Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S2036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diviani Murti
Abstrak :
Mahasiswa baru berisiko mengalami distres psikologis yang dikarenakan banyaknya perubahan dan tuntutan yang harus dijalani. Menurut beberapa penelitian, parental attachment dapat mempengaruhi tinggi dan rendahnya distres psikologis yang dialami oleh mahasiswa baru. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar peran pola parental attachment dalam memprediksi distres psikologis pada mahasiswa baru Universitas Indonesia (UI). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 280 orang yang merupakan mahasiswa sajana tahun pertama di UI dengan rentang usia 16-21 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Pola parental attachment diukur dengan alat ukur pola attachment yang disusun oleh Diantika (2004) dan diadaptasi oleh Moeljosoedjono (2008). Distres psikologis diukur dengan alat ukur Self Reporting Questionnaire 20 (SRQ-20). Terdapat tiga hasil yang didapatkan dari penelitian ini. Pertama, hasil penelitian menunjukkan bahwa pola parental secure attachment mempunyai peran yang besar terhadap penurunan distres psikologis, dengan 53% varians dalam distres psikologis yang dapat diprediksi oleh pola parental secure attachment. Kedua, pola parental avoidant attachment mempunyai peran yang besar terhadap peningkatan distres psikologis, dengan 47% varians dalam distres psikologis yang dapat diprediksi oleh pola parental avoidant attachment. Ketiga, pola parental anxious attachment tidak mempunyai peran yang besar terhadap distres psikologis, dengan 0,6% varians dalam distres psikologis yang dapat diprediksi oleh pola parental anxious attachment. Hasil tersebut dapat terjadi karena individu dengan secure attachment melihat dirinya mampu mengatasi sumber stresnya. Meskipun begitu dalam penelitian ditemukan bahwa sebagian besar mahasiswa baru memiliki pola parental secure attachment dan distres psikologis yang tinggi. Hal tersebut mungkin dapat terjadi karena mahasiswa baru UI memiliki tuntutan dan masalah yang terlalu banyak sehingga pola parental secure attachment tidak memiliki peran yang cukup kuat untuk melawan distres psikologis, sehingga peneliti menduga adanya faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap distres psikologis ketimbang pola parental secure attachment. ......First year students are at risk of experiencing psychological distress due to the many changes and demands that must be followed. According to several studies, parental attachment can affect the height and low psychological distress experienced by new students. This research is conducted to see the role of parental attachment pattern in predicting psychological distress in first-year students of University of Indonesia (UI). There are 280 participants involved in this research, they were first-year undergraduate students in UI with an age range of 16-21 years. This research is quantitative with correlational design. Parental attachment pattern is measured by an attachment style measurement developed by Diantika (2004) and had been adapted by Moeljosoedjono (2008). There are three results obtained from this study. First, the results showed that parental secure attachment pattern have a big role in decreasing psychological distress, with 53% of the variance in psychological distress that can be predicted by parental secure attachment pattern. Second, parental avoidant attachment pattern have a big role in increasing psychological distress, with 47% of the variance in psychological distress that can be predicted by parental avoidant attachment pattern. Third, parental anxious attachment pattern have not a big role in psychological distress, with 0,6% of the variance in psychological distress that can be predicted by parental anxious attachment pattern. These results can occur because individual with secure attachment see themselves able to overcome the source of stress. Even so, th the study it was found that most new students had high parental secure attachment pattern and psychological distress. This can happen because new UI students have too many demands and problems so that the secure attachment parental pattern does not have a strong enough role to fight psychological distress, so that researchers suspect that other factors have more influence on psychological distress that parental secure attachment pattern.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Binarti Farliani
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara parental attachment, peer attachment, dan psychological well-being pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia. Mahasiswa tahun pertama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2011 dari dua belas fakultas dan program vokasi (D3) yang ada di Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data yang kemudian diolah dengan menggunakan Pearson Correlations. Alat ukur parental dan peer attachment yang digunakan adalah Inventory of Parent and Peer Attachment Revisited (IPPA-R) dari Armsden dan Greenberg (2009), sedangkan alat ukur psychological well-being yang digunakan adalah Ryff`s Scales of Psychological Well-Being (RPWB) yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya oleh Yorikedesvita dan Puspa (2012). Dengan menggunakan partisipan sebanyak 169 mahasiswa, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara parental attachment dan peer attachment dengan psychological well-being. Artinya, semakin tinggi parental dan peer attachment yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi pula psychological well-being yang ia miliki. Selain itu, ditemukan juga bahwa terdapat perbedaan mean yang signifikan dari nilai parental attachment, peer attachment, dan psychological well-being berdasarkan data kontrol partisipan. ...... This research was conducted to find the correlation between parental attachment, peer attachment, and psychological well-being of first year students in Universitas Indonesia. First year students in this research was class of 2011 students from twelve faculties and vocational program in Universitas Indonesia. This research used questionnaires to collect the data and then analyzed it with Pearson Correlations. Parental and peer attachment was measured by the Inventory of Parent and Peer Attachment Revisited (IPPA-R) from Armsden and Greenberg (2009), while the psychological well-being was measured by Ryff?s Scales of Psychological Well-Being (RPWB) that modified from previous research by Yorikedesvita and Puspa (2012). Involving 169 students, the results of this study show that there is a significant positive correlation between parental and peer attachment to the psychological well-being. This results indicate that the higher the parental and peer attachment a person have, the higher the psychological well-being that he has. In addition, it was found that there are significant differences in mean values of parental attachment, peer attachment, and psychological well-being based on participants demographic data.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Rossallina
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara agresivitas dan parental-attachment dengan menggunakan metode self-report pada 101 anak yang berusia 10 hingga 12 tahun. Alat ukur agresivitas (The Problem Behavior Frequency Scales/PBFS) mengukur agresivitas fisik, agresivitas non-fisik, dan agresivitas hubungan. Kemudian, adaptasi dari alat ukur attachment (Attachment Style Classification Questionnaire for Latency Age Children/ASCQ) mengukur jenis attachment dengan orangtua: secure, anxious/ambivalent, dan avoidant. Penelitian ini menemukan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis attachment terhadap ibu dan agresivitas, yaitu anak yang memiliki jenis attachment ibu-anak yang avoidant, lebih agresif daripada anak yang anxious dan secure. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis attachment ayah-anak dan agresivitas. ......This research is intended to find correlation between aggression and parental-attachment by self-report method applied to 101 children who are 10 to 12 years old. The aggression inventory (Problem Behavior Frequency Scales) measures physical aggression, non-physical aggression, and relational aggression. Then, the adaptation of attachment inventory (Attachment Style Classification Questionnaire) measures attachment with parents: secure, anxious/ambivalent, and avoidant. This research finds that there is a significant relationship between mother-attachment style and aggression, that is children with avoidant mother-attachment are more aggressive than the one with anxious and secure type. There is no significant relationship found between father-attachment and aggression.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martiza Rafanadda Zhafirah
Abstrak :
Bunuh diri merupakan masalah kesehatan mental global yang mengancam remaja. Namun demikian, masalah bunuh diri dapat dikurangi dengan memahami faktor risiko dan faktor protektifnya. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kelekatan orang tua menjadi salah satu faktor protektif dari perilaku bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kelekatan orang tua terhadap ide dan rencana bunuh diri siswa SMP di Banyuwangi, Indonesia. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional pada 1.217 siswa pada rentang usia 11-17 tahun (M = 13,52, SD = 1,04). Hasil analisis logistic regression menunjukkan bahwa kelekatan orang tua berpengaruh secara signifikan terhadap ide dan rencana bunuh diri (R2 = 14,6% dan R2 = 13,8%). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kelekatan dengan orang tua akan semakin rendah ide dan rencana bunuh diri pada remaja. ......Suicide is a global mental health problem that threatens adolescents. However, the problem of suicide can be reduced by understanding its risk and protective factors. Previous research shows that parental attachment is one of the protective factors of suicidal behavior. This study aims to examine the effect of parental attachment on suicidal ideation and suicide plans among middle school students in Banyuwangi, Indonesia. The study was conducted with a cross-sectional design on 1.217 students aged 11-17 years (M = 13,52, SD = 1,04). The result of logistic regression analysis showed that parental attachment has a significant effect on suicidal ideation and suicide plans (R2 = 14,6% and R2 = 13,8%). The result indicates that the higher parental attachment, the lower the suicidal ideation and suicide plans in adolescents.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ranti Sukma
Abstrak :
Mahasiswa sebagai individu mengalami masa peralihan dari remaja menuju dewasa awal dikenal dengan tahapan emerging adulthood ditandai dengan lebih banyak bereksperimen dan bereksplorasi. Masa peralihan ini dapat menyebabkan stres dan tekanan pada mahasiswa yang bersumber dari faktor internal dan eksternal sehingga menyebabkan mahasiswa kesulitan. Berbagai kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dapat mempengaruhi kesejahteraan dirinya termasuk menjadi pemicu munculnya ide bunuh diri. Maka dari itu, pentingnya memiliki dasar emosional yang baik yang dapat dibentuk oleh kelekatan dengan orang tua. Meskipun mahasiswa cenderung banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan memiliki interaksi dengan teman sebaya serta media sosial semakin dominan, namun kelekatan orang tua merupakan dasar utama yang dapat memberikan rasa aman pada seseorang. Seseorang dengan kelekatan aman dengan orang tua cenderung memiliki mekanisme koping dan mampu beradaptasi dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini membahas mengenai hubungan kelekatan orang tua dengan ide bunuh diri pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan pada 306 mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023 dengan menggunakan accidental sampling. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui tingkat ide bunuh diri pada Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023; (2) mengetahui tingkat kelekatan orang tua pada Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023; dan (3) mengetahui hubungan antara kedua variabel yaitu kelekatan orang tua dan ide bunuh diri. Penelitian ini menggunakan instrumen IPPA (Inventory Parent and Peer Attachment) pada variabel kelekatan orang tua dan DSI-SS (Depressive Symptom Index-Suicidality Scale) pada variabel ide bunuh diri. Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel, digunakan uji korelasi menggunakan Kendall’s tau-b. Setelah melakukan analisis data, ide bunuh diri pada Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023 berada pada kategori ide bunuh diri rendah sebesar 80,4% (n=246). Sedangkan, pada variabel kelekatan orang tua, responden memiliki tingkat kelekatan orang tua sebagian besar berada pada kelekatan orang tua pada kategori sedang sebesar 69% (n=211). Berdasarkan uji bivariat yang dilakukan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya bahwa terdapat hubungan antara kelekatan orang tua dengan ide bunuh diri pada mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023. Kedua variabel menunjukkan korelasi cukup dengan arah korelasi negatif (-0,328) artinya bahwa semakin meningkatnya kelekatan orang tua maka risiko ide bunuh diri pada mahasiswa akan menurun, begitupun sebaliknya ketika kelekatan orang tua menurun maka risiko ide bunuh diri akan meningkat. ......College students as individuals experience a transition period from adolescence to early adulthood, known as the emerging adulthood stage, characterized by more experimentation and exploration. This transition period can cause stress and pressure on college students which originates from internal and external factors, causing college students to have difficulties. Various difficulties faced by college students can affect their well-being, including triggering suicidal ideation. Therefore, it is important to have a good emotional foundation that can be formed by attachment to parents. Even though college students tend to spend a lot of time outside the home and have increasingly dominant interactions with peers and social media, parental attachment is the main basis that can provide a person with a sense of security. Someone with a secure attachment to their parents tends to have coping mechanisms and can adapt well. Based on this, this research discusses the relationship between parental attachment and suicidal ideation in students. This quantitative research was conducted on 306 FISIP students at the University of Indonesia class 2020–2023 using accidental sampling. The aims of this research are (1) to determine the level of suicidal ideation among FISIP University of Indonesia students class 2020–2023; (2) to determine the level of parental attachment to the University of Indonesia FISIP students, class 2020–2023; and (3) knowing the relationship between the two variables, namely parental attachment and suicidal ideation. This study used the IPPA (Parent and Peer Attachment Inventory) instrument on the parental attachment variable and the DSI-SS (Depressive Symptom Index-Suicidality Scale) on the suicidal ideation variable. To determine the relationship between the two variables, a correlation test using Kendall's tau-b was used. After analyzing the data, suicidal ideation among FISIP University of Indonesia students in the class of 2020–2023 was in the low suicidal ideation category at 80.4% (n=246). Meanwhile, in the parental attachment variable, respondents whose level of parental attachment was mostly in the medium category were 69% (n=211). Based on the bivariate test carried out in this study, it can be concluded that H0 is rejected and Ha is accepted, meaning that there is a relationship between parental attachment and suicidal ideation among FISIP University of Indonesia students class of 2020–2023. The two variables show a sufficient correlation with a negative correlation direction (-0.328), meaning that as parental attachment increases, the risk of suicidal ideation in college students will decrease, and vice versa, when parental attachment decreases, the risk of suicidal ideation will increase.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlian Damenia Manuella
Abstrak :
Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 10 ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara kelekatan siswa pada orangtua dan teman sebaya dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier siswa. Efikasi diri pengambilan keputusan karier dilihat dari pemilihan peminatan (MIA/IIS/Bahasa) yang dilakukan siswa kelas 10. Lebih jauh, diteliti pula perbandingan besar kontribusi antara kelekatan pada orangtua dan kelekatan pada teman terhadap efikasi diri pengambilan keputusan karier siswa. Penelitian ini dilakukan dengan sampel 176 siswa kelas 10 di Depok. Hasilnya, terdapat hubungan yang signifikan antara kelekatan pada orangtua dan efikasi diri pengambilan keputusan karier (r = 0,356, p < 0,01) serta terdapat hubungan yang signifikan antara kelekatan pada teman dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier (r = 0,249, p<0.01). Ditemukan pula bahwa kelekatan pada orangtua berkontribusi lebih besar terhadap varians efikasi diri pengambilan keputusan karier dibanding kelekatan pada teman. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah mengusahakan terciptanya kelekatan dengan siswa. ...... This research was conducted to examine the relationship between parental attachment, peer attachment, and career decision-making self-efficacy in 10th grade students. Samples for this research are 176 10th grade high school students in Depok. Career decision-making self-efficacy was examined from choosing the major that student want to take on high school (Mathematics and Natural Sciences, Social Sciences, or Languages). Furthermore, researcher examined the difference of contribution between parental attachment and peer attachment to career decision-making self-efficacy. The results are, there is a significant relationship between parental attachment and career decision-making self-efficacy (r = 0,356, p < 0,01), also there is a significant relationship between peer attachment and career decision-making self-efficacy (r = 0,249, p<0.01). Results also showed that parental attachment gives more contributions to career decision-making self-efficacy than peer attachment. Based on the results, researcher suggest to family and school environment to build attachments between parent, peer, and students.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Anindita Vandari
Abstrak :
ABSTRAK
Hasil penelitian menunjukan kualitas hubungan remaja dengan orangtua dapat berdampak pada kesehatan mental remaja, termasuk pada munculnya gangguan kesehatan mental. Gangguan kesehatan mental yang paling umum dialami remaja adalah gangguan emosional. Beberapa faktor orangtua yang diketahui berkaitan denga nmunculnya gangguan emosional pada remaja adalah kelekatan dengan orangtua, polakomunikasi keluarga, dan parental pressure. Penelitian ini bertujuan untuk melihatapakah kelekatan dengan orangtua, pola komunikasi keluarga, dan parental pressure tahun sebelumnya secara bersama-sama dapat memprediksi munculnya salah satupemicu dari gangguan emosional, yaitu masalah emosional. Penelitian ini merupakan studi longitudinal yang menggunakan data tahun lalu dan tahun ini dari 5 SMA di 5 wilayah urban DKI Jakarta. Data didapat dari 660 siswa SMA di DKI Jakarta. Peneliti menggunakan beberapa alat ukur dalam penelitian ini. Inventory of Parent and Peer Attachment IPPA digunakan untuk mengukur kelekatan dengan orangtua, Revised Family Communication Patterns RFCP untuk mengukur pola komunikasi keluarga,Inventory of Parental Influence IPI untuk mengukur parental pressure, dan the Strengths and Difficulties Questionnaire SDQ untuk mengukur masalah emosional.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya pola komunikasi orientasi percakapan ayahtahun sebelumnya, parental pressure ayah tahun sebelumnya, dan masalah emosional tahun sebelumnya yang bersama-sama menjadi prediktor yang signifikan dari masalah emosional pada siswa SMA di Jakarta. Perbedaan hasil berdasarkan jenis kelamin remaja juga didiskusikan.
ABSTRACT
Studies showed that the relationship quality between adolescents and their parents has some impacts on adolescents mental health. The most common mental health disorder among adolescents is emotional disorder. Some parental factors have been identified as predictors of emotional disorders among adolescents. Some of them were parental attachment, family communication patterns, and parental pressure. This study aimed at investigating whether parental attachment, family communication patterns, and parental pressure can predict emotional problem in adolescents. We conduct a longitudinal study using data from 2017 and 2018. Our study took place in five high schools from five urban administrative cities in DKI Jakarta. Data were collected from 660 high school students in DKI Jakarta. We used the Inventory of Parent and Peer Attachment IPPA to measure parental attachment, the Revised Family Communication Patterns RFCP tomeasure family communication patterns, the Inventory of Parental Influence IPI tomeasure parental pressure, and the Strengths and Difficulties Questionnaire SDQ tomeasure emotional problem. The results show that father 39s conversation orientation from last year, father 39s pressure from last year, and emotional problem from last year predict emotional problem among high school students in DKI Jakarta. Result differences by adolescents sex are discussed.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library