Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Wibiyanto
Abstrak :
Saat ini penilaian kinerja pemasok merupakan salah satu hal penting dalam penerapan manajeman rantai penyediaan. Oleh karena itu setiap perusahaan harus menerapkan sebuah sistem penilaian kinerja pemasok yang memenuhi kebutuhan informasi bagi perusahaan dan dapat mewakili keadaan nyata, tidak terkecuali PT Voksel Electric, Tbk. Kinerja pemasok akan mempengaruhi kinerja perusaahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkat keuntungan perusahaan. PT Voksel Electric, Tbk telah memiliki sistem penilaian kinerja tetapi memiliki keterbatasan pada detail kriteria. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hirarki penilaian pemasok dan mengaplikasikannya untuk mendapatkan nilai kinerja pemasok. Sistem penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode TOPSIS yang merupakan salah satu metode klasik dalam pengambilan keputusan. Metode ini berbasis pada konsep bahwa solusi terbaik harus mempunyai jarak terkecil ke solusi ideal positif dan jarak terbesar ke solusi ideal negatif. Seringkali proses penilaian kurang dapat mewakili kondisi nyata, untuk mengatasinya digunakan pula teori himpunan fuzzy, karena teori ini dapat mengakomodasi keragu-raguan dan ketidakpastian yang biasanya muncul dalam proses penilaian. Hasil peringkat kriteria penilaian kinerja pemasok di PT Voksel Electric, tbk berturut-turut adalah harga, kualitas, pengiriman, fleksibilitas, kemampuan teknis, pelayanan, dan kemampuan manajemen. Dalam aplikasinya, nilai tertinggi didapatkan oleh AP, kemudian AM, SSW, WL, dan yang terakhir LB. ......Nowadays, supplier performance assessment is one of the main issues supply chain management application. Therefore every company, including PT Voksel Electric, Tbk, must apply supplier-performance-assessment system that could fulfill information needed by the company and represent the real situation. Supplier performance would affect company performance and eventually affect the company 's benefit. PT Voksel Electric, Tbk has already applied supplier assessment system but constrained by the criteria's details. This research aimed at creating supplier-performance-assessment hierarchy and applies it to acquire supplier performance scores. Performance assessment system -was done by using TOPSIS method, one of the classical metliods in decision making. It based upon the concept that the best solution should have the shortest distance from the Positive Ideal Solution (PIS) and the farthest from the Negative Ideal Solution (NIS). Often llie assessment process failed to represent the real situation. Fuzzy set theory was used in the calculation because this metfzod addresses the real situation of human judgment with fuzziness in measurement activity. The result for the criteria's order for supplier performance assessment at PT Voksel Electric, Tbk were: price, quality, delivery, flexibility, technical ability, services, and management ability. In the applied case, supplier AP had the Itighest performance score, continued by AM, SSW, WL, and the last was LB.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustofa Salim
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Karima Maharani
Abstrak :
ABSTRACT
Pemasok memiliki peran yang sangat penting dalam rantai pasok. Terjadinya permasalahan pada pemasok dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan, sehingga evaluasi pemasok perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam pengelolaan setiap pemasok. Segmentasi pemasok menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengelola berbagai pemasok secara sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan evaluasi pemasok dengan segmentasi pada salah satu perusahaan keju di Bandung, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Best-Worst Method (BWM) untuk memperoleh bobot kriteria evaluasi pemasok, serta technique for Order of Preference by Similiarity to Ideal Solution TOPSIS) untuk memperoleh nilai akhir dari setiap pemasok yang akan menjadi dasar dalam mensegmentasi pemasok berdasarkan dimensi kemampuan dan kesediaan pemasok. Hasil dari penelitian ini adalah pengelompokkan 22 pemasok bahan baku keju ke dalam empat segmen berbeda, serta rekomendasi strategi pengelolaan yang sesuai untuk setiap segmen pemasok. Beberapa kondisi seperti kenaikan harga bahan baku, perusahaan melibatkan pemasok dalam proses pengembangan produk keju, serta peningkatan dan penurunan permintaan produk keju dapat menyebabkan terjadinya perubahan hasil segmentasi pemasok.
ABSTRACT
Suppliers play a key role in the supply chain. The occurrence of problems with suppliers can cause losses to the company, therefore supplier evaluation have become critical for company to determine the right action plan in managing suppliers. Supplier segmentation is one effective way to manage various suppliers systematically. This study aims to integrate supplier evaluation with segmentation in one of the cheese company in Bandung, Indonesia. The method used in this study is Best-Worst Method (BWM) to obtain the weight of supplier evaluation criteria, as well as Technique for Order of Preference by Ideal Solution (TOPSIS) to obtain the final score of each supplier which will be the basis for segmenting suppliers based on capabilities and willingness dimensions. The results of this study are classifying 22 suppliers of cheese's raw materials into four different segments, and recommendations of suitable action plans for each segment. Some conditions such as increased raw material prices, involving supplier in the process of developing cheese products, increased as well as decreased demand can cause changes in supplier segmentation results.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmad Achirulloh
Abstrak :
Evaluasi terhadap kinerja pemasok merupakan bagian dari fimgsi strategis bagian procurement dalam meningkatkan kemampuan operasional perusahaan secara keseluruhan. Metode evaluasi pemasok yang konvensional memiliki keterbatasan untuk dapat mengevaluasi pemasok secara komprehensif. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka penelitian ini berusaha untuk mengusulkan evaluasi kinerja pemasok menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan teknik analisis produktivitas multifaktor. DEA dipilih sebagai metode evaluasi karena mampu mempertimbangkan variabel-variabel input dan output untuk mengetahui efisiensi kinerja dari pemasok, dan juga tidak memerlukan penentuan bobot untuk setiap variabel. Selain itu DEA mampu mengidentifikasi benchmark bagi pemasok yang inefisien. Model DEA yang diusulkan menggunakan variabel-variabel input dan output yang sama dengan kriteria penilaian yang digunakan perusahaan agar hasilnya dapat dibandingkan secara relevan. Model DEA yang diusulkan terdiri dari kriteria input sebagai variabel input sedangkan variabel output terdiri dari kriteria kualitas, kemampuan pengiriman dan services. Agar lebih selaras dengan kebijakan manajemen PT. BMC sebagai obyek penelitian, maka efisiensi yang dihasilkan dari DEA dikombinasikan dengan hasil evaluasi PT. BMC yang menggunakan metode pembobotan nilai sehingga diperoleh suatu cluster pemasok. Berdasarkan cluster tersebut, pemasok diklasifikasikan kedalam 4 kategori yaitu high performers dan efisien (HE), high performers dan inefisien (HI), low performers dan efisien (LE) serta low performers dan inefisien (LI). Pemasok dalam cluster HE dapat dijadikan benchmark bagi pemasok yang berada dalam cluster HI, LE dan LI. Hasil dari evaluasi pemasok menggunakan metode DEA ini dapat berguna bagi pihak manajemen dalam rangka optimalisasi kinerja pemasok, pelaksanaan program pengembangan pemasok dan program benchmarking untuk pemasok, yang pada akhirnya semua itu dapat meningkatkan kinerja PT. BMC. ......Evaluation of supplier performance is an integral part of strategic function of a procurement department which is aimed to enhance the firm's performance. Conventional evaluation methods have limitations in its application in order to evaluate supplier comprehensively. To address this issue, this research proposes a methodology for effective supplier performance evaluation based on Data Envelopment Analysis (DEA), a multi-factor productivity analysis technique. DEA is able to consider multiple input and output measures which represents supplier's efficiency, and also doesn't need a priori judgment on criteria weights. Besides that, it can identify benchmark for the inefficient supplier. To get a relevant comparison, the DEA model proposed in this research uses the company's evaluation criteria as an input and output variables. The DEA model consists of price as an input variable while the output variables consist of quality, delivery performance and services. In order to accommodate management policy, the efficiency derived from the DEA model are combined with performance score generated by managerial evaluation using weighted point method so the results would form a supplier clusters. Based on this cluster, suppliers are categorized into four clusters, which are high performers and efficient (HE), high performers and inefficient (HI), low performers and efficient (LE) and also low performers and inefficient (LI). Suppliers in HE cluster could provide useful benchmark for improving the performance of suppliers in the HI, LE and LI clusters. Finally, the results from this evaluation are useful for the management to improve the performance of their supplier network, to implement supplier development program and benchmarking program for supplier, which in the end could enhance firm's performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Suadi
Abstrak :
RINGKASAN EKSEKUTIF Pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai dengan kondisi politik yang stabil membuat Indonesia menjadi tempat yang ideal untuk investasi baik dari dalam maupun luar negeri. Meningkatnya Iaju perekenomian ini diikuti dengan berkembangnya industri bank ditunjang dengan sederetan paket deregulasi perbankan, seperti kemudahan untuk membuka bank, kemudahan membuka kantor cabang, perwakilan cabang bagi batik-bank asing mendorong meningkatnya jumlah bank di Indonesia. Jumlah besar ini tidak disertai oleh kualitas memadai. Dengan adanya krisis moneter di Asia, yang dimulai dengan Thailand dan akhirnya timbul di Indonesia pada pertengahan talhm 1997, maka dalam wa.ktu 6 bulan terjadi penurunan nila · mata uang sebesar ± 80% terhadap dollar yang menyebabkan perubahan drastis terhadap kondisi per konomian Indonesia, yang sebelumnya memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Melihat perubahan strategi pemasaran dari strategi korporasi ke strategi retail yang dilakukan oleh Bank X sebelum waktu krisis mo eter, dimana manajemen melakukan banyak perubahan dalam perusahaan untu.K: engkomodasi perubahan tersebut. Perlu diteliti apakah perubahan tersebut telah cukup memadai untuk menyiasati kmidisi krisis saat ini ataukah Bank X harus melakukan penajaman atas strategi yang telah dilakukan. Tulisan ini bertujuan untuk menemukan strategi yang dapat ditempuh oleh perusahaan yang sedang mempertahankan dirinya dari pengaruh krisis narnun tetap meningkatkan unjuk kerja produknya untuk memanfaatkan peluang yang ada dikondisi krisis tersebut.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Kemal Rahadi
Abstrak :
Laporan ini menganalisis rantai pasokan Toyota Motor Company, dengan fokus pada jaringan rantai pasokan, pengadaan, outsourcing, inisiatif CSR, serta permasalahan internal. Di balik kinerja Toyota terdapat sistem rantai pasokan brilian yang digunakan yang memungkinkan semuanya menjadi mungkin. Namun, meskipun manajemen rantai pasokannya kuat, Toyota menghadapi beberapa tantangan yang berasal dari ketegangan geopolitik dan bencana alam yang dapat mengganggu rantai pasokan, menyebabkan kekurangan komponen dan penundaan produksi. Meskipun Toyota sangat terpukul oleh kekurangan semikonduktor, Toyota telah menunjukkan ketahanan dan respons TPS terhadap tantangan yang tidak terduga. ......This report analyzes the supply chain intricacies of Toyota Motor Company, with a focus on their supply chain network, procurement, outsourcing, CSR initiatives as well as the problems they are facing. Behind Toyota’s performance lies a brilliant supply chain system that has been used that makes it all possible. However, despite its strong supply chain management, Toyota faces several challenges stemming from Geopolitical tensions and natural disasters that can disrupt supply chains, causing component shortages and manufacturing delays. Although Toyota has been hit hard by the worldwide semiconductor shortage, the company has shown its TPS resilience and responsiveness to unforeseen challenges.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Djamalludin
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menguji secara empiris tentang budaya korporat dan reputasi perusahaan serta hubungan perusahaan sebagai pembeli dengan para pemasok. Studi ini ingin menganalisis apakah hubungan pembeli dan pemasok dipengaruhi oleh budaya korporat dan reputasi perusahaan pembeli. Untuk mengetahui peranan dan hubungan budaya korporat dan reputasi perusahaan, maka penelitian ini menganalisis tentang pengaruh budaya korporat terhadap reputasi perusahaan dan tentang pengaruh budaya korporat dan reputasi perusahaan terhadap hubungan perusahaan sebagai pembeli dengan para pemasoknya.

Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari para responden. Responden daiam penelitian ini adalah perusahaan pemasok yang terdaftar sebagai rekanan pada perusahaan BP Indonesia di Jakarta dalam aktivitas pengadaan barang dan jasa. Data penelitian yang diperoleh berkaitan dengan evaluasi, pemahaman dan pengalaman perusahaan pemasok sebagai rekanan pada perusahaan pembeli. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunalcan teknik analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda.

Hasil analisis mcnunjukan adanya pengaruh positif yang signifikan dari budaya korporat terhadap reputasi perusahaan, dan pengaruh positip budaya korporat dan reputasi perusahaan terhadap hubungan pembeli dan pemasok.

Hasil penelitian ini menyatakan secara tidak langsung pentingnya bagi perusahaan untuk membentuk budaya korporat yang baik dan unggul agar tercipta reputasi perusahaan yang baik. Budaya korporat dan reputasi perusahaan yang baik akan meningkatkan hubungan kerjasama dengan perusahaan mitra kerja.
ABSTRAK
This research empirically examined the corporate culture, company reputation and relationship between buying company and its suppliers (supplying companies). This study seeks to analyze whether the business relationship between a buying company and its suppliers is affected by the buying companys corporate culture and reputation. To understand more about the role and relationship of the corporate culture and the company reputation, this research has analyzed the effect of corporate culture to the company reputation, and the eject of both corporate culture and company reputation to the relationship between a buying company and its suppliers.

The research used primary data obtained from the respondents. The respondents are the companies that registered as BP Indonesia ?s supplier in Jakarta office in procurement goods and service activities. The data obtained are related to the suppliers' evaluation, understanding and experiences toward the buying company. The data is analyzed by using simple regression analysis and multiple regression analysis.

The result of analysis proved significantly the effect of corporate culture to company reputation and also the effect of both corporate culture and company reputation to the relationship between buying company and its supplier.

The research outcome implies the importance for a company to establish a great corporate culture in order to create a great reputation. A great corporate culture and reputation will improve the company relationship with its business partners.
2007
T17775
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny
Abstrak :
Semakin berkembangnya bisnis suatu perusahaan, semakin pentingnya peran pemasok dalam mendukung kinerja operasional suatu perusahaan. Untuk dapat meningkatkan kualitas kinerja, maka perusahaan perlu melakukan seleksi pemasok yang sudah atau yang akan terlibat. Hal ini menjadi alasan diperlukan adanya seleksi pemasok dalam manajemen rantai pasok perusahaan. Penelitian dalam Tesis ini mensimulasikan metode Analytical Hierarchy Process AHP sebagai model pemgambilan keputusan seleksi pemasok untuk pengadaan langsung di Universitas. Metode AHP dalam Tesis ini mempunyai beberapa kriteria, sub-kriteria, dan alternatif, dimana menggunakan wawancara dan kuesioner sebagai sumber data utama. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kriteria Kualitas/Teknis merupakan kriteria paling penting. Untuk kriteria Harga dan Profil Pemasok menjadi kriteria pendukung dalam memilih pemasok terbaik. Dan sebagai contoh untuk model pengambilan keputusan di penelitian ini, PT Bhinneka menjadi pemasok dengan kinerja terbaik untuk pengadaan komputer di Universitas. ......As the company grows, role of suppliers in supporting the operational performance of a company becomes more important. In order to improve the quality of the performance, the company needs to filter the suppliers which have been or will be involved in the process. This has become the reason to filter the suppliers in company rsquo s supply chain management.The research in this thesis simulates the Analytical Hierarchy Process AHP as a model for decision making in suppliers selection for direct procurement at the University. AHP method in this thesis has several criteria, sub criteria, and alternative, which uses interviews and questionnaires as the main data source. The results of this study indicate that the criteria of Quality Technical is the most important criterion. Price and Suppliers rsquo Profile become supporting criteria in selecting the best suppliers. And as an example of decision making model in this study, PT Bhinneka becomes the supplier with the best performance for the procurement of computers at the University.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Sudjaswin E.
Abstrak :
Inovasi merupakan keniscayaan yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya dalam lingkungan persaingan global, yang diwarnai oleh dinamika persaingan berbasis knowledge-networked innovation (Davenport et at., 2006). Dalam konteks tersebut, perusahaan otomotif makin mengandalkan strategi inovasi untuk mencapai keunggulan daya saing berkelanjutan. Namun demikian, keterbatasan sumber daya spesifik yang diperlukan untuk inovasi, memotivasi perusahaan melakukan kerja sama dengan pihak eksternal untuk mempercepat proses inovasi (Best, 2001).

Studi mengenai strategi inovasi telah banyak dilakukan dari segi produk akhir (Takeishi, 2001). Namun masih sedikit studi mengenai strategi inovasi dari sudut proses pengembangan produk baru (new product development, NPD), yang ditunjang oleh sistem kemitraan yang interaktif antara perusahaan dan para pemasok (Hart, 1995; Sage, 2000). Penelitian yang dilakukan terhadap lean production system yang sudah dilakukan sebelumnya telah membuktikan adanya pengaruh cross-functional team dan peran pemasok terhadap kinerja NPD, namun' belum mempertimbangkan aspek perilaku individu yang melaksanakan proses NPD. Perilaku individu tersebut diatur melalui kerangka yang disebut budaya perusahaan (company culture). Untuk mengisi kelangkaan penelitian yang melihat hubungan perilaku dengan NPD, maka penelitian ini mencoba melihat peran company culture terhadap interaksi individu dalam cross-functional team yang melakukan proses NPD.

Penelitian ini bertujuan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi proses penciptaan produk baru, fokus pada perusahaan otomotif dan pemanfaatan team production system (Fujimoto dan Takeishi, 2001). Berbagai faktor yang mempengaruhi proses NPD, yaitu peran kemitraan dari pemasok dalam inovasi perusahaan (Penrose, 1959), peran tim pengembangan produk baru (NPD team) yang bersifat cross-functional untuk merealisir NPD (Takeishi, 2001); pengaruh company culture terhadap kerja sama antara pemasok dan NPD team (Dess dan Lumpkin, 2003), dan akhirnya pengaruh NPD team terhadap kinerja proses dan produk baru untuk menciptakan keunggulan daya saing (Hoegl dan Parboteeah, 2003), menjadi vadabel dalam penelitian.

Pengujian model yang dikemukakan dilakukan secara empiris terhadap 202 responden dari sub-industri mobil dan komponennya serta sub-industri motor dan komponennya, yang tersebar di Jabotabek, Bandung, Surabaya, Sidoarjo dan Gresik, dengan ditunjang oleh in depth interview antara pimpinan perusahaan otomotif serta menguji model tersebut dengan menggunakan metode analisis Structural Equation Model (SEM).

Hasil pengujian menunjukkan bahwa baik pemasok maupun company culture memiliki peran yang positif dan signifikan terhadap NPD team, dimana proses yang berlangsung dalam NPD team akan mempengaruhi kinerja NPD. Hasil uji hipotesis yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh company culture terhadap NPD team pada sub-industri mobil dan sub-industri motor, menggambarkan pentingnya company culture dalam mendukung proses NPD yang berdampak pada kinerja NPD team. Hal ini diperkuat dengan tidak adanya perbedaan pengaruh NPD team terhadap kinerja NPD, sekalipun terdapat perbedaan peran pemasok di antara kedua industri tersebut.

Dan hasil penelitian ini, diperoleh konfirmasi mengenai peran pemasok terhadap NPD team dimana pemanfaatan kapabilitas eksternal bukan hanya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi, tetapi dapat menjadi sumber pembelajaran perusahaan. Secara teoritik, hasil penelitian ini mendukung pandangan Eisenhardt dan Martin yang menyatakan "...dynamic capabilities thus are the organizational and straregic routines by which firm achieve new resources coryigiiration as market emerge, collide, split, evolve and die.

Penelitian ini bersifat cross section sehingga tidak dapat melihat pengaruh company culture terhadap NPD team yang bersifat path dependence dan idiosyncratic Secara lebih akurat. Perlu dilakukan penelitian yang bersifat longitudinal untuk mengukur peran company culture dalam NPD leam sebagai manifestasi dari rekonfigurasi internal dan eksternal.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
D876
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sijabat, Gilbertha Ayu
Abstrak :
Kebutuhan dan konsumsi listrik yang terus meningkat menuntut pasokan listrik yang harus terus tersedia dengan kapasitas maksimal. Pemilihan pemasok adalah proses yang penting untuk penanggulangan resiko kegagalan dalam pengadaan, namun sulit karena banyak kriteria yang harus dipertimbangkan. Penelitian ini mengusulkan model pemilihan pemasok suku cadang pada pembangkit listrik dengan menggunakan penggabungan metode Analitical Hierarchy Process (AHP) dan Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE). AHP digunakan untuk menentukan bobot kepentingan kriteria dan PROMETHEE untuk menghasilkan urutan peringkat pemasok. Model ini diterapkan dalam pemilihan pemasok fin tube dan solenoid valve. Dari empat pemasok, pemasok D yang memiliki lead time tercepat walau bukan yang termurah adalah pemasok terbaik untuk fin tube, sedangkan dari tiga pemasok solenoid valve, pemasok E yang memiliki harga paling murah dengan lead time terpendek meskipun memiliki histori keterlambatan adalah yang terbaik. ......The increasing electricity demand and consumption compel that electricity supply must always be available with maximum capacity. Selection of suppliers is an important process to overcome the risk of failure in procurement, but it is a difficult task because it takes many consideration based on the criterias. This study proposes a selection model of spare parts suppliers in power plants using a combination of Analytical Hierarchy Process (AHP) methods and Preference Ranking of Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE). AHP is used to determine the importance weight of criteria and PROMETHEE to produce a outranking of suppliers. This model is applied on the selection of fin tube and solenoid valve suppliers. From four suppliers, supplier D, which has the shortest lead time even not the lowest price is the best one for fin tube, while from the three suppliers of solenoid valve, supplier E which has the lowest price with the shortest lead time even has a delay history is the best one.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>