Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutianingsih
Abstrak :
Gempa bumi merupakan bencana yang dapat berdampak pada berbagai aspek, salah satunya aspek psikologis, dimana lansia merupakan salah satu kelompok yang paling rentan mengalami dampak ini. Kesiapsiagaan psikologis merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak psikologis yang diakibatkan oleh gempa bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kesiapsiagaan psikologis dan kecemasan pada lansia di daerah rawan bencana gempa bumi. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan sampel sebanyak 355 dan kriteria inklusi yaitu berusia 60-83 tahun, tidak mengalami gangguan kognitif, pernah mendapatkan penyuluhan gempa bumi, bisa membaca dan menulis, dan bersedia menjadi responden. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini telah melalui uji validitas dan reliabilitas dengan nilai nilai Cronbach Alpha untuk kuesioner Sense of Community Index yaitu 0,88; kuesioner Psychological Preparedness for Disaster Threat Scale (PPDTS) yaitu 0,87; dan kuesioner Geriatric Anxiety Inventory 0,89. Penelitian ini juga telah dinyatakan lolos uji etik. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara kesiapsiagaan psikologis dengan kecemasan (p value = 0.041). Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan (p value = 0.001), pengalaman (p value = 0.008) dan sense of community (p value =0.000) dengan kesiapsiagaan psikologis lansia. Faktor yang paling memengaruhi kesiapsiagaan psikologis adalah sense of community (OR = 2.620). Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk membentuk kelompok swabantu dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan psikologis dan sense of community pada lansia di daerah rawan bencana gempa bumi.
Earthquake is disasters can have an impact on various aspects, one of them is psychological aspect, where the elderly are one of the groups most vulnerable to this impact. Psychological preparedness is one effort that can be done to reduce the psychological impact caused by earthquakes. This study aims to determine the factors that influence psychological preparedness and anxiety in the elderly in earthquake-prone areas. The study design used cross sectional with a sample of 355 people. and the inclusion criteria were 60-83 years old, had no cognitive impairment, had received earthquake counseling, could read and write, and were willing to become respondents. The questionnaire used in this study has tested the validity and reliability with the value of Cronbach Alpha for the Sense of Community Index questionnaire which is 0.88; the Psychological Preparedness for Disaster Threat Scale (PPDTS) questionnaire, which is 0.87; and the Geriatric Anxiety Inventory questionnaire 0.89. This research has also passed the ethical test. The results showed a significant relationship between psychological preparedness with anxiety (p value = 0.041). Besides that, it was also found that there was a significant relationship between education (p value = 0.001), experience (p value = 0.008) and sense of community (p value = 0.000) with the psychological preparedness of the elderly. The factor that most influence psychological preparedness is the sense of community (OR = 2,620). The results of this study can be used as a basis for forming self-help groups in an effort to improve psychological preparedness and sense of community in the elderly in earthquake-prone areas.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T52911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Putra Cahyono
Abstrak :
Kesiapsiagaan psikologis diperlukan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengelola respon emosional dan psikologis ketika bencana alam. Tujuan penelitian melihat pengaruh pemahaman kesiapsiagaan psikologis (psychological preparedness) terhadap tingkat ansietas yang dipersepsikan pada pelajar SMA dalam menghadapi gempa bumi. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Responden dipilih dengan metode stratified random sampling dengan jumlah 204 responden dengan kriteria inklusi siswa kelas 10, 11, 12 yang aktif bersekolah di tempat penelitian dan bersedia menjadi responden. Penelitian ini telah lolos uji etik dengan nomor surat: SK-61/UN2.F12.D1.2.1/ETIK 2020. Hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pemahaman tentang kesiapsiagaan psikologis (dua dimensi yaitu 1) knowledge and management of the external situasional environmental dan 2) anticipation, awareness and management of one's psychological response) dengan tingkat ansietas dalam menghadapi gempa bumi pada siswa SMA di Banten (p value ˃ 0,05). Hasil univariat penelitian didapatkan karakteristik responden diantaranya, rata-rata usia responden adalah 16,44 tahun, dengan rentang usia antara 14-18 tahun, jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan dengan presentase 59,3%, pernah mengalami bencana gempa bumi sebesar 98% dan tidak pernah mengikuti pelatihan kesiapsiagaan psikologis sebesar 66,7%. Pada hasil univariat juga ditemukan pemahaman responden tentang kesiapsiagaan psikologis sebesar 68,4%, untuk pemahaman tentang knowledge and management of the external situasional environmental sebesar 67,26% dan untuk pemahaman tentang anticipation, awareness and management of one's psychological response sebesar 69,53%. Hasil dari tingkat ansietas didapatkan sebanyak 44,1% mengalami tingkat ansietas normal dan 0,5% mengalami tingkat anisetas berat. Kesimpulan penelitian ini menjadi masukan kepada pemerintah dan lembaga kebencanaan untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang kesiapsiagaan psikologis (psychological preparedness) kepada masyarakat Indonesia khususnya daerah rawan bencana.
Psychological preparedness is needed to improve one's ability to manage emotional and psychological responses when natural disasters. The purpose of this study is to look at the effect of understanding psychological preparedness (psychological preparedness) on the level of anxiety perceived by high school students in dealing with mental illness, the design of the study uses a cross sectional approach. Respondents were selected by the stratified random sampling method with a total of 204 respondents with the inclusion criteria of 10th, 11th, 12th grade students who actively attend the study site and become respondents. This study has passed the ethical test with a letter number: SK-61/UN2 F12D1.2.1/ETIK 2020. The results of the study found no significant relationship between understanders about psychological preparedness (two dimensions namely 1) knowledge and management of the external situational environment and 2) anticipation, awareness and management of one's psychological response) with the level of anxiety in dealing with earthquakes in Banten high school students (p value> 0.05). Univariate results showed that the characteristics of the respondents were delivered, the average age of respondents was 16.44 years, with an age range between 14-18 years, the most sex was women with a percentage of 59.3%, had experienced an earthquake disaster of 98% and had never followed psychological preparedness training is 66.7%. On the univariate results also found respondents' understanding of psychological preparedness by 68.4%, for an understanding of the external situational knowledge and management of 67.26% and for an understanding of anticipation, awareness and management of one's psychological response of 69.53% . The result of anxiety level was 44.1% experienced normal anxiety level and 0.5% experienced severe anxiety level. The conclusion of this study was an input to the government and disaster agencies to develop insight and knowledge about psychological preparedness (psychological preparedness) to the people of Indonesia specifically disaster-prone areas.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Putri Wulandari
Abstrak :
Bencana alam merupakan peristiwa yang tidak terduga. Bencana alam yang paling banyak terjadi di Indonesia selama 2018 adalah puting beliung sebanyak 750 kejadian dan tercatat bahwa 21% dari bencana alam yang tejadi di Indonesia disebabkan oleh angin puting beliung. Anak-anak merupakan individu yang lebih terdampak secara emosional paska bencana. Kesiapsiagaan psikologis yang rendah dan kurangnya kemampuan yang dimiliki anak-anak menyebabkan dampak emosional yang diterima berkembang menjadi kecemasan dan muculnya pikiran negatif. Terapi yang tepat diberikan untuk mengatasi masalah tersebut adalah terapi kognitif dan terapi kelompok terapeutik usia sekolah. Tujuan karya ilmiah akhir ini untuk mengetahui pengaruh terapi kognitif dan terapi kelompok terapeutik usia sekolah terhadap kecemasan dan kesiapsiagaan psikologis paska bencana. Pendekatan dalam karya ilmiah akhir ini menggunakan case series dengan responden sebanyak 8 klien kelolaan anak sekolah dengan dilakukan pengukuran pre post test terhadap kecemasan, kesiapsiagaan psikologis, dan kemampuan klien. Instrumen yang digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan Psychological Preparedness for Disaster Threat Scale (PPDTS). Analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Ms. Excel. Hasil analisis menunjukkan terjadi perubahan kecemasan, kesiapsiagaan psikologis paska bencana, dan kemampuan anak sekolah yang lebih optimal setelah diberikan tindakan keperawatan Ners, terapi kognitif, dan terapi kelompok terapeutik usia sekolah. Pemberian Terapi Kognitif dan Terapi Kelompok Terapeutik Usia Sekolah direkomendasikan sebagai penanganan dasar untuk anak sekolah yang mengalami kecemasan dan membentuk kesiapsiagaan psikologis anak sekolah paska bencana. Natural disaster is an unpredictable event. The most frequent natural disaster happened in Indonesia on 2018 was tornado as much as 750 events and it is documented that 21% of natural disaster in Indonesia are caused by tornado. Children are the most affected psychologically on the post disaster state. The shortage of psychological preparedness and the lack of capability on children cause the emotional effect lead to anxiety and emerging negative thoughts. The appropriate therapy given on overcoming such problems are cognitive therapy and school-age therapeutic group therapy. The aim of this study was to identify the effect of cognitive therapy and school age therapeutic group therapy on anxiety and post disaster psychological preparedness. The research approach used in this study was case series conducted on 8 respondents consist of school-age children by pre post test measurement of anxiety, psychological preparedness and the client capability. The instrument used were Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) and Psychological Preparedness for Disaster Threat Scale (PPDTS). The data were analyzed using Ms. Excel application. The analysis result showed the changes in anxiety scale, disaster psychological preparedness and the improvement of childrens capability after they were given the nursing intervention, cognitive therapy and school age therapeutic group therapy. The application of cognitive therapy and school age therapeutic group therapy were recommended as the basic management of anxiety and the therapy of post disaster psychological preparedness on school-age children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library