Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cindy Margaretha
Abstrak :
Pandemi COVID-19 (Coronavirus Disease) yang keberadaannya pertama kali teridentifikasi pada akhir tahun 2019, telah menjadi masalah kemanusiaan secara global. Peningkatan jumlah kasus COVID-19 terjadi dalam waktu singkat dan membutuhkan penanganan segera. Virus ini dengan mudah menyebar dan menginfeksi siapapun tanpa pandang usia, jenis kelamin, dan status sosial, termasuk penyandang disabilitas. Berdasarkan data secara global pada tahun 2019, diperkirakan 15% dari populasi dunia memiliki disabilitas. Penyandang disabilitas lebih cenderung memiliki kesehatan yang buruk. Situasi pandemi COVID-19 menjadi kekhawatiran khususnya pada disabilitas yang tinggal dalam ruangan terbatas, padat penghuni, tempat tertutup dan keterbatasan lain dalam panti. Penelitian dilakukan untuk menganalisis implementasi kebijakan pencegahan COVID-19 di Panti Sosial Khusus Disabilitas Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Peneliti menganalisis proses implementasi kebijakan menggunakan model Edward III, dari aspek: Komunikasi; Sumber Daya; Disposisi; dan Struktur Organisasi. Temuan penelitian ini adalah bahwa Kebijakan pencegahan COVID19 yang tertuang pada Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial telah dapat disosialisasikan dan dikoordinasikan dengan baik di setiap panti. Aturan dalam bentuk perundang-undangan tidak ditemukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan kebijakan pencegahan COVID-19 di Panti Sosial Khusus Disabilitas Provinsi DKI Jakarta sudah baik. Namun dalam penanganannya memiliki tantangan tersendiri karena kondisi disabilitas WBS yang memiliki tingkat keparahan disabilitas berbeda-beda sehingga sulit untuk disiplin karena keterbatasan yang mereka miliki. WBS Penyandang Disabilitas mental dan intelektual sulit untuk disiplin dalam menggunakan masker, komunikasi secara personal dan peringatan yang dilakukan secara berulang menjadi solusi penerapan kepatuhan protokol Kesehatan. Rekomendasi lain adalah bahwa Penanganan COVID-19 harus dilakukan dengan kerja sama lintas sektor. ......The Pandemic COVID-19 (Coronavirus Disease) which was firstly identified in the late 2019, has become humans’ problem globally. The rapid increase in the number of COVID-19 cases occurred requires immediate treatment. This virus easily spreads and infects anyone regardless of age, gender, and social status, including people with disabilities. Based on global data of 2019, it is estimated that 15% of the world's population has a disability. People with disabilities are more likely to have poor health. The situation of the COVID-19 pandemic is a concern, especially for people with disabilities who live in densely populated areas, in limited living space, closed places, and other residential limitations. The study was conducted to analyze the implementation of COVID-19 prevention policies at Social Institutions for People with Disabilities in the area of DKI Jakarta Province. The researchers analyzed the policy implementation process using the Edward III model, from 4 aspects namely communication; resources; disposition; and organizational structure. The COVID-19 prevention policy contained in the Circular issued by the Head of the Social Service can be properly socialized and coordinated in each nursing home. Rules in the form of legislation were not found. The results showed that the overall implementation of the COVID-19 prevention policy at the Social Institutions for Disabilities in DKI Jakarta Province was good. However, in handling it, it has its own challenges because residents of those institutions who have disabilities (WBS) have different levels of disability, making it difficult to discipline them because of their limitations. It is difficult to discipline WBS with mental and intellectual disabilities to use masks. It was found that personal communication and repeated warnings are solutions for implementing Health protocol. The handling of COVID-19 is carried out with cross-sectoral cooperation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sohifah
Abstrak :
Situasi akibat pandemi COVID-19 yang tidak menentu membuat siswa harus bisa beradaptasi dengan kondisi yang ada. Adaptasi kebiasaan baru adalah cara agar siswa dapat beraktivitas dengan menaati perilaku pencegahan COVID-19 seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menerapkan etika batuk dan bersin untuk meminimalisir penularan virus. Perilaku pencegahan COVID-19 dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya pengetahuan dan sikap. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada siswa SMA selama adaptasi kebiasaan baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang melibatkan 525 siswa berusia 15-19 tahun. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku yang diterjemahkan oleh peneliti ke dalam Bahasa Indonesia agar mudah dipahami siswa. Kuesioner yang digunakan telah diuji validitas dan reliabilitasnya kepada 100 siswa, hasilnya dinyatakan valid dan reliabel. Nilai r hitung kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku secara berturut-turut berkisar antara 0,222 – 0,905; 0,348 – 0,748; 0,882 – 0,903 sehingga r hitung > r tabel (0,195) dengan Alpha Cronbach yang diperoleh berturut-turut 0,756; 0,731; 0,894. Hasil uji bivariat spearman correlation menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada siswa dengan kekuatan hubungan yang lemah (p=0,001;α=0,05). Perawat dapat memberikan intervensi berupa edukasi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa sehingga siswa mampu beradaptasi dengan menerapkan pencegahan COVID-19. ......The uncertain situation due to the COVID-19 pandemic has forced students to be able adapt to existing conditions. Adapting new habits is a way for students to do activities by complying with COVID-19 prevention behaviors such as wearing masks, washing hands, maintaining distance, and applying coughing and sneezing etiquette. It is important to take preventive measures against COVID-19 to minimize the transmission of the virus. COVID-19 prevention behaviour can be influenced by several factors, one of which is knowledge and attitude. This study aims to identify the relationship between knowledge and attitudes towards COVID-19 prevention behavior in high school students during the adaptation of new habits. This study used a descriptive analytic approach with a cross sectional design involving 525 students aged 15-19 years. The questionnaire used was a knowledge, attitude, and behavior questionnaire which was translated by the researcher into Indonesian so that it was easy for students to understand. The questionnaire used has been tested for validity and reliability to 100 students, the results are declared valid and reliable. The calculated r value of the knowledge, attitude, and behavior questionnaires ranged from 0.222 to 0.905, respectively; 0.348 – 0.748; 0.882 – 0.903 so that r count > r table (0.195) with Cronbach's Alpha obtained respectively 0.756; 0.731; 0.894. The results of the bivariate Spearman correlation test showed a significant relationship between knowledge and attitudes with COVID-19 prevention behavior in students with a weak relationship strength (p=0.001*;α=0.05). Nurses can provide interventions in the form of health education in order to improve students' knowledge, attitudes, and behavior so that students are able to adapt to implementing COVID-19 prevention.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Wicaksono
Abstrak :
Kondisi pandemi COVID-19 saat ini mengharuskan seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk melakukan berbagai penyesuain agar kegiatan pelayanan tetap dapat berjalan dengan maksimal dan aman dengan tujuan dapat menurunkan dan menekan angka penyebaran COVID-19. Upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 sangat diperlukan untuk dilakukan oleh puskesmas mengingat fungsi utama puskesmas yaitu dalam upaya promosi dan pencegahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran implementasi upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di Puskesmas Kota Binjai dalam penularan infeksi COVID-19 dan diketahui rekomendasi perbaikannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Didapatkan informan sebanyak 8 orang dengan latar belakang peran yang berbeda. Teknik triangulasi sumber dan metode digunakan untuk melakukan crosscheck atau validasi data informan.

Hasil penelitian mendapatkan bahwa Pelaksanaan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di Puskesmas berjalan mengikuti aturan dan kebijakan yang berlaku. Namun, dalam pelaksanaannya, masih ditemukan beberapa ketidaksesuaian. Permasalahan yang ditemui pada kesiapan variabel input yaitu SDM yang belum mendapatkan pelatihan terkait COVID-19, pelaksanaan kegiatan belum sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 yang dikeluarkan oleh Kemenkes seperti penggunaan formulir pencatatan dan pelaporan serta monitoring indikator capaian keberhasilan. Kemudian dari kesesuaian variabel proses mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, kontrol dan evaluasi masih harus dimaksimalkan seperti konsisten dalam menggunakan APD sesuai dengan ketentuan, mensosialisasikan COVID-19 dan program vaksin COVID-19 untuk meningkatkan cakupan, melakukan kegiatan evaluasi program secara formal dengan melibatkan pihak terkait. Pada indikator capaian output belum dapat dinilai dikarenakan Puskesmas belum melakukan monitoring indikator capaian program dan dokumen yang tersedia tidak mendukung. Kesimpulan dari penelitian ini Implementasi upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di Puskesmas sudah cukup baik namun belum berjalan optimal dikarenakan masih adanya ketidaksesuaian dalam pelaksanaannya deng Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 dan Petunjuk Teknik Pelayanan Puskesmas di Masa Pandemi yang dikeluarkan oleh Kemenkes. Saran penelitian agar semua pihak yang terlibat untuk melakukan evaluasi kegiatan sehingga dapat memperbaiki pelaksanaan untuk memaksimalkan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di Puskesmas. ......The current condition of the COVID-19 pandemic requires all Health Care Facilities to make various adjustments so that service activities can continue to run optimally and safely with the aim of reducing and suppressing the spread of COVID-19. Prevent and control COVID-19 are urgently needed to be carried out by Puskesmas considering the main function of puskesmas is in promotion and prevention efforts. The purpose of this study was to describe the implementation of COVID-19 prevention and control efforts at Puskesmas in Binjai in the transmission of COVID-19 infection and to identify recommendations for improvement. This study use a qualitative approach. Data was obtained through document review which strengthened by in-depth interviews. It was found 8 informants from different backgrounds. It use the techniques of sources and method triangulations to crosscheck data from the informants. The results of the study found that The implementation of COVID-19 prevention and control efforts at the Puskesmas is running according to the applicable rules and policies. However, in practice, there are still some discrepancies. The problems encountered in the readiness of the input variables are HR who have not received training related to COVID-19, the implementation of activities has not been in accordance with the COVID-19 Prevention and Control Guidelines issued by the Ministry of Health such as the use of recording and reporting forms and monitoring of indicators of success. Then from the suitability of process variables starting from planning, organizing, implementing, controlling and evaluating, it still has to be maximized such as consistently using PPE in accordance with the provisions, socializing COVID-19 and the COVID-19 vaccine program to increase coverage, conducting formal program evaluation activities involving related parties. The output achievement indicators cannot be assessed because the Puskesmas has not monitored program achievement indicators and the available documents do not support it. The conclusion of this study is The implementation of COVID-19 prevention and control efforts at Puskesmas has been quite good but has not run optimally due to discrepancies in its implementation with the COVID-19 Prevention and Control Guidelines and Technical Instructions for Community Health Center Services during the Pandemic Period issued by the Ministry of Health. Suggestions from this research It is recommended that all parties involved evaluate activities so that they can improve implementation to maximize efforts to prevent and control COVID-19 at the Puskesmas.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Nurul Aisha
Abstrak :
Pondok Pesantren berisiko menjadi klaster baru penularan COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang pencegahan COVID-19 pada santri. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kuantitatif. Responden yang terlibat berjumlah 333 santri Pondok Pesantren X di Kabupaten Lebak dan diambil menggunakan stratified random sampling berdasarkan strata pendidikan yakni SMP dan SMA serta proportional sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan rentan usia santri dari 12-18 tahun, tingkat pendidikan SMA (52%), santri berjenis kelamin perempuan (75,1%), tidak memiliki riwayat COVID-19 (72,4%), riwayat vaksinasi COVID-19 sampai dosis 2 (84,4%), dan sumber informasi dari Kiai/Ustad/Ustdzah/ Guru (31,8%), tingkat pengetahuan santri tentang Pencegahan COVID-19 tergolong baik (92,50%), sikap pencegahan COVID-19 baik (56,2%), dan keterampilan pencegahan COVID-19 yang baik (53,8%). Rekomendasi dari penelitian ini perlunya peningkatan peran Poskestren dan Kiai/Ustadz/stadzah dalam mengontrol penerapan pencegahan COVID-19 di Pondok Pesantren karena masih adanya pengetahuan, sikap dan keterampilan pencegahan COVID-19 yang kurang pada santri. ......Pondok Pesantren are at risk of becoming new clusters of COVID-19 transmission. The implementation of COVID-19 prevention is an important thing to do for the Pesantren community. The purpose of this research was to describe the level of knowledge, attitudes, and skills about preventing COVID-19 in santri. This research uses a quantitative descriptive study. The respondents involved were 333 santri of Pondok Pesantren X in Lebak Regency and were taken using stratified random sampling based on educational strata (SMP and SMA) and proportional sampling. The results of this study indicate that students are aged from 12-18 years old, high school education level (52%), female santri (75.1%), haven’t history of COVID-19 (72.4%), and history of COVID-19 vaccination up to dose 2 (84.4%), and sources of information from Kiai/Ustad/Ustdzah/Teachers (31.8%), the level knowledge of students about COVID-19 prevention is good (92.50%), the attitude of preventing COVID-19 is good (56.2%), and the skills of preventing COVID-19 is good (53.8%). Recommendation from this study are the need to increase the role of Poskestren and Kiai/Ustadz/stadzah in controlling the implementation of COVID-19 prevention in Islamic boarding schools because there is still a lack of knowledge, attitudes and skills to prevent COVID-19 in santri.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Indreani Sari
Abstrak :
Perilaku pencegahan COVID-19 pada pasien kanker menjadi salah satu fakor yang perlu dikaji. Hal ini karena pasien kanker sangat berisiko terhadap penularan virus yang akan memperburuk prognosis penyakit. Banyak faktor perilaku yang mempengaruhi pasien kanker dalam pencegahan COVID-19 seperti usia, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dan layanan transportasi yang digunakan untuk ke fasilitas kesehatan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling (N=175), dan data diuji dengan chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa usia, jenis kelamin, pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga menunjukan hubungan namun tidak signifikan secara statistik.  Faktor pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan pada perilaku pencegahan COVID-19 dengan (p-<0.001). Faktor pemungkin yakni transportasi ke pelayanan kesehatan juga berpengaruh signifikan terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada pasien kanker dengan nilai (p<0.005). Hasil analisis multivariat menunjukan terdapat interaksi yang signifikan antara pendidikan dengan transportasi (p<0.05) dan OR tidak mengandung angka 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa interaksi Pendidikan dan transportasi bermakna terhadap perilaku pencegahan COVID-19. Nilai OR pada interaksi Pendidikan dengan transportasi dikatakan bermakna dengan angka 1,622 sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien kanker dengan pendidikan terakhir SMA/Perguruan tinggi sekaligus menggunakan transportasi pribadi memiliki kemungkinan 1,6 kali untuk melakukan pencegahan COVID-19.Untuk penelitian selanjutnya dapat mengkaji faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku pencagan COVID-19 pada pasien kanker seperti faktor budaya, ekonomi dan kebiasaan. ......The behavior of preventing COVID-19 in cancer patients is one of the factors that need to be studied. This is because cancer patients are very at risk of transmitting the virus which will worsen the prognosis of the disease. Many behavioral factors influence cancer patients in preventing COVID-19 such as age, occupation, education, knowledge, attitudes, family support, and transportation services used to go to health facilities. This research is descriptive analytic with cross sectional design. Sampling was done by consecutive sampling technique (N=175), and the data was tested by chi-square. The results showed that age, gender, knowledge, attitudes, and family support showed a relationship but not statistically significant. The education factor had a significant influence on COVID-19 prevention behavior with (p-<0.001). The enabling factor, namely transportation to health services, also significantly affected the behavior of preventing COVID-19 in cancer patients with a value (p<0.005). The results of the multivariate analysis showed that there was a significant interaction between education and transportation (p<0.05) and the OR did not contain the number 1 so it could be concluded that the interaction between education and transportation had a significant impact on COVID-19 prevention behavior. The OR value on the interaction of education with transportation is said to be significant with the number 1.622 so it can be concluded that cancer patients with the latest education in high school/college while using private transportation have 1.6 times the possibility to prevent COVID-19. For further research, it is possible to examine other factors that can influence the behavior of preventing COVID-19 in cancer patients, such as cultural, economic and habitual factors.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Sari Tua Roy
Abstrak :
Periode masa pandemi Covid-19 masih terjadi di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Hingga tgl 16 September 2021, data kejadian konfirmasi positif Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai 226.236.577 kasus yang tersebar di 224 negara, dengan 4.654.548 kasus diantaranya meninggal dunia (WHO, 2021). Di Indonesia, pada periode yang sama, jumlah kasus positif mencapai 4.181.309 kejadian, dengan kasus kematian sebanyak 139.919 jiwa dan kasus sembuh sebanyak 3.968.152 orang (covid19.go.id). COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Berbagai kebijakan telah dilakukan pemerintah untuk mencegah dan mengendalikan penularan, namun tingginya interaksi dan mobilitas masyarakat masih menjadi faktor yang berkontribusi mengakibatkan adanya kasus baru setiap harinya. Kelompok pekerja adalah salah satu kelompok masyarakat dengan persentase yang cukup besar, yakni 69.17% (BPS, Februari 2020). Tempat kerja merupakan salah satu lokasi yang berpotensi mengakibatkan penularan COVID-19 dikarenakan interaksi dan mobilitas pekerja yang sangat tinggi. Dengan kata lain risiko penularan yang terdapat di tempat kerja akan sangat berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung kepada lingkungan masyarakat dan rumah tangga. Sektor tempat kerja yang termasuk dalam risiko tinggi penularan COVID-19 adalah sektor transportasi publik karena menjadi tempat interaksi dan bertemunya sejumlah orang dengan berbagai kondisi yang berbeda-beda. Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dilihat bahwa penerapan manajemen pencegahan dan pengendalian COVID-19 di lingkungan tempat kerja memiliki kontribusi yang sangat penting guna memutus rantai penularan di masyarakat. Karakteristik risiko dan proses bisnis di perusahaan PT. X yang merupakan tempat kerja sekaligus tempat umum, yakni sebagai moda transportasi publik tentu menjadi keunikan tersendiri dibandingkan dengan tempat kerja pada sektor indsutri lainnya. Selain itu lokasi tempat kerja yang berada tepat di pusat kota menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu PT. X sangat perlu memiliki upaya-upaya pengendalian risiko yang baik dan dapat diandalkan. Kegagalan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 dapat mengakibatkan berbagai kerugian, baik berupa korban jiwa, gangguan operasional, penurunan citra dan kepercayaan publik pada perusahaan, hingga gangguan bisnis yang dapat berdampak tidak hanya dalam lingkup internal PT. X namun juga ke pihak-pihak terkait lainnya. Penelitian ini ditujukan untuk melihat sejauh mana PT. X selaku perusahaan yang bergerak di sektor transportasi publik perkeretaapian melakukan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 di tempat kerja. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional deskriptif analitik dengan pendekatan mixed method (kualitatif & kuantitatif) melalui metode wawancara mendalam, observasi, kuesioner dan telaah dokumen untuk meninjau penerapan manajemen pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 di tempat kerja sektor transportasi publik perkeretaapian, PT. X. Data kuantitatif yang akan dikumpulkan oleh peneliti di antaranya berupa data perusahaan terkait status COVID-19 di tempat kerja, mencakup profil risiko pekerja, riwayat infeksi COVID-19 di tempat kerja, gambaran pengetahuan dan sikap terhadap upaya pengendalian risiko COVID-19, serta ketersediaan sarana-prasarana pencegahan dan pengendalian COVID-19. Penelitian ini dilakukan di PT. X yang bergerak di sektor transportasi publik perkeretaapian dan berada di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian dilakukan pada periode bulan Oktober hingga Desember 2021. Responden penelitian adalah manajemen dan pekerja PT. X yang terlibat langsung dalam mendesain, membuat perencanaan, pelaksanaan, hingga mengevaluasi penerapan manajemen pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 di perusahaan. Responden tersebut di antaranya adalah perwakilan manajemen perusahaan, unit kerja Divisi Risk, Quality, Safety, and Security Management (RQSM), Departemen Quality, Safety, Health, and Environment (QSHE), dan beberapa perwakilan pekerja worksite dari unit kerja terkait. Management pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 di PT. X merupakan bagian dari komitmen dan kebijakan K3 perusahaan yang tertuang dalam Kebijakan Sistem Manajemen Terintegrasi (Keselamatan Perkeretaapian, K3, Mutu, Lingkungan, dan Pengamanan). Tujuan dari penerapan Sistem Manajemen Terintegrasi tersebut di antaranya adalah untuk meningkatkan perlindungan tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja, menyediakan lingkungan yang aman, efisien, dan produktif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, serta komitmen untuk menghilangkan setiap potensi bahaya K3 dan mengurangi risiko K3. Risiko K3 mencakup risiko keselamatan kerja dan risiko kesehatan kerja. Salah satu risiko kesehatan yang dikelola adalah risiko penularan COVID-19 di lingkungan PT. X melalui penerapan manajemen pecegahan dan pengendalian infeksi COVID-19. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh gambaran implementasi penerapan manajemen pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 di tempat kerja yang mencakup risiko terhadap pekerja, pengguna jasa, dan keberlangsungan usaha. PT. X melakukan berbagai upaya sistematis untuk mengendalikan risiko transmisi virus SARS-CoV-2 di tempat kerja dan juga di seluruh fasilitas sarana dan prasarana perkeretaapian. Pencegahan dan pengendalian risiko yang dilakukan mencakup dari beberpa pendekatan, yaitu melalui kebijakan dan upaya-upaya strategis yang ditetapkan manajemen, optimalisasi peran pekerja moda transportasi, dan juga partisipasi kerjasama dari pengguna jasa. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, terdapat sejumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 di PT. X. Secara keseluruhan, ositivity rate sepanjang tahun 2021 adalah sebesar 22%, dengan kejadian tertinggi berada pada periode Juni 2021 sebesar 38% dan Juli 2021 sebesar 29% sejalan dengan tingginya trend kasus “second wave” varian delta di Indonesia. Namun sejak periode pandemi COVID-19 dimulai pada Maret 2020, tidak terjadi cluster baru transmisi SARS-CoV-2 di tempat kerja maupun di wilayah operasional PT. X. Hal ini mencerminkan upaya penerapan manajemen pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 yang dilakukan di PT. X sudah cukup efektif. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari upaya dan kerjasama berbagai pihak dalam menjalankan arahan yang ditetapkan oleh perusahaan juga penerapan prosedur 3T (testing, tracing, dan treatment) dalam setiap kasus suspect ataupun konfirmasi positif yang ditemukan, baik yang bergejala ringan, sedang, hingga berat. ......The period of the Covid-19 pandemic still occurs in Indonesia and even throughout the world. As of September 16, 2021, positive confirmed cases of Covid-19 worldwide have reached 226,236,577 cases spread across 224 countries, with 4,654,548 death cases (WHO, 2021). In Indonesia, during the same period, the number of positive cases reached 4,181,309 cases, with 139,919 deaths and 3,968,152 recovered cases (covid19.go.id). COVID-19 is an infectious disease caused by the SARS-CoV-2 virus. Various policies have been carried out by the government to prevent and control transmission, but the high interaction and mobility of the community is still a contributing factor resulting new cases every day. Workers is one of the community groups with a fairly large percentage, namely 69.17% (BPS, February 2020). The workplace is one of the locations that has the potential to cause COVID-19 transmission due to the very high interaction and mobility among the workers. In other words, the risk of transmission in the workplace will have a direct or indirect impact on the community and household environment. The workplace sector that is included in the high risk of COVID-19 transmission is the public transportation sector because it is a place for interaction and meeting point of peoples with different conditions. Based on this background, the implementation of COVID-19 prevention and control management in the workplace environment has a very important contribution to break the chain of transmission in the community. Characteristics of risk and business processes in the company PT. X which is a workplace as well as a public place, namely as a mode of public transportation, is certainly unique compared to workplaces in other industrial sectors. In addition, the location of the workplace which is in the city center is a huge challenge. For that PT. X really needs to have good and reliable risk control efforts. Failure to prevent and control COVID-19 infection can result in various losses, both in the form of fatalities, operational disruptions, a decline in public image and trust in the company, to business disruptions that can have an impact not only within the of PT. X internally but also to other related parties. This research is intended to see how PT. X, as a company engaged in the railway public transportation sector, has made efforts to prevent and control COVID-19 infections in the workplace. This study uses an analytical descriptive cross-sectional study design with a mixed method approach (qualitative & quantitative) through in-depth interviews, observation, questionnaires and document review methods to review the implementation of COVID-19 infection prevention and control management in the workplace of the railway public transportation sector, PT. X. Quantitative data that will be collected by researcher include company data regarding the status of COVID-19 in the workplace, including worker risk profiles, history of COVID-19 infection in the workplace, description of knowledge and attitudes towards COVID-19 risk control efforts, and availability of COVID-19 prevention and control facilities. This research was conducted at PT. X which is engaged in the railway public transportation sector located in DKI Jakarta Province. The research was conducted in the period from October to December 2021. The research respondents were the management and workers of PT. X who is directly involved in designing, planning, implementing, and evaluating the implementation of COVID-19 infection prevention and control management in the company. The respondents included representatives of company management, the work unit of the Risk, Quality, Safety, and Security Management (RQSM) Division, the Department of Quality, Safety, Health, and Environment (QSHE), and several representatives of worksite workers from related work units. Management of prevention and control of COVID-19 infection at PT. X is part of the company's Occupational Health and Safety (OSH) commitments and policies as stated in the Integrated Management System Policy (Railway Safety, OSH, Quality, Environment, and Security). The objectives of implementing the Integrated Management System include increasing the protection of workers and other people in the workplace, providing a safe, efficient, and productive environment to prevent work accidents and occupational diseases, as well as a commitment to eliminate any potential hazards related OSH and reduce the risk of OSH, innclude occupational safety risks and occupational health risks. One of the health risks that is managed is the risk of transmission of COVID-19 in the PT. X through the implementation of management of prevention and control of COVID-19 infection. Based on the research that has been carried out, an overview of the implementation of the management of prevention and control of COVID-19 infection in the workplace is obtained, which includes risks to workers, passengers, and business continuity. PT. X made various systematic efforts to control the risk of transmission of the SARS-CoV-2 virus in the workplace and in all railway facilities and infrastructure. The risk prevention and control carried out cover several approaches, namely through policies and strategic efforts determined by management, optimizing the role of workers in transportation modes, as well as collaborative participation from passengers. Although various efforts have been made, there are a few positive confirmed cases of COVID-19 at PT. X. Overall, the positivity rate throughout 2021 is 22%, with the highest percentage was occurred in the period of June 2021 at 38% and July 2021 at 29% in line with the high trend of “second wave” delta variant cases in Indonesia. However, since the COVID-19 pandemic period began in March 2020, there have been no new clusters of SARS-CoV-2 transmission in the workplace or in the operational area of ​​PT. X. This reflects the efforts to implement the management of prevention and control of COVID-19 infection carried out at PT. X is already quite effective. This achievement is inseparable from the efforts and cooperation of various parties in carrying out the directions set by the company as well as the implementation of 3T procedures (testing, tracing, and treatment) in every suspect or positive confirmed cases, whether with minor, moderate, to severe symptoms.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinka Citra Awinda
Abstrak :
Di awal pandemi, anak-anak dikategorikan sebagai kelompok sulit terpapar virus COVID-19. Namun pendapat ini terbantahkan dengan kasus COVID-19 di Indonesia pada anak cukup tinggi. Kurangnya kesadaran orang tua bahwa pencegahan COVID-19 pada anak penting, terutama anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencegahan penularan COVID-19 pada anak berkebutuhan khusus di Al-Fatih Center Jakarta Timur tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam kepada informan kunci serta informan utama dengan pemilihan informan menggunakan cara purposive sampling. Teori yang digunakan adalah teori domain perilaku menurut B.Bloom yang membagi perilaku menjadi pengetahuan, sikap, dan praktik/tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan informan utama sudah cukup baik, berada di tingkatan aplikasi (application), sikap informan utama sudah baik, berada di tingkatan penghargaan (valuing) dan organisasi (organizing), serta tindakan informan utama sudah cukup baik, berada di tingkatan respons yang diarahkan (guide respons) dan mekanisme (mechanism). Perlu peningkatan pada praktik mencuci tangan, namun untuk praktik memakai masker, aktivitas bepergian keluar rumah, dan langkah yang telah dilakukan untuk mencegah COVID-19 termasuk asupan makanan yang bergizi sudah dilakukan dengan baik. Secara keseluruhan perilaku pencegahan COVID-19 yang dilakukan informan utama sudah cukup baik. ......At the beginning of the pandemic, children were categorized as a group difficult to be exposed to the COVID-19. However, this opinion is refuted by the high number of cases of COVID-19 in Indonesia in children. Lack of awareness of parents that prevention of COVID-19 in children is important, especially children with special needs. This study aims to describe the behavior of preventing transmission of COVID-19 in children with special needs at the Al-Fatih Center, East Jakarta in 2021. This study uses a qualitative method with a case study research design. This study used in-depth interviews with key informants and key informants with the selection of informants using purposive sampling. The theory used is the behavioral domain theory according to B. Bloom which divides behavior into knowledge, attitudes, and practices/actions. The results showed that the main informant's knowledge was quite good, at the application level, the main informant's attitude was good, at the valuing and organizational level, and the main informant's actions were quite good, at the response level. directed (response guide) and mechanism (mechanism). There is a need for improvement in the practice of washing hands, but for the practice of wearing masks, for traveling outside the house, and the steps that have been taken to prevent COVID-19 including the intake of nutritious food have been carried out properly. Overall, the COVID-19 prevention behavior carried out by key informants was quite good.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Amalia
Abstrak :
Kota Depok menjadi kota dengan jumlah kasus konfirmasi COVID-19 (49.567 kasus) dan kematian kumulatif (920 kematian) tertinggi di Jawa Barat. Para penderita hipertensi harus lebih disiplin menjalankan perilaku pencegahan COVID-19 karena memiliki kemungkinan untuk mengalami perkembangan penyakit COVID-19 yang parah. Tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku pencegahan COVID-19 pada penderita hipertensi di Kota Depok Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada penderita hipertensi di Kota Depok, Jawa Barat bulan Agustus-September 2021. Pengumpulan data secara online menggunakan google form. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa dalam skala 100, rata-rata skor untuk tiap variabel adalah pengetahuan sebesar 85,2, sikap sebesar 77,7, dan perilaku pencegahan COVID-19 sebesar 82,4. Separuh dari responden memiliki pengetahuan baik (52,5%), sikap positif (63,9%), dan perilaku pencegahan baik (58,5%). Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan COVID-19 (p-value 0,681). Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dan perilaku pencegahan COVID-19 (p-value 0,011) dengan nilai OR: 2,310; 95% CI 1,246-4,281. Separuh responden memiliki pengetahuan yang baik, sikap positif, dan perilaku pencegahan yang baik. Tidak ditemukan adanya hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan dan terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan. ......Depok City is the city with the highest number of confirmed cases of COVID-19 (49.567 cases) and cumulative deaths (920 deaths) in West Java. People with hypertension must be more disciplined practice COVID-19 prevention behavior because they are more likely to experience severe COVID-19 disease development. The purpose of this study is to describe knowledge, attitude, and behavior of COVID-19 prevention among hypertension patients in Depok City. This study used a cross-sectional study in patients with hypertension in Depok City, West Java on August-September 2021. Data collected used online survey (google form). The results showed that on a scale of 100, the mean score of knowledge was 85,2, attitude was 77,7, and COVID-19 prevention behavior was 82,4. Half of respondents had a good knowledge (52,5%), positive attitude (63,9%), and good prevention behavior of COVID-19 (58,5%). There was no significant association between knowledge and COVID-19 prevention behavior (p-value 0,681). There was significant association between attitudes and COVID-19 prevention behavior (p-value 0,011) with OR value: 2,310; 95% CI 1,246-4,281. Half of respondents had a good knowledge, positive attitude, and good preventive behavior. There was no association between knowledge and prevention behavior and there was a association between attitude and preventive behavior.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindang Azizah
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai gambaran perilaku pencegahan covid-19 pada pedagang pasar tradisional. Informan dalam penelitian berjumlah 13 orang yang terdiri dari 10 orang informan utama dan 3 orang informan kunci. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan rapid assessment procedures (RAP). Teori yang digunakan adalah Health Belief Model. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar informan tidak merasa rentan terhadap covid-19 dan tidak menganggap covid-19 penyakit yang dapat menimbulkan bahaya karena gejala yang ditimbulkan dianggap sudah sering dijumpai. Namun informan masih menganggap penerapan pencegahan penting dilakukan sebagai langkah antisipasi. Adanya kendala berupa ketidaknyamanan penggunaan masker dan kendala dalam melakukan jaga jarak di pasar membuat praktik pencegahan covid-19 menjadi kurang optimal. Disamping itu, praktik cuci tangan, konsumsi sayur dan buah, serta aktifitas fisik sudah cukup bagus. ......This thesis discusses the description of Covid-19 prevention behavior in traditional market traders. The number of informants in the study was 13 people consisting of 10 main informants and 3 key informants. This study is a qualitative study using a rapid assessment procedures (RAP) approach. The theory used is the Health Belief Model. The results showed that most informants did not feel vulnerable to Covid-19 and did not consider Covid-19 a disease that could cause harm because the symptoms it caused were considered to be common. However, the informants still considered the implementation of prevention as important as an anticipatory step. The existence of obstacles in the form of discomfort using masks and obstacles in maintaining distance in the market make the practice of preventing Covid-19 less optimal. Besides that, the practice of washing hands, consuming vegetables and fruits, and physical activity is quite good.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisvia Ramadhanty Amalia
Abstrak :
Latar Belakang: Pandemi COVID-19 di Indonesia memiliki dampak besar pada praktik pelayanan kedokteran gigi. Dokter gigi memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi COVID-19 dalam prosedur kedokteran gigi. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan penularan COVID-19 dalam bentuk kontrol infeksi yang merupakan salah satu indikator penilaian kualitas dalam praktik pelayanan kedokteran gigi. Tujuan: Penelitian ini menjelaskan hubungan antara pengetahuan dan sikap pencegahan COVID-19 dengan praktik pelayanan di RSKGM FKG UI pada mahasiswa PPDGS Konservasi Gigi. Metode: Penelitian deskriptif analitik potong-lintang pada 58 mahasiswa PPDGS Konservasi Gigi FKG UI berbasis kuesioner yang dibagikan secara daring. Hasil: Berdasarkan Uji Mann-Whitney dan Kruskal Wallis, tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p > 0,05) antara pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan COVID-19 berdasarkan lama pengalaman kerja dan tahun angkatan pendidikan. Uji korelasi Spearman menunjukkan tidak ada hubungan (p > 0,05) pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang pencegahan COVID-19 dengan praktik pelayanan kedokteran gigi. Kesimpulan: Mahasiswa PPDGS Konservasi Gigi memiliki tingkat pengetahuan baik, sikap positif dan praktik yang baik terkait pencegahan COVID-19. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap responden tentang pencegahan COVID-19 dengan praktik pelayanan di RSKGM FKGUI serta tidak terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan, sikap, dan praktik pencegahan COVID-19 berdasarkan lama pengalaman kerja dan tahun angkatan pendidikan. ......Background: The COVID-19 pandemic in Indonesia has had a major impact on the dental services. Dentists are exposed to a higher risk of getting infected by COVID-19 during dental procedures. Therefore, it is necessary to take measures to prevent the transmission of COVID-19 in the form of infection control which is one of the indicators of quality assessment in dental service practice. Objectives: This study explains the correlation between knowledge and attitudes about COVID-19 prevention with service practice at RSKGM FKG UI on Conservative Dentistry Specialty Program Student. Methods: A cross-sectional descriptive analytic study was conducted on 58 Conservative Dentistry Specialty Program Students based on questionnaires taken online. Result: Based on the Mann-Whitney and Kruskal Wallis tests, there was no statistical difference (p> 0.05) between knowledge, attitudes and practices of COVID-19 prevention based on length of work experience and years of education. The Spearman test showed no correlation (p> 0.05) between knowledge and attitudes of students about COVID-19 prevention on dental service practices. Conclusion: Conservative Dentistry Specialty Program Students have a good level of knowledge, positive attitude and good practices related to COVID-19 prevention. There is no correlation between the knowledge and attitudes of respondents about COVID-19 prevention on service practices at the RSKGM FKG UI and there is no significant difference in knowledge, attitudes, and practices of COVID-19 prevention based on the length of work experience and years of the education
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>