). Selain itu job insecurity ditemukan berhubungan negatif signifikan dengan komitmen perubahan afektif (r= -0,29, p<0,01) dan positif signifikan dengan komitmen perubahan kontinuans (r= 0,29, p<0,01). Hasil penelitian dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan rintisan berbasis digital untuk memerhatikan job insecurity sebagai faktor yang berkaitan dengan komitmen perubahan afektif dan kontinuans.
This study aimed to see whether job insecurity was related to commitment to change and commitment to change dimensions in digital-based startup company employees. Study participants was comprised of 112 employees who worked in a digital-based startup company (web, application, etc.) that originated from Indonesia and was established between one to five years. Commitment to change was measured using questionnaire adapted based on Commitment to Change Inventory. Job insecurity was measured using the adaptation of Job Insecurity Scale). Pearson Correlation calculation results showed that job insecurity were not significantly related to commitment to change (r= -0,02, p>0,05) and normative commitment to change (r = -0,09, p> 0,05). Furthermore, job insecurity was found significantly negatively related with affective commitment to change (r = -0,29, p <0,01) and significantly positive with continuance commitment to change (r = 0,29, p <0,01). The results of the study could give digital-based startups consideration to give attention to job insecurity as one of the factors that related to affective and continuance commitment to change.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diajeng Tri Padya, athor
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan teknologi saat ini tidak hanya berisi informasi positif, informasi yang negatif pun mudah diperoleh melalui media internet. Untuk mengatasi dampak negatif yaitu gambar pornografi, salah satunya adalah pemfilteran gambar porno. Disini penulis mencoba menerapkan pengenalan pola untuk mengklasifikasi apakah gambar itu termasuk porno atau non porno. Proses klasifikasi konten gambar porno dilakukan melalui tiga tahapan utama. Pada tahap awal dilakukan pra-proses untuk memodifikasi resolusi data kualitas citra dilanjutkan dengan ekstraksi fitur menggunakan dekomposisi wavelet haar bertingkat tiga dan empat agar ukuran citra tidak terlalu besar. Setelah itu dilakukan proses reduksi dimensi menggunakan Principal Component Analysis (PCA). PCA menentukan komponen penting dari citra dengan melihat dari varians yang direpresentasikan oleh nilai eigen, sehingga jumlah komponen yang akan dimasukkan ke proses pembelajaran tidak terlalu banyak, untuk menghindari curse of dimentionality. Baru setelah itu dilakukan proses klasifikasi. Pada penelitian ini telah dilakukan perbandingan algoritma SVM dengan BP untuk klasifikasi konten gambar porno. Untuk proses ekstraksi ciri digunakan metode wavelet pada masing-masing kedua metode tersebut. Pada penelitian ini digunakan 60 data uji, masing-masing 30 citra untuk kelas porno dan non porno. Tingkat akurasi yang diperoleh dengan menggunakan metode SVM lebih tinggi dibandingkan BP, yaitu 88,33% dan 86,67%.
ABSTRACT
Nowadays the development of technology is not only containing positive information, but also negative information that has easy accesses through the Internet. To overcome the negative impact of images of pornography, one of which is the filtering of pornographic images. By this writing, the author tries to apply recognition patterns to classify whether an image is pornography or not. Pornographyc image content classification process is going through four main step. First is pre-processing to modify resolution the image quality then is feature extraction using level 3 and 4 haar wavelet decomposition, so that the image is not too big. Second is dimentionality reduction using Principal Component Analysis (PCA). PCA determine the principal component of the image from variances, which represented by eigen value. So the component that will be used in learning step is much fewer, to avoid the curse of dimentionality. And the last step is classification process. This study was performed to compare SVM method with BP method for classification of image is pornography or not. For feature extraction uses wavelet method, and each of the two methods. This study made use of 60 test data, each of 30 images for porn and non-porn class. The accuracy obtained by SVM higher than BP, with 88,33% and 86,77%.
2016
S63224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anestya Pramana
Abstrak :
Studi ini didasarkan pada analisis terhadap kriteria evaluasi yang digunakan oleh Perusahaa Modal Ventura (PMV) untuk melakukan seleksi terhadap perusahaan rintisan berbasis teknologi asal Indonesia dan mencoba membedakan kriteria seperti apa yang dianggap lebih penting oleh PMV sehingga perusahaan rintisan dapat diproyeksikan dapat memberikan pengembalian terhadap investasi awal sebesar lebih dari lima kali lipat (high-flyer investment).Dengan menggunakan data primer yang dihimpun lewat kuesioner untuk penelitian kuantitatif serta wawancara mendalam untuk penelitian kualitatif lanjutan, dilakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang termasuk dalam tiga aspek utama yang dievaluasi oleh PMV yaitu kondisi perusahaan, produk, serta pasar. Regresi logistik mengungkapkan bahwa perusahaan dengan performa produk yang sudah melewati fase Minimum Viable Product (MVP) memiliki peluang sangat besar untuk divaluasi lebih dari lima kali valuasi pada saat investasi oleh PMV dibandingkan perusahaan rintisan yang mengusung produk atau jasa yang belum divalidasi, dan pengolahan wawancara kualitatif lanjutan menunjukkan preferensi PMV terhadap perusahan yang merupakan fast followers dibandingkan para pionir, serta faktor pendiri yang dianggap sangat penting oleh PMV dalam pengambilan keputusan investasi. ...... This study is based on the analysis of the criteria used by Venture Capital (VC) firms to conduct assessment of Indonesian tech startups and try to understand what criteria are considered more important than the others by VCs so that the startups evaluated can be projected to return initial investment by more than five times (high-flyer investment). By using primary data collected through questionnaires for quantitative research as well as interviews for advanced qualitative reasearch, research was carried out on variables that are considered representative of three main aspects evaluated by VC firms, which are company, product, and market factors. Logistic regression results revealed that companies with product performance that have passed the Minimum Viable Product (MVP) phase have a significantly huge opportunity to be evaluated having the capability to be valued over five times its valuation at the time of VC investment compared to those who offer products or services that have not been validated. Sequential qualitative interview findings indicate VC preferences for companies that are fast followers over the pioneers, as well as founder factor being very important that it holds premium factor in investment decisions made by VCs.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavian Budiansyah
Abstrak :
Perusahaan rintisan merupakan perusahaan yang baru dibentuk dengan tujuan bersaing dalam industri yang kompetitif. Perusahaan rintisan seringkali mengalami kegagalan dalam tahun-tahun awal perkembangannya. Kuliner merupakan salah salah satu bisnis yang paling sulit untuk dijalankan dengan tingkat kegagalan yang tertinggi diantara perusahaan rintisan. Tingginya persaingan dalam bisnis kuliner di Indonesia membuat para pemilik usaha perlu memiliki strategi khusus agar dapat bersaing dan bertahan hidup dalam persaingan. Penelitian ini bertujuan untuk menjadi referensi bagi pengusaha pemula dibidang kuliner mengenai faktor-faktor kesuksesan dan strateginya. Penelitian ini menggunakan metode AHP, kuesioner, dan wawancara kualitatif pada usaha kuliner di Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemilihan strategi dan kualitas makanan menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan usaha kuliner. Strategi yang paling banyak digunakan dalam usaha kuliner ialah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Startups are newly born companies which aim to have a competition in industry. Stratup usually fail in their first year. Culinary is one of the most difficult business and suffer some of the highest failure rates among stratup. The high competition in the culinary business in Indonesia makes business owners need to have a specific strategy in order to compete and survive in competition. This study aims to become a reference for novice entrepreneurs in the culinary field regarding the factors of success and strategy. This study uses the AHP method, questionnaires, and qualitative interviews on culinary efforts in Jabodetabek. The results of the study show that the owner charachters and quality is the most influential factor in culinary business success. The most widely used strategy in culinary endeavors is market penetration and product development strategy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adita Evalina Fitria Utami
Abstrak :
ABSTRAK
Perusahaan rintisan adalah organisasi pada fasa awal dan berada pada tahap pengembangan. Karakteristik dan stategi berbeda dengan perusahaan yang terlah lama berdiri. Metode penelitian menggunakan wawancara kualitatif, AHP (Analytical Hirerarchy Process) pemanfaatan sosial media untuk meningkatkan pangsa pasar perusahaan rintisan. Objek penelitian ini adalah perusahaan rintisan pada bidang kedai kopi Indonesia. Hal menarik pada setiap kedai kopi ada pada proses pemilihan biji kopi, pemanggangan, dan penyeduhan sehingga membuat karakteristiknya berbeda. Pemilik Usaha rintisan kedai kopi memiliki karakter (visi, misi, pengetahuan, pengalaman, dll) merupakan faktor keberhasilan terpenting yang harus dimiliki oleh pemilik usaha yang didapatkan berdasarkan hasil perhitungan AHP. Hal ini dikarenakan pemilik merupakan orang yang akan mengarahkan karyawan dalam menjalankan bisnisnya. Strategi yang paling banyak digunakan adalah tipe strategi intensif dan diversifikasi. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan strategi yang paling diunggulkan oleh pemilik Kedai kopi.
ABSTRACT
Startup companies are organizations in the initial phase and are at the development stage. Characteristics and strategies differ from companies that have long been established. The research method used qualitative interviews, AHP (Analytical Hierarchy Process) to use social media to increase the market share of startups. The object of this research is a pilot company in the field of Indonesian coffee shops. Interesting things at each coffee shop are in the process of selecting coffee beans, roasting and brewing so that they make different characteristics. The owner of the coffee shop has character (vision, mission, knowledge, experience, etc.) is the most important success factor that must be owned by the business owner obtained based on the results of AHP calculations. This is because the owner is a person who will direct employees in running their business. The most widely used strategy is the type of intensive and diversified strategy. The strategy of market penetration and product development is the most favored strategy by the owner of the Coffee Shop.
2019
T53731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Dwi Gayatry
Abstrak :
Perencanaan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam perusahaan, perencanaan tersebut dapat dituangkan menggunakan perencanaan laba. Dengan membuat perencanaan laba, manajer dapat mengevaluasi apakah strategi yang mereka inginkan akan menghasilkan nilai dan mengestimasi apa dampak ekonomi dari setiap alternatif strategi yang berbeda. PT X merupakan sebuah perusahaan rintisan yang didirikan di Jakarta pada tahun 2017 dan bergerak di industri jasa boga. Sejak awal pendiriannya, perusahaan menunjukkan kinerja yang baik dengan membukukan laba yang meningkat setiap tahunnya. Perusahaan bahkan berhasil mendapatkan dana hibah dan investor untuk memberikan pendanaan untuk mengembangkan bisnisnya. Namun untuk pertamakalinya sejak didirikan, pada tahun 2020 perusahaan membukukan kerugian bersih walaupun penjualannya mengalami peningkatan pada tahun tersebut. Hal ini menunjukkan adanya permasalahan dalam pengelolaan biaya. Jika perusahaan memiliki perencanaan laba yang baik, seharusnya perusahaan akan tetap membukukan laba karena jika penjualan naik maka laba juga akan mengikuti. Sama seperti perusahaan lainnya yang baru didirikan, PT X masih belum memiliki perencanaan laba yang bersifat formal. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan perencanaan laba yang bisa digunakan oleh perusahaan dalam mengimplementasikan strategi yang telah dipilih perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah perencanaan laba untuk PT X yang disusun menggunakan metode 3 roda menurut Simons (2000), yaitu roda laba, roda kas, dan roda ROE ......Planning is a tool used to achieve company goals. In a company, planning can be poured using profit planning. By making profit planning, manager can evaluate whether their desired strategy will generate value and estimate the economic impact of each different strategic alternatives. PT X is a start-up company that was founded in Jakarta in 2017 and engaged in the catering service industry. Since its inception, the company has shown good performance by booking an increasing profit every year. The company even managed to get grant fund and investor to provide funding to develop its business. However, for the first time since its establishment, in 2020 the company booked a net loss even though its sales increased that year. This indicates a problem in costs management. If the company has a good profit planning, the company should still book profits because if sales increase, profits will also follow. Just like other newly established companies, PT X still does not have a formal profit planning. This study aims to implement profit planning that can be used by the company in implementing the strategy that has been chosen by the company. The result of this study is profit planning for PT X which is derived using the 3 wheels method according to Simons (2000), namely the profit wheel, cash wheel, and ROE wheel.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Gupitararas
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara work-life balance terhadap komitmen perubahan karyawan pada perusahaan rintisan berbasis digital. Work-life balance terdiri atas dimensi work interference with personal life (WIPL), personal life interference with work (PLIW), work enhancement of personal life (WEPL), dan personal life enhancement of work (PLEW). Komitmen perubahan terdiri atas dimensi komitmen perubahan afektif, kontinu, dan normatif. Penelitian menggunakan alat ukur Commitment to Change Inventory (Herscovitch & Meyer, 2002) dan Work/Nonwork Scale (Fisher et al., 2009) yang diadaptasi oleh Khairan (2015) dan Askandar (2011). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 112 karyawan yang bekerja dalam perusahaan rintisan berbasis digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi WEPL terhadap komitmen perubahan normatif (r = 0,24, p < 0,05). Hasil penelitian dapat berkontribusi bagi perusahaan sebagai pertimbangan untuk memerhatikan work-life balance karena berkaitan dengan komitmen perubahan karyawan.
ABSTRACT
The purpose of this study is to identify the relationship between work-life balance and employee commitment to change in digital-based startup company. Work-life balance was comprised of work interference with personal life (WIPL), personal life interference with work (PLIW), work enhancement of personal life (WEPL), and personal life enhancement of work (PLEW) dimensions. Commitment to change comprised of affective commitment to change, continuance commitment to change, and normative commitment to change dimensions. This study used Commitment to Change Inventory (Herscovitch & Meyer, 2002) and Work/Nonwork Scale (Fisher et al., 2009) that had been adapted by Khairan (2015) and Askandar (2011). This study used 112 employees who work at digital-based startup company as a sample. Results indicated there was a significant relationship between WEPL and normative commitment to change (r = 0,24, p < 0,05). Results of this study could contribute to company as a consideration to attend to work-life balance, since it was related to employee commitment to change.
2016
S63297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Riyanto
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai perusahaan modal ventura sebagai salah satu lembaga pembiayaan di Indonesia yang menjadi alternatif sumber pembiayaan bagi usaha yang sulit memperoleh pembiayaan konvensional salah satunya berasal dari bank. Salah satu kegiatan usaha perusahaan modal ventura adalah penyertaan saham yang menurut hukum Indonesia diwajibkan untuk dilakukannya divestasi pada jangka waktu tertentu. Dalam hal terdapat perusahaan modal ventura asing yang melakukan pembiayaan secara langsung kepada pihak pasangan usaha di Indonesia, tidak terdapat ketentuan divestasi. Mengacu kepada ketentuan tersebut, maka perusahaan modal ventura dalam negeri dirugikan dengan adanya kewajiban divestasi, sementara perusahaan modal ventura asing dapat dengan bebas menanamkan modalnya tanpa adanya kewajiban divestasi. Didalam prakteknya, khususnya kegiatan usaha dalam bidang platform e-marketplace, pembiayaan lebih banyak ditemukan oleh perusahaan modal ventura asing dibandingkan perusahaan modal ventura dalam negeri. Penelitian ini mengambil contoh salah satu perusahaan rintisan di Indonesia berbasis Platform E-Marketplace yaitu PT. Tokopedia sebagai salah satu perusahaan yang mendapatkan pembiayaan dari perusahaan modal ventura asing. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis-normatif. ......This study discusses the venture capital firms as one of the financing institutions in Indonesia which became an alternative source of financing for businesses that are difficult to obtain conventional financing as example one of them came from banks. One of the activities of a venture capital firms is equity participation which, according to Indonesian law, is required for divestment for a certain period of time. In case of a foreign venture capital firm financing directly to business partners in Indonesia, there is no divestment provision. Referring to these provisions, domestic venture capital firms are impaired by divestment obligations, while foreign venture capital firms can freely investing without divestment obligations. In practice, particularly business activities in the e marketplace platform, more financing is found by foreign venture capital firms than in domestic venture capital firms. This research takes the example of one of the e marketplace platform start up companies in Indonesia, PT. Tokopedia as one of the companies that get financing from foreign venture capital firm. This research method using juridical normative research method.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S69703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Uliarta
Abstrak :
ABSTRAK
Perusahaan rintisan digital (startup) pada umumnya menjadi pendorong utama perkembangan ekonomi digital. Sebagai perusahaan yang mengedepankan inovasi, investasi pada startup memiliki risiko yang sangat tinggi. Salah satu pendanaan startup berasal dari investasi modal ventura. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebijakan pajak di Indonesia yang bertujuan untuk mendorong modal ventura yang berinvestasi pada startup, menggambarkan insentif pajak untuk investasi modal ventura yang diterapkan di Singapura dan Cina dan menganalisis alternatif kebijakan pajak yang dapat diterapkan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk mendukung modal ventura yang berinvestasi pada startup, pemerintah Indonesia memberikan insentif pajak dalam bentuk pengecualian pengenaan pajak atas dividen. Insentif pajak yang diberikan tidak menarik investasi karena tidak sesuai dengan model investasi modal ventura. Insentif pajak untuk modal ventura yang diterapkan di Singapura diberikan dalam bentuk pengecualian pengenaan pajak atas capital gain, bunga, dan dividen, sementara Cina memberikan insentif pajak dalam bentuk pengurangan pajak. Alternatif insentif pajak yang direkomendasikan untuk diterapkan di Indonesia adalah dalam bentuk pengurangan pajak sebagaimana diterapkan di Cina.
ABSTRACT
Startups are typically at the heart of digital economy development. Startups-which mostly promote innovation-are very high risk in terms of funding. One of the startups source of funding is venture capital investment. The aims of this study were to analyze tax policy in Indonesia which is intended to encourage venture capital investment in startups, describe the tax incentives for venture capital investing in startups which are applied in Singapore and China and analyze tax policy alternative that could be applied in Indonesia. This research was conducted using qualitative approach and qualitative data analysis techniques. In this study, it was known that to support venture capital investment in startups, Indonesias government provides tax incentives in the form of tax exemption on dividends. It was known that the tax incentive given does not attract investment because it does not consider the venture capital investment model. Tax incentives for venture capital applied in Singapore are given in the form of tax exemption of capital gains, interest and dividends, while China provides tax incentives in the form of tax offsets on investment or investment allowances. The recommended tax incentive to be applied in Indonesia is in the form of a tax offset on investment or investment allowance as applied in China.
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikrotun Nadiyya
Abstrak :
Semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan rintisan di Indonesia saat ini, menyebabkan munculnya tren unik dalam proses pengerjaan proyek. Praktik pengerjaan proyek pada perusahaan rintisan saat ini dilakukan oleh individu atau pihak yang tidak dikenal secara langsung, terpisah fisik dengan klien, serta mekanisme pengadaannya dalam bentuk gig economy. Hal ini dapat berpotensi memberikan ancaman bagi keberlangsungan proyek dikarenakan adanya risiko kegagalan yang relatif tinggi serta kurangnya penerapan standar manajemen proyek. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kematangan manajemen proyek pada online gig economy menggunakan Kerzner Project Management Maturity Model (KPMMM). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dari KPMMM yang berisi 80 pertanyaan pilihan ganda kepada 10 online gig worker secara online. Dari hasil pengolahan data penilaian jawaban kesepuluh responden ditemukan bahwa saat ini tingkat kematangan manajemen proyek pada online gig economy berada pada tingkat 1 atau common language. ......The development of the startup in Indonesia is quite rapid, that causing the emergence of a unique trend in the process of working on a project. The practice of working on projects at startup is currently carried out by individuals or unknown parties directly, physically separated from clients, and procurement mechanisms in the form of gig economy. This can potentially give a threat to the sustainability of the project due to the relatively high risk of failure and the lack of application of project management standards. This study aims to determine the level of project management maturity in the online gig economy using the Kerzner Project Management Maturity Model (KPMMM). Data collection was carried out by distributing questionnaires from KPMMM containing 80 multiple choice questions to 10 online gig workers. The results of data processing from the responses of the ten respondents found that the current level of project management maturity in online gig economy is at first level or common language.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>