Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Schweiger, Joyce L.
New York: John Wiley & Sons, 1980
610.73 SCH n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Lestari
"Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya uraian dan spesifikasi jabatan yang tidak jelas dan tidak spesifik serta struktur organisasi keperawatan yang tidak memiliki jalur komando keruangan, sehingga menyebabkan tumpang tindih jabatan di bagian manajer keperawatan RSPP. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Jabatan Tenaga Manajer Keperawatan di RSPP. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian operasional (operational research) dengan pendekatan metode kualitatif. Data primer berasal dari kuesioner dan wawancara mendalam (indepih interview). Sedangkan data sekunder didapat dari telaah dokumen. Populasi penelitian adalah seluruh pemegang jabatan manajer keperawatan di RSPP, kecuali supervisor. Uraian jabatan Supervisor sudah cukup jelas dan lengkap. Hasil penelitian ini berupa usulan struktur organisasi, job description dan job specification yang baru di RSPP sehingga bisa dijadikan dasar atau masukan awal bagi Departemen Keperawatan RSPP dalam rangka restukturisasi organisasi.
Daftar Pustaka = 34 buah (1978-2004)

Job Analysis of Nurse Manager at RSPP 2004 The background of this research is the condition in RSPP where the job description and job specification are inaccurate, in specific and problematic nurse structure, which result in overlapping of job at nursing department RSPP. This is the reason for the researches to undertake his study of job analysis of nurse manager at RSPP. The method use collect data are questionnaire, in depth interview and by studying related document. The result of this research are organizational structure, job description, and job specification for the nursing department of RSPP, which may be use as base for reorganization of the department.
References: 34 ( 1978-2004)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Fransiska Kusumawardhani
"Pendahuluan: Pandemi Coronavirus 19 (Covid-19) menuntut kemampuan perawat manajer dalam mengatasi situasi krisis. Kepemimpinan menjadi faktor yang krusial dalam penanggulangan krisis dan banyak faktor yang mempengaruhi kepemimpinan perawat manajer di tatanan pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi determinan kepemimpinan perawat manajer di masa pandemi Covid 19. Metode: Penelitian berdesain cross sectional ini melibatkan 82 perawat manajer yang bekerja di dua rumah sakit di Jakarta yang dipilih dengan teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan determinan dari kepemimpinan perawat manajer di masa pandemi Covid-19 adalah faktor komunikasi (p = 0,001), kejelasan visi dan nilai (p = 0,001), dan caring (p = 0,001). Caring merupakan determinan yang paling berhubungan dengan kepemimpinan perawat manajer, yaitu setiap penambahan satu poin caring perawat manajer akan meningkatkan kepemimpinan sebesar 0,624 kali. Dari penelitian ini juga didapatkan gaya kepemimpinan yang dominan digunakan oleh perawat manajer pada masa pandemi ini adalah gaya transaksional dan transformasional (skor masing-masing mencapai 75% dan 75,38%), sedangkan skor penerapan gaya kepemimpinan pasif rendah (16,37%). Faktor lain yang diteliti namun tidak berhubungan dengan gaya kepemimpinan adalah usia, lama kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan pelatihan (p > 0,05). Kesimpulan: Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan kepemimpinan perawat manajer terutama di masa krisis pandemi Covid-19. Dengan mengetahui determinan kepemimpinan ini, perawat manajer dapat mengasah dan mengembangkan kemampuan caring, komunikasi, dan kejelasan visi dan nilai untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan. Rekomendasi:Hasil penelitian ini perlu dikonfirmasi melalui penelitian dari sudut pandang perawat pelaksana yang dipimpin oleh perawat manajer dan diperdalam dengan metode kualitatif.

Background: The Coronavirus 19 (Covid-19) pandemic demands the ability of nurse managers to deal with crisis situations. Leadership is a crucial factor in crisis management and many factors influence the leadership of nurse managers in nursing care settings. The purpose of this study is to identify the determinants of nurse manager leadership during the Covid-19 pandemic. Method: This cross-sectional design study involved 82 nurse managers working in two hospitals in Jakarta which were selected by technique. Result: The results of this study indicate that the determinants of nurse manager leadership during the Covid-19 pandemic are communication factors (p = 0.001), clarity of vision and values ​​(p = 0.001), and caring (p = 0.001). Caring is the determinant that is most related to the leadership of the nurse manager, that is, each addition of one point of caring for the nurse manager will increase the leadership by 0.624 times. From this study, it was also found that the dominant leadership style used by nurse managers during this pandemic was transactional and transformational style (scores reached 75% and 75.38%), while the score for applying passive leadership style was low (16.37%). . Other factors studied but not related to leadership style were age, length of work, gender, education level, marital status, and training (p > 0.05). Conclusion:The results of this study can be used as a basis for improving the leadership of nurse managers, especially during the Covid-19 pandemic crisis. By knowing these leadership determinants, nurse managers can hone and develop caring skills, communication, and clarity of vision and values ​​to improve leadership skills. Recommendation: The results of this study need to be confirmed through research from the point of view of the implementing nurse led by the nurse manager and deepened by qualitative methods"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifatul Izza
"Ketangguhan perawat dalam situasi Pandemik COVID-19 seperti saat ini sangat penting sekali diperhatikan dan Manajer perawat dalam hal ini memainkan peran penting dalam mengatasi ketangguhan perawat akan COVID-19 dengan mendukung kesehatan mental, psikologis, dan emosional melalui tindakan berbasis bukti, kebijakan organisasi yang mendukung, dan penyediaan lingkungan kerja yang aman dan terjamin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan kemampuan Caring yang dilakukan oleh perawat manajer dengan ketangguhan perawat COVID-19 di Rumah Sakit Umum Pemerintahan di Jakarta dengan menggunakan perspektif teori Caring Kristen M. Swanson. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 153 perawat pelaksana yang bertugas di Unit COVID-19. Hasil Penelitian menunjukkan faktor karakteristik perawat (usia, jenis kelamin, lama kerja di Unit COVID-19, tingkat pendidikan, dan status pernikahan) tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p>0,05) dengan ketangguhan perawat. Variabel Caring mempunyai hubungan yang signifikan dengan etangguhan (p= 0,025). Sementara faktor yang dominan mempengaruhi ketangguhan adalah lama kerja di Rumah Sakit (p= 0,046) dan variabel kemampuan Caring kepala ruangan (p=0,038). Rekomendasi dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit dapat memberikan dukungan yang memadai melalui pemberian infromasi dan sarana prasarana yang bak dan berkualitas, rumah sakit juga perlu meningkatkan caringnya kepada perawat untuk mendukung mental, psikologis dan emosional perawat.

Nurses' resilience in the current COVID-19 Pandemic situation is very important to note and Nurse managers in this case play an important role in overcoming nurses' resilience to COVID-19 by supporting mental, psychological, and emotional health through evidence-based action, supportive organizational policies, and the provision of a safe and secure work environment. The purpose of this study was to identify the relationship between the caring ability performed by nurse managers and the toughness of COVID-19 nurses at the Government General Hospital in Jakarta using the perspective of Christian M. Swanson's Caring theory. This research uses cross sectional method. The number of samples in this study amounted to 153 implementing nurses who served in the COVID-19 Unit. The results showed that the characteristics of nurses (age, gender, length of work in the COVID-19 Unit, education level, and marital status) did not show a significant relationship (p>0.05) with nurse resilience. Caring variable has a significant relationship with resilience (p = 0.025). Meanwhile, the dominant factor influencing resilience is the length of work in the hospital (p= 0.046) and the variable of caring ability of the head nurse (p=0.038). Recommendations in this study are hospitals can provide adequate support through the provision of good and quality information and infrastructure, hospitals also need to increase their caring for nurses to support nurses mentally, psychologically and emotionally."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Sulastri
"Kualitas pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan keperawatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan adalah kinerja perawat pelaksana, kinerja perawat pelaksana dapat dipengaruhi oleh keberhasilan supervisi yang dilakukan manajer keperawatan dan keberhasilan supervisi manajer keperawatan ditentukan oleh kemampuannya dalam supervisi. Kemampuan supervisi mencakup pengetahuan, entrepreneurial, intelektual, sosioemosional dan interpersonal. Kemampuan supervisi berhubungan dengan karakteristik demografi perawat manajer dan karakteristik organisasi yang terbentuk dari budaya organisasi. Hasil residensi di RSUD Pasar rebo menunjukkan 50 % kepala ruangan tidak melaksanakan supervisi, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik demografi dan karakteristik organisasi dengan kemampuan supervisi.
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di RSUD Pasar Rebo Jakarta, dengan jumlah sampel 30 perawat manajer garda depan yang merupakan total sampel. Instrumen penelitian terbagi tiga yaitu bagian pertama adalah karakteristik demografi, bagian kedua adalah karakteristik organisasi dan bagian ketiga adalah kemampuan supervisi. Mengingat jumlah sampel yang keeil, maka hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi untuk rumah sakit lain.
Karakteristik responden berumur antara 23 tahun sampai dengan 50 tahun, terbanyak adalah perempuan, pendidikan SPK dan D III keperawatan, status perkawinan sebagian besar menikah, lama bekerja antara 4 tahun sampai dengan 28 tahun, dan lama menjadi manajer 0 tahun sampai dengan 4 tahun. Hasil penelitian variabel karakteristik organisasi menunjukkan bahwa sebagian besar responder mempunyai karakteristik organisasi sedang (60%,n=30), variabel kemampuan supervisi menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kemampuan supervisi pada tingkat sedang (60%, n=30). Karakteristik demografi tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan kemampuan supervisi. Sementara karakteristik organisasi menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kemampuan supervisi.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada penentu kebijakan di rumah sakit untuk menetapkan peraturan agar supervisi dapat berjalan dengan baik. Perlu adanya pertimbangan ratio perawat dengan jumlah tempat tidur, perlu adanya perawat pengganti bagi perawat yang sedang melaksanakan tugas belajar, dan mengingat kemampuan supervisi sebagian besar responden berada pada tiungkat sedang, usia responden sebagian besar berada pada usia produktif maka perlu adanya penyegaran tentang menejemen keperawatan secara berkala, terutama tentang supervise.

The Relationship between Demographic Characteristics and Organization Characteristic and The Supervision Competencies Perceived by Nurse Manager at the Pasar Rebo Hospital, Jakarta Timur The quality of health care service will be affected by quality of nursing services. On the other hand the quality of nursing services will be affected by the clinical nurse's performance. The nurse clinical performance will be depended on the fulfillment of supervision function done by Nurse Managers. The success of manager in supervision will be depended on competencies from the activity. The competencies of supervision are: knowledge, entrepreneurial, intellectual, socio-emotional, and interpersonal. Supervision competencies related to demographic characteristic nurse manager and the organization characteristic which build up from the organizational cultural. The result of residence in Pasar Rebo Hospital show the figures that 50% first line nurse manager did not to do the supervision. So that this research want to know a relation between demographic characteristic, organization characteristic with the supervision competencies.
This research is analytic descriptive research with cross sectional methods. The subject research will be held in Pasar Rebo Hospital Jakarta with total 30 samples from first line nurse manager. Our research instrument will be separate from three parts. Part one is demographic characteristic, part two is organization characteristic, and the third is the competencies of supervision. Total sample is minimal so that the result of this research can not be generalization to the other hospital.
The respondents age from 23 year to 50 year. Many of them are women, and have studied at SPK and DIII Nursing Program education, marital status respondent have been married and have been working for 4 to 28 years and responsible of manager form 4 year until 4 years. The result of variable characteristic organization pointed that many of them (60%) have characteristic organization middle, variable competency supervision pointed that many of them (60%) have ability to supervision at the middle level. Demographic characteristic is not relation between capability supervision.
According to this research, we suggest that the key person which have decision in the hospital to set up or make the rules for the good supervision activity. The most important, there is must be increase ratio from nurses with the total bed. And also have another nurses for change the nurses who have following the study program, and attention to the competencies of supervision the whole respondent at the middle level, the respondent age at the productive activity so that they must have many training programs of nursing management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 8819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Bin Seh Abubakar
"Perubahan status RSMM menjadi Badan Layanan Umum membawa dampak pada semua bidang termasuk profesi keperawatan. Pada bulan Januari 2008, terjadi mutasi perawat dan hal ini beresiko untuk terjadinya konflik sehingga dirasakan perlu untuk melakukan pelatihan tentang manajemen konflik pada kepala ruangan dan dilihat pengaruhnya pada kinerja perawat pelaksana. Metode penelitian ini adalah quasieksperimental dengan desain Pre and Post Test Without Control Group. Perawat pelaksana yang menjadi responden sebanyak 104 orang yang dipilih dengan simple random sampling dan tersebar pada 18 ruangan. Kepala ruangan mendapatkan pelatihan tentang manajemen konflik dan dibimbing dengan frekuensi yang berbeda (6 kali, 3 kali, dan tanpa bimbingan), kemudian kepala ruangan menerapkan kemampuan manajemen konflik dengan membimbing perawat pelaksana untuk meningkatkan kinerjanya. Karakteristik perawat pelaksana dianalisa dengan uji statistik deskriptif sedangkan kinerja perawat pelaksana dianalisa dengan uji t-dependen untuk melihat perbedaan kinerja perawat pelaksana sebelum dan sesudah dibimbing kepala ruangan dan uji Anova untuk melihat perbedaan kinerja perawat pelaksana dengan frekuensi bimbingan yang berbeda pada kepala ruangan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang bermakna pada kinerja perawat pelaksana sesudah dibimbing kepala ruangan yang telah dilatih dan dibimbing (p Value < 0,05). Peningkatan kinerja perawat pelaksana yang kepala ruangannya dibimbing 6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang kepala ruangannya tidak dibimbing, demikian juga degan kinerja perawat pelaksana yang kepala ruangannya dibimbing 3 kali. Sementara kinerja perawat pelaksana yang kepala ruangannya dibimbing 6 kali tidak berbeda secara bermakna dengan yang kepala ruangannya dibimbing 3 kali. Perawat pelaksana yang belum menikah lebih tinggi kinerjanya dibandingkan dengan yang telah menikah. Dari hasil penelitian ini disarankan agar calon kepala ruangan diberikan pelatihan manajemen konflik dan dibimbing sebanyak 3 kali.

The status change of RSMM to independent public health service had impact to all disciplines, including nursing profession. In January 2008, rotation of nurse was conducted and potentially resulted conflicts. This condition was considered to be anticipated with providing training of conflict management for nurse managers, and then evaluated its effect on nurse performance. This study used quasi- experimental design with Pre and Post Test Without Control Group. Sample size of this study was 104 nurses of 214 nurses who were selected randomly in 18 patient ward. The training and coaching was performed in different frequency of sessions (6 sessions, 3 sessions, and session without coaching) for nurse managers who then demonstrated their skill of conflict management with guiding nurses in improving their performance. Descriptive statistical test was applied for nurse characteristic and t-dependent test was applied for nurse performance with differentiating nurse performance before and after the guidance provided by nurse manager. Anova test was applied to predict the difference of nurse performance with various frequency of coaching provided for nurse manager. The result of this study showed increasing nurse performance after being guided by nurse managers who were trained and coached (pValue < 0,05). The increasing of nurse performance with nurse managers who were coached in 3 sessions and 6 sessions was higher than nurse performance with nurse manager who were not provided with coaching. Nurse performance with nurse manager who were coached 3 times and 6 times was not significantly different. The performance of unmarried nurse was higher than married nurse. It was recommended that candidates of nurse managers should be trained about conflict management with 3 sessions of coaching.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T24816
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdiana
"Kepala ruangan sebagai perawat manajer yang bersentuhan langsung dengan staf, melaksanakan strategi untuk meningkatkan retensi agar stafnya mempunyai keinginan untuk bertahan bekerja. Strategi yang telah dilaksanakan kepala ruangan seringkali kurang membuahkan hasil yang baik karena beberapa faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi kepala ruangan dalam meningkatkan retensi perawat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini menggunakan total sampling dari kepala ruangan sesuai kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari instrumen strategi retensi perawat dan pengembangan dari beberapa sumber terkait.
Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara struktur organisasi, dukungan pimpinan, fungsi perencanaan, fungsi ketenagaan, dan fungsi pengendalian dengan strategi retensi p = 0,002 ndash; 0,044, ? = 0,05 . Faktor yang paling dominan mempengaruhi adalah dukungan pimpinan p = 0,032; OR = 2,817, 95 CI dan fungsi ketenagaan p = 0,042; OR = 2,714, 95 CI . Rekomendasi: Kepala ruangan perlu dukungan yang kuat dari pimpinan rumah sakit dalam melaksanakan strategi untuk meningkatkan retensi perawat.

Head nurse as a nurse manager in direct contact with staff, executes a strategy to increase retention so that his staff has a desire to survive. Strategies that have been implemented by head nurse are often poorly managed due to several factors. The purpose of this study was to identify factors that may influence the strategy in increasing nurse retention.
This research is descriptive research with cross sectional approach. This study used total sampling from head nurse according to inclusion criteria. The instrument used is a modification of the nurse 39 s retention strategy and development tool from several related sources.
The result showed that there was a significant relationship between organizational structure, leadership support, planning function, staffing function, and controlling function with retention strategy p 0,002 0,044, 0,05 . The most dominant factors influenced were leadership support p 0.032, OR 2.817, 95 CI and staffing function p 0.042 OR 2.714, 95 CI . Recommendations Nurse retention strategies conducted by head nurse need strong support from hospital management for their success in improving nurse retention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Rini Eka Wulandari
"Peningkatan pendidikan formal menjadi sangat penting bagi profesi keperawatan dan merupakan salah satu jenis pengembangan profesional berkelanjutan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan pelayanan kesehatan yang semakin tinggi mengharuskan seorang perawat untuk meningkatkan pendidikannya secara formal. Manajer keperawatan bertanggung jawab atas terlaksananya peningkatan pendidikan formal setiap staf nya di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dan manajer dalam peningkatan pendidikan formal. Desain penelitian kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif, dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, partisipan dalam penelitian yaitu 14 orang perawat yang terdiri dari 9 orang mewakili perawat dan 5 orang mewakili manajer perawat pada RS X di Lampung Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam secara langsung. Analisis data menggunakan metode colaizzi dan analisis tematik. Hasil penelitian diperoleh lima tema untuk pengalaman perawat yaitu: 1) Pemahaman terhadap pentingnya pendidikan formal bagi perawat; 2) Dukungan bagi perawat dalam melanjutkan sekolah; 3) Hambatan dalam meningkatkan pendidikan formal; 4) Kepuasan terhadap upaya manajer dalam mendukung peningkatan pendidikan; 5) Dampak program peningkatan pendidikan formal, sedangkan untuk pengalaman manajer diperoleh empat tema yaitu: 1) Memberikan dukungan kepada perawat yang melanjutkan pendidikan; 2) Hambatan dalam peningkatan pendidikan formal di rumah sakit; 3) Dampak peningkatan pendidikan formal pada pelayanan keperawatan; 4) Perlu penyusunan rencana strategi upaya peningkatan pendidikan formal. Rekomendasi dari penelitian ini adalah rumah sakit membuat rencana berkaitan dengan kebijakan, pedoman/panduan tentang peningkatan pendidikan formal bagi perawat dan disosialisasi kepada seluruh perawat serta dievaluasi sehingga upaya dalam meningkatkan pendidikan formal berjalan dengan baik.

Increasing formal education is very important for the nursing profession and is one type of continuous professional development. The development of science and the increasingly high demands of health services require a nurse to increase her education formally. The nursing manager is responsible for the implementation of improving the formal education of each staff in the hospital. The purpose of this study was to explore the experiences of nurses and managers in improving formal education.The qualitative research design used a descriptive approach, with a semi-structured interview method. The sampling technique used purposive sampling, the participants in the study were 14 nurses consisting of 9 representing nurses and 5 representing nurse managers at X Hospital in South Lampung. Data collection was carried out by direct in-depth interviews. Data analysis used the colaizzi method and thematic analysis. The results of the study obtained five themes for the nurse's experience, namely: 1)Understanding of the importance of formal education for nurses; 2) Support for nurses in continuing school; 3) Barriers to improving formal education; 4) Satisfaction with manager's efforts in supporting education improvement; 5) The impact of the formal education improvement program, while for the experience of managers, four themes were obtained, namely: 1) Providing support to nurses who continue their education; 2) Barriers to the improvement of formal education in hospitals; 3) The impact of increasing formal education on nursing services; 4) It is necessary to formulate a strategic plan for efforts to improve formal education. Recommendations from this study are hospitals make plans related to policies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Dwi Jayanti
"Sindrom kelelahan menjadi masalah kesehatan akibat stres kerja yang dialami oleh semua manajer keperawatan di dunia, baik saat melakukan manajemen asuhan keperawatan dan manajemen pelayanan di masa pandemi Covid-19. Perawat manajer rentan mengalami kelelahan karena beban kerja yang tinggi dan kurang waktu istirahat dalam melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer. Peningkatan stres kerja dan beban kerja akan menimbulkan kelelahan, baik psikis dan fisik dari perawat manajer. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan dengan sindrom kelelahan pada perawat manajer di masa pandemi Covid-19. Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan terhadap 147 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan estimasi proporsi. Analisis yang digunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji korelasi pearson. Hasil penelitian menunjukkan faktor karakteristik dan kondisi kerja tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan sindrom kelelahan. Stres kerja, beban kerja, dan dukungan sosial memiliki hubungan yang signifikan dengan sindrom kelelahan p<0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti merekomendasikan agar pihak manajemen Rumah Sakit dapat memperhatikan tingkat sindrom kelelahan perawat manajer karena kinerja perawat memegang peranan penting dalam pelayanan keperawatan.

Burnout syndrome is a health problem due to work stress experienced by all nurse managers in the world, both managing nursing care and service management during the Covid-19 pandemic. Nurse managers are prone to burnout due to high workloads and lack of rest time in carrying out their roles and functions as managers. Increased work stress and workload will cause bpsychologically and physically from nurse managers. The purpose of this study was to identify factors associated with burnout syndrome in nurse managers during the Covid-19 pandemic. This research method is a descriptive correlation with a cross sectional approach which is carried out on 147 respondents. Sampling technique uses proportion estimation. Univariate and bivariate analysis uses Pearson correlation test. The results showed characteristic factors and working conditions did not have a significant relationship with burnout syndrom. Work stress, workload, and social support have a significant association with p<0.05 burnoout syndrome. Based on the results of this study, the researcher suggests that the hospital management pay attention to the level of nurse manager burnout syndrome because the performance of nurses plays an important role in nursing services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Sumarni
"Kepala ruangan sebagai penanggung jawab ruang rawat inap mempunyai peranan yang sangat menentukan di dalam menciptakan pelayanan keperawatan yang profesional, dengan mengarahkan, menggerakkan, memberi kemudahan dan memberi teladan yang baik bagi perawat pelaksana agar mempunyai motivasi yang tinggi untuk bekerja secara produktif.
RSUD Kabupaten Tasikmalaya merupakan rumah sakit umum kelas B yang mempunyai tenaga perawat mayoritas lulusan SPK (66,22%), sehingga memerlukan kepala ruangan yang mempunyai kemampuan, baik asuhan keperawatan maupun manajemen keperawatan, agar perawat pelaksana dapat melaksanakan tugasnya secara produktif. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan tujuan diketahuinya hubungan antara efektivitas kepemimpinan kepala ruangan dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Tasikmalaya.
Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebagai unit analisis adalah 142 orang. Analisis terdiri dari: Analisis univariat untuk deskripsi setiap variabel; analisis bivariat menggunakan uji Chi Square untuk mencari hubungan antar variabel, dan regresi linier sederhana untuk mencari hubungan sub variabel independen dengan variabel dependen; analisis multi variat menggunakan regresi linier ganda untuk melihat sub variabel independen yang paling berhubungan dengan variabel dependen.
Hasil penelitian menggambarkan adanya hubungan yang bermakna baik antara efektivitas kepemimpinan dengan produktivitas kerja maupun antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja. Dari enam komponen efektivitas kepemimpinan masing-masing komponen mempunyai hubungan yang bermakna dengan produktivitas kerja, dan komponen yang paling berhubungan yaitu komunikasi. Begitu juga dan tiga komponen motivasi kerja masing-masing komponen berhubungan secara bermakna dengan produktivitas kerja dan yang paling berhubungan adalah kebutuhan akan otonomi dan kebutuhan akan afiliasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu bahwa para pengelola di RSUD Tasikmalaya, terutama kepala bidang keperawatan perlu berupaya untuk meningkatkan kepemimpinan kepala ruangan melalui pendidikan berkelanjutan dan pelatihan manajemen keperawatan serta menyusun standar asuhan keperawatan di setiap unit. Bagi kepala ruangan diharapkan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan menetapkan tujuan dalam mengarahkan kegiatan asuhan keperawatan. Untuk meningkatkan motivasi kerja perawat pelaksana diupayakan agar tercipta lingkungan yang kondusif, kerjasama yang kohesif, peningkatan kemandirian serta suasana kompetitif yang sehat diantara semua tenaga perawat.

The Correlation between Both Affectivity of Nurse Manager Leadership and Work Motivation with Productivity of Executing Nurses at Inpatient Unit of Regional Public Hospital Tasikmalaya Nurse Manager as in charge at inpatient unit has not determining role in creating professional care service, directing, activating, facilitating and giving good example to executing nurses in order that they have high motivation to work productively.
Regional public hospital (RSUD) Tasikmalaya, B-classed hospital, has most of them graduated form nursing school (66,22 %), and they need nursing manager who has capability either nursing care or care management, so that the executing nurses could run their duty productively. Base of those cases above, the purpose of this research was to think correlation between both of unit manager's leadership and work motivation with productivity of executing nurses at inpatient unit in regional public hospital Tasikmalaya.
The method of this research was quantitative with descriptive correlation and cross sectional approach. The number of the respondent was 142 people. Analysis were consist: univariate analysis was run to describe each variable; bivariate analysis used chi square test to look for some relations among variables and the simple liner regression was utilized to search relation of independent sub variable and dependent variable; the multivariate analysis used double liner-regression to seek independent sub variable and the most related with the dependent variable.
The results indicated that there was significant relation either between affectivity of leadership with work productivity, or between work motivations with work productivity. Of the six components of leadership affectivity, each has relation with work productivity, and the most related were communication. And of the three work motivation components, each was significant connected with work productivity, and the most related were need of power and need affiliation. Based on the research, the research conductor deliver some advise: The management of the regional public hospital Tasikmalaya especially the head of care unit division should improve leadership of unit manager through continuing education and nursing management training as well as compose standard of nursing care at every unit. And the unit manager should improve his/her communication competence and decided the aim in directing the nursing care activities. To enhance work motivation, cohesive cooperation, independence improvement, the executing nurses should create conducive environment as well as healthy competitive situation among them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T7093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>