Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wulansari
"Puskesmas dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan perorangan yang paripurna, adil, merata, dan berkualitas. Agar Puskesmas berkinerja optimal dan memuaskan masyarakat, diperlukan Manajemen Puskesmas untuk menjaga mutu melalui pengaturan sumber daya secara efektif, efisien, termasuk menjaga kualitas proses pengelolaannya. Belum semua puskesmas di Indonesia menerapkan manajemen puskesmas sesuai ketentuan Permenkes Nomor 44 tahun 2016. Di Kota Depok, baru 1 puskesmas yang memberikan pelayanan bermutu sesuai standar (terakreditasi paripurna) dan masih terdapat 12 Puskesmas dengan tata kelola cukup dan kurang. Tata Kelola puskesmas dan akreditasi sangat terkait dengan penerapan manajemen puskesmas. Disisi lain, cakupan pelatihan Manajemen Puskesmas sudah 100%. Penilaian akreditasi dan PKP di Puskesmas, tidak otomatis merefleksikan output dari puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen puskesmas pasca pelatihan Manajemen Puskesmas di Puskesmas X dan Y Kota Depok Tahun 2022, ditinjau dari sisi Input, Proses dan Output serta penerapan RTL pasca pelatihan di instansi masing-masing.

Metode kualitatif dengan pendekatan Rapid Assessment Procedure telah digunakan dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan wawancara mendalam dan telaah dokumen untuk menjawab empat tujuan penelitian. Wawancara telah dilakukan informan kunci di Puskesmas terakreditasi madya, informan utama dan pendukung. Telaah dokumen dilakukan terhadap data sekunder Puskesmas serta Dinas Kesehatan. Hasil penelitian pada komponen input didapatkan bahwa faktor SDM, sumber pembiayaan, data dan SK tim belum terpenuhi secara optimal pada Puskesmas berkinerja cukup. Pada komponen proses, tahap P1 masih ada yang belum dilaksanakan sesuai pedoman, tahap P2 dilaksanakan belum sesuai agenda dan P3 pengawasan internal belum berjalan optimal serta belum memanfaatkan teknologi serta inovasi. Pada komponen Output, sebagian kecil Dokumen P1 dan P2 belum sesuai pedoman serta Rencana Tindak Lanjut Pelatihan belum seluruhnya diimplementasikan di Puskesmas karena beberapa kendala. Penerapan Manajemen Puskesmas Pasca Pelatihan Manajemen Puskesmas sangat dipengaruhi oleh komponen Input (SDM, sumber pembiayaan, tim efektif) serta Proses (P1, P2, Pengawasan dan Pengendalian). Pada akhirnya penelitian ini memberikan rekomendasi untuk melaksanakan upaya optimalisasi penerapan manajemen puskesmas di Puskesmas, mendorong terciptanya inovasi puskesmas, serta memformulasi ulang form rencana tindak lanjut pelatihan. 


Health centers are required to provide health services for the community and individuals that are complete, fair, equitable, and of high quality. In order for Puskesmas to perform optimally and satisfy the community, Puskesmas Management needed to maintain quality through effective and efficient resource management, including maintaining the quality of the management process. Not all health centers in Indonesia have implemented health center management according to the provisions of Permenkes Nomor 44 of 2016. In Depok City, only 1 health center provides quality services according to standards (fully accredited) and there are still 12 health centers with sufficient and insufficient governance. PHC governance and accreditation are closely related to the implementation of PHC management. On the other hand, the coverage of Puskesmas Management training is 100%. Assessment of accreditation and PKP at Puskesmas, does not automatically reflect the output of the puskesmas. This study aims to determine how the implementation of puskesmas management after Puskesmas Management training at Puskesmas X and Y, Depok City in 2022, in terms of Input, Process and Output as well as the implementation of RTL after training in their respective agencies.

The qualitative method with the Rapid Assessment Procedure approach has been used in this study. Researchers used in-depth interviews and document reviews to answer the four research objectives. Interviews have been conducted with key informants at intermediate accredited health centers, leading and supporting informants. Document review was conducted on secondary data from the Puskesmas and the Health Office. The results of the research on the input component found that the factors of human resources, financial resources, data and team decree have not been fulfilled optimally in moderately performing health centers. In the process component, there are still P1 stages that have not been implemented according to guidelines, P2 stages have not been implemented according to the agenda and P3 internal supervision has not run optimally and has not utilized technology and innovation. In the Output component, a small part of the P1 and P2 documents have not been in accordance with the guidelines and the Training Follow-Up Plan has not been fully implemented at the Puskesmas due to several obstacles. Implementing Puskesmas Management after Puskesmas Management Training is strongly influenced by the Input component (HR, financial resources, effective team) and Process (P1, P2, Supervision and Control). Implementing Puskesmas Management after Puskesmas Management Training is strongly influenced by the Input component (HR, financial resources, effective team) and Process (P1, P2, Supervision, and Control).In the end, this study provides recommendations for carrying out efforts to optimize the implementation of puskesmas management at Puskesmas, encourage the creation of puskesmas innovations, and reformulate the training follow-up plan form."

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felli Hermanto
"Fenomena obyek penelitian adalah penerapan manajemen penyidikan tindak pidana korupsi pada Direktorat III Pidkor Bareskrim Mabes Polri. Tujuan penelitian mendeskripsikan penerapan manajemen penyidikan tindak pidana korupsi dan membahas SWOT dalam penerapan manajemen penyidikan.
Penerapan Analisis SWOT pada tahapan manajemen penyidikan tindak pidana korupsi pada Direktorat III Pidkor Bareksrim belum dijadikan Standard Operating Procedure penerapan manajemen penyidikan tindak pidana korupsi.
Kelemahan tersebut menyebabkan kinerja Direktorat III Pidkor Bareskrim Polri menjadi kurang efektif dalam menangani perkara korupsi. Sebab itu, penerapan Standard Operating Procedure manajemen penyidikan tindak pidana korupsi menjadi salah satu persyaratan manajerial yang dapat mengefektifkan kinerja Direktorat III Pidkor Bareskrim Polri.

The phenomenon of object of research is the application of management investigation of corruption in the Directorate III Penal Corruption of Crime Investigation. Describe the application of management research objective investigation of corruption and discusses the application of SWOT in investigation management.
Application of SWOT analysis on the management stage of investigation of corruption at the Directorate III Penal Corruption of Crime Investigation Board in Indonesia National Police Headquarter in Standard Operating Procedures have not made the application of management corruption investigations.
The weakness is causing the performance of the Corruption Penal Investigation Management at Directorate III Penal Corruption of Crime Investigation become less effective in dealing with corruption cases. Therefore, the application of Standard Operating Procedure management corruption investigation into one of the managerial requirements that can streamline the performance of the Directorate III Penal Corruption of Crime Investigation.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30193
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S9976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Dwi Maharani
"Skripsi ini dirancang untuk secara komprehensif menganalisis mengenai penerapan manajemen performa menggunakan pendekatan Balanced Scorecard pada Bank Indonesia. Kerangka penelitian yang digunakan adalah model eksekusi strategi dan kesesuaiannya dengan operasional sehari-hari berdasarkan kerangka execution premium. Tujuannya adalah untuk mendapatkan suatu gambaran yang menyeluruh atas implementasi Balanced Scorecard di Bank Indonesia. Analisis kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa karakteristik sektor publik yang melekat di Bank Indonesia telah membentuk suatu implementasi Balanced Scorecard yang unik serta memiliki peran penting dalam manajemen performa.

The aim of this research is to develop a compehensive analysis of performance management implementation in Bank Indonesia using Balanced Scorecard approach. The research framework used in this research is the execution strategy model and its alignment with the daily operation based on execution premium framework. The purpose is to create a complete picture from the implementation of Balanced Scorecard in Bank Indonesia. The qualitative method employed brings conslusion that the public sector characteristic in Bank Indonesia has been create an unique implementation of Balanced Scorecard that has an important role in performance management."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S43527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuke Dewi Novianti
"Tesis ini membahas pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi dalam penerapan manajemen risiko studi pada PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan melalui survei terhadap karyawan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap penerapan manajemen risiko, selanjutnya budaya organisasi berpengaruh positif terhadap penerapan manajemen risiko serta gaya kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap penerapan manajemen risiko.

This thesis describes The Influence of Leadership Style and Organization Culture in The Risk Management Implementation - Case Study at PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero). The research is a quantitative study and conducted through a survey of employees at PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero). The results showed that leadership style have positive effect on risk management implementation, further found organization culture have positive effect on risk management implementation and leadership style with organization culture have positive effect on risk management implementation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abrar Hedar
"ABSTRAK
Permasalahan yang dihadapi BATAN saat ini adalah kesenjangan pengetahuan antar generasi yang disebabkan oleh kebijakan zero growth. Knowledge management merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengelola pengetahuan. Banyak implementasi knowledge management mengalami kegagalan karena kurang siapnya organisasi dalam menerapkan knowledge management. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran tingkat kesiapan organisasi dalam mengimplementasikan knowledge management.
Penelitian ini mengukur tingkat kesiapan BATAN dalam menerapkan knowledge management. Analisis dilakukan berdasarkan faktor-faktor pada penelitian sebelumnya, kemudian dilakukan pembobotan dengan metode Analytical Hierarchical Process (AHP). Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kesiapan penerapan knowledge management di BATAN telah mencapai level 4 (receptive) yang artinya BATAN telah siap untuk mengimplementasikan KM.

ABSTRACT
The problems facing the military today is the knowledge gap between generations due to zero growth policy. Knowledge management is an attempt to improve the organization's ability to manage knowledge. Many knowledge management implementations fail due to lack of readiness of the organization in applying knowledge management. Therefore, the required measurement of organizational readiness for implementing knowledge management.
This study measured the level of preparedness BATAN in implementing knowledge management. The analysis was performed based on the factors in previous studies, then weighted by Analytical Hierarchical Process (AHP). Data was collected by questionnaire method. The analysis showed that the degree of readiness of the application of knowledge management in BATAN has reached level 4 (receptive) which means BATAN ready to implement KM.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saori Salma Adelia
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan verifikasi terhadap penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) di Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta Cabang-2. Metode penelitian meliputi observasi langsung terhadap manajemen mutu, struktur organisasi, prosedur, proses, dan sumber daya, serta alur kegiatan yang diperlukan selama penyimpanan dan transportasi proses distribusi obat, pemeriksaan dokumen terkait, serta melakukan wawancara dengan personel terkait. Hasil verifikasi menunjukkan tingkat kepatuhan yang signifikan terhadap standar CDOB dalam penyimpanan dan proses distribusi obat di Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta-2. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memastikan bahwa proses distribusi obat berlangsung sesuai dengan standar yang ditetapkan, sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kualitas obat yang didistribusikan.
..... This research aims to verify the implementation of Good C Methods (CDOB) at Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta Branch-2. Research methods include direct observation of quality management, organizational structure, procedures, processes and resources, as well as the flow of activities required during the storage and transportation of the drug distribution process, examination of related documents, and conducting interviews with relevant personnel. The verification results show a significant level of compliance with CDOB standards in the storage and distribution process of drugs at Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta-2. This research makes an important contribution in ensuring that the drug distribution process takes place in accordance with established standards, so as to improve the safety and quality of the drugs distributed."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Kurniawan
"BRI mempunyai Service Level Agreement SLA success rate pada aplikasi layanan e-banking sebesar 99,9 . Namun pada tahun 2015, persentase pencapaian SLA success rate layanan e-banking BRI hanya mencapai 98 dari 99,9. Kualitas aplikasi e-banking menjadi perhatian khusus karena tingginya error rate aplikasi sepanjang tahun 2015. Kualitas aplikasi e-banking dipengaruhi oleh banyaknya kesalahan logika saat pengembangan aplikasi. Kesalahan logika aplikasi e-banking dikarenakan minimnya pengetahuan alur aplikasi perbankan yang ada pada Programmer. Selama ini, pengetahuan alur aplikasi perbankan secara keseluruhan hanya diketahui oleh System Analyst dalam bentuk Tacit Knowledge. Kondisi permasalahan ini membutuhkan adanya aktifitas manajemen pengetahuan dalam pengembangan aplikasi e-banking di BRI. Namun tidak semua organisasi dapat berhasil dapat menerapkan manajemen pengetahuan. Oleh karena itu, BRI perlu mengidentifikasi tingkat kesiapan penerapan manajemen pengetahuan di bagian pengembangan aplikasi e-banking terlebih dahulu sebelum menerapkan manajemen pengetahuan di organisasinya.Penulis memetakan 6 Knowledge Management Critical Success Factor KMCSF terhadap Knowledge Management Infrastructure untuk mendapatkan instrumen penilaian yang lebih detil dan handal. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan metode pengumpulan data menggunakan media kuesioner. Hasil olah data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif untuk mendapatkan informasi tingkat kesiapan penerapan manajemen pengetahuan organisasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa BRI mendapatkan nilai 65,48 sehingga telah siap untuk menerapkan manajemen pengetahuan di proses pengembangan aplikasi e-banking.

BRI has a Service Level Agreement SLA success rate in the e banking service application of 99.9 . However, by 2015, the percentage of achievement of SLA success rate of BRI e banking services reaches only 98 from 99.9 . The quality of e banking applications is the particular concern due to the high application error rate throughout 2015. The quality of e banking applications is influenced by the many logical errors during application development. The logical errors of application is due to the lack of knowledge of the existing banking application flow in the programmer. So far, the knowledge of the whole banking application flow is only known by the System Analyst in the form of Tacit Knowledge. The condition of this problem requires knowledge management activities in the development of e banking applications in BRI. But not all organizations can successfully implement knowledge management. Therefore, BRI needs to identify the level of readiness of the application of knowledge management in the e banking application development section first before applying knowledge management in the organization.The author mapped 6 Knowledge Management Critical Success Factors KMCSF to Knowledge Management Infrastructure to obtain more detailed and reliable assessment instruments. This research is quantitative and data collection method using questionnaire media. The results of the data were analyzed using descriptive statistical analysis to obtain information on the readiness level of organizational knowledge management implementation.The result shows that BRI gets 65.48 once it is ready to implement knowledge management in the e banking application development process."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asty Khairi Inayah Syahwani
"Tesis ini membahas pengaruh kepemimpinan kewirausahaan, budaya organisasi dan sistem informasi terhadap penerapan manajemen risiko di PT. Askrindo persero . Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan survei kepada karyawan Askrindo di kantor pusat. Hasil penelitian ini menyarakan bahwa menghadapi lingkungan eksternal yang dapat meningkatkan risiko perusahaan dibutuhkan pemimpin kewirausahaan yang memberikan arahan dan motivasi kepada karyawan. Selain itu, budaya organisasi yang fokus pada lingkungan eksternal yaitu berani berinovasi dan melakukan diferensiasi. Budaya organisasi yang profesional yaitu budaya adhrocracy dan budaya market. Sistem informasi yang dimiliki perusahaan harus mengikuti perkembangan teknologi saat ini. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan penerapan manajemen risiko di perusahaan.Tesis ini membahas pengaruh kepemimpinan kewirausahaan, budaya organisasi dan sistem informasi terhadap penerapan manajemen risiko di PT. Askrindo persero . Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan survei kepada karyawan Askrindo di kantor pusat. Hasil penelitian ini menyarakan bahwa menghadapi lingkungan eksternal yang dapat meningkatkan risiko perusahaan dibutuhkan pemimpin kewirausahaan yang memberikan arahan dan motivasi kepada karyawan. Selain itu, budaya organisasi yang fokus pada lingkungan eksternal yaitu berani berinovasi dan melakukan diferensiasi. Budaya organisasi yang profesional yaitu budaya adhrocracy dan budaya market. Sistem informasi yang dimiliki perusahaan harus mengikuti perkembangan teknologi saat ini. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan penerapan manajemen risiko di perusahaan.

This thesis discusses the impact of entrepreneurial leadership, organizational culture and information systems on the implementation of risk management in PT. Askrindo persero . This research is a quantitative research by conducting a survey to employees of Askrindo at the head office. The results of this study suggest that facing an external environment that can increase the risk of companies required entrepreneurial leaders who provide direction and motivation to employees. In addition, organizational culture that focuses on the external environment is to dare to innovate and do differentiation. Professional organizational culture that is adhrocracy culture and market culture. Information systems that owned by companies must follow the current technological developments. This is done to improve the implementation of risk management in the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library