Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
Nur Kharimah
Abstrak :
Pengetahuan mengenai pengasuhan merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap ibu yang baru pertama kali memiliki anak agar pengasuhan berjalan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parenting knowledge dan parenting stress pada ibu yang baru pertama kali memiliki anak usia bayi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lapor diri self-report. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 90 ibu usia yang baru pertama kali memiliki anak usia 0-24 bulan. Tingkat parenting knowledge diukur dengan Knowledge of Infant Development Inventory KIDI dan parenting stress diukur dengan Parenting Stress Index ndash; Short Form PSI-SF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara parenting knowledge dan parenting stress r = -0,375, p = 0,000, signifikan pada L.o.S. 0,01.
Parenting knowledge is an important thing that first time mothers should have, so parenting can work effectively. This study aims to investigate the relationship between parenting knowledge and parenting stress among first time mothers with infant. The research method used in this study is self report method. The participants of this research are 90 first time mothers who has a child aged 0 24 months. Level of parenting knowledge was measured with Knowledge of Infant Development Inventory KIDI and parenting stress was measured with Parenting Stress Index ndash Short Form PSI SF. The result of this research indicates there is a significant negative relationship between parenting knowledge and parenting stress r 0,375, p 0,000, significant at the L.o.S. 0,01.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67590
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anisah Khairiyyah
Abstrak :
ABSTRAK
Kemiskinan merupakan suatu kondisi yang berkaitan erat dengan stres pengasuhan yang dialami ibu. Dukungan sosial diduga terkait dengan stres pengasuhan yang dirasakan ibu di keluarga miskin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dukungan sosial dengan stres pola asuh yang dialami ibu di keluarga miskin. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 113 orang, dan merupakan ibu dari keluarga miskin dengan anak usia 3-5 tahun. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan stres pengasuhan yang dirasakan ibu pada keluarga miskin.
ABSTRACT
Poverty is a condition that is closely related to parenting stress experienced by mothers. Social support is thought to be related to parenting stress felt by mothers in poor families. This study aims to determine whether there is a relationship between social support and parenting stress experienced by mothers in poor families. Participants in this study amounted to 113 people, and are mothers of poor families with children aged 3-5 years. The results of statistical tests show that there is no relationship between social support and parenting stress felt by mothers in poor families.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nurma Wuriana
Abstrak :
ABSTRAK
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memahami dan mengekspresikan emosi, meregulasi emosi serta menggunakan informasi mengenai emosi dalam berpikir dan bertingkah laku. Orang tua selalu mendapatkan tantangan dalam membesarkan anak yang sering mengakibatkan stress pada pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara religiusitas Islam dan stress pengasuhan dengan kecerdasan emosi pada orang tua. Partisipan penelitian ini adalah 90 orangtua Jabodetabek. Peneliti menggunakan R-MRPI, PSI-SF , dan adaptasi TEIQue-SF untuk mengukur Religiusitas Islam, Stress Pengasuhan dan Kecerdasan Emosi. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara religiusitas Islam dan kecerdasan emosi dengan r= .469, LoS 0.01 serta hubungan negatif signifikan antara stress pengasuhan dan kecerdasan emosi dengan r = -.529, LoS 0.01. Hubungan antara religiusitas Islam dan stress pengasuhan dengan kecerdasan emosi menunjukkan korelasi r= .614 Hasil menunjukkan bahwa nilai Religiusitas Islam orang tua yang tinggi berhubungan dengan tinggi pula kecerdasan emosi yang dimiliki sehingga mengurangi stress pengasuhan.
ABSTRACT Emotional intelligence is the ability to understand and express emotions, regulate emotions and use emotional information in thinking and behaving. The challenges of raising a child often lead to stress in parenting. This study aims to determine whether there is a relationship between Islamic Religiosity and Parenting Stress with Emotional Intelligence. Participants of this study were 90 parents from Jabodetabek. Researcher used R MRPI, PSI SF, and SF TEIQue adaptation to measure Religiosity of Islam, Parenting Stress and Emotional Intelligence. The calculations showed that there is a significant positive relationship between Islamic religiosity and emotional intelligence with r .469,LoS 0 01 and significant negative relationship between parenting stress and emotional intelligence with r .529, LoS 0 01. The correlation between Islamic Religiosity and parenting stress with emotional intelligence is r .614.This result showed that higher Islamic religiosity will followed with higher emotional intelligence too in parents, that can be lowering the level of parenting stress.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66172
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Puti Aulia Rahma
Abstrak :
Kepuasan pernikahan merupakan faktor penting dalam keberfungsian keluarga dan perkembangan anak. Akan tetapi, banyak penelitian menemukan bahwa terutama pada ibu, kepuasan pernikahan menurun drastis pada awal menjadi orangtua ketika anak berusia 0-5 tahun. Salah satu penyebab penurunan ini adalah stres pengasuhan yang diakibatkan oleh bertambahnya peran serta beban pengasuhan anak usia 0-5 tahun yang berat dan intens.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepuasan pernikahan dan stres pengasuhan pada ibu yang memiliki anak berusia 0-5 tahun yang dalam pengasuhannya ikut melibatkan kakek nenek. Kepuasan pernikahan diukur menggunakan ENRICH Marital Satisfaction scale dan stres pengasuhan diukur menggunakan PSI-SF. Sebanyak 154 data partisipan di Jabodetabek telah terkumpul dengan rata-rata usia 27 tahun dan usia anak 15 bulan.
Menggunakan teknik analisa statistik korelasi Pearson didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara variabel kepuasan pernikahan dan variabel stres pengasuhan r = -.615, p < 0.01 di mana semakin rendah kepuasan pernikahan maka semakin tinggi stres pengasuhan, dan sebaliknya. Selain itu, didapatkan pula perbedaan stres pengasuhan yang signifikan antara ibu bekerja dan tidak bekerja berdasarkan hasil analisis menggunakan independent t-test. Alasan dari temuan penelitian didiskusikan lebih lanjut berkaitan dengan keterlibatan kakek nenek dalam pengasuhan.
......
Marital satisfaction is one of important factors that can affect family functioning and child development. Studies found that parenting stress is one of important factors affecting individuals marital satisfaction. The current study aims to examine the correlation between marital satisfaction and parenting stress of mothers whose first childs age ranging from 0-5 years old that coresident with grandparents.
In this study, the marital satisfaction variable was measured using ENRICH Marital Satisfaction scale and parenting stress variable was measured using PSI SF. Pearson correlation was done to analyze data of 154 participants age mean 27 years old, childs age mean 15 months.
The result shows that there are negatively significant correlation between marital satisfaction and parenting stress r .615, p 0.01, which means that mothers high marital satisfaction is associated with low parenting stress, and vice versa. This study also found that employed mother scored lower in parenting stress in comparison to stay at home mother using independent test technique. Explanations of current result related with grandparenting were discussed.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aini Rahmi
Abstrak :
Munculnya parenting stress terjadi karena terdapat ketidakseimbangan antara tuntutan pengasuhan dengan sumber daya yang dimiliki oleh orang tua dalam memenuhi tanggung jawab. Terlebih pada ibu usia remaja karena akan tergantung dengan kompetensi pengasuhan yang dimiliki oleh ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara parenting stress dengan kompetensi pengasuhan pada ibu remaja. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel 319 ibu remaja di Kota Depok. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Parental Stress Scele (PSS) dan Parenting Sense of Competence Scale (PSOC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara domain parenting stress dengan domain kompetensi pengasuhan (p=0,00 dan0,005). Diharapkan bahwa pemberi asuhan keperawatan dapat meningkatkan perannya dalam memberikan intervensi berupa edukasi dan pendampingan psikologis terhadap ibu remaja mengenai kompetensi pengasuhan anak.
...... The emergence of parenting stress occurs because there is an imbalance between the parenting burden and the resources owned by parents in fulfilling their responsibilities. Especially for teenage mothers because it will depend on parenting competency owned by the mother. This study aims to analyze the relationship between parenting stress and parenting competency in teenage mothers. The design of this study was cross sectional with a sample of 319 teenage mothers in Depok City. The measuring instrument used is the Parental Stress Scale (PSS) and Parenting Sense of Competence Scale (PSOC) questionnaire. The results showed that there was a significant relationship between the stress parenting domain and the parenting competency domain (p = 0.00 and 0.005). Nurse expected have more increase their role in providing interventions in the form of education and psychological assistance to teenage mothers about parenting competence.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jenica Ardyaputri Martin
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara common dyadic coping dengan parenting stress pada orang tua dengan anak ADHD di Indonesia. Common dyadic coping adalah usaha kedua orang tua untuk melakukan proses manajemen stres bersama. Parenting stress adalah reaksi aversif yang dimunculkan orang tua ketika menghadapi tuntutan mengasuh anak. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena meskipun tingkat anak ADHD di Indonesia tinggi, namun studi mengenai hal tersebut masih minim. Penelitian dilakukan kepada 70 partisipan yang terpusat di daerah Jabodetabek di Indonesia. Sebagian besar dari partisipan merupakan perempuan berumur 31-40 tahun yang sudah menikah selama 5-10 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring dan menyebarkan kuesioner secara luring ke beberapa SLB serta Yayasan Terapi. Peneliti menggunakan alat ukur Dyadic Coping Inventory dan Parenting Stress Index - Short Form. Data dianalisis dengan teknik korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukan bahwa common dyadic coping tidak berkorelasi secara signifikan dengan parenting stress. Common dyadic coping juga tidak berkorelasi secara signifikan dengan dua dimensi parenting stress yaitu parent-child dysfunctional interaction dan difficult child. Di lain sisi, ditemukan hubungan negatif dan signifikan antara common dyadic coping dan dan satu dimensi parenting stress yaitu parental distress.
......The aim of this study is to see the relationship between common dyadic coping and parenting stress in parents with ADHD children in Indonesia. Common dyadic coping is a joint effort between parents to manage stress. Parenting stress is an aversive reaction from handling the responsibility of being a parent. It is important to study this because even though the level of ADHD children are high, studies about this in Indonesia are scarce. The study was done to 70 participants mainly from Jabodetabek area in Indonesia. Most of the participants were female, aging between 31 to 40 years old and married for 5 to 10 years. Data were taken by distributing the questionnaires online and offline through several Special Schools and Therapists. This study uses Dyadic Coping Inventory and Parenting Stress Index - Short Form. The data was analyzed using Pearson correlation. Results show that common dyadic coping is not significantly correlated with parenting stress. There is also no significant correlation between common dyadic coping and two of parenting stress dimensions, parent-child dysfunctional interaction and difficult child. On the other hand, there is a negative significant relationship between common dyadic coping and one of parenting stress dimension, parental distress.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Affi Fatunnisa
Abstrak :
1000 hari pertama kehidupan anak merupakan masa dimana tumbuh kembang berjalan sangat optimal. Sehingga peran orang tua sebagai pembimbing anak saat tumbuh kembangnya sejak kecil sangatlah penting. Orang tua harus dapat menjalankan perannya dengan sadar untuk memenuhi dan menyeimbangkan pengasuhan yang kadang dapat mewujudkan stres pengasuhan pada mereka. Oleh karena itu, penting untuk tepat menilai stres pengasuhan yang merupakan hambatan perkembangan kesehatan anak. Instrumen Parenting Stress Index diperlukan untuk mengidentifikasi stres pengasuhan orang tua dengan anak usia 6-23 bulan. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah instrumen PSI merupakan instrumen yang valid dan reliabel. Penelitian deskriptif dilakukan pada 200 responden dengan pengambilan data secara online dengan pendekatan cross sectional dan teknik purposive sampling. Uji validitas menunjukkan 19 butir item valid. Uji reliabilitas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,605 yang menunjukan instrument reliabel untuk digunakan. Sehingga instrument PSI dapat digunakan untuk mengidentifikasi stres pengasuhan orang tua pada anak usia 6-23 bulan.
......The first 1000 days of a child's life are a period of optimal growth and development. So that the role of parents as a guide for children when growing and developing since childhood is crucial. Parents must be able to carry out their role intentionally to fulfill and balance parenting which can sometimes manifest parenting stress on them. Therefore, it is important to properly assess parenting stress which is a developmental obstacle to a child's health. The Parenting Stress Index instrument is required to identify the stress of parenting with children aged 6-23 months. The purpose of the study was to determine whether the PSI instrument was valid and reliable. Descriptive research was conducted on 200 respondents with online data collection with a cross-sectional approach and purposive sampling technique. The validity test showed that 19 items were valid. The reliability test reveals the Cronbach's Alpha value of 0.605 which implies a reliable instrument to use. So the PSI instrument can be used to identify parenting stress in children aged 6-23 months.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dacey, John S.
Abstrak :
"Your Anxious Child empowers you to teach your child essential skills in engaging, creative ways. Through dozens of activities you can start using right now, your child will learn how to alleviate stress, build courage and trust, and become an innovative problem solver." "Your Anxious Child is based on the acclaimed "COPE" program, which has been used successfully with children throughout the United States for the past 15 years. The program offers physical, mental, and spiritual strategies for Calming the nervous system; activities designed to help your child Originate a creative plan to relieve anxiety; approaches to help your child Persist in the face of obstacles and failures; and effective ways for you and your child to Evaluate and refine your plan."
San Francisco: Jossey-Bass Inc, 2000
649.1 DAC y
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Astriamitha
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara parenting stress dan parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita taraf ringan dan sedang usia kanak-kanak madya. Pengukuran parenting stress menggunakan adaptasi alat ukur Parental Stress Scale (Berry & Jones, 1995) dan pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 47 ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara parenting stress dan parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita ringan dan sedang usia kanak-kanak madya (r = - 0.634, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi parenting stress yang dialami ibu, maka semakin rendah parenting self-efficacy yang dimiliki ibu. Selain itu, hasil tambahan penelitian menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada parenting stress dan parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita taraf ringan dan sedang.
......
This research was conducted to find the correlation between parenting stress and parenting self efficacy among mothers of middle childhood with mild and moderate intellectual disability. Parenting stress was measured using an adaptation instrument named Parental Stress Scale (Berry & Jones, 1995) and parenting self efficacy was measured using an adaptation instrument named Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). The participants of this research are 47 mothers who have middle childhood with intellectual disability.
The main results of this research show that parenting stress negatively correlated significantly with parenting self efficacy (r = - 0.634, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). That is, the higher mother‟s parenting stress, the lower parenting self efficacy. In addition, the additional results of this research have found that there is a significant difference in parenting stress and parenting self-efficacy among mothers of children with mild and moderate intellectual disability.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Claudya Carolina
Abstrak :
Masalah internalizing yang terjadi pada anak usia dini ditemukan berkaitan erat dengan parenting stress yang dialami ibu. Kapasitas kognitif berupa executive function (EF) diduga dapat menjembatani hubungan antara kedua variabel tersebut, di mana keberadaan kapasitas EF yang baik dianggap dapat menghindarkan anak dari risiko mengembangkan masalah internalizing di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dari defisit pada EF anak dalam memediasi hubungan antara parenting stress ibu dan masalah internalizing anak. Sebanyak 207 ibu kandung dari anak berusia 3 hingga 8 tahun tanpa masalah psikologis dan neurologis berpartisipasi di dalam penelitian. Melalui uji statistik mediasi menggunakan PROCESS Hayes, ditemukan bahwa defisit EF pada anak mampu memediasi secara penuh kaitan antara parenting stress ibu dan masalah internalizing anak. Hasil tersebut menunjukkan pentingnya mempertimbangkan kapasitas EF anak dalam memahami terjadinya masalah internalizing anak. Intervensi untuk mengatasi masalah internalizing anak juga dapat diarahkan melalui pengembangan kapasitas EF anak.
......Research has demonstrated that internalizing problems in young children was associated to maternal parenting stress. A cognitive ability called the executive function (EF) is considered to mediates the relationship between these variables, where a good EF is considered a protective factor that helps to keep the children from developing further internalizing problems. This research is intended to study the role of the deficit in children’s EF in mediating the relationship between maternal parenting stress and a child’s internalizing problem. A total of 207 biological mothers of children aged 3 to 8 years old with no medical record of psychological and neurological problems participated in this study. Through statistical mediation analysis using PROCESS Hayes, we found that the deficit in children’s EF fully mediated the relationship between the maternal parenting stress and children’s internalizing problem. This result indicated the importance of considering the children’s EF capacity in understanding the manifestation of children’s internalizing problem. Interventions designed to reduce internalizing problems could also be directed through improving children’s EF capacity.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library