Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yuli Handayani
Abstrak :
Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, sehingga perlu diperhatikan, dijaga, dipertahankan dan dikembangkan. Kebutuhan akan pengembangan sumber daya manusia semakin nyata dalam menghadapi lingkungan yang berubah cepat, dan lebih kompetitif. Pengembangan sumber daya manusia mencakup pengembangan karir. Pengembangan karir dapat dilakukan melalui mutasi dan promosi. Selama ini pengembangan karir lebih dianalogkan pada promosi. Sedangkan mutasi hanya merupakan kegiatan rutin organisasi. Pengembangan karir melalui promosi memiliki keterbatasan-katerbatasan, padahal kebutuhan akan pengembangan karir tidak dapat dibatasi. Lahirnya perspektif baru manajemen karir sebagai adaptasi terhadap lingkungan yang semakin kompetitif di mana organisasi kini cenderung untuk mendatarkan strukturnya, mengakibatkan organisasi tidak dapat lagi berharap untuk mengembangkan karir secara vertikal, tetapi lebih mengarah pada perpindahan secara lateral, yaitu melalui mutasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan mutasi dan peranan pelaksanaan mutasi dalamm pengembangan karir pegawai. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kuantitatif. Unit analisa penelitian ini adalah Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) DKI Jakarta. Responden penelitian ini adalah pegawai Subbagian Kepegawaian Dipenda dan Pegawai Dipenda yang pernah dimutasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pelaksanaan mutasi di Dipenda dinilai positif. Artinya pelaksanaan mutasi di Dipenda dinilai dapat rnemenuhi kebutuhan pegawai akan aktualisasi diri, menghilangkan kejenuhan dalam bekerja, dan dapat mengembangkan karir pegawai. Hasil dari penelitian ii juga melihat adanya hubungan yang erat antara mutasi dengan pengembangan karir pegawai, dimana mutasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengembangan karir pegawai. Sedangkan peranan pelaksanaan mutasi terhadap pengembangan karir pegawai di Dipenda dinilai cukup berperan. Penelitian ini masih memeriukan penelitian lanjutan untuk melihat pengaruh pelaksanaan mutasi terhadap pengembangan karir pegawai. Selain itu juga perlu dilihat pengaruh/ peran dari faktor-faktor lain terhadap pengembangan karir. Penulis berharap ada penelitian lanjutan dari penelitian ini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4302
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Puspita Sari
Abstrak :
[ABSTRAK
Latar belakang: Metode PCR rutin untuk mendeteksi mutasi pada thalassemia α seperti PCR multi kompleks dan restriction fragment length polymorphism (RFLP) membutuhkan proses yang lama dan reagen yang banyak serta biaya yang besar. Saat ini telah dikembangkan metode baru yaitu tes strip (α-globin strip assay), yang dapat mendeteksi 21 macam mutasi gen globin -α secara simultan dalam satu paket reaksi dan hanya membutuhkan DNA dalam jumlah sedikit. Tujuan : Mengetahui nilai sensitivitas dan spesifisitas metode α-globin strip assay dalam mendeteksi mutasi thalassemia-α. Metode penelitian: Penelitian merupakan uji diagnostik yang dilakukan dengan metode belah lintang yang membandingkan pemeriksaan α -globin strip assay dan PCR rutin dalam mendeteksi mutasi gen pada thalassemia α. Pada tahap I disertakan 17 pasien yang berobat ke pusat thalassemia di RSCM dan Lembaga Biomolekular Eijkman Jakarta pada bulan Oktober 2014 sampai Maret 2015, kemudian tahap II disertakan 18 anggota keluarga inti subjek pada tahap I. Pada semua subjek dilakukan pemeriksaan hematologi termasuk indeks eritrosit, morfologi darah tepi, analisis Hb, PCR rutin dan α -globin strip assay. Hasil penelitian dan pembahasan: Ditemukan tujuh jenis mutasi yang terdiri dari: 1) delesi 1 gen 3,7kb; 2) non delesi Cd59; 3) non delesi HbCS; 4) delesi 2 gen SEA; 5) mutasi campuran 3,7kb/Cd59 ; 6) mutasi campuran Cd59/HbCS; 7) mutasi campuran SEA/HbCS. Metode α-globin strip assay memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas sebesar 100%. Kesimpulan : Metode α-globin strip assay akurat mendeteksi mutasi thalassemia-α dengan tingkat sensitivitas dan spesifisitas sebesar 100%.
ABSTRACT
Background : Routine PCR methods in detecting mutations that occur in α thalassemia such as multi-complex single tube PCR and PCR restriction fragment length polymorphism (RFLP) require a lengthy process and utilize large amount of reagents and are costly. α-globin strip assay is a new method in detecting α thalassemia related mutations that is able to detect 21 types of globin-α mutations simultaneously in a single reaction and requires only small amount of DNA. Objective: To determine the sensitivity and specificity of α-globin strip assay compared to routine PCR in detecting α thalassemia associated mutations. Methods: A cross sectional diagnostic study was performed comparing α-globin strip assay and routine PCR in detecting mutations related to α thalassemia. Phase I of the study includes 17 patients treated for α thalassemia at RSCM and Biomolecular Eijkman Institute between October 2014 and March 2015, phase II includes 18 close relatives of patients recruited in phase I. All subjects underwent hematological examination including erythrocyte indices, peripheral blood morphology, Hb analysis, routine PCR and α ?globin strip assay. Results: Seven kind of mutations were identified including 1) deletion of one gene 3,7 kb; 2) non-deletion of CD59; 3) non deletion of HbCS; 4) deletion of two genes SEA; 5) mixed mutation of 3,7kb/CD59; 6) mixed mutation of CD59/HbCS; 7) mixed mutation of SEA/HbCS. α-globin strip assay has sensitivity and specificity of 100%. Conclusion: α ?globin strip assay accurately detect mutations in α thalassemia with 100% sensitivity and specificity., Background : Routine PCR methods in detecting mutations that occur in α thalassemia such as multi-complex single tube PCR and PCR restriction fragment length polymorphism (RFLP) require a lengthy process and utilize large amount of reagents and are costly. α-globin strip assay is a new method in detecting α thalassemia related mutations that is able to detect 21 types of globin-α mutations simultaneously in a single reaction and requires only small amount of DNA. Objective: To determine the sensitivity and specificity of α-globin strip assay compared to routine PCR in detecting α thalassemia associated mutations. Methods: A cross sectional diagnostic study was performed comparing α-globin strip assay and routine PCR in detecting mutations related to α thalassemia. Phase I of the study includes 17 patients treated for α thalassemia at RSCM and Biomolecular Eijkman Institute between October 2014 and March 2015, phase II includes 18 close relatives of patients recruited in phase I. All subjects underwent hematological examination including erythrocyte indices, peripheral blood morphology, Hb analysis, routine PCR and α –globin strip assay. Results: Seven kind of mutations were identified including 1) deletion of one gene 3,7 kb; 2) non-deletion of CD59; 3) non deletion of HbCS; 4) deletion of two genes SEA; 5) mixed mutation of 3,7kb/CD59; 6) mixed mutation of CD59/HbCS; 7) mixed mutation of SEA/HbCS. α-globin strip assay has sensitivity and specificity of 100%. Conclusion: α –globin strip assay accurately detect mutations in α thalassemia with 100% sensitivity and specificity.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angling Dandy Wicaksana
Abstrak :
Mutasi dibeberapa kasus sering disalahgunakan oleh Pengusaha untuk menghindari kewajibannya membayarkan pesangon, biasanya pekerja dimutasi ke tempat yang jauh atau ke jabatan yang lebih rendah supaya pekerja mengundurkan diri. Penelitian ini mengangkat masalah: 1. Bagaimanakah pengaturan mutasi dalam undang-undang yang berlaku? 2. Bagaimana akibat hukum terhadap pekerja yang di PHK karena menolak mutasi? 3. Bagaimana pengaturan Mutasi dan Demosi yang seharusnya di berlakukan? Metode penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pertama, apakah mutasi yang dilakukan oleh pengusaha sudah sesuai dengan pengaturan yang ada. Kedua, sah atau tidaknya pemutusan hubungan kerja akibat penonolak mutasi yang dilakukan oleh perkerja serta bertentangan atau tidak dengan Undang-undang. dan yang ketiga seharusnya terdapat pengaturan tentang mutasi dalam undang-undang yang berlaku agar tidak ada pekerja yang dirugikan karena mutasi tersebut. ......In some cases, transfers are often misused by employers to avoid their obligation to pay severance pay, usually workers are transferred to distant places or to lower positions so that workers resign. This study raises the following problems: 1. How is the regulation of mutation in the applicable law? 2. What are the legal consequences for workers who are laid off for refusing to transfer? 3. How should the Mutation and Demotion settings be applied? This research method is normative legal research. This study concludes that first, whether the mutations carried out by entrepreneurs are in accordance with existing regulations. Second, whether or not the termination of employment is legal due to the refusal of mutations carried out by workers and whether or not it is contrary to the law. and thirdly, there should be a regulation regarding mutation in the applicable law so that no worker is harmed because of the mutation.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Salim Ridlo
Abstrak :
Kemampuan virus Influenza A dalam menginfeksi manusia sangat bergantung pada receptor binding yang dimiliknya. Protein yang berfungsi sebagai receptor binding pada virus ini adalah haemagglutinin. Influenza A akan mampu menginfeksi manusia dan dapat menyebar antar manusia apabila protein haemagglutinin telah mengenali SA α-2,6 Gal sebagai receptor pada manusia. Virus Influenza A subtipe H5N1 telah ditemukan dapat menginfeksi manusia namun belum mampu menular antar manusia. Dari hasil analisis mutasi terhadap sekuan haemagglutinin didapatkan bahwa sekuen protein haemagglutinin pada virus H5N1 belum menyamai sekuan protein haemagglutinin pada virus Influenza A yang telah menjadi pandemik yaitu subtipe H1N1, H2N2, dan H3N2 sehingga belum mampu menyebar antar manusia. Sekuan utama yang mendukung penyebaran pada manusia adalah asam amino posisi 226 dan 228 pada protein Haemagglutinin. Pada saat virus menjadi pendemik maka asam amino posisi 226 telah berubah menjadi Leu dan pada posisi 228 telah berubah menjadi Ser. Sedangkan pada virus H5N1 masih berupa Gln pada posisi 226 dan Gly pada posisi 228 yang merupakan pengenal SA α-2,3 Gal receptor pada burung. Selain pada posisi tersebut perbedaan juga ditemukan pada posisi 251 dan posisi 258. Pada subtipe yang telah menjadi pandemik sekuen posisi 251 adalah Leu dan posisi 258 adalah Phe, sedangkan pada H5N1 Phe pada 251 dan Tyr pada 258. Dari hasil ini dapat diprediksi sekuen H5N1 yang dapat menjadi pandemik yaitu apabila telah terjadi perubahan pada sekuen posisi 226 dan 228 serta didukung dengan perubahan pada posisi 251 dan 258.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30368
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Rizki Syafitri
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8750
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agus Susanto Kosasih
Abstrak :
ABSTRAK Latar Belakang: Leukemia mieloid akut (LMA) mempunyai karakteristik heterogenisitas derajat tinggi yang ditandai dengan kelainan kromosom/sitogenetik, mutasi gen, dan perubahan eskpresi gen. Mutasi gen telah diketahui mempunyai peran penting sebagai biomarker prognostik dan prediktif terkait dengan kesintasan, dan juga sebagai sasaran terapi. Mutasi gen yang terlibat cukup penting dalam prognosis pasien LMA adalah FLT3-ITD, NPM1, dan CEBPA. Tujuan: Untuk mengetahui frekuensi imunofenotip, mutasi gen FLT3-ITD, NPM1, dan CEBPA serta untuk mengetahui hubungannya dengan kesintasan tiga bulan pada pasien LMA. Metode Penelitian: Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain longitudinal prospektif terhadap pasien LMA dewasa rawat jalan dan rawat inap RS Kanker Dharmais (RSKD) pada bulan Juli 2014 sampai Februari 2015. Sampel berupa 20 mL aspirat sumsum tulang atau darah perifer dengan antikoagulan EDTA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik dan Bagian Penelitian dan Pengembangan RSKD. Deteksi mutasi gen FLT3-ITD dilakukan dengan metode elektroforesis. Deteksi mutasi NPM1 dan CEBPA dilakukan dengan metode DHPLC yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan sekuens DNA untuk mengetahui jenis mutasi. Variabel bebas berupa usia, jenis kelamin, jumlah leukosit, ekspresi imunofenotip (CD34 dan aberrant), dan mutasi gen (FLT3-ITD, NPM1, dan CEBPA), sedangkan variabel tergantung adalah luaran klinis kesintasan dalam tiga bulan. Hasil Penelitian dan Pembahasan: Didapatkan total 66 subjek dengan rerata usia relatif lebih muda yaitu 42,37 + 15,75 dan sebanyak 83,3 % di bawah 60 tahun. Sebanyak 54 % subjek mempunyai ekspresi CD34, dan hanya 15,2 % mempunyai ekspresi aberrant. Terdapat 40 subjek yang menjalani kemoterapi induksi (60,5 %). Hanya 37 dari 66 subjek yang dilakukan pemeriksaan mutasi gen FLT3-ITD, NPM1, dan CEBPA. Frekuensi mutasi gen FLT3-ITD, NPM1 dan CEBPA berturut-turut 16,2 %, 40,5 %, dan 35,1 %. Pada keseluruhan subjek (n = 66) ditemukan bahwa FLT3 wild type dan CEBPA mutasi berhubungan bermakna terhadap kesintasan dalam tiga bulan yang lebih pendek dengan adjusted RR berturut-turut 2,21 (p 0,022; IK95 % 1,50 - 3,26) dan 2,08 (p 0,036; IK95% 1,06 - 4,07). Pada kelompok subjek yang mendapat kemoterapi (n = 40), hanya mutasi FLT3-ITD yang secara klinis mempunyai kecenderungan memengaruhi kesintasan tiga bulan dengan RR 1,73 (p 0,273; IK95 % 1,18 - 2,54). Sebagai hasil tambahan, ditemukan bahwa mutasi NPM1 berhubungan dengan ekspresi CD34 negatif (p 0,018) dan mutasi CEBPA berhubungan dengan jumlah leukosit lebih besar dari 50 x103/μL (p 0,028). Kesimpulan: Usia LMA di Indonesia relatif lebih muda. Frekuensi mutasi FLT3-ITD relatif lebih rendah dan mutasi NPM1 dan CEBPA cenderung lebih tinggi. FLT3 wild type dan mutasi CEBPA berhubungan dengan kesintasan yang lebih pendek pada penelitian ini. Diperoleh data bahwa kejadian mutasi NPM1 behubungan dengan CD34 negatif dan mutasi CEBPA berhubungan dengan jumlah leukosit yang lebih tinggi.
ABSTRACT Background: Acute Myeloid Leukemia (AML) has high degree of heterogeneity characteristic signed with chromosome/cytogenetic abnormality, gene mutation, and gene expression changes. The importance of gene mutation has been known as prognostic and predictive biomarker associated with survival and also as a targeted therapy. Gene mutation that is considered important in AML patient prognosis are FLT3-ITD, NPM1 and CEBPA. Purpose: To obtain frequency data of immunophenotype and gene mutation of FLT3-ITD, NPM1, and CEBPA, and its relationship with three-month overall survival. Method: This research was a prospective longitudinal study on adult AML patients who were admitted as outpatient and inpatient in Dharmais National Cancer Center (DNCH) on July 2014 until February 2015. Samples used were 20 mL of bone marrow aspirate or peripheral blood using EDTA anticoagulant. Research was done in Pathological Laboratory and Research and Development of DNCH. FLT3-ITD gene mutation was detected using electrophoresis and NPM1 and CEBPA mutation was detected using DHLPC method continued with DNA sequencing examination to know the type of mutation. The independent variables were age, sex, leukocyte, immunophenotype (CD34 and aberrant), gene mutations (FLT3-ITD, NPM2 and CEBPA). The dependent variable was three-months overall survival. Result and Discussion: a total of 66 subjects were collected with mean age relatively young, 39.78 years and 83.3 % of them were under 60 years. Fifty four percent subjects had positivity in CD34 expression and 15.2 % had aberrant expression. Forty subjects received induction chemotherapy (60.5 %). Only 37 of 66 subject were analyzed gene mutations. The frequency of FLT3, NPM1 and CEBPA mutation frequency was subsequently 16.2 %, 40.5 % and 35.1 %. From all subjects (n = 66), was found that wild type FLT3 and mutant CEBPA was statistically significant had twice mortality rate in three months than mutant FLT3-ITD (p 0,022; adjusted RR 2,21; IK95 % 1,50 - 3,26) and wild type CEBPA (p 0,036; adjusted RR 2,08; IK95 % 1,06 - 4,07). In treated groups (n = 40), there was no statistically significant association between independent variables with three-months survival. However, there was a clinically significant tendency that wild type FLT3 was consistently related with longer OS (RR 1.73, 95 % CI 1.18 - 2.54). As an additional result, it was found that the NPM1 mutation is associated with lack of CD34 expression (p 0.018) and CEBPA mutations were associated with leukocyte levels > 50 X103 / mL (p 0.028). Conclusion: The age of AML patients in Indonesia are relatively younger. Proportion of FLT3-ITD gene mutation is relatively lower, whereas proportion of NPM1 and CEBPA mutations tend to be higher. FLT3-ITD wild type and CEBPA mutation are related with shorter survival in this research. Incidence of NPM1 gene mutation is related to lack of CD34 and CEBPA mutation is related to higher leukocyte count.
2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luhantara
Abstrak :
ABSTRAK
Radiasi selalu membayangi hidup manusia, Di luar rumah, radiasi datang dari matahari, kosmis, dan alam sekitar kita. Di dalam rumah, manusia terekspos radiasi siang malam, tarutama jika rumah tersebut tidak msmpunyai ventilasi yang baik. Akibat ekspos radiasi memang tidak akan langsung terasa karena efek radiasi sangat kumulatif, maka orang yang terkena radiasi tingkat rendah secara terus menerus lebih mungkin mengalami sakit dibanding orang yang terkena radiasi tingkat tinggi dalam jangka waktu singkat. Leukimia, misalnya, baru akan muncul setelah orang yang bersangkutan teradiasi secara terus-menerus selama 20-30 tahun, akibat buruk lain dari radiasi adalah : mutasi genetis, bayi lahir cacat, dan kematian bayi. Konsentrasi gas radon yang cukup tinggi di dalam suatu ruang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit kanker paru-paru. Karena itu, keberadaan gas radon cukup berbahaya. Dengan menggunakan metode aktif (Dwi-Tapis) dan metode pasif (detektor CR-39/jejak nuklir) maka kita dapat mengukur konsentrasi gas radon.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Nur Ayu Dana Pradipta
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian dengan pemberian mutagen ethyl methane sulfonate (EMS) pada jamur tiram cokelat (Pleurotus cystidiosus O. K. Mill. ) untuk meningkatkan kandungan β-glukan sebagai komponen eksopolisakarida (EPS). Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, BPPT, Serpong selama bulan Juni 2007--Februari 2008. Variasi konsentrasi EMS yang diberikan sebesar 8, 15, 20, 25, dan 30 µl/ml selama 60 menit. Konsentrasi EMS 15 μl/ml menunjukkan rasio kematian sebesar 99,2% yang mengindikasikan terjadinya mutasi. Perlakuan EMS konsentrasi 15 μl/ml dengan variasi inkubasi 0, 20, 40, dan 60 menit pada jamur tiram cokelat wild-type menghasilkan isolat jamur tiram cokelat berturut-turut menurut waktu inkubasinya adalah TCMK1 (Tiram Cokelat Mutagen Kimia 1), TCMK2, TCMK3, dan TCMK4. Hasil rerata penimbangan berat kering miselium pada hari ke-3 menunjukkan produksi miselum isolat TCMK4 meningkat sebesar 492%, TCMK3 sebesar 205%, TCMK2 sebesar 165%, dan TCMK1 sebesar 23% dibandingkan dengan kontrol. Analisis isozim peroksidase (PER), fosfatase asam (ACP), dan dehidrogenase malat (MDH) dari isolat TCMK4 mengekspresikan pita isozim yang berbeda dibandingkan kontrol (tanpa perlakuan EMS). Peningkatan produksi EPS tertinggi (28%) dihasilkan oleh isolat TCMK4, tetapi kandungan crude β-glukan pada EPS menurun 40%. Pemberian mutagen EMS dapat memengaruhi pertumbuhan dan produksi EPS serta β-glukan pada jamur tiram cokelat.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31536
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>