Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alif Fakhtur Ramadhan
"Saat ini Antiretroviral Therapy (ART) merupakan satu-satunya tatalaksana pada pasien HIV yang dilakukan untuk mengendalikan atau menekan replikasi virus di dalam darah. Setelah tes HIV dinyatakan positif, orang dengan HIV harus mendapatkan informasi dan bimbingan yang akurat dan tepat untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang HIV, termasuk pencegahan, dan keyakinan diri untuk memulai ARV. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan pasien baru positif HIV untuk memulai minum obat ARV di masa pasca pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional melalui pendekatan survei, dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner pada 109 responden. Hasil uji statsitik didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang ARV (p value = 0,000, α = < 0,05), cemas (p value = 0,000, α = < 0,05), spiritual (p value = 0,001, α = < 0,05), dan dukungan keluarga (p value = 0,001, α = < 0,05) dan ke empat variabel ini memiliki interaksi yang kuat (p va-lue=0,000; <0,05) dengan keyakinan pasien baru positif HIV untuk memulai obat ARV. Keyakinan diri memiliki peran penting dalam mengelola situasi secara efektif, memoti-vasi diri, dan mengontrol emosi sehingga tahu apa yang harus dilakukan, oleh karena itu pengkajian secara komprehensif pada awal diagnosa pasien sangat penting agar tindakan yang dilakukan dapat tepat sasaran.

Currently Antiretroviral Therapy (ART) is the only treatment for HIV patients that is carried out to control or suppress viral replication in the blood. After testing positive for HIV, people living with HIV must receive accurate and appropriate information and guidance to increase their knowledge about HIV, including prevention, and the confidence to start ARVs. The purpose of this study was to identify the factors that influence the confidence of new HIV positive patients to start taking ARV drugs in the post-Covid-19 pandemic. This study used a descriptive analytic method with a cross sectional design through a survey approach, using an instrument in the form of a questionnaire on 109 respondents. Statistical test results found that there was a significant relationship between knowledge about ARVs (p value = 0.000, α = <0.05), anxiety (p value = 0.000, α = <0.05), spiritual (p value = 0.001, α = <0.05), and family support (p value = 0.001, α = <0.05) and these four variables have a strong interaction (p value = 0.000; <0.05) with new HIV positive patients' beliefs about starting ARV drugs. Self-confidence has an important role in managing situations effectively, motivating yourself, and controlling emotions so you know what to do, therefore a comprehensive assessment at the initial diagnosis of a patient is very important so that the actions taken can be right on target."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satriyo Wibowo
"Pengangguran usia muda merupakan masalah yang membutuhkan perhatian. Untuk itu upaya membantu remaja dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja menjadi penting. Kesiapan individu untuk membuat keputusan karir dengan informasi yang cukup dan sesuai dengan usianya serta menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan perkembangan karir disebut dengan kematangan karir. Keyakinan diri dan pusat kendali merupakan prediktor yang relevan dalam mempelajari kematangan karir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pusat kendali dan keyakinan diri keputusan karir terhadap kematangan karir siswa SMK Negeri 6 Jakarta.
Jumlah responden penelitian sebanyak 115 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan cara multistage random sampling. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif, yaitu penelitian yang melakukan pengujian hipotesis dan menganalisis hubungan di antara variabel-variabel. Dalam penelitian ini digunakan konsep pusat kendali yang dikembangkan oleh Levenson (1972) yang membagi pusat kendali ke dalam tiga dimensi, yaitu Internal (I), Powerful-others (P), dan Chance (C). Konsep keyakinan diri keputusan karir yang digunakan merupakan konsep yang telah dikembangkan oleh Betz dan Taylor (2000) yang menunjukkan tingkat keyakinan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibutuhkan dalam membuat keputusan karir. Untuk mengukur kematangan karir digunakan instrumen yang dikembangkan Super et al. (1981) yang dikenal sebagai career development inventory (CDI). Analisis statistika yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis jalur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pusat kendali dimensi internal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keyakinan diri keputusan karir. Siswa yang memiliki pusat kendali internal merasa bahwa hasil kerja serta karirnya tergantung dari faktor internal, antara lain usaha, kemampuan, dan pengambilan keputusan sehingga akan meningkatkan keyakinan diri siswa dalam mengambil keputusan karir. Keyakinan diri keputusan karir berpengaruh secara signifikan terhadap kematangan karir. Siswa yang mempunyai keyakinan diri keputusan karir yang tinggi akan berpikir bahwa hambatan atau kendala selalu dapat diatasi melalui pengembangan diri dan ketekunan, sehingga akan menghasilkan kesiapan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir. Pusat kendali dimensi internal berpengaruh secara signifikan terhadap kematangan karir. Siswa yang memiliki pusat kendali internal merasa bahwa karirnya tergantung dari faktor internal, antara lain usaha dan kemampuannya sehingga siswa akan aktif mencari informasi dan berusaha keras untuk mencapai karir yang diharapkan.

Youth unemployment is a problem that requires attention. Therefore, the effort to help youth in preparing themselves to enter the world of work becomes important. Career maturity refers to the individual?s readiness and awareness to make age-appropriate career decisions and cope with career development tasks. Self- efficacy and locus of control are a relevant predictors in studying career maturity. This study aims to determine the effect of locus of control and career decision-making self-efficacy on students' career maturity of SMK Negeri 6 Jakarta.
Total respondents of this research are 115 students. The sampling technique used was multistage random sampling. This is an explanatory research which is to test hypotheses and analyze the relationship between the variables. This study use the concept of locus of control developed by Levenson (1972) that divide locus of control into three dimensions, Internal (I), Powerful-others (P), and Chance (C). Career decision-making self-efficacy concept used is the concept that developed by Betz and Taylor (2000), which shows individual?s belief in completing the tasks necessary to making career decisions. The instrument used to measure career maturity was developed by Super et al. (1981), known as the Career Development Inventory (CDI). Statistical analysis used to test the hypothesis is path analysis.
The results showed that internal locus of control dimension has a significant effect on career decision-making self-efficacy. Students who have internal locus of control feel that the work and his career depends on internal factors, such as an effort, ability, and decision making that will enhance students' self-efficacy in making career decisions. Career decision-making self-efficacy significantly influence career maturity. Students who have high self-efficacy would think that the barriers or constraints can always be solved through selfdevelopment and persistence, so that will result readiness in completing career development tasks. Internal locus of control dimension significantly influence career maturity. Students who have internal locus of control feel that his career depends on internal factors, such as efforts and abilities so that students will actively seek information and strive to achieve the expected career."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28146
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Penny Handayani
"Abstrak
Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 dan 4 adalah Unit Pelayanan Teknik Dinas
Sosial Provinsi DKI Jakarta yang memberikan pelayanan pengasuhan alternatif bagi remaja.
Sebagai pengganti orangtua, PSAA bertanggung jawab atas pemenuhan hak anak-anak yang
ditampungnya. Namun pada kenyataannya, layanan yang diberikan cenderung kurang memadai,
baik dari segi kuantitas maupun kualitas pengasuh, sehingga walaupun kebutuhan fisik anak
asuh terpenuhi, kebutuhan psikologis mereka cenderung terabaikan. Akibatnya, sejumlah
masalah muncul, seperti kekhawatiran akan masa depan selepas dari panti, yang diperberat oleh
kendala kemampuan sosial dan akademis. Permasalahan ini berkaitan erat dengan rendahnya
self-efficacy, yaitu keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya dalam mengatur dan
melaksanakan tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil tertentu, yang dalam kasus ini
berkaitan dengan kemampuan menjalani hidup di luar panti. Sebagai bentuk intervensi, disusun
program pengabdian kepada masyarakat berbentuk pendampingan psikologis. Agar program
tepat sasaran, analisis kebutuhan dilakukan terlebih dahulu. Hasilnya menunjukkan bahwa keterampilan yang dibutuhkan oleh remaja panti meliputi mengenal diri, sikap positif, mengenal
gaya belajar, manajemen waktu, disiplin diri, komunikasi, kerja sama, dan menetapkan tujuan.
Sebagaimana remaja pada umumnya, hubungan dengan orang-orang terdekat memiliki
pengaruh penting terhadap kondisi emosi dan motivasi remaja panti. Selain itu, diketahui pula
bahwa mereka belum memiliki gambaran masa depan yang konkret dan fokus. Oleh sebab itu,
diperlukan pendekatan dan media pembelajaran yang interaktif dan efektif untuk menarik
perhatian mereka. Agar intervensi bersifat menyeluruh, pendampingan juga diberikan bagi
pengasuh sebagai mitra keberlangsungan program."
Jakarta: Pusat Pemberdayaan Masyarakat - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2018
300 JPM 2:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pindi Kurniawati
"Jumlah kematian akibat kanker serviks di Indonesia masih tinggi karena diagnosa terlambat ditegakkan. Hal ini karena kurangnya kesadaran perempuan melakukan skrining kanker serviks. Tujuan: diidentifikasinya konsep keyakinan diri pasangan suami istri dalam pelaksanaan skrining kanker serviks di pedesaan Jawa Tengah. Metode: studi kualitatif pendekatan grounded theory. Partisipan dipilih secara purposive dengan jumlah 24 partisipan terdiri dari pasangan suami istri (pasutri) usia 15-49 tahun suku asli Jawa, tokoh masyarakat dan petugas kesehatan. Pengambilan data menggunakan wawancara semiterstruktur, observasi, studi dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian: Keyakinan diri pasutri dalam pelaksanaan skrining kanker serviks dipengaruhi oleh pengetahuan, nilai sosial budaya masyarakat dan agama. Ketidaktahuan pasutri ditambah adanya stigmatisasi negatif mengenai kanker serviks di masyarakat, kepercayaan kuat pada pengobatan tradisional dengan mengabaikan pengobatan modern, kepercayaan leluhur dan adanya rasa takut serta malu membuat keyakinan diri pasutri rendah. Keyakinan akan meningkat apabila ada dukungan dari peer dan tenaga kesehatan, munculnya tanda dan gejala serta terpenuhinya harapan partisipan pada program skrining. Kesimpulan: Pengetahuan, nilai sosial budaya masyarakat dan religi mempengaruhi keyakinan diri pasutri dalam keputusan skrining kanker serviks. Perlu dilakukan intervensi dengan mempertimbangkan faktor sosial budaya dan religi dalam pelaksanaan skrining kanker serviks.

The mortality rate from cervical cancer in Indonesia remains high due to late diagnosis. This is attributed to the lack of awareness among women about the importance of cervical cancer screening. Objective: To identify the concept of self-efficacy among married couples in the implementation of cervical cancer screening in rural Central Java. Methods: A qualitative study using a grounded theory approach. Participants were selected purposively, comprising 24 individuals, including married couples aged 15-49 years of Javanese ethnicity, community leaders, and healthcare workers. Data were collected through semi-structured interviews, observations, documentation studies, and literature reviews. Findings: The self-efficacy of married couples in implementing cervical cancer screening is influenced by knowledge, social-cultural values, and religion. Lack of awareness among couples, coupled with the negative stigma surrounding cervical cancer in the community, strong beliefs in traditional medicine over modern treatments, ancestral beliefs, and feelings of fear and shame, result in low self-efficacy. Self-efficacy increases with peer and healthcare support, the emergence of signs and symptoms, and the fulfillment of participants' expectations from the screening program. Conclusion: Knowledge, social-cultural values, and religion influence married couples' self-efficacy in deciding to undergo cervical cancer screening. Interventions should consider social-cultural and religious factors in the implementation of cervical cancer screening."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library