Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baizura Fahma
"Job-distress adalah beban pekerjaan yang berdampak negatif dan dapat mempengaruhi performa kerja dari pekerja terkait. Berdasarkan penyebabnya, job-distress mempunyai empat komponen yaitu job control, role of clarity, leader support, dan peer support. Performa kerja dapat diwakili dengan dua komponen yaitu tingkat autonomy dan tingkat personal growth. Semua komponen dari job-distress maupun performa kerja merupakan variabel laten yang diukur dengan indikator-indikator yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antara komponen job-distress dengan komponen performa kerja berdasarkan sampel pekerja di DKI Jakarta yang diambil dengan purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah metode Structural Equation Model. Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa job control dan peer support mempengaruhi tingkat autonomy dengan korelasi positif. Job control dan leader support mempengaruhin tingkat personalgrowth dengan korelasi positif. Komponen Role of Clarity tidak mempunyai korelasi baik dengan tingkat autonomy maupun dengan tingkat personal growth.

Job-distress is work demand that give the negative effect and it can influencing job performance from the employee. Based on it cause, job-distress has four components that are job control, role of clarity, leader support, and peer support. Job performance can be represented by two components that are autonomy level and personal growth level. All of job-distress components and job performance components are latent variable that measured by the corresponding indicators. The object of this research is to find out the relationship beetwen job-distress components and job performance components based on samples of employee in DKI Jakarta which obtained by purposive sampling. Analysis data method that used in this research is Structural Equation Model. It results is that job control and peer support influence the autonomy level with positive correlation. Job control and leader support influence the personal growth level with positive correlation. Role of clarity component has no correlation with both of the autonomy level and personal growth level."
2016
S62450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virginia Rusli
"ABSTRAK
Dalam dunia olahraga, bahaya cedera selalu mengintai ketika seorang atlet
melakukan aktivilasnya, disaat bertanding maupun latihan. Cedera pastinya
mengganggu performa seorang atlet, terlebih jika menyangkut atlet profesional. Hal
ini dikarenakan penghasilan yang biasa diperoleh ketika mclakukan fungsinya
scbagai attlet, tidak dapat dilakukan. Untuk kembali tampil pascacedera tentunya
dibutuhkan bukan hanya tekad yang kuat, tapi juga persiapan yang matang.
Pcnetapan sasaran (goal serring) adalah salah satu cara yang mcmbuat seorang atlet
menjadi siap untuk kembali berkeoimpung di arena olahraga, Bukan hanya
berpengaruh terhadap kesiapan tisik dan tcknik, penetapan sasaran juga
mempengaruhi kesiapan mental seorang atlet. Ini dikarenakan pcnctapan sasaran
dipercayai membawa perubahan-perubahan positif dalam beberapa kondisi
psikologis atlet, sepcrti: kecemasan, kepercayaan diri, dan motivasi (Gould, 1993).
Sasaran yang cfcktif dapat membantu atlet pulih dari cederanya (Wiese & Weiss,
l987). Pcnelitian ini menjadi pcrlu dan penting untuk dilakukan karena clisadari begitu tingginya kemungkinan cedera yang dialami oleh seorang atlet. Sedangkan di
lain pihak, kebanyakan atlet-atlet yang mengalami cederajustru mereka yang masih
baik prestasinya, bahkan yang tcrbaik di Indonesia. Oleh karenanya suatu
mekanisme penanggulangan cedera yang efektif sangat diperlukan. Penelitian ini
merupakan studi kasus yang dalam pcngumpulan datanya menggunakan tehnik
observasi dan wawancara (primer) serta studi pustaka (sekundcr). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah penetapan sasaran memiliki pcranan dalam
usaha pengembalian performa seorang atlet tenis profesional pascacedera.
Wawanoara dilakukan terhadap seorang atlet tenis putri profesional dan pelatih-
pelatihnya. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penetapan sasaran ternyata
memiliki pengaruh yang signitikan terhadap perforrna atlct ini secara iisik, teknik,
dan mental pascacedera yang dialaminya."
2006
T34178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustiarti Leila
"Institusi pendidikan merupakan suatu organisasi yang bertujuan menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas yang baik. Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas bergantung pada banyak faktor, selain sarana dan prasarana yang lengkap, staf pengajar yang handal juga rnerupakan faktor yang penting. Namun tersedianya staf pengajar yang handal bila tidak didukung oleh kerjasama tim yang baik, belum tentu menjamin akan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Oleh sebab itu institusi pendidikan senantiasa harus membangun tim kerjanya agar tim kerja tersebut mampu menghasilkan performa kerja yang tinggi sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan Agar anggota tim dapat membina kerjasama yang baik, perlu adanya trust diantara sesama anggota maupun antara anggota dengan pimpinan. Dalam rangka membangun tim yang baik, organisasi dapat memulainya dengan melakukan pengembangan trust terlebih dahulu, karena dengan terbentuknya iklim trust yang baik maka hal-hal lain yang dapat meningkatkan performa tim Iebih mudah untuk dikembangkan.
Program pengembangan trust ini bermula dari hasil pengamatan penulis terhadap suatu program pendidikan dimana selama 5 tahun perjalanannya masih belum berkembang trust diantara sesama staf yang ada didalamnya, sehingga perlu dilakukan pengembangan trust dengan tujuan agar diperoleh tim kerja yang efektif yang kelak mampu meningkatkan performa kerja yang tinggi, yaitu mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan visi dan misi institusi.
Untuk keperluan pengembangan tim ini dilakukan pengumpulan data secara Iangsung ke pihak-pihak yang terkait dengan program pendidikan tersebut, melaiui wawancara maupun observasi langsung. Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan teori Work Team, Team Building, dan teori Trust, Untuk selanjutnya dibuat rancangan program pengembangan trust sesuai dengan kondisi yang ada di program pendidikan tersebut. Hasilnya adalah ada 2 bentuk aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengembangkan trust di Program Pendidikan X, yaitu dengan melakukan kegiatan project team dan informal gathering."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Wibowo
"Campuran Bensin Biru dan Napthalena, dimungkinkan penggunaannya sebagai terobosan untuk menjadi altematif bensin ramah lingkungan yang bebas timbal, dan tetap memilki kualitas yang baik dan ekonomis. Dari hasil uji kualitatif campuran tersebut didapatkan pada kornposisi napthalena hingga 0.14 % berat (1 gr napthalena/liter bensin biru), tidak terjadi perubahan fisik yang terjadi pada campuran. Selain itu, sampai komposisi napthalena 0.75 gr/liter bensin biru, kinerja mesin motor masih sangat baik, tenaga penggas cukup baik dan penyalaan mesin cukup bagus saat di start. Di atas itu, pada komposisi 1 gr/liter kinerja mesin menunjukan bunyi ketukan pada mesin yang cukup keras terdengar.
Dari uji kuantitatif didapatkan, penggunaan napthalena memberikan dampak penghematan terhadap konsumsi bahan bakar sampai 30 %. Jika hanya menggunakan bensin biru, konsumsi bensin bim 1: 29.8 km/liter. Sedang menggumakan campuran bensin biru dan napthalena, kosurnsinya sampai 1 : 38.7 km/liter. Untuk uji Dari hasil pengujian penyerapan gas buang dengan empat macam absorben, terjadi peningkatan penyerapan mol gas sampel yang diserap pada komposisi 0.5 gram naparhalena per satu liter bensin biru. Khusus untuk Absorben H2SO4 dan Absorber; Cu2SO4 B Napthol pada komposisi 0.6 gr/liter dan 0.75 gr/liter tidak mengalami banyak perubahan fraksi mol yang terserap yaitu 0.629 untuk absorben H2SO4 dan 0.696 untuk absorben Cu2SO4 B Napthol.
Sementara persentase mol penyerapan gas buang secara umum adalah Absorben KOH : 39.2%-40.3%; Absorben Pyrogallol : 52.3%-53.4%; Absorben HZSO4 62.2%-62.9%; Absorben Cu2SO4 B Napthol :69.23%-69.6% Secara umum peningkatan jumlah mol gas buang yang diserap absorben tidak terlalu basar, artinya emisi gas buang masih bisa ditolelir. Jika dibandingkan dengan penggunaan premium pada komposisi yang sama masih lebih kecil emisinya. Untuk uji peningkatan angka oktan, tidak terjadi peningkatan yang berarti, kemungkinan disebabkan penguapan napthalena dan perubzhan struktur kirnia hidrokarbon bensin biru. Tetapi masih memberikan akselerasi maksimal untuk tenaga motor. Untuk itu perlu dilakukan kajian dan penelitian lebih mendalam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pebri Tutur Srihadi
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh variabel laten penelitian budaya organisasi terhadap variabel laten performa kerja individu dan variabel laten kinerja organisasi yang dilakukan pada salah satu perusahaan otomotif di Indonesia. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh dan taraf signifikansi antara variabel laten (eksogen) budaya organisasi terhadap variabel laten (endogen) performa kerja individu dan variabel laten (endogen) kinerja organisasi pada salah satu perusahaan otomotif di Indonesia.
Budaya organisasi model Denison digunakan dalam penelitian ini yang memiliki empat dimensi yaitu mission, consistency, involvement dan adaptability. Performa kerja individu merujuk pada empat dimensi task performance, contextual performance (interpersonal), contextual performance (organizational), adaptive performance dan counterproductive work behaviour. Sedangkan kinerja organisasi berdasarkan kepada konsep balance scorecard dimana terdapat empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajar dan pertumbuhan. Sample sejumlah 174 ditujukan bagi karyawan pada seluruh divisi dan pada seluruh tingkat jabatan di perusahaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap performa kerja individu dan kinerja organisasi sehingga perusahaan dipandang memiliki kemampuan yang memadai terkait penerapan budaya organisasi dalam perusahaan yang berdampak pada performa kerja individu yang berpotensi meningkatkan kinerja organisasi perusahaan guna menghadapi ketatnya persaingan pada industri otomotif di Indonesia.

This study aims to see the effect of organizational culture research variables on employee performance variables and organizational performance variables carried out in one automotive company in Indonesia. This study discusses the difference between latent variable (exogenous) organizational culture on latent variable (endogenous) individual performance and latent variable (endogenous) organizational performance at one of automotive company in Indonesia.
The Denison cultural organization model is used in this study which has four dimensions, such as mission, consistency, involvement and adaptability. Individual work performance refers to five dimensions of task performance, interpersonal performance, contextual performance (organization), adaptive performance and counterproductive work behavior. Meanwhile, company performance is based on the concept of balance scorecard where there are four perspectives, such as financial perspective, customer perspective, internal business process perspective and learning and growth perspective. The sample is 174 which is intended for all employees throughout at all levels and divisions in the company.
The results showed that organizational culture has a significant influence on individual performance and organizational performance in accordance with the needs of the company in accordance with the needs of cultural organizations that improve the performance of companies that support the performance improvement of automotive companies in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T53530
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayyas Aulia Hakim
"Penelitian ini dilakukan untuk menemukan faktor apa saja yang memengaruhi komitmen afektif dan performa kerja seorang karyawan. Variabel yang diuji adalah kepuasan kerja dan etika kerja Islam yang juga berperan sebagai variabel mediasi antara kepuasan kerja dengan komitmen afektif dan performa kerja Islam. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk memeriksa kecocokan model penelitian dan menguji kausalitas antar konstruk variabel. Total responden mencapai 350 karyawan bank syariah di Indonesia yang berpartisipasi menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh positif signifikan terhadap komitmen afektif dan performa kerja. Sementara itu, etika kerja Islam memiliki penhgaruh yang tidak signifikan terhadap komitmen afektif tetapi signifikan terhadap performa kerja. Etika kerja Islam juga terbukti memediasi hubungan antara kepuasan kerja dengan performa kerja tetapi tidak terbukti memediasi hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen afektif. Oleh karena itu, sebuah organisasi perlu menyusun strategi untuk meningkatkan kepuasan kerja dan etika kerja Islam agar produktivitas yang dihasilkan dapat bersifat optimal.

This study was conducted to identify the factors that influence the affective commitment and job performance of an employee. The variables tested were job satisfaction and Islamic work ethics, which also acted as a mediating variable between job satisfaction and affective commitment and job performance in Islam. Data was collected using a questionnaire and analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) to examine the fit of the research model and test the causality between the variable constructs. A total of 350 employees of Islamic banks in Indonesia participated as the research sample. The results showed that job satisfaction has a significant positive effect on affective commitment and job performance. Meanwhile, Islamic work ethics had a non-significant effect on affective commitment, but a significant effect on job performance. Islamic work ethics also proved to mediate the relationship between job satisfaction and job performance, but did not mediate the relationship between job satisfaction and affective commitment. Therefore, an organization needs to develop a strategy to improve job satisfaction and Islamic work ethics so that the resulting productivity can be optimal. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Rahma Dwi Putri
"Karyawan lini depan menghadapi tuntutan tampilan ekspresi emosi spesifik yang telah ditentukan oleh perusahaan selama berinteraksi dengan pelanggan secara langsung. Emosi yang sebenarnya dirasakan tidak selalu sejalan dengan emosi yang harus ditampilkan sehingga karyawan perlu menerapkan strategi emotional labor yaitu surface acting maupun deep acting. Penggunaan strategi emotional labor dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif terhadap performa kerja individu.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara strategi emotional labor berupa surface acting dan deep acting dengan performa kerja yang terbagi atas task performance, contextual performance, dan counterproductive work behavior. Sebanyak 90 karyawan sales retail Jabodetabek mengisi kuesioner yang berisi alat ukur emotional labor dari Diefendorff, Croyle, dan Gosserand (2005) dan Individual Work Performance Questionnaire (IWPQ). Hasil analisis korelasi menemukan bahwa strategi surface acting secara signifikan berhubungan positif dengan counterproductive work behavior (r=0.314, p<0.01) dan strategi deep acting berhubungan signifikan positif dengan contextual performannce (r=0.114, p<0.05) pada karyawan sales retail.

Frontline employees face the display rules when interacting with customers as to meet
organizationally desired outcomes. They have to regulate their emotions in a situation
where felt emotions are incongruent with the display rules through emotional labor
strategy by using surface or deep acting. The use of emotional labor strategy impacts
employee’s job performance positively and negatively. The purpose of this study was to
examine the relationship between surface acting and deep acting with task performance,
contextual performance, and counterproductive work behavior in retail sales workers. A
total of 90 Jabodetabek retail sales workers completed a questionnaire that includes
emotional labor scale from Diefendorff, Croyle, dan Gosserand (2005) and Individual
Work Performance Questionnaire (IWPQ). The result found that surface acting was
significantly correlated with counterproductive work behavior ((r=0.314, p<0.01) while
deep acting was significantly correlated with contextual performance (r=0.114, p<0.05).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library