Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nendra Yelena Sarina
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres akademis dengan psychological well being pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 122 mahasiswa tingkat pertama berusia 17-20 yang sedang menempuh semester dua di Universitas Indonesia. Pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Ryff?s Psychological Well- Being Scale (1995) yang telah diadaptasi oleh Yorike dan rekan-rekan payung penelitian psychological well-being tahun 2011. Pengukuran stres akademis menggunakan alat ukur Student-Life Stress Inventory yang dikembangkan oleh Gadzella (1994) dan telah diadaptasikan ke dalam konteks bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment, diperoleh hubungan yang negatif dan signifikan antara stres akademis dan psychological well -being pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Semakin tinggi skor stres akademis yang dimiliki maka semakin tinggi skor psychological wellbeing, begitu pula sebaliknya. ......The objective of this research is to find the corelation between academic stress and psychological well-being among first-year college students in Universitas Indonesia . The participant for this research were 122 students aged 17-20 whose studied at the second term in Universitas Indonesia. Psychological well-being was measured with Ryff?s Psychological well-being Scale (1995) which was constructed by Carol D. Ryff and had been adapted to Indonesian context by Yorike and colleagues in 2011. Academic stress was measured with Student-Life Stress Inventory which constructed by Gadzella and had been adapted to Indonesian context. The coefficient of Pearson Product Moment correlation showed that there is negative and significant correlation between psychological well being and academic stress among first-year college students in Universitas Indonesia. The more academic stress suffered by first-year college students, the lower score of psychological well being they have and vice versa.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hestika Dyah Waraningrum
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara alienasi dan distres psikologis pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia (UI). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian korelasional, yang dilakukan kepada 391 mahasiswa tahun pertama program sarjana di UI. Tingkat alienasi diukur menggunakan Jessor and Jessor Social Alienation Scale, sementara tingkat distres psikologis diukur menggunakan SRQ-20. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara alienasi dan distres psikologis pada mahasiswa baru di UI (r(391) = 0.438, p = 0.000, signifikan pada LoS = 0.01). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin seseorang merasa teralienasi, maka akan semakin tinggi pula tingkat distres psikologis yang dimiliki.
This study aimed to investigate the relationship between alienation and psychological distress among the first-year students of Universitas Indonesia (UI). This correlational study was conducted using a quantitative method. The participants of this study were 391 first-year bachelor students of UI. The alienation was measured using Jessor and Jessor Social Alienation Scale, while psychological distress was measured using SRQ-20. The result of this study showed that there was a significant and positive correlation between alienation and psychological distress among the first-year students of UI (r(391) = 0.438, p = 0.000, significant at LoS = 0.01). The result means that the higher alienation among the first-year students, the higher psychological distress among them.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Agatha Nerisa
Abstrak :
Mahasiswa tahun pertama berada pada tahapan perkembangan emerging adulthood. Terdapat penelitian yang mengemukakan bahwa mereka memiliki kecenderungan distres psikologis yang lebih besar. Apabila tingkat distres psikologis seseorang tinggi maka kepuasan hidup rendah dan begitu pula sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk untuk melihat hubungan antara distres psikologis dan kepuasan hidup pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini terdiri dari 401 mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Variabel distres psikologis diukur dengan menggunakan Self-Reporting Questionnaire 20 (SRQ-20), sedangkan variabel kepuasan hidup diukur menggunakan Satisfaction with Life Scale (SWLS). Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan (r = -0,286 dan p = <,0001, one-tailed) antara distres psikologis dan kepuasan hidup.
First-year students are in the emerging development stage of adulthood. Studies showed that college students are vulnerable to psychological distress. If the level of a persons psychological distress is high then life satisfaction is low and vice versa. This study aims to investigate the relationship between psychological distress and life satisfaction in University of Indonesia first-year students. The participants of this study consisted of 401 first-year students at the University of Indonesia. Psychological distress variables were measured using Self-Reporting Questionnaire 20 (SRQ-20), while life satisfaction variables were measured using Satisfaction with Life Scale (SWLS). The results show that there is a significant negative relationship (r = -0.286 and p = <,0001, one-tailed) between psychological distress and life satisfaction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Tasliatul Fuad
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian diri di perguruan tinggi dan stres psikologispada mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) untuk mengetahui gambaran penyesuaian diri di perguruan tinggi partisipan dan alat ukur Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) untuk mengetahui tingkat stres psikologis partisipan.Partisipan dalam penelitian ini adalah 94 orang mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Teknik analisis data menggunakan pearson correlation untuk menjawab permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara penyesuaian diri di perguruan tinggi dan stres psikologis(r = -.284). ......This research was conducted to determine the correlation between college adjustment and psychological distress on Faculty of Psychology University of Indonesia First-year Students. This research method use quantitative approach using Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) to get the descriptive data about participant‟s college adjustment and Hopnkins Sympton Checklist-25 (HSCL-25) to determine the level of psychological distress on participants. Participants in this study were 94 Faculty of Psychology University of Indonesia first-year students. Pearson Correlation analysis technique was used to answer the research problem. Result showed that there is negative and significant correlation between college adjustment and psychological distress on Faculty of Psychology University of Indonesia first-year students (r = -.284).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvida Syifa Madita
Abstrak :
Self-efficacy perguruan tinggi penting untuk diperhatikan pada masa-masa awal perkuliahan karena menentukan kegigihan dan keberhasilan akademik siswa kedepannya. Kemanjuran diri perguruan tinggi didefinisikan oleh Solberg et al. (1993) sebagai tingkat kepercayaan siswa memiliki kemampuan untuk melakukan tugas-tugas terkait dengan perkuliahan. Studi ini melihat hubungan antara efikasi diri perguruan tinggi dengan melibatkan welas asih, yaitu wujud kepedulian individu dalam caring dirinya saat dia kurang, membuat kesalahan, gagal, atau mengalami situasi menyakitkan dalam hidup (Neff, 2003). Analisis statistik digunakan adalah korelasi Pearson. Sebanyak 213 siswa berusia 18-21 tahun tahun pertama (perempuan = 157 dan laki-laki = 56) menjadi peserta dalam penelitian ini ini. Belas kasihan diukur menggunakan SCS-26 dan kemanjuran diri perguruan tinggi diukur menggunakan CSEI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara belas kasihan dan efikasi diri perguruan tinggi pada siswa tahun pertama (r (213) = .498, p <.001), sehingga dapat dikatakan semakin tinggi rasa kasih sayang yang dimiliki siswa tahun pertama semakin tinggi kemanjuran diri perguruan tinggi yang dimiliki. ...... Higher education self-efficacy is important to pay attention to in the early days of lectures because it determines the persistence and academic success of students going forward. College self-efficacy defined by Solberg et al. (1993) as the level of confidence students have the ability to do tasks related to lectures. This study looked at the relationship between college self-efficacy and involving compassion, which is a form of individual care in caring for himself when he is lacking, makes mistakes, fails, or experiences painful situations in life (Neff, 2003). The statistical analysis used was Pearson correlation. A total of 213 students aged 18-21 years of the first year (girls = 157 and boys = 56) participated in this study. Compassion was measured using the SCS-26 and college self-efficacy was measured using CSEI. The results of this study indicate that there is a significant positive relationship between compassion and college self-efficacy in first-year students (r (213) = .498, p <.001), so it can be said that the higher the feeling of affection that year students have. first, the higher the self-efficacy of the university.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nadzifah
Abstrak :
Resiliensi memiliki peranan penting dalam proses penyesuaian diri karena resiliensi dapat memfasilitasi kemampuan individu untuk beradaptasi dengan tantangan yang cukup mengkhawatirkan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara resilience dan college adjustment pada mahasiswa tahun pertama di perguruan tinggi negeri yang berada di Jabodetabek. Partisipan pada penelitian ini sebanyak 198 orang. Resilience diukur dengan menggunakan alat ukur Cannor-davidson resilience scale versi 10 item yang dikembangkan Campbell-Sills dan Stein (2007). Selain itu, college adjustment diukur menggunakan alat ukur Student Adaptation to College Questionnaire yang dibuat oleh Baker dan Siryk (1984). Analisis data menggunakan teknik analisis pearson product-moment correlation. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan (r = 0,48, 𝑝<0,01) antara resilience dan college adjustment yang artinya semakin tinggi resilience individu maka semakin tinggi pula college adjustment.
Resilience has an important role in the process of adjustment because resilience can facilitate the ability of individuals to adapt. This research was conducted to find the correlation between resilience and college adjustment among first-year students at universities located in Jabodetabek. The Participants of this research were 198 first-year college students. Resilience was measured by using a 10-item version of the Cannor-Davidson resilience scale developed by Campbell-Sills and Stein (2007). In addition, college adjustments was measured by using the Student Adaptation to College Questionnaire by Baker and Siryk (1984). Data analysis was processed using Pearson Product-Moment Correlation analysis techniques. The results of this research indicate a positive and significant correlation (r = 0,48, 𝑝<0,01) between resilience and college adjustment, which means that the higher the resilience of an individual, the higher the college adjustment.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margareth Sondang Felicia
Abstrak :
Kemampuan berpikir kritis merupakan keterampilan yang penting untuk dimiliki mahasiswa di pembelajaran abad 21 guna menghadapi tuntutan akademik di perguruan tinggi. Akan tetapi, penelitian terdahulu menemukan bahwa mahasiswa tahun pertama memiliki kemampuan berpikir kritis yang rendah. Penting bagi mereka untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis sedini mungkin agar dapat beradaptasi di perguruan tinggi. Penelitian ini ingin menjelaskan bagaimana peran motivasi akademik sebagai mediator dalam hubungan antara mindfulness dan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis diukur dengan Tes Analog yang dikembangkan oleh Suleeman dan Christia (2016), mindfulness diukur dengan 15-Item Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ-15) oleh Baer dkk. (2012) yang telah diadaptasi peneliti ke dalam bahasa Indonesia, dan motivasi akademik diukur dengan Academic Motivation Scale versi pendek yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh Natalya (2018). Partisipan penelitian ini terdiri dari 186 mahasiswa tahun pertama berusia 18 – 23 tahun (M = 18.9), dengan partisipan perempuan berjumlah 145 orang (78%). Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan metode analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi akademik (M = 65.97, SD = 8.283) berperan memediasi sepenuhnya hubungan antara mindfulness dengan kemampuan berpikir kritis (indirect effect = 0.0305, BootSE = 0,0190, CI [0.0010,0.0739]). Hasil dari penelitian ini menyarankan mahasiswa tahun pertama untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya melalui mindfulness serta motivasi akademik ......Critical thinking is an essential skill for college students in this 21st century learning, in order for them to cope with academic demands. However, previous studies have found that first-year students have low critical thinking skills. It is important for them to develop critical thinking skill as early as possible in order to adapt well in college. This study aims to explain the role of academic motivation as a mediating variable between mindfulness and critical thinking among first-year undergraduate students. Critical thinking skill was measured with Analog Test by Suleeman dan Christia (2016), mindfulness was measured with 15-Item Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ-15) by Baer et al. (2012) that has been adapted to bahasa Indonesian, and academic motivation was measured with Academic Motivation Scale Short Version that has been adapted to bahasa Indonesia by Natalya (2018). This study consisted of 186 first-year students aged between 18-23 years old (M = 18.9), with 145 female participants (78%) . This study was non-experimental with a simple regression method. Based on the analysis result, it was found that the relationship between mindfulness and critical thinking was fully mediated by academic motivation (indirect effect = 0.0305, BootSE = 0,0190, CI [0.0010,0.0739]). This study suggested first-year college students develop their critical thinking skill with mindfulness practice that will lead to academic motivation enhancement, which will accelerate the critical thinking skill
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Ramadhina
Abstrak :
Pandemi Covid-19 mengakibatkan peningkatan penggunaan internet, sehingga ditengarai semakin memicu timbulnya Fear of Missing Out (FoMO) pada mahasiswa tahun pertama yang sedang berada pada masa penyesuaian diri di perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara FoMO dan penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama. Terdapat 141 partisipan dalam penelitian ini yang merupakan mahasiswa tahun pertama di Indonesia dan aktif menggunakan media sosial. Penelitian ini menggunakan metode analisis korelasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara FoMO dan penyesuaian diri mahasiswa (r = -0.087, p > 0.05). Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa tingkat FoMO dan penyesuaian diri mahasiswa berada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya untuk mempertimbangkan heterogenitas partisipan dan melibatkan variabel atau aspek lain seperti penggunaan media sosial, riwayat pembelajaran daring menjadi luring, dan socioeconomic status. ......The Covid-19 pandemic has caused an increase in internet usage, so it is suspected that it has further triggered the emergence of Fear of Missing Out (FoMO) in first-year college students who are in the adjustment period at college. This study aims to determine the correlation between FoMO and first-year college students' adjustment. One hundred forty-one participants in this study were first-year college students in Indonesia actively using social media. This study used correlation and regression analysis methods. The results proved no significant correlation between FoMO and college students' adjustment (r = -0.087, p > 0.05). In addition, this study also found that the level of FoMO and college student adjustment was moderate. Based on the results of this study, researchers suggest for future studies to consider the heterogeneity of participants and involve other variables or aspects such as social media use, learning history from online to offline, and socioeconomic status.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Renata Anindita Wibowo
Abstrak :
Mengalami transisi kehidupan bukan suatu pengalaman yang mudah. Hal ini dialami oleh para mahasiswa tahun pertama yang mengalami penyesuaian diri dalam berbagai aspek, yaitu akademik, sosial, dan emosional. Dalam menghadapinya, individu memerlukan strategi untuk dapat menyesuaikan diri, dimana fleksibilitas kognitif menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara fleksibilitas kognitif dan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun pertama. Studi kuantitatif dilakukan terhadap mahasiswa tahun pertama, yaitu mereka yang berada di semester satu dan/atau dua (N=90). Fleksibilitas kognitif diukur dengan menggunakan instrument Cognitive Flexibility Inventory yang dikembangkan oleh Indrasari et al. (unpublished manuscript). Penyesuaian diri di perguruan tinggi atau college adjustment diukur menggunakan instrumen College Adjustment Quetionnaire yang dikembangkan oleh Purnamasari (2022). Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa fleksibilitas kognitif memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kemampuan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Hal ini dapat diartikan keberhasilan mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan dapat diprediksi dengan adanya kemampuan fleksibilitas kognitif. Dalam arti lainnya, semakin tinggi fleksibilitas kognitif yang dimiliki, maka semakin tinggi pula kemampuan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun pertama. ...... Life transitions is not an easy experience. This phenomena experienced by first-year students who are struggling with adjustment in various aspects, namely academic, social and emotional. In dealing with struggle, individuals need strategies to be able to adapt, where cognitive abilities are one of the influencing factors. This research was conducted with the aim of examining the relationship between cognitive flexibiluty and college adjustment in first-year students. The quantitative study was conducted on first year students, those in their first and/or second semester (N=90). Cognitive flexibility was measured using the Cognitive Flexibility Inventory instrument developed by Indrasari et al. (unpublished manuscript). College adjustment is measured using the College Adjustment Questionnaire instrument developed by Purnamasari (2022). The results of Pearson correlation test show that cognitive flexibiluty has a significant positive relationship with college adjustment. It means that students' success in facing various challenges of change can be predicted by their cognitive flexibility. It can also be concluded that the higher the cognitive flexibility, the higher the college adjustment.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fidela Evaniasari
Abstrak :
Kemampuan berpikir kritis termasuk kemampuan abad 21 yang esensial untuk mahasiswa. Semakin mudahnya akses informasi mengharuskan mahasiswa untuk mampu berpikir kritis agar dapat mengelola informasi dengan tepat. Kemampuan berpikir kritis juga sangat penting di dunia kerja sehingga mahasiswa perlu meningkatkan kemampuan tersebut sejak tingkat pertama perkuliahan. Penelitian ini hendak menelusuri peran kesadaran metakognitif sebagai mediator dalam hubungan antara kecerdasan emosional dan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini diukur dengan Tes Analog yang dikembangkan oleh Suleeman & Christia (2016), kecerdasan emosional diukur dengan Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form (TEIQue-SF) oleh Petrides (2009) yang diadaptasi ke bahasa Indonesia oleh Deminiz (2019), dan kesadaran metakognitif diukur dengan Metacognitive Awareness Inventory (MAI) oleh Schraw & Dennison (1994) yang diadaptasi oleh Abdullah (2015) ke dalam bahasa Indonesia. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 100 mahasiswa tahun pertama berusia 17–22 tahun (M = 19.10), dengan partisipan perempuan berjumlah 83 orang (83%) dan partisipan laki-laki 17 orang (17%). Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental menggunakan metode analisis regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran metakognitif (M = 153.81, SD = 12.52) berperan dalam memediasi secara penuh (fully mediated) hubungan kecerdasan emosional dengan kemampuan berpikir kritis (indirect effect = 0.0342, BootSE = 0.0190, CI[0.0014,0.0751]), sedangkan efek langsung dari kecerdasan emosional terhadap kemampuan berpikir kritis tidak menunjukkan signifikansi (direct effect = 0.0250, SE = 0.0239, CI [-0.0224,0.0723]). ......Critical thinking skill is an essential 21st century skill set for college students. Increased access to information requires students to be able to think critically in order to manage information accurately. Critical thinking skill is also very important in the workplace, so it is necessary for undergraduate students to improve the skill since the very first-year of college. This study aims to understand the role of metacognitive awareness as a mediator in the relationship between emotional intelligence and critical thinking skill. In this study, critical thinking skill is measured with Tes Analog developed by Suleeman & Christia (2016), emotional intelligence with Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form (TEIQue-SF) by Petrides (2009) which has been adapted into the Indonesian language by Deminiz (2019), and metacognitive awareness with Metacognitive Awareness Inventory (MAI) by Schraw & Dennison (1994) that has been adapted into the Indonesia language by Abdullah (2015). Participants in this study are 100 first-year students aged 17–22 (M = 19.12), with 83 female participants (83%) and 17 male participants (17%). This study is a non-experimental research using simple regression analysis methods. The result of this study indicates that metacognitive awareness (M = 153.81, SD = 12.52) plays a role in mediating the relationship of emotional intelligence with critical thinking (indirect effect = 0.0342, BootSE = 0.0190, CI[0.0014,0.0751]). Meanwhile, the direct effect of emotional intelligence on critical thinking skills does not show any significance (direct effect = 0.0250, SE = 0.0239, CI[-0.0224,0.0723]).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>