Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amril
"Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak diamati secara langsung, oleh pihak luar. Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang diberikan secara Iangsung kepada klien/pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan, bersifat humanistik pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan proses perawatan, dengan tahapan yang terdiri atas pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan tindakan keperawatan, evaluasi dan pendokumenfasian keperawatan. Perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan bila tidak dilaksanakan sesuai standar prosedur akan menimbulkan keluhan bagi pasien, yang berakibat tidak puasnya klien yang dilayani.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman tahun 2004. Desain yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah semua perawat pelaksana yang bertugas di instalasi rawat inap yaitu ruangan kebidanan, bedah, IKA, penyakit dalam, Neurologi, paviliun Gandofnah, pavilitm Nan Tongga RSUD Pariaman. Sampel penelitian, semua populasi dijadikan sampel (total sampling) yang berjumlah 70 orang responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, dan checklist. Pengolahan data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat dengan bantuan komputer.
Hasil penelitian ditemukan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik sebesar 62,9%. Hasil analisis bivariat, yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan dengan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah pengetahuan, beban kerja, SOP keperawatan. Hasil analisis multivariate regresi logistik, variabel pengetahuan merupakan variabel yang secara statistik paling sigifikan berhubungan dengan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman tahun 2004, dengan Odds Ratio 4,96 (95% CI: 1,55-15,86), artinya perawat yang pengetahuannya baik mempunyai peluang untuk berperilaku baik dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan kepemwatan sebesar 4,96 kali dibanding perawat yang mempunyai pengetahuan kurang setelah dikontrol variabel beban kerja.
Unluk merubah perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman ke arah yang Iebih baik sesuai standar, disarankan agar pihak rnanajemen rumah sakit melakukan peningkatan pengetahuan melalui pendidikan tenaga keperawatan dari SPK, PPB ke jenjang yang lebih tinggi minimal D Ill Keperawatan, dan melaksanakun pelatihan on the job training, maupun pelatihan formal di bidang pelayanan keperawatan yang dihaksanakan oleh institusi terkait, dan disediakan dana untuk pendidjkan dan pelatihan tersebut. Agar beban kerja tenaga keperawatan dibuatkan standar operasional prosedurnya (SOP), diatur sedemikian rupa sehingga semua perawat mendapatkan pembagian tugas yang merata dan seimbang, peraturan tentang standar operasional prosedur keperawatan dilakukan kaji ulang untuk perbaikan dan revisi sesuai kondisi rumah sakit.
Agar perawat meningkatkan perilakunya dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian keperawatan, penegakkan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan terutama evaluasi keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan, supaya pelanggan merasa lebih puas dan nyaman setelah mendapat pelayanan keperawatan di rumah sakit umum daerah Pariaman."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Lisna Yuliawati
"Perilaku caring merupakan bentuk dukungan emosional perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang merupakan komitmen moral untuk melindungi, meningkatkan martabat manusia, dan merupakan inti dari keperawatan yang membedakan perawat dengan profesi lain. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survey deskriptif, yang bertujuan untuk melihat sejauh mana perilaku caring perawat di Ruang Rawat Inap Umum RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor berdasarkan penilaian dari pasien. Sampel sebanyak 108 pasien yang sedang menjalani perawatan yang diambil dengan cara stratified random sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah CBA (Caring Behaviour Assessment) yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Hasil Penelitian menunjukan 98,1% responden menilai perilaku caring perawat sudah baik. Peningkatan pengetahuan dan menciptakan iklim motivasi untuk menerapkan perilaku caring menjadi rekomendasi dari penelitian ini.

Caring is an emotional support in providing nursing care to protect patiens, enhance human dignity, and it was the core which made a difference from other professions. This is quantitative study that used descriptive survey methods. The purpose of this study was to know behavior of nursing care in non psychiatric ward Marzoeki Mahdi Hospital, based on patient valuation. Samples used in this study were 108 patients being treated, taken by stratified random sampling. The instrument of this study used CBA (Caring Behavior Assessment Tool) which has been modified by researchers. The results showed 98.1% of respondents high nurse caring behavior. Increase of knowledge and creating the motivation that support nurses to apply the nurse caring behavior, that had recommendations of this study."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43435
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Rahmasari
"Perilaku perawat tentang self-care behavior yang tepat dibutuhkan untuk mencegah komplikasi akibat pemasangan permanent pacemaker, seyogyanya selalu dilakukan dalam membantu adaptasi pasien dengan permanent pacemaker. Namun, hal tersebut masih didapatkan belum optimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perilaku perawat tentang self-care behavior pada pasien terpasang permanent pacemaker. Penelitian ini dilakukan kepada 131 perawat pelaksana di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta dengan menggunakan desain cross sectional, teknik purposive sampling, analisis uji chi square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan perawatan permanent pacemaker dengan perilaku perawat tentang self-care behavior pada pasien terpasang permanent pacemaker (p-value = 0,000; α = 0,05; OR = 20,63). Pengetahuan tentang perawatan permanent pacemaker perlu dilakukan secara berkala untuk meningkatkan perilaku perawat terkait self care behavior pada pasien dengan permanent pacemaker.

Nurses' behavior regarding proper self-care behavior is needed to prevent complications due to the installation of a permanent pacemaker. It should always be done in helping patients adapt to a permanent pacemaker. However, this is still not optimal. Therefore, this study aims to identify the factors that influence nurses' behavior about self-care behavior in patients with permanent pacemaker attached. This research was conducted on 131 nurses at Harapan Kita Heart and Blood Vessel Hospital Jakarta using a cross-sectional design, purposive sampling technique, chi square test analysis and multiple logistic regression. The results showed that there was a significant relationship between knowledge of permanent pacemaker care with nurses' behavior about self-care behavior in patients with permanent pacemaker installed (p-value = 0,000; α = 0.05; OR = 20.63). Knowledge about permanent pacemaker care needs to be done regularly to improve nurse behavior related to self-care behavior in patients with permanent pacemaker."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Tania
"Pasien stroke merupakan kelompok risiko tinggi terhadap kejadian aspirasi, baik akibat penurunan kesadaran maupun gangguan menelan. Perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya aspirasi pada pasien stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku perawat dalam mencegah aspirasi pada pasien stroke di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan pendekatan cross sectional, terhadap 78 perawat yang pernah merawat pasien stroke yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perawat memiliki tingkat pengetahuan cukup (43,6%), bersikap positif (96,2%), dan melakukan tindakan dengan baik (60,3%). Perilaku perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya aspirasi pada pasien stroke. Upaya peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan perawat perlu dilakukan lebih baik lagi, untuk menghindari terjadinya aspirasi pada pasien stroke.

Stroke patients were high-risk groups on incidence of aspiration, either due to loss of consciousness or swallowing disorder. Nurses behavior plays an important role to prevent aspiration in stroke patients. The purpose of this study was to describe the behavior of nurses in preventing aspiration in stroke patients in RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. This study used a descriptive cross sectional method approach, with purposive sampling technique, to 78 nurses who had care stroke’s patients.
The result of study showed most of nurses had sufficient level of knowledge (43,6%), positive attitude (96,2%), and good action (60,3%) to prevent aspiration in stroke patients. The programs to increase knowledge, attitudes, and action of nurses needed to avoid the occurance of aspiration in stroke patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Adythia Pratiwi
"Perilaku Perawat memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebutuhan dan keberhasilan edukasi pasien yang bertujuan mengidentifikasi determinan perilaku perawat dalam pemberian edukasi pasien dengan desain cross sectional. Penelitian menggunakan total sampling dengan 210 sampel sesuai dengan kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari berbagai tinjauan literatur yang kemudian diuji validitas dan reliabilitas. Mayoritas perawat memiliki karakteristik sebagai berikut: berjenis kelamin perempuan, berumur < 35 tahun, tidak mengikuti D3 Keperawatan, memiliki total pengalaman < 10 tahun, berstatus PNS, sudah mengikuti pelatihan (dalam tiga tahun belakangan), tetapi memiliki pengetahuan yang kurang terkait pemberian edukasi pasien. Terdapat hubungan antara umur, pencapaian, kebijakan, kondisi kerja, supervisi, dukungan sosial, dan fungsi perencanaan kepala ruangan dengan perilaku perawat dalam pemberian edukasi pasien (p=0,001-0,037), variabel yang paling dominan mempengaruhi perilaku perawat dalam pemberian edukasi pasien adalah dukungan sosial (OR=5,186). Manajer keperawatan beserta seluruh jajaran rumah sakit perlu membuat program penunjang pemberian edukasi pasien, melengkapi segala sarana dan prasarana yang ada, beserta mempersiapkan sumber daya yang kompeten.

Nurse behavior has a strong influence on the need and trust of patient education which identifies determinants of nurse behavior in presenting patient education with a cross sectional design. The study used total sampling with 210 samples according to the inclusion criteria. The instrument used was a modification of various literature reviews which tested its validity and reliability. The majority of nurses have the following characteristics: female, <35 years old, not attending D3 Nursing, having total experience <10 years, civil servant status, having attended training (in the last three years), but lacking knowledge related to providing patient education . There is a relationship between age, policies, policies, working conditions, supervision, social support, and the planning function of the head of the room with the behavior of nurses in providing patient education (p = 0.001-0.037), the most dominant variable affecting the behavior of nurses in providing patient education is social support (OR = 5,186). Nursing managers and the ranks of the hospital need to create a support program to offer patient education, complete all existing facilities and infrastructure, as well as prepare competent resources."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samrotul Fuadah Al-Ansoriyani
"Pendekatan perawatan peri operatif Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) bertujuan mempercepat stabilitas kondisi klinis pasien dan mempercepat pemulihan pasca operasi termasuk di ICU. Salah satu intervensi yang diterapkan adalah mobilisasi dini karena telah terbukti mempercepat proses pemulihan pasca operasi. Mobilisasi dini dimungkinkan dan harus dilaksanakan oleh perawat sebagai anggota tim yang pertama kali melakukan mobilisasi. Studi akan menganalisis hubungan karakteristik perawat dengan perilaku perawat dalam pemenuhan mobilisasi dini di ICU. Studi cross-sectional dilakukan terhadap 75 perawat dengan menggunakan kuesioner yang valid dan reliabel. Hasil uji chi-square bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik perawat dengan perilaku perawat dalam pemenuhan mobilisasi dini, namun pada domain perilaku ditemukan bahwa usia dan jenis kelamin memiliki hubungan bermakna dengan pengetahuan dan praktik mobilisasi dini (p < 0,005), Keberhasilan pemenuhan mobilisasi dini di ICU terletak pada perawat yang memiliki pengetahuan yang baik, sikap dan perilaku positif dalam pemenuhan mobilisasi dini di ICU. Oleh karena itu, perawat harus memiliki keterampilan berpikir kritis dan kompetensi dalam hal clinical decision making. Keterampilan berpikir kritis perawat dapat ditingkatkan melalui kegiatan supervisi klinis, supervisi berjenjang, coaching, journal reading, ataupun clinical meeting terkait pemenuhan mobilisasi dini di ICU.  

The perioperative Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) approach aims to expedite the clinical stability of patients and accelerate postoperative recovery, including in the Intensive Care Unit (ICU). One implemented intervention is early mobilization, proven to hasten the postoperative recovery process. Early mobilization is feasible and should be executed by nurses as members of the team initiating mobilization. This study seeks to analyze the relationship between nurse characteristics and their behavior in facilitating early mobilization in the ICU. A cross-sectional study involving 75 nurses was conducted using a valid and reliable questionnaire. Chi-square test results indicated no association between nurse characteristics and their behavior in facilitating early mobilization. However, within the behavioral domain, it was found that age and gender significantly correlated with knowledge and practices of early mobilization (p < 0.005). The success of early mobilization in the ICU is contingent on nurses possessing good knowledge, positive attitudes, and behaviors in facilitating early mobilization. Therefore, nurses should possess critical thinking skills and competencies in clinical decision-making. Enhancement of nurses' critical thinking skills can be achieved through clinical supervision, tiered supervision, coaching, journal reading, or clinical meetings pertaining to the facilitation of early mobilization in the ICU. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sudjiati
"Perilaku sehat perawat masih perlu terus diperbaiki agar tidak menurunkan kondisi kesehatan perawat yang akan berdampak pada kinerja perawat dan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi determinan perilaku perawat sehat di rumah sakit umum. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang melibatkan 356 perawat pelaksana di satu Rumah Sakit Umum di Jakarta yang dipilih dengan tekhnik simple random sampling. Populasi yang digunakan perawat pelaksana di RSCM. Ukuran sampel menggunakan rumus Slovin. Perilaku sehat perawat diukur dengan alat ukur yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan profil gayahidup promosi kesehatan II dan perilaku perawat sehat, pernyataan yang sudah valid dan reliabel dengan nilai r < 0,367 dan Cronbach alpha = 0,389 - 0,889.
Hasil analisis regresi logistik berganda mendapatkan determinan perilaku perawat sehat yaitu profil gaya hidup pada aspek aktifitas fisik (p<0,01; OR 4,760), manajemen stres (p<0,001; OR 4,549), dan spiritual (p=0,211; OR 1,456). Faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, status kepegawaian, lama kerja, jenis ruangan unit kerja, pengetahuam sikap, faktor lingkungan dan beban kerja tidak berhubungan dengan perilaku perawat sehat (p>0,05). Akan tetapi, hasil uji chi square mendapatkan usia (p=0,038), tingkat pendidikan (0,034), sikap (p=0,002) dan profil gaya hidup (semua aspek p<0,001) berhubungan dengan perilaku perawat sehat. Program pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perawat yang terstruktur dan terukur secara berkala perlu dibuat baik oleh individu perawat maupun pihak manajemen.

The healthy behavior of nurses still needs to be improved so as not to reduce the health condition of nurses which will have an impact on the performance of nurses and the quality of nursing services provided. The purpose of this study was to identify the behavioral determinants of healthy nurses in public hospitals. This study used a cross- sectional design involving 356 nurses at one general hospital in Jakarta which were selected using a simple random sampling technique. The population used by nurses in RSCM. The sample size uses the Slovin formula. Nurses' healthy behavior was measured by a measuring instrument developed by researchers based on the health promotion lifestyle profile II and healthy nurse behavior, statements that were valid and reliable with r value < 0.367 and Cronbach alpha = 0.389 - 0.889.
The results of multiple logistic regression analysis found that the behavioral determinants of healthy nurses were lifestyle profiles on aspects of physical activity (p < 0.01; OR 4.760), stress management (p < 0.001; OR 4.549), and spirituality (p = 0.211; OR 1.456). Factors of age, gender, education level, marital status, employment status, length of work, type of work unit room, knowledge of attitudes, environmental factors and workload were not related to the behavior of healthy nurses (p> 0.05). However, the results of the chi square test found that age (p=0.038), education level (0.034), attitude (p=0.002) and lifestyle profile (all aspects p<0.001) were related to the behavior of healthy nurses. A structured and measurable program for maintaining and improving the health of nurses on a regular basis needs to be made by both individual nurses and the management.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Dewi
"ABSTRAK
Perawat berperan penting sebagai pemutus rantai infeksi untuk menurunkan angka kejadian infeksi yang didapat di rumah sakit (HAIs). Penelitian deskriptif korelatif ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh karakteristik, peran kepemimpinan, dan fungsi manajemen kepala ruang terhadap perilaku perawat dalam memutus rantai infeksi. Penelitian pada 130 perawat menunjukkan faktor yang mempengaruhi perilaku perawat dalam memutus rantai infeksi adalah peran interpersonal (p=0,001; OR=7,07; 95% CI ,.25;22,2), peran pengambilan keputusan (p=0,004; OR=4,7; 95% CI 1,7;13.0), dan fungsi pengorganisasian (p=0,001; OR=21,46; 95% CI 7,2;63,9). Faktor yang paling mempengaruhi perilaku perawat dalam memutus rantai infeksi adalah fungsi pengorganisasian (p=0,001; OR=0,047; 95% CI 0,016;0,139). Kepala ruang berperan sebagai role model untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat untuk berperilaku baik dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ruswati
"Peran kepala ruang yang dijalankan dengan baik dapat menghasilkan keselamatan pasien yang baik. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan peran kepala ruang terhadap perilaku perawat dalam pelaksanaan keselamatan pasien. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 95 responden dengan tehnik convenience sampling. Hasil penelitian karakteristik perawat pelaksana rata-rata median umur 28,00 tahun, masa kerja 3,00 tahun, jenis kelamin mayoritas perempuan 75, 8, dan pendidikan mayoritas Diploma tiga keperawatan 83,2. Gambaran peran kepala ruang yang paling banyak dipersepsikan oleh perawat pelaksana adalah informational, sedangkan gambaran peran kepala ruang dipersepsikan optimal oleh perawat pelaksana. Gambaran perilaku perawat baik dalam melaksanakan keselamatan pasien. Tidak Ada hubungan antara peran kepala ruang terhadap perilaku perawat pelaksana p= 0,086. Saran untuk manajemen rumah sakit mengadakan pembinaan terhadap kepala ruang mengenai kemampuan pelaksanaan peran kepala ruang dan ditingkatkan melalui pendidikan secara formal ke jenjang Ners mengingat saat ini mayoritas perawat masih berpendidikan D3 keperawatan.

The Correlation between Head Nurse Role and Staff Nurses Behavior in Implementing Patient Safety Program The head nurse role that is well run can produce better patient safety. The purpose of this study is to examine the correlation between head nurse role and staff nurses behavior in implementing patient safety program. This is cross sectional using method. Ninety five respondents were recruited using convenion sampling technique. The result shows there characteristics of nurses and the average median age of 28.00 years, 3.00 years working period, the majority of female sex 75, 8, and three nursing education Diploma majority of 83.2. Overview of the head nurse role of the most widely perceived by nurses are informational, while overview the of the head nurse role optimal perceived by nurses. Overview good behavior of nurses in implementing patient safety. There is no relationship between the head nurses role of the behavior of nurses p 0.086. Recommendations for the hospital management to hold coaching of head nurses role regarding the implementation of the head nurses role capabilities and enhanced through formal education to the level of nurses since currently the majority educated nurses still three nursing diploma.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Maria Uli
"Upaya meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit sudah menjadigerakan yang universal pada saat ini. Perawat mempunyai peran yang sangat penting dalammewujudkan keselamatan pasien di rumah sakit. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukanperilaku perawat yang baik dalam mengidentifikasi pasien. Perilaku perawat dalammengidentifikasi pasien dipengaruhi oleh faktor individu umur, jenis kelamin, tingkatpendidikan, masa kerja , faktor psikologis sikap , faktor organisasi ketersediaan SDM, SOP,peran pimpinan , domain kognitif, afektif, psikomotor pengetahuan . Penelitian ini bertujuanuntuk mendapatkan gambaran dan faktor ndash; faktor yang berhubungan dengan perilaku perawatdalam mengidentifikasi pasien. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional denganmetode kuantitatif. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 120 perawatpelaksana. Hasil penelitian ini ditemukan tidak adanya hubungan yang bermakna antara umur pvalue = 0,459 , jenis kelamin p value = 0,62 , tingkat pendidikan p value = 0,374 , masa kerja p value = 0,091 , peran pimpinan p value = 0,114 , dengan perilaku perawat dalammengidentifikasi pasien dan adanya hubungan yang bermakna antara sikap p value = 0,049 ,pengetahuan p value = 0,017 dengan perilaku perawat dalam mengidentifikasi pasien. Faktoryang paling dominan yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam mengidentifikasi pasienadalah sikap p value = 0,049 dan pengetahuan p value = 0,017 . Disarankan agar manajemenmeningkatkan leadership dan fungsi manajerial kepala ruangan, mengadakan pelatihankeselamatan pasien, melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengidentifikasian pasiendan penambahan jumlah tenaga perawat di rawat inap.
Efforts to improve the quality of patient care and safety in hospitals have become a universalmovement at the moment. Nurses have a very important role in realizing patient safety in thehospital. To realize these goals requires good nurse behavior in identifying patients. Thebehavior of nurses in identifying the patient is influenced by individual factors age, sex,education level, length of service , psychological factor attitude , organizational factors availability of human resources, standard operational procedures, leadership roles , cognitive,affective, psychomotor knowledge . The study aims to obtain a description and factors related tothe behavior of nurses in identifying patients. This research use cross sectional design withquantitative method. The amount of sample used in this research is 120 nurses executor. Theresults of this study found no significant relationship between age p value 0,459 , sex p value 0,62 , education level p value 0,374 , length of service p value 0,091 , leadership role pvalue 0,114 , with behavior of nurses in identifying patients and a significant relationshipbetween attitude p value 0,009 , knowledge p value 0,017 with behavior of nurses inidentifying patients. The most dominant factors related to the behavior of nurses in identifyingpatients are attitude p value 0,049 and knowledge p value 0,017 . It is recommended thatmanagement improve the leadership and managerial functions of the head of the room, conductpatient safety training, monitor and evaluate the implementation of patient identification andincrease the number of nurses in the inpatient."
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>