Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S7151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S6997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisyah
Abstrak :
Menstrual hygiene merupakan kegiatan untuk menjaga kebersihan ketika seorang perempuan mengalami menstruasi. Perilaku menstrual hygiene yang buruk menjadi salah satu penyebab terjadinya Infeksi Saluran Reproduksi (ISK) dan kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran perilaku menstrual hygiene pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Jumlah responden penelitian ini adalah 102 remaja (10-19 tahun) di SMP dan SMA di Cibinong, Kabupaten Bogor yang dikumpulkan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Practice of Menstruation Hygiene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 95,1% remaja memiliki perilaku menstrual hygiene yang baik. Program terkait kesehatan reproduksi yang sudah dijalankan di Kabupaten Bogor diharapkan dapat terus ditingkatkan agar perilaku menstrual hygiene remaja terus baik. Penelitian selanjutnya dapat menganalisa lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menstrual hygiene pada remaja ......Menstrual hygiene is an activity to maintain hygiene when a woman is menstruating. Poor menstrual hygiene behavior is one of the causes of Reproductive Tract Infections. This study aims to identify the description of menstrual hygiene behavior in adolescents. This study uses a quantitative method with a descriptive research design. The number of respondents were 102 adolescents (10-19 years) in junior and senior high school in Cibinong, Bogor and were collected by purposive sampling technique. The instrument used is the Practice of Menstruation Hygiene questionnaire. The results showed that 95.1% of adolescents had good menstrual hygiene behavior. It is hoped that programs related to reproductive health that have been implemented in Bogor can continue to be improved so that adolescent menstrual hygiene behavior continues to be good. Future research can further analyze the factors that influence menstrual hygiene behavior in adolescents.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Martin
Abstrak :
Upaya penurunan risiko obesitas adalah hal yang penting karena obesitas menjadi resiko dari penyakit tidak menular (PTM) yang menyebabkan kematian. Didapatkan juga data peningkatan overweight dan obesitas pada mahasiswa baru Universitas Indonesia. Sehingga, diperlukan metode lain salah satunya dengan pendidikan sebaya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan proporsi pengetahuan dan proses perubahan perilaku untuk mengurangi berat badan dari pengaruh pendidikan sebaya sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan rancangan one group pre-test and post-test design. Jumlah besar sampel sebanyak 14 orang yang berasal dari mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) Universitas Indonesia. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pendidikan sebaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan obesitas (p-value=0,008) setelah adanya perlakuan dibandingkan sebelum adanya perlakuan. Pendidikan sebaya juga memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan proses perubahan perilaku untuk mengurangi berat badan berupa peningkatan indikator emotional re-evaluation (EmR) (p-value=0,031), weight consequences evaluations (WCE) (p-value=0,031), dan weight management actions (WMA) (p-value=0,016). Sementara, pendidikan sebaya tidak menunjukan hasil signifikan pada peningkatan supporting relationship (SR) (p-value=0,125). Pendidikan sebaya terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan obesitas dan proses perubahan perilaku untuk mengurangi berat badan. Sehingga, dapat digunakan sebagai alternatif metode untuk melakukan pendekatan pendidikan kesehatan khususnya pada intervensi obesitas pada remaja. ......fforts to reduce the risk of obesity are crucial as obesity poses a risk of non-communicable diseases (NCDs) that can lead to death. Data also indicate an increase in overweight and obesity among new students at the University of Indonesia. Therefore, alternative methods are needed, one of which is peer education. The aim of this research is to determine the difference in the proportion of knowledge and the tendency to change behavior to reduce weight due to the influence of peer education before and after receiving education. This study is a quasi-experimental research with a one-group pre-test and post-test design. The large sample size consisted of 14 individuals from the Health Sciences Cluster (RIK) at the University of Indonesia, selected using purposive sampling. Peer education has a significant impact on the increase in obesity knowledge (p-value=0.008) after the intervention compared to before the intervention. Peer education also has a significant effect on increasing the tendency to change behavior to reduce weight, as indicated by the increase in emotional re-evaluation (EmR) (p-value=0.031), weight consequences evaluations (WCE) (p-value=0.031), and weight management actions (WMA) (p-value=0.016). However, peer education did not show a significant result in the increase of supporting relationship (SR) (p-value=0.125). Peer education has proven to be effective in improving obesity knowledge and the tendency to change behavior to reduce weight. Thus, it can be used as an alternative method for health education, especially in obesity interventions for adolescents.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Buku Remaja dan Perilaku Berisiko di Era Digital: Penguatan Peran Keluarga ini disusun berdasarkan studi lima tahun (2015-2019) Pusat Penelitian Kependudukan LIPI. Buku ini terdiri dari tujuh bab, yang diawali dengan pengantar untuk memberikan gambaran komprehensif tentang studi yang dilakukan. Bab kedua menggambarkan kondisi dan karakteristik sosial demografi remaja, dilanjutkan dengan aspek pengetahuan dan pemahaman remaja (bab ketiga) serta perilaku berisiko mereka di era digital (bab keempat). Selanjutnya bab kelima memaparkan interaksi remaja dengan keluarga dan lingkungan sosial terdekat lainnya, sedangkan bab keenam mendiskusikan kebijakan dan program terkait dengan remaja dan keluarga. Bab ketujuh merupakan penutup yang merekomendasikan pentingnya integrasi dalam implementasi program terkait remaja. Buku ini mendiskusikan dinamika remaja dan keluarga di era digital, termasuk peran penting keluarga dalam mencegah perilaku berisiko remaja. Pembahasan yang komprehensif, baik dari sisi remaja, keluarga, lingkungan sosial terdekat, maupun dari sisi kebijakan dan program menjadikan buku ini penting untuk dibaca oleh pemangku kepentingan, akademisi, dan pihak-pihak yang memiliki perhatian terhadap isu dan permasalahan terkait remaja dan keluarga, terlebih dalam era digital sekarang ini.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2020
364.3 REM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmina
Abstrak :
Abstrak
Penggunaan pembalut yang kurang tepat dapat berimplikasi pada terjadinya berbagai masalah kesehatan reproduksi. Perilaku penggunaan pembalut diinisiasi oleh domain pengetahuan dan sikap. Remaja putri merupakan kelompok paling rentan dimana terdapat kecenderungan mengembangkan stigma negatif terhadap menstruasi sehingga berimbas pada kekurangterpaparan terhadap informasi higienitas menstruasi. Penelitian ini dikembangkan untuk mengonfirmasi pengetahuan dan sikap dalam menginisiasi pembentukan perilaku penggunaan pembalut pada remaja putri di daerah pedesaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Pemilihan lokasi dan sampel penelitian ditentukan secara purposive dengan memasukkan seluruh siswi Sekolah Menengah Per-tama Negeri X Tondong Tallasa yang telah mengalami menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan remaja putri memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan pembalut yang masih kurang dengan persentase berturut-turut 57,45%, 57,45%, dan 70,21%. Temuan lain dalam penelitian ini mengindikasikan adanya perbedaan perilaku penggunaan pem-balut pada remaja putri menurut pengetahuan dan sikap. Meskipun demikian, tidak ditemukan adanya signifikansi pengetahuan dan sikap dalam perilaku penggunaan pembalut pada responden (p> 0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap tidak menunjukkan asosiasi dengan perilaku penggunaan pembalut pada remaja putri di daerah pedesaan. Pada penelitian berikutnya diharapkan menyertakan variabel kontributor yang lain dengan me-libatkan jumlah sampel yang lebih besar.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
610 UI-JKI 21:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Untari
Abstrak :
Merokok merupakan faktor resiko penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan kesakitan pada individu maupun orang lain yang terpapar asap rokok. Data WHO di Indonesia pada tahun 2015 menyatakan prevalensi perokok aktif disemua kalangan usia sebanyak 51,1%. Kemudian data GYTS pada tahun 2009 menyatakan perokok remaja sebesar 57,8% pada laki-laki dan 6,4% pada perempuan. 72,5% remaja menyatakan setuju bahwa asap  rokok berpengaruh buruk terhadap kesehatan, namun pertanyaan ini bertolak belakang dengan peningkatan trend usia merokok pada kalangan remaja usia 13-15 tahun sebesar 36,3% pada tahun 2007, 43,3% pada tahun 2010, dan 55,4% pada tahun 2013. Pada penelitian sebelumnya, perilaku merokok remaja juga dihubungkan dengan faktor stress, bully, dan pemantauan orang tua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan variabel independen yaitu gangguan mental, bully, dan pemantauan orang tua dengan variabel dependen yaitu perilaku merokok pada remaja di Indonesia dengan menggunakan desain studi cross sectional dan data sekunder dari survey global kesehatan pelajar berbasis sekolah pada tahun 2015 yang di teliti oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia (Litbangkes RI). Sampel penelitian yang digunakan adalah total sampling yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan ekklusi, yang kemudian data akan dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara gangguan mental dan bully dengan perilaku merokok pada remaja, serta tidak adanya hubungan pemantauan orang tua dengan perilaku merokok pada remaja.
Smoking is a risk factor for non-communicable diseases that can cause pain in individuals and other people who are exposed to cigarette smoke. WHO data in Indonesia in 2015 stated that the prevalence of active smokers in all ages was 51.1%. Then the GYTS data in 2009 stated that adolescent smokers were 57.8% in men and 6.4% in women. 72.5% of adolescents agree that cigarette smoke adversely affects health, but this question contrasts with an increase in the trend of smoking age among adolescents aged 13-15 years by 36.3% in 2007, 43.3% in 2010, and 55.4% in 2013. In previous studies, adolescent smoking behavior was also associated with stress factors, bullying, and parental monitoring. The purpose of this study was to analyze the relationship of independent variables namely mental disorders, bullying, and monitoring of parents with dependent variables namely smoking behavior in adolescents in Indonesia by using a cross sectional study design and secondary data from the 2015 global survey of school-based student health examined by the Health Research and Development Agency of the Republic of Indonesia (Litbangkes RI). The research sample used was total sampling which had fulfilled the inclusion and exclusion criteria, which then the data would be analyzed by univariate, bivariate, and multivariate. The conclusion of this study is the relationship between mental disorders and bullying with smoking behavior in adolescents, as well as the absence of a relationship between monitoring parents and smoking behavior in adolescents.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Amelia
Abstrak :
Kebersihan genitalia merupakan aspek yang harus diperhatikan dengan baik pada saat remaja, karena pada saat itulah individu mengalami perubahan-perubahan pada organ reproduksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku merawat kebersihan area genitalia. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan teknik total sampling pada 102 siswi SMPIT Darul Hikmah Kota Bekasi. Untuk meneliti perilaku tersebut, peneliti menggunakan instrumen yang meliputi pertanyaan terkait cara menjaga kebersihan area genitalia sehari-hari dan juga pada saat menstruasi. Hasil penelitian dengan metode cut of point menunjukkan bahwa terdapat 44,1% siswi memiliki perilaku baik, dan 55,9% siswi memiliki perilaku buruk terkait perilaku menjaga kebersihan area genitalia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah siswi yang memiliki perilaku buruk lebih banyak dari siswi yang memiliki perilaku baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan masih sangat dibutuhkan untuk remaja dalam menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam fase tumbuh kembangnya. ......Genital hygiene is very important during adolescence since individual experiences physical changes at that period. This study aimed to describe the behavior of adolescents in treating genital hygiene. This research was conducted by using total sampling technique on 102 students in SMPIT Darul Hikmah Bekasi. to measure that, the researcher used an instrument questioning students' daily and during menstruation behavior in maintaining cleanliness of their genital area. It turned out that there are 55,9% students with poor behavior, on the other hand there are 44.1% students with good behavior. It showed that health education is still needed for teenagers to address the physical changes changes that might occur in in her developmental phase.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Tri Monica
Abstrak :
Infeksi HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan yang besar di Indonesia. Hingga maret 2021 terdapat sebanyak 427.201 orang yang terinfeksi HIV di Indonesia, sedangkan kasus AIDS dilaporkan sebanyak 131.417. Di Bengkulu pada Januari 2021 hingga April 2022 terdapat 199 kasus HIV/AIDS, 108 diantaranya berasal dari Kota Bengkulu. Secara konsisten jumlah kasus HIV pada remaja dengan kelompok usia 15-24 tahun di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya sejak 2012 hingga saat ini. Oleh karena itu, pencegahan HIV pada remaja perlu menjadi perhatian khusus karena diyakini dapat menjadi kunci penting dalam pengendalian penularan infeksi HIV/AIDS. Pentingnya mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang HIV/AIDS agar dapat meminimalisir resiko terjadinya infeksi HIV sehingga dapat menurunkan jumlah kasus dan tingkat penyebarannya. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif-deskriptif dengan pendekatan cross-sectional melalui survei. Sampel penelitian diambil dari 2 SMA Negeri Kota Bengkulu yang berusia 15-18 tahun dengan jumlah sebanyak 100 sampel. Data dikumpulkan dengan metode cluster sampling melalui pengisian kuesioner. Sehingga telah diketahuinya pengetahuan, sikap, dan perilaku Remaja Kota Bengkulu tentang HIV/AIDS di Era Pandemi Covid-19. ......HIV/AIDS infection is still a major health problem in Indonesia. Until March 2021, there were 427,201 people infected with HIV in Indonesia, while AIDS cases were reported as many as 131,417. In Bengkulu from January 2021 to April 2022 there were 199 cases of HIV/AIDS, 108 of them came from Bengkulu City. Consistently the number of HIV cases in adolescents in the 15-24 years age group in Indonesia tends to increase every year since 2012 until now. Therefore, HIV prevention in adolescents needs special attention because it is believed to be an important key in controlling the transmission of HIV/AIDS infection. The importance of knowing the knowledge, attitudes, and behavior of adolescents about HIV/AIDS in order to minimize the risk of HIV infection so as to reduce the number of cases and the rate of spread. This study uses a quantitative-descriptive design with a cross-sectional approach through a survey. The research sample was taken from 2 Bengkulu City Senior High Schools aged 15-18 years with a total of 100 samples. Data were collected by cluster sampling method through filling out a questionnaire. So, the knowledge, attitudes, and behavior of Bengkulu City Adolecents about HIV/AIDS in the Covid-19 Pandemic Era are known
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meinil Santina
Abstrak :
Remaja menurut WHO adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yaitu batasan usia 10 sampai 19 tahun. Permasalahan remaja begitu kompleks. Pengaruh media massa memancing remaja untuk mengadaptasi kebiasaan tidak sehat. Akibatnya remaja rawan terjangkit penyakit Menular seksual, aborsi dan ketergantungan Napza. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku remaja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi siswa Paket B Setara SMP PKBM Bina Insan Mandiri, Kota Depok. Jenis penelitian ini adalah kuantitaif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan 54,6% responden pernah berperilaku berisiko dan faktor personal yang berhubungan secara signifikan adalah pada variabel jenis kelamin, pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi dan faktor lingkungan yang berhubungan signifikan adalah variabel akses terhadap media informasi. Berdasarkan hasil penelitian, perlunya diselenggarakan pendidikan kesehatan bagi remaja dan program pelayanan kesehatan peduli remaja di PKBM Bina Insan mandiri, Kota Depok.
WHO defined adolescent period refery to stage aged 10-19 years. Some common issues related to adolescent reproductive health are sexually transmitted disease, abortion dan drug dependenc. This study aims to issues the adolescent behavior and factor associated with adolescent reproductive health behavior among the students PKBM Bina Insan Mandiri Depok. This Survey was a cros-sectional design the result showed 54,6% of responden had performed risk behavior such as smoking, substance abused, drinking alkohol, and sexual engagement. Personal factor such as sex, knowledge of reproductive health and enviromental factors i.e mass media exposure the pornographic mentioned significantly related civil the adolescent behavior.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>