Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asril
"Kecelakaan kendaraan bermotor adalah penyebab utama yang fatal di PT.CPI. Jumlah kejadian kecelakaan kendaraan bermotor (motor vehicle crash) di PT.CPI wilayah SMO, lebih banyak dibandingkan jumlah kejadian kecelakaan kerja lainnya. PT CPI wilayah SMO telah menerapkan program-program keselamatan berkendara. Untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan tidak optimalnya pelaksanaan program keselamatan berkendara di area kerja PT CPI wilayah SMO, maka perlu dilakukan penelitian tentang ?Evaluasi Pelaksanaan Program Motor Vehicle Safety di area kerja PT CPI wilayah SMO tahun 2010.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas program keselamatan berkendara di PT CPI wilayah SMO tahun 2010. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain deskriptif kualitatif dengan rancangan penelitian observasional. Informan dalam penelitian terdiri dari Advisor HES Loss Prevention, HES analysis, HES Engineer, Group Leader Production Process & Treatment, Occupational Health Specialist dan Operator/Driver dari kontraktor. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Untuk menganalisis keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa manajemen PT. CPI sudah mengeluarkan kebijakan mengenai keselamatan dalam berkendara yang dituangkan di dalam Motor Vehicle Safety Operational Excellence (OE) Process. journey planning, Defensive Drive Course, Driver Improvement Monitor dan Standar Operasional Kendaraan yang sudah dilaksanakan di PT. CPI secara umum sudah relevan, tepat waktu, dikelola oleh SDM yang sesuai, adanya kerjasama dan komunikasi tim yang efektif dan memberikan manfaat kepada pegawai. Program keselamatan kendaraan yang paling efektif dilaksanakan adalah program Defensive Driver Course (DDC). Pihak perusahaan perlu memberikan penekanan kepada kontraktor agar lebih memperhatikan keselamatan kerja, melakukan pengawasan yang intensif dan perlu menetapkan standar mutu terhadap pelaksanaan program keselamatan berkendara.

Motor vehicle accidents are the leading cause of fatality in PT.CPI. The number of motor vehicle crashes in PT.CPI region Sumatera Operation (SMO), more than the amount of other work accident. PT CPI SMO region have adopted driving safety programs. To know the cause of implementation of road safety programs is not optimal in the work area PT CPI region SMO, it is necessary to do research on "Evaluation of Motor Vehicle Safety Program Implementation in the work area PT CPI region SMO 2010.
The purpose of this study is to determine the effectiveness of driving safety program in PT CPI region SMO 2010. This research is conducted using an observational research designs by using descriptive qualitative approach. Informants in the study consisted of Loss Prevention Advisor HES, HES analysis, HES Engineer, Group Leader Production Process & Treatment, Occupational Health Specialist and Operator / Driver from contractors. Data was collected through indepth interviews, observation and document review. To analyze the validity of the data was done by triangulation of sources and methods.
From the research found that the management of PT. CPI has issued a policy on safety in driving and as outlined in the Motor Vehicle Safety Operational Excellence (OE) Process. Journey planning, Defensive Drive Course, Driver Improvement Monitor and Vehicle Operating Standards which have performed at PT CPI generally have been relevant, timely, managed by the appropriate human resources, cooperation and effective team communication and provide benefits to employees. Vehicle safety program is the program most effectively implemented Defensive Driver Course (DDC). The company needs to give emphasis to the contractors to pay more attention to safety, conduct intensive supervision and need to set the quality standard of driving safety program implementation."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T31706
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridho
"Sejak tahun 2009 telah dibuat undang undang tentang pemakaian helm. Peraturan ini berlaku bagi seluruh pengguna sepeda motor baik jarak jauh maupun dekat. Undang undang Republik Indonesia nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 291 ayat 1 dan 2 yang berbunyi : setiap orang yang mengemudikan sepeda motor tidak mengenakan helm standar nasional Indonesia dipidana dengan pidana kurungan maksimal 1 bulan atau denda maksimal Rp.250.000, ayat 2 : setiap orang yang mengemudikan sepeda motor yang membiarkan penumpangnya tidak mengenakan helm dipidana dengan pidana kurungan maksimal satu bulan atu denda maksimal Rp.250.000.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubngan antara variabel internal dan eksternal yg membentuk persepsi dengan persepsi itu sendiri serta dengan pemakaian helm pada mahasiswa Universitas Indonesia kampus Depok. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer hasil dari penyebaran kuesioner yang kemudian dianalisis dengan software analisis data statistik.
Hasil dari penelitian ini adalah hubungan antara variabel variabel pembentuk persepsi dengan persepsi, variabel pendahulu dengan pemakauian helm, serta persepsi dengan pemakaian helm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang berarti antara variabel pendahulu dengan persepsi, dan juga ada hubungan berarti antara variabel pengetahuan, pengaruh sosial, dan pengaruh lingkungan terhadap penggunaan helm. Didapatkan juga hubungan yang berarti antara persepsi dengan penggunaan helm dengan P Value = 0,000 dan OR sebesar 5,610. yang berarti mahasiswa yang memiliki persepsi baik memiliki kemungkinan 5,610 kali untuk memiliki pemakaian helm yang baik pula.
Since 2009 the government published laws about motorcycle helmet. These laws applied to all motorcycle rider either cross city rider or city rider. Indonesian Republic national laws No. 22 2009 about road and traffic chapter 291 clause 1 and 2 which reads: every motorcycle riders who ride their motorcycle without using national standardized helmet shall be punished with maximum 1 month jail punishment or maximum Rp.250.000 fine. Clause 2: every motorcycle rider who let their passenger wear no helmet while riding the motorcycle shall be punished whit maximum 1 month jail punishment or maximum Rp.250.000 fine.
The purposes of this research are to find the relationship between internal and external factor wich form the perception and the perception itself and the relationship between the perception and the usage of motorcycle helmet among Universitas Indonesia Depok students. This reaserch is a kuantitative research with primary data from distributed questionnaries wich then analyzed with statistic data software.
The result of this research were relationships between internal and external factor wich form the perception, forming factor of perception and helmet usage rate, and the prception itself and the usage of helmet. The result shows that there is a significant relationship between the forming factor of perception and the perception itself, and significant relationship between knowledge, social influence, and environtment influence factor and the usage of helmet among Universitas Indonesia Depok students. The result also show that there is significant relationship between perception and helmet usage whit P-Value = 0,000 and OR (Odd Ratio) 5,610. Wich mean student whit good perception have the probability of 5,610 times to also have good rate of helmet usage.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditia Nugrahadi
"Skripsi ini membahas mengenai tingkat pemakaian alat pelindung diri pada anggota yamaha vixion club Indonesia chapter Cikarang, disamping itu skripsi ini juga membahas mengenai tingkat pemenuhan persyaratan tekhnis dan laik jalan kendaraan anggota yamaha vixion club indonesia chapter cikarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan design deskriptif. Hasil dari penelitian ini mengambarkan bahwa seluruh anggota anggota yamaha vixion club Indonesia chapter Cikarang menggunakan seluruh alat pelindung diri dengan baik dan benar namun ketidaksesuaian banyak ditemukan pada sepeda motor yang digunakan oleh anggota anggota yamaha vixion club Indonesia chapter Cikarang seperti tidak memiliki spakbor, ukuran lampu rem yang tidak sesuai, dan suara klakson yang tidak normal. Sosialisasi undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas merupakan upaya yang harus dijalankan agar kendaraan yang dimiliki oleh para anggota memenuhi persyaratan tekhnis dan laik jalan.

This research deals with the use of personal protective equipment on member of yamaha vixion club indonesia cikarang chapter, beside that this research also deals with the level of technical eligibility and be eligible to road vehicles member of yamaha vixion club indonesia cikarang chapter. This research is qualitative descriptive interpretive. The results of this research describe that all member of yamaha vixion club indonesia cikarang chapter uses all means of personal protection equipment well and properly but the discrepancy is found on a motorbike used by the members, like do not have mudguards, size brake lights that do not comply, and the abnormal sound of the Horn. Socialization of Act No. 22 of 2009 about traffic is an effort that must be running in order for the vehicles that are owned by the members of the technical requirements and be eligible to the"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guritnaningsih A. Santoso
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fiana Dwiyanti
"Kemampuan ojek daring untuk berkendara di medan yang sulit dilalui oleh kendaraan besar, menjadi keunggulannya untuk mengatasi kemacetan di kota besar. Kemampuan tersebut harus ditunjang oleh pengetahuan pengendara mengenai keselamatan berkendara. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi sequential explanatory untuk mengetahui gambaran umum karakteristik dan
gambaran umum pengetahuan pengendara ojek daring PT. X di Jagakarsa, serta peran intervensi dari perusahaan (pelatihan). Dengan menggunakan ojek pangkalan di wilayah yang sama sebagai pembanding, didapatkan hasil yakni pengendara ojek daring di Jagakarsa memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap pengetahuan keselamatan berkendara dan merasakan manfaat dari pelatihan perusahaan. Diharapkan perusahaan dapat memberikan pelatihan secara berkala.

Online motorcycle taxi ability to drive over rough terrain traversed by other large vehicles became its superiority to overcome traffic congestion in major cities. These capabilities shall be supported by rider knowledge about safety riding. This study used a combination of sequential explanatory to describe the general characteristics and general knowledge overview of PT. X rider in Jagakarsa, as well as the role of the intervention of the company (training). By using motorcycle taxi in the same area as a comparison, the results obtained PT. X rider in Jagakarsa have a high knowledge of the safety riding and benefit of the training company. The company is expected to provide regular training."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Wibowo
"Skripsi ini berusaha meneliti sosialisasi keselamatan berkendara yang berlangsung di dalam kegiatan kopdar yang dilakukan oleh perkumpulan pemotor. Terdapat tiga perkumpulan pemotor yang dilibatkan (JMC Chapter Depok, OHM 17+ ML Style, dan D’Broter Motorcycle). Masing-masing perkumpulan memiliki pemaknaan yang berbeda tentang keselamatan berkendara. Hal itu membuat nilai-nilai keselamatan berkendara yang disosialisasikan menjadi beragam. Proses sosialisasi keselamatan berkendara berlangsung melalui interaksi yang saling dilakukan oleh para anggota perkumpulan pemotor. Sosialisasi keselamatan berkendara dapat berfungsi sebagai kontrol untuk anggota-anggota yang menjadikan perkumpulan pemotor sebagai sarana aktualisasi diri.

This study is focus on socialization of safety riding in the kopdar activity that is organized by motorcyclists associations. There are three motorcyclists associations that involved in this study (JMC Chapter Depok, OHM 17+ ML Style, and D’Broters Motorcycle). Every association has distinctive safety riding meanings. Those meanings makes values of safety riding that is socialized become varied. Socialization process works through interactions and not works in one direction. Socialization of safety riding works as control to members that makes the association as medium of self actualization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Setyowati Masykuroh Nur Rakhmawati
"Penelitian ini membahas faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi persepsi keselamatan berkendara sepeda motor pada mahasiswa FKM UI. Faktor internal berupa pengetahuan, pengalaman, dan motivasi keselamatan berkendara, faktor eksternal adalah kondisi lingkungan, pengaruh teman sebaya, dan kebijakan UI dengan menggunakan kuesioner. Desain penelitian adalah cross sectional. Sampel adalah 69 mahasiswa yang berkendara sepeda motor.
Hasil penelitian menunjukkan persepsi baik, yaitu mengganggap keselamatan berkendara itu penting. Faktor internal yang paling dominan yaitu pengalaman, sedangkan sedangkan faktor eskternal adalah kondisi lingkungan, pengaruh teman sebaya, dan kebijakan UI. Perlu meningkatkan pengetahuan dan motivasi keselamatan berkendara sepeda motor seperti sosialisasi dan pemilihan duta safety. Kata kunci : persepsi keselamatan berkendara, faktor internal, faktor eksternal.

This study discussed the internal and external factors that affected the perception of motorcycle safety driving in FKM UI students. Internal factors such as knowledge, experience, and driving safety motivation, external factors were environmental conditions, peer influence, and UI policy by used questionnaires. The study design was cross sectional. The sample was 69 students who drive motorcycles.
The results showed good perception, that was considering the safety of driving was important. An internal factor was the most dominant experienced, while external factors were environmental conditions, peer influence, and UI policy. Need to improved the knowledge and motivation of motorcycle safety driving such as socialization and selection of ambassadors of safety Keywords perceptions of safety driving, internal factor, external factor.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrijal Fajri
"Mengemudi bus merupakan salah satu jenis pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi terhadap kecelakaan lalu lintas. Seorang pengemudi harus selalu mengharapkan sesuatu yang tidak diharapkan, sehingga akan selalu waspada dan sadar serta berhati-hati dalam bertingkah laku saat mengemudikan kendaraan. Safety driving merupakan dasar perilaku mengemudi yang lebih memperhatikan keselamatan khususnya bagi pengemudi itu sendiri dan orang disekitarnya. Safety driving didesain untuk meningkatkan kesadaran pengemudi terhadap segala kemungkinan yang tejadi selama mengemudi. Pentingnya safety driving pada saat berkendara merupakan salah satu pilar dalam mewujudkan keamaan dan keselamatan berlalu lintas dan sangat berpeluang untuk mengurangi kecelakaan yang terjadi. Desain penelitian pada penelitian ini adalah cross sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan perilaku berkendara selamat dengan pendekatan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 308 pengemudi bus di PT XYZ. Adapun metode pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengisian kuesioner kepada responden. Selanjutnya data yang didapatkan diolah secara deskriptif dan inferensial menggunakan software statistik untuk melihat gambaran dan hubungan dari setiap variabel. Variabel independen pada penelitian ini adalah usia, masa kerja, status kebugaran, komunikasi dengan atasan, komunikasi dengan rekan kerja, kondisi jalan, kondisi kendaraan, waktu kerja pengemudi, jarak tempuh, SOP, kebijakan, pengawasan, kompensasi, status kepegawaian, training improvement, dan pemberian reward & punishment. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status kebugaran (POR=6.203 (3.649 – 10.547)), komunikasi dengan atasan (POR=4.025 (2.500–6.478)), kondisi kendaraan (POR=2.602 (1.622-4.173)), waktu kerja pengemudi (POR=2.287 (1.447-3.614)), jarak tempuh (POR=1.904 (1.209-2.998)), SOP (POR=1.850 (1.175-2.913)), kebijakan (POR=1.860 (1.182-2.925)), pengawasan (POR=1.904 (1.209-2.998)), kompensasi (POR=2.570 (1.622-4.072)), training improvement (POR=8.069 (4.790-13.593)), dan pemberian reward & punishment (POR=2.199 (1.384-3.493)) dengan perilaku berkendara selamat. Sedangkan variabel usia, masa kerja, komunikasi dengan rekan kerja, kondisi jalan, dan status kepegawaian tidak menunjukan adanya hubungan dengan perilaku berkendara selamat. Status kebugaran menjadi faktor dominan yang mempengaruhi perilaku berkendara selamat pada pengemudi bus di PT. XYZ.

Driving a bus is one of the types of jobs that carries a high risk of traffic accidents. A driver must always expect the unexpected, so they remain vigilant, aware, and cautious in their behavior while driving. Safety driving is a driving behavior foundation that focuses on safety, especially for the driver themselves and those around them. Safety driving is designed to raise driver awareness of all potential events that may occur during driving. The importance of safety driving while driving is one of the pillars in achieving road safety and can significantly reduce the occurrence of accidents. The design of this research is cross-sectional. The aim of this study is to analyze factors associated with safe driving behavior using a quantitative approach. The sample in this study consisted of 308 bus drivers at PT XYZ. Data collection was done by administering questionnaires to the respondents. The data obtained were processed descriptively and inferentially using statistical software to examine the relationships and patterns of each variable. The independent variables in this study include age, years of service, health status, communication with superiors, communication with coworkers, road conditions, vehicle conditions, driving duration, travel distance, SOP, policies, supervision, compensation, employment status, training improvement, and reward & punishment. The results showed a significant relationship between health status (POR = 6.203 (3.649 – 10.547)), communication with superiors (POR = 4.025 (2.500 – 6.478)), vehicle conditions (POR = 2.602 (1.622 – 4.173)), driving duration (POR = 2.287 (1.447 – 3.614)), travel distance (POR = 1.904 (1.209 – 2.998)), SOP (POR = 1.850 (1.175 – 2.913)), policies (POR = 1.860 (1.182 – 2.925)), supervision (POR = 1.904 (1.209 – 2.998)), compensation (POR = 2.570 (1.622 – 4.072)), training improvement (POR = 8.069 (4.790 – 13.593)), and reward & punishment (POR = 2.199 (1.384 – 3.493)) with safe driving behavior. On the other hand, the variables of age, years of service, communication with coworkers, road conditions, and employment status did not show any relationship with safe driving behavior. Health status is a dominant factor that influences safe driving behavior of bus drivers at PT. XYZ."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denta Prayudana Adji
"Klub Motor X merupakan salah satu klub motor yang anggotanya tersebar di seluruh Indonesia, namun untuk penelitian kali ini hanya dibatasi wilayah Jabodetabek saja. Klub motor ini memiliki agenda rutin yaitu melakukan turing. Dalam perjalanan turing tersebut, ditemukan berbagai risiko yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan. Meski tidak tercatat secara detail, diketahui telah ada kasus kecelakaan bahkan sampai memakan jiwa selama yang terjadi selama perjalanan turing. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran risiko apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dengan menggunakan metode Human Factor Analysis Classification System (HFACS). Kemudian permasalahan terkait gegagalan dari sistem pertahanan HFACS yang banyak ditemukan adalah adverse physiological states, adverse mental states, personal readiness, routine violations, dan perceptual errors. Hasil analisis penelitian menyarankan tindakan perbaikan pada tingkat individu untuk kegagalan aktif dan tingkat organisasi untuk kegagalan laten guna mengurangi atau bahkan menghilangkan kesalahan-kesalahan yang telah teridentifikasi sehingga akan memperkuat ketahanan sistem terhadap terjadinya risiko kecelakaan.
Motorcycle Club X is a motorcycle club whose members are scattered throughout Indonesia, but for the present study is limited only Greater Jakarta area alone. The motorcycle club has a regular agenda is to do touring. In the course of touring, found a variety of risks that could lead to accidents. Although not recorded in detail, is known to have no accidents even to eat the souls during that occurred during the trip turing. This study was conducted to describe any risks that can cause accidents by using Human Factor Analysis Classification System (HFACS). Then the problems related gegagalan of HFACS defense system that are found are adverse physiological states, adverse mental states, personal readiness, routine violations, and perceptual errors. The analysis of research suggests corrective actions at the individual level for the failure of active and latent level of the organization for failure to reduce or even eliminate the errors that have been identified that will strengthen the resilience of the system against the risk of accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Eka Putri Nurtantri
"Dalam penggunaan transportasi, banyak pengendara yang hanya memikirkan kepentingan individu mereka, tanpa memikirkan kepentingan pengguna jalan lainnya. Akibatnya, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas. Data Kepolisian RI menyebutkan pada 2010, jumlah korban meninggal kecelakaan lalu lintas di Indonesia menacapai 31.234 orang, 21%-nya merupakan pejalan kaki. Secara umum, kecelakaan lalu lintas terjadi karena beberapa faktor seperti kelalaian manusia, kondisi jalan, kelayakan kendaraan, dan belum optimalnya penegakan hukum lalu lintas. Berdasarkan teori Rasmussen, dasar perilaku seseorang dipengaruhi oleh keterampilan (skill), peraturan (rule), dan pengetahuan (knowledge). Pengetahuan merupakan dasar dari seseorang untuk menganalisis dan mengambil keputusan serta berperilaku. Kurangnya pengetahuan tentang keselamatan dan keamanan saat berkendara dapat membuat pengemudi kurang tanggap terhadap situasi yang membahayakan pengguna jalan, termasuk para pejalan kaki yang akan menyebrang melewati zebra cross, sehingga berpotensi terjadinya kecelakaan di jalan raya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan mahasiswa S1 Ekstensi FKM UI angkatan 2012 yang mengendarai kendaraan mobil ataupun motor terkait fasilitas zebra cross. Metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei (kuesioner). Responden adalah 106 mahasiswa/i Ekstensi FKM UI angkatan 2012 yang dapat berkendara. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan mahasiswa/i baik dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai aspek rambu lalu lintas yang terkait dengan fasilitas zebra cross yaitu sebesar 83,96%. Pertanyaan-pertanyaan mengenai standar/pedoman mengemudi terkait dengan fasilitas zebra cross memperoleh hasil sebanyak 99,06% mahasiswa/i berpengetahuan baik. Sedangkan untuk peraturan perundangan terkait dengan fasilitas zebra cross, tingkat pengetahuan mahasiswa/i yang baik dan yang kurang baik tidak jauh berbeda yaitu sebesar 54,72% dan 45,28%.

In the context of the use of transportation, many people in fact only care about their individual interests, without looking carefully at the interests of the other road users. Consequently, there are many accidents on the road. The data from Indonesian National Police in 2010 confirmed, the death toll of traffic accidents in Indonesia reached 31 234 people, 21% of them were pedestrians. In general, traffic accidents occurred due to several factors such as human error, road conditions, vehicle eligibility, and traffic enforcement that has not been used optimally. Based on the theory of Rasmussen, a person's behavior is influenced by basic skills (skills), rules (rule), and knowledge (knowledge). Knowledge is the basis of a person to analyze and make decisions and behave. The lack of knowledge about safety and security when they are driving can make the driver less responsive to the situations which endanger road users, including pedestrians to cross through the zebra crossing, so that make a potential occurrence of accidents on the highway. Therefore, the research is needed on the level of student knowledge S1 Extension FKM UI 2012 who are driving automobile or motor vehicle related to zebra crossing facilities. The method used is descriptive study using a survey method (questionnaire). Respondents were 106 extension student from FKM UI 2012 who can drive. The results showed that the good level from student knowledge to answer questions about the aspects of traffic signs associated with the zebra crossing facilities in the amount of 83.96%. Questions regarding standards / guidelines related to zebra crossing facilities obtain the result of 99.06% for good knowledgeable students. Meanwhile, the driving rules related to the zebra crossing facilities, the good level of knowledge of the student and the less is not much different in the amount of 54.72% and 45.28%
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>