Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadhilah Dianty
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah keempat dimensi kreasi kerja, yaitu meningkatkan sumber daya sosial pekerjaan, meningkatkan sumber daya struktural pekerjaan, meningkatkan tuntutan pekerjaan yang menantang, serta menurunkan tuntutan pekerjaan yang menghambat memiliki korelasi dengan kesejahteraan karyawan. Penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan metode kuantitatif nonexperimental. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah nonprobability convenience sampling. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala kreasi kerja, dan skala kesejahteraan karyawan. Kreasi kerja akan diukur secara multidimensional sedangkan kesejahteraan karyawan akan diukur secara unidimensional. Seluruh alat ukur yang digunakan ditemukan reliabel untuk digunakan. Uji hipotesis menggunakan pearson correlation yang dilakukan kepada 340 karyawan di Indonesia, menemukan bahwa korelasi antar a meningkatkan sumber daya sosial pekerjaan, meningkatkan sumber daya struktural pekerjaan, meningkatkan tuntutan pekerjaan yang menantang, serta menurunkan tuntutan pekerjaan yang menghambat dengan kesejahteraan karyawan adalah positif dan signifikan. Hal ini berarti karyawan yang meminta saran, bimbingan, serta arahan, berusaha mengembangkan diri, mencari peluang baru, dan mengurangi beban kerja juga menilai dirinya sejahtera. Meski begitu terdapat keterbatasan dan saran bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian serupa, serta saran bagi karyawan dan organisasi yang ingin meningkatkan kesejahteraan karyawan, misalnya karyawan dapat meminta saran, bimbingan, serta arahan. ......The purpose of this study was to determine whether the four dimensions of job crafting, namely increasing social job resources, increasing structural job resources, increasing challenging job demands, and reducing inhibiting job demands have a correlation with employee wellbeing. This research is correlational research with a nonexperimental quantitative method. The data collection method used is non-probability convenience sampling. The measuring instrument used in this study is the job crafting scale and the employee wellbeing scale. Job crafting will be measured multidimensionally while employee wellbeing will be measured unidimensionally. All measuring instruments used were found to be reliable for use. Hypothesis testing using Pearson correlation conducted on 340 employees in Indonesia, found that the correlation between increasing job social resources, increasing job structural resources, increasing challenging job demands, and decreasing hindering job demands with employee wellbeing is positive and significant. This means that employees who ask for advice, guidance, and direction, try to develop themselves, look for new opportunities, and reduce workloads, also consider themselves have employee wellbeing. Even so, there are limitations and suggestions for further researchers who are interested in conducting similar research, as well as suggestions for employees and organizations who want to improve employee well-being, for example, employees can ask for advice, guidance, and direction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ningky Sasanti Tjahyati Susatyo-Munir
Abstrak :
ABSTRACT
Inspired by the fast development of knowledge-based competitiveness theories, in the beginning of 2000, Christine Soo and Timothy Devinney of Australian Graduate School of Management, University of New South Wales in Australia worked together with David Midgley of a leading business school INSEAD in Fontainebleau, France to conduct an exploratory study to identify variables that affect knowledge creation process in a company. The study identified there are 11 significant variables that play significant roles in the knowledge creation process of a company. The said eleven variables are: (1) formal collaboration activity, (2) formal interaction activity, (3) information acquisition activity, (4) knowledge acquisition activity, (5) creativity in problem solving and decision making activity, (6) completeness in problem solving and decision making activity, (7) consensus in problem solving and decision making activity, (8) new knowledge creation, (9) innovation, (10) individual absorption, and (11) organizational absorption.

With the use of the said eleven variables, a study is conducted in 43 fully-fledged companies that develop, produce and sell their proprietary - not licensed - cosmetics. The objective of this study is to identify, analyze and elucidate the structure of knowledge creation model in national private, large scale cosmetics companies in Indonesia.

Some statistical techniques were used to analyze data with the help of LISREL (Linear Structural Relation) software of 8.53 versions. Different from the research conducted by Soo, Midgley and Devinney (2000, 2002), Structural Equation Modeling (SEM) instead of Partial Least Square (PLS) was used to investigate into the model presented in this research.

The research revealed that the structure of knowledge creation model of large-scale national private cosmetics companies in Indonesia is not identical to the structure of knowledge creation model developed by Soo, Midgley and Devinney (2000). The differences in the model are attributable to five factors, all of which resulting from the differences in data source, data gathering method and analysis tool.
2004
D578
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meta Refianti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5918
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Ketika komunitas praktis dalam organisasi merupakan sokoguru kreasi pengetahuan, pertanyaannya adalah mengapa komunitas itu dianggap tidak lazim. Minimal ada tiga alasan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Pertama meskipun komunitas praktis telah ada sejak lama bahka telah berabad abad namun dalam kenyataannya istilah komunitas praktis baru belakangan ini dimasukkan ke dalam bahasa bisnis. Kedua, hanya ada beberapa lusin perusahaan yang berpikir masa depan untuk melakukan langkah maju dengan cara memelihara komunitas praktis yang tumbuh dalam organisasinya, Ketiga, tidak begitu mudah membangun dan mempertahankan, apalagi menyatukan komunitas praktis di dalam suatu organisasi. Sifat komunitas praktis yang organik, spontan dan informal menjadikannya cukup resisten terhadap pengawasan dan campur tangan pihak lain. Karena itu konsep 'komunitas praktis' dan ' organisasi reflektif' lebih cepat dicapai melalui bauran pelanggan yang efektif, partner bisnis dan pekerja dalam organisasi pada semua level.
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (04) April 2003: 21-27, 2003
MUIN-XXXII-04-April2003-21
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jennar Kiansantang
Abstrak :
Skripsi ini membahas proses kreasi pengetahuan yang dilakukan staf perpustakaan dalam menghasilkan inovasi di Perpustakaan Universitas Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Hasil penelitian menemukan bahwa proses inovasi di Perpustakaan Universitas Indonesia melibatkan proses kreasi pengetahuan organisasi yang terjadi di dalam interaksi antara anggota organisasi, baik interaksi informal maupun formal. Penelitian ini menyarankan Perpustakaan Universitas Indonesia untuk secara sistematis mengelola pengetahuan melalui program berbagi pengetahuan, memanfaatkan intranet, serta membentuk divisi yang bertugas melakukan riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas inovasi di Perpustakaan Universitas Indonesia.
The Focus of this study is to investigate the process of knowledge creation that had been done by library`s staff in earning innovation at the University of Indonesia Library. This research is a qualitative with a descriptive design. The data were collected by means of deep interview. The results founded that innovation process at University of Indonesia Library involved the organization`s knowledge creation that happened in the interaction between organization members, either formal nor informal. This research suggest university of Indonesia to systematically manage the knowledge through the sharing of knowledge, the using of intranet, and the establishment of a division who responsible for research and development to improve the quality of innovation.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S15475
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraeni Joga
Abstrak :
ABSTRAK Tesis ini membahas pengaruh media sosial dalam mewujudkan customer engagement yang dimoderasi oleh co-creation pada brand LOIS Jeans. Dewasa ini internet memegang peranan penting dalam era digital, terutama dalam dunia marketing yang dilakukan melalui media sosial. Penelitian ini adalah penelitian metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode survey. Dimana perangkat yang digunakan adalah kuesioner yang disebarkan kepada follower media sosial LOIS Jeans Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis penelitian dan  menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti. Hasil dari penelitian ini ialah membuktikan adanya pengaruh media sosial terhadap customer engagement yang dimoderaasi oleh co-creation. Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media sosial LOIS Jeans Indonesia dapat digunakan sebagai sarana dalam digital marketing untuk meningkatkan customer engagement.
ABSTRACT The research discussed about the influence of social media to create customer engagement that moderated by co-creation on LOIS Jeans brand. Nowadays, internet held an important role in digital era, especially on marketing that is done through social media. This research is quantitative research method with collection data technique using questionnaire that is spread out to the follower of LOIS Jeans Indonesia social media. The purpose of this research is to test the research hypothesis and explain the correlation between research variables. The outcome of this research is to prove the influence of the social media to customer engagement that moderated by co-creation. The conclusion of this research is social media can be use as tool in digital marketing to increasing customer engagement.

2018
T52094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basseng
Abstrak :
Penelitian ini membahas kreasi pengetahuan kontekstual pada organisasi publik dengan memilih Badan Diklat Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta sebagai lokus penelitian. Pengetahuan kontekstual adalah pengetahuan yang dikreasi dari konteks sehingga lebih efektif memecahkan permasalahan kontekstual yang dihadapi oleh suatu organisasi publik. Sistem kreasi pengetahuan kontekstual pada organisasi publik khsusunya bidang pendidikan dan pelatihan dan penugasan belajat merupakan suatu realitas yang bersifat kompleks dan ill-structured. Faktor budaya dan manusia membawa kesulitan tersendiri dalam memahami sistemnya sehingga membawa tantangan ketika akan direkayasa untuk ditingkatkan kinerjanya. Metode penelitian Soft Systems Methodology (SSM) dipilih sebagai metode penelitian untuk mengungkapkan realitas dan aktualitas kreasi pengetahuan kontekstual pada lokus penelitian. Dalam penelitian ini, SSM diarahkan untuk mengonstruksi dua sistem. Pertama adalah sistem untuk meningkatkan kinerja kreasi pengetahuan kontekstual pada Badan Diklat Provinsi DKI Jakarta sebagai problem solving interest dan kedua adalah untuk menemukan karakteristik aplikasi model kreasi pegetahuan SECI pada organisasi research interest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perspektif problem solving interest, kinerja kreasi pengetahuan kontekstual pada Badan Diklat provinsi DKI Jakarta yang berisi sembilan kegiatan atau relevant purposeful activities masih perlu ditingkatkan karena belum memiliki sub sistem monitoring dan kontrol, dan masih adanya masalah komitmen, keberanian berinovasi, perilaku informal, dan pemberdayaan. Sementra itu, dari perspektif research interest ditemukan bahwa kreasi pengetahuan kontekstual pada organisasi publik di bidang kediklatan dan penugasan belajar mengonfirmasi model kreasi pengetahuan SECI yang dikembangkan oleh Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Tekuchi. Namun, Model SECI ini perlu dipasangkan dengan dimensi soft systems yang meliputi komitmen, keberanian berinovasi, perilaku informal, dan pemberdayaan. Berdasarkan temuan di atas, penelitian ini merekomendasikan agar Badan Diklat Provinsi DKI Jakarta membentuk Tim Pengkreasi Pengetahuan. Begitupula pemerintah pusat, supaya menerbitkan peraturan perundangan yang mendorong organisasi publik bidang pendidikan pelatihan dan penugasan belajar memiliki sistem kreasi pengetahuan kontekstual yang efektif. ...... This research examines the practice of contextual knowledge creation in public organization, choosing the Daerah Khusus Ibukota Jakarta Province Training Institution as the locus of research. Contextual knowledge is the knowledge created from context so it is effective in solving contextual problems. As a social entity that contains problematical situations, contextual knowledge creating system in public organization is full of complexity and ill-structured. The changing social, cultural and political in his human activity systems brings about difficulty in unpacking its systems, and therefore provides challenges when the system is reingenered for improving its performance. Soft Systems Methodology (SSM) is chosen as an appropriate research method to reveal both reality and actuality of the system. In this research, SSM is geared to construct two systems: firstly, a system to improve the performance of contextual knowledge creation in the Daerah Khusus Ibukota Jakarta Province Training Institution, answering the problem solving interest; and secondly, a system to explore the use of SECI Model as knowledge creating tool, answering research interest. The result of the research reveals that from problem solving interest perspective, the performance of contextual knowldge creating in the Daerah Khusus Ibukota Jakarta Province Training Institution still needs improvement. There is no monitoring and controlling in the system. Besides, the collaborative culture is not condusive for knowledge creating culture due to lack of commitment, motivation, empowerment, and group cohessiveness. From research interest perspective, the research confirms that in creating contextual knowledge, administrators in the Daerah Khusus Ibukota Jakarta Province Training Institution utilize the essence of SECI Model invented by Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuchi to create contextual knowledge. However, the model should be equiped with soft systems. Based on these finding, this research recommends Badan Diklat provinsi DKI Jakarta to form a knowlege creating team, and suggests the central government to issue regulations for promoting contextual knowledge creation within government training institutions.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
D1433
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawar Holil
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas teks Wawacan Samun (WS) yang terkandung dalam naskah berbahasa Sunda dan ber-genre wawacan. Tujuan penelitian adalah menyajikan suntingan teks dan terjemahan teks WS dalam bahasa Indonesia, mengetahui perbedaan teks yang diproduksi di skriptorium pesantren dan kabupaten, serta menunjukkan tegangan antara konvensi dan kreasi dalam teks. Untuk mencapai tujuan itu digunakan teori filologi dan sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima naskah yang mengandung teks WS terdapat dua versi cerita, yaitu versi skriptorium pesantren dan versi skriptorium kabupaten. Naskah yang diproduksi di skriptorium pesantren dan kabupaten memperlihatkan penggunaan bahasa dan tema cerita yang berbeda. Naskah pesantren banyak menggunakan ungkapan dan peribahasa serta interferensi kata-kata yang berasal dari bahasa Arab, sedangkan naskah dari kabupaten menggunakan gaya bahasa langsung tanpa menggunakan ungkapan dan peribahasa serta dominan dengan interferensi kata-kata yang berasal dari bahasa Melayu. Dalam hal tema, naskah pesantren mengandung tema cerita: ?upaya menyebarkan agama Islam? atau ?proses Islamisasi?, sedangkan naskah kabupaten bertema ?kebaikan, kesabaran, dan kerja keras merupakan sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang calon pemimpin?. Dalam hal tegangan antara konvensi dan kreasi tampak bahwa para penyalin teks WS masih mengikuti konvensi penulisan metrum pupuh yang konvensional walaupun banyak ditemukan kekeliruan. Kreasi yang dilakukan para penyalin teks WS difokuskan dalam penggarapan aspek naratif. Suntingan teks dan terjemahan menggunakan versi pesantren yang diwakili naskah SD 26.
ABSTRACT
This research analyses Wawacan Samun (WS) texts in Sundanese manuscripts with wawacan genre. This research aims at presenting WS text editions and their translations in Indonesian Language, acknowledges the text differences produced in pesantren (an Islamic institution whose students live in the boarding school system) scriptorium and kabupaten (district) scriptorium, and shows the tense between convention and creation in the texts. To achieve this objective, philology and literary theories were used. The research found out that out of five WS manuscripts there are two story versions, i.e. pesantren scriptorium and kabupaten scriptorium. The texts produced in pesantren scriptorium and kabupaten scriptorium show the different languages and story themes. The pesantren manuscript mostly uses expressions, proverbs, and the interference of words derived from Arabic Language, while the kabupaten manuscript uses a direct language style without using expressions and proverbs as well as being dominated with interference words derived from Malay Language. In term of the theme, the pesantren manuscript illustrates: ?the efforts to propagate Islam? or ?an Islamization process?; meanwhile, the kabupaten manuscript has the themes of ?good deeds, patience, hard working as the attribute to be possessed by a to-be leader?. In term of the tense between convention and creation, it is clearly seen that the editors of WS texts still follow the conventional pupuh metrum writing with many errors found. The creation done by WS text editors is focused on narrative aspects. The editions and translations use the pesantren version represented by SD 26
2016
D2237
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Salsabila
Abstrak :
Generasi milenial memiliki perbedaan nilai, sikap dan cara pandang terhadap pekerjaan dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Pasalnya, kondisi iklim perusahaan yang dinamis dan kompetitif memicu berbagai perubahan pada pekerjaan. Melihat kondisi pegawai milenial yang rentan terhadap burnout, pegawai milenial perlu memiliki resiliensi dalam bekerja. Dalam hal ini, kreasi pekerjaan merupakan cara dan solusi yang efektif dalam mengatasi kondisi tersebut guna meningkatkan resiliensi pegawai. Penelitian ini dilakukan untuk melihat korelasi antara kreasi pekerjaan dan resiliensi pada populasi pegawai milenial di Indonesia. Didapatkan 259 responden pegawai milenial pada penelitian ini. Kreasi pekerjaan diukur menggunakan Job Crafting Scale (Tims, et al. 2012) dan Brief Resilience Scale (Smith, et al. 2008). Hasil utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kreasi Pekerjaan berhubungan secara signifikan dan positif dengan resiliensi (r=0.38, p<0.05). Dengan demikian, semakin tinggi seorang pegawai mengkreasikan pekerjaannya, maka semakin tinggi pula tingkat resiliensinya. Penelitian ini berguna dalam mengeksplorasi wawasan mengenai kedua variabel terkait. Adapun implikasi praktis penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan organisasi dalam meminimalisir tingkat burnout serta meningkatkan produktivitas pegawai generasi milenial. ......Compared to other generations, millennials have different values, attitudes, and perspectives towards their job. Therefore, it is undeniable that company’s dynamic and competitive conditions can trigger various changes in the workplace. In other cases, it is important for millennial employees to be resilient because they are prone to job burnout. Job Crafting is an effective solution to overcome these conditions in order to increase employees' resilience. This study was conducted to see the correlation between Job Crafting and Resilience among millennial employees in Indonesia. 259 data was collected in this research. This study was measured by Job Crafting Scale (Tims, et al. 2012) and Brief Resilience Scale (Smith, 2008). The finding shows that Job Crafting has positively significant correlation with resilience (r=0.38, p<0.05). Thus, the higher employees crafting their job, the more resilient they are. The contribution of this study is that it explores insights about both variables. These includes recommendation for organizational development in order to minimize burnout rates and increasing millennial employee productivity as well.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
S7579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>