Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hamadi
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengambilan data melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah tidak sistematis dan tidak terprogram, sehingga guru-guru tidak merasakan adanya bantuan dari kepala sekolah dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Faktor penghambatnya adalah di samping kompetensi supervisi akademik kepala sekolah rendah, yaitu hanya menilai dan mencari kesalahan guru tanpa memberikan saran dan solusi, kepala sekolah juga memiliki kompleksitas dan beban tugas yang berat. Faktor pendukungnya adalah kepala sekolah memiliki rencana/program supervisi, komitmen dan motivasinya tinggi, serta adanya upaya untuk memenuhi penilaian kinerja kepala sekolah dari pengawas sekolah. Dengan demikian pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah tidak tercapai secara efektif. Maka perlu diadakan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kompetensi kepala sekolah. ......This thesis discusses about the academic supervision implementation of School Principals in primary schools of Kelapa Kampit, East Belitung. This research used qualitative approach with descriptive design. The technique of data collections is through deep observations and interviews. The result of the research concludes that the academic supervision implementation which is done by school principals is not systematic and programmed, so teachers do not think that school principals provide aids to improve the quality of education. The hampering factors are not only because of the low academic supervision competence of school principals, but also because school principals only assess and find teachers mistakes without giving advice and solutions. Furthermore, school principals also have complexity and heavy burden of duties. The supporting factors are that school principals have supervision plans or programmes and high commitment and motivation, and also efforts to fulfill the assessment of principal?s way of working from school supervisors. Therefore, the academic supervision implementation by school principals can not be reached effectively. That is why it is necessary to hold education and training to improve school principals competence.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29630
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Rosinde Frida
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S7305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeanny Novita Sidupa
Abstrak :
ABSTRAK
Kualitas mutu sumber daya manusia salah satunya ditentukan oleh kualitas mutu pendidikan.Untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya dapat dilakukan melalui perbaikan proses pembelajaran seperti kurikulum, metode pembelajaran, perbaikan kualitas guru atau sarana pendidikan tetapi juga melalui kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan sekolah karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan pelaksanaan program sekolah. Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah X di pulau Bali. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, menggunakan pengamatan wawancara, dan dokumentasi. Metode survey dilakukan hanya sebagai penegasan dan data pendukung. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian dan kesimpulan. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya adalah kurangnya dukungan dari pihak yayasan sekolah dalam menciptakan standar, sistem dan program yang berorientasi pada visi, misi dan tujuan sekolah. Untuk itu yayasan sebagai pembuat kebijakan hendaknya melakukan koordinasi dan kolaborasi yang baik dengan seluruh warga sekolah sehingga dapat menentukkan arah kebijakan dan menumbuhkan komitmen yang kuat dalam pemenuhan tujuan sekolah.
Tangerang: LPPM Universitas Terbuka, 2018
370 JPE 19:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanie Sekar Pawestri
Abstrak :
Studi Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki guru berkinerja rendah yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Selain itu, kebijakan sertifikasi guru yang diatur oleh pemerintah Indonesia tidak dapat meningkatkan kinerja guru dan hasil belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki peran psychological capital guru sebagai mediator dalam hubungan antara authentic leadership kepala sekolah dan kinerja guru. Sebanyak 247 guru dari DKI Jakarta dan Jawa Barat, Indonesia telah disurvei. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji asosiasi model penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa psychological capital guru ditemukan berkorelasi secara signifikan sebagai mediator penuh dalam hubungan antara authentic leadership kepala sekolah dan kinerja guru. Hasil penelitian selanjutnya dapat membantu kepala sekolah dan administrator sekolah untuk meninjau kebijakan dan praktik sehingga kinerja para guru dapat ditingkatkan.
World Bank studies indicate that Indonesia has poor performance teachers, which resulted in low learning outcomes of the students. Moreover, teacher's certification policy that regulated by the Indonesian government has increased neither teacher's work performance nor students learning outcomes. The purpose of this study is to investigate the role of teacher's psychological capital as a mediator in the relationship between principal's authentic leadership and teacher's work performance. A total of 247 teachers of DKI Jakarta and West Java, Indonesia were surveyed. Multiple regression analysis used to examine the association of the research model. The results suggested that teacher's psychological capital found to be significantly correlated as a full mediator in the relationship between principal's authentic leadership and teacher's work performance. The research outcomes may further help principals and school administrators to review policies and practices so that work performance among teachers can be improved.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T52018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu Wahyuningsih
Abstrak :
Yang menjadi permasalahan adalah masih banyak guru yang belum menunjukkan sikap dan prilaku yang kreatif dan produktif sebagai guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di sekolah, akibatnya para guru tersebut kurang menunjukkan kinerja yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru dan hal ini dipengaruhi pula oleh kepemimpinan kepala sekolah yang belum efektif dalam manajemen organisasi sekolah sehingga berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru.James E.Neal J.R.Junior dalam Wasliman (2008:14) mengemukakan bahwa kinerja mengajar guru sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah. Populasi yang diambil adalah seluruh guru SD Negeri yang ada di Lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Sukagumiwang yang tersebar di 18 sekolah dengan Pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane, sehingga ditetapkan sampel sebanyak 69 otang guru . Teknik Proporsional digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari masing-masing SD Negeri se Kecamatan Sukagumiwang, sedangkan teknik yang digunakan adalah sample random sampling, yakni sampel yang diambil dengan menggunakan undian terhadap semua populasi pada suatu sekolah. Hasil korelasi antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 0.867. Besar pengaruh atau kontribusi variabel Kepemimpinan kepala sekolah terhadap Kinerja Guru sebesar 75.2 % variasi perubahan Kinerja Guru ditentukan oleh Kepemimpinan Kepala sekolahnya sedang sisanya 24,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Implikasi dari penelitian ini disarankan agar kepala sekolah dapat mengimplementasikan pola kepemimpinan yang mengikuti manajemen berbasis sekolah secara baik. Hal ini dapat dilakukan dengan bersikap secara bijak dalam memberikan tugas atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sekolahnya dengan mempertimbangkan kondisi psikologi setiap guru/pegawai yang dihadapinya. Dengan kata lain, pembagian tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing guru harus dilakukan secara terencana dan terarah serta dilakukan proses supervisi dan evaluasi secara berkala, sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja guru.
The problem is there are still many teachers who have not shown the attitude and behavior of creative and productive as teachers in carrying out the tasks of learning in school, the teachers are consequently less show high performance in carrying out his duties as a teacher and it is influenced also by the leadership of the head schools that have not been effective in the management of school organization and therefore contributes to the performance of teachers to teach. James E. Neal JRJunior in Wasliman (2008:14) argues that teachers' teaching performance is strongly influenced by the leadership of the principal learning. Population is taken throughout the elementary school teachers in the Environmental Affairs UPTD District Sukagumiwang spread over 18 schools with sampling using the formula of Taro Yamane, so defined sample of 69 teachers otang. Proportional technique used to determine the number of samples from each of the Elementary School District Sukagumiwang se, whereas the technique used is to sample random sampling, the samples are taken using the raffle for all populations at a school. The results of the correlation between school leadership on teachers' performance for 0867. Much influence or contribution towards the principal variables of Leadership Teacher Performance for 75.2% of the variation changes Teacher Performance Leadership is determined by the Head of school while the rest 24.8% influenced by other factors. The implications of this study suggested that the principal can implement the following pattern of leadership in both school-based management. This can be done by acting wisely in giving tasks or solve problems facing their schools taking into account the psychological condition of each teacher / staff faces. In other words, the division of tasks in accordance with the basic tasks and functions of each teacher must be well planned and directed and performed the process of supervision and periodic evaluations, which is expected to be able to improve teacher performance.
Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28924
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ma`ruf
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh: (1) supervisi kepala sekolah terhadap disiplin guru SMK Negeri se Kabupaten Lampung Tengah, (2) etos kerja terhadap disiplin guru SMK Negeri se Kabupaten Lampung Tengah, (3) supervisi kepala sekolah terhadap etos kerja guru SMK Negeri se Kabupaten Lampung Tengah. Jenis penelitian ini berdasarkan tujuannya termasuk penelitian eksplanatif, karena ingin menjelaskan hubungan pola-pola yang berbeda tetapi ada keterkaitan serta menghasilkan pola hubungan sebab akibat. Dalam hal ini Supervisi kepala sekolah sebagai variabel bebas ( X1 ) berpengaruh terhadap disiplin guru sebagai variabel terikat ( Y ), dan Etos kerja sebagai variabel bebas ( X2 ) berpengaruh terhadap disiplin guru sebagai variabel terikat ( Y ). Berdasakan hasil penelitian disimpulkan: (1) supervisi kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap disiplin guru. (2) Etos kerja berpengaruh terhadap disiplin guru. (3) supervisi kepala sekolah berengaruh terhadap Etos kerja.
The purpose of the study is to analyze the influence of: (1) the principal supervision towards the discipline of all teachers of State Vocational High School s in Central Lampung Regency, (2) Working Ethos towards the discipline of all teachers of State Vocational High School s in Central Lampung Regency, (3) the principal supervision towards the work ethos of all teachers of State Vocational High School s in Central Lampung Regency. This research is a quantitative research. Based on its purpose of this research belongs to explanative research because it explains the relationship of the different patterns, but there is relationship and produces the pattern of casual relationships. In this case the principal?s supervision is as the independent variable (X1) and work ethos as the independent variable (X2) determine towards the teachers discipline as the independent variable (Y). The result of the study shows: (1) the principal supervision significantly effects towards the discipline of teachers, (2) Work ethos significantly effects towards teachers discipline, and (3) principals supervision significantly effects towards work ethos. And (4) principals supervision and work ethos significantly effects alltogether towards the discipline of teachers.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T29622
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Permatasari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap kinerja Rintisan SMA Bertaraf Internasional di Kabupaten Cirebon. Subyek penelitian adalah guru pengajar. Sampel yang diambil sebanyak 68 orang dengan teknik sampel jenuh. Metode analisis yang digunakan kuantitatif dengan tehnik analisis korelasi. Instrumen disusun dalam bentuk angket dengan menggunakan skala Likers. Penelitian ini membuktikan bahwa: Pertama, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sebesar 0.731. Kedua, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim sekolah dengan kinerja Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sebesar 0.731.
The objective of this research were to examine the contribution of the influence leadership and climate school to the performance of Pioneering International Standard Senior High School (RSBI) in Cirebon Distric. The subject consist of class teachers. The total sampel was taken 68 by using saturation sampling technique. Research method which is used is quantitative by using correlation analisys. The instrument was arranged in the form of Likert Scale. The research implied the influence that: first, there was a positive and significant correlation between leadersheep and performance Pioneering International Standard Senior High School of 0.583. Second, there was a positive and significant correlation between school climate and performance Pioneering International Standard Senior High School of 0.534.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30016
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hubullah
Abstrak :
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat profesionalisme supervisi akademik kepala sekolah menengah atas menurut persepsi para guru. Penelitian ini dilakukan di tiga SMAN Kabupaten Indramayu yaitu SMAN 1 Sindang, SMAN 1 Sukagumiwang dan SMAN 1 Gantar dengan total sampel sebanyak 124 orang. Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh dengan menggunakan instrumen utama kuesioner. Fokus analisis data pada satu variabel yaitu tingkat profesionalisme supervisi akademik kepala sekolah menengah atas, dengan metode statistik deskriptif seperti nilai modus, median dan prosentase. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa tingkat profesoinalisme supervisi akademik kepala sekolah menengah atas masih rendah. Dari enam faktor, aspek pengetahuan, keterampilan, komitmen, etika, tanggung jawab dan pengabdian terhadap masyarakat yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat profesionalisme supervisi akademik kepala sekolah hanya empat faktor saja yang dikatakan 'baik'. Dua faktor lainnya yaitu aspek keterampilan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik dan aspek etika termasuk dalam kategori 'cukup'. Masing-masing prosentasenya untuk aspek pengetahuan sebesar 55,65 persen, keterampilan sebesar 44,35 persen, komitmen sebesar 52,42 persen, etika sebesar 50 persen, tanggung jawab sebesar 62,90 persen dan pengabdian terhadap masyarakat sebesar 59,68 persen. Meskipun demikian, jika mengurutkan pada nilai skla Likert maka secara umum keenam faktor tersebut termasuk dalam kategori 'baik' karena berada pada skala 4 yang berarti baik atau mencukupi. ......The main objective of this study is to analyze the academic supervision profesionalism level of the senior high school principal to the teacher. This research was conducted in three senior high schools in Indramayu regency namely SMAN 1 Sindang, SMAN 1 Sukagumiwang and SMAN 1 Gantar with a total sample of 124 respondents. The sample of population is total sampling with questionaire as the main instrument. The focus of data analysis in one variable is the academic supervision profesionalism level of the senior high school principal to the teacher, with descriptive statistical methods such as the mode, median and percentages. Results of this research generally indicates that the level of profesionalism in academic supervision to the teachers is still in low level. The six factors, aspects of knowledge, skills, commitment, ethics, responsibility and dedication to the community that are used as indicators to measure the the academic supervision profesionalism level of the senior high school principal to the teacher only four factors are 'good'. Two other factors are the principals skills aspect in carrying out the academic supervision and ethical aspects included in the category of "sufficient". Each percentage for knowledge aspect is 55.65 percent, 44.35 percent for the skills, 52.42 percent for commitment, 50 percent for ethics, 62, 90 percent for responsibility and 59.68 percent for dedication to the community. However, if you sort on the value Likert Scale then in general the six factors are included in the category of "good" because it is on a scale of 4 which means good or adequate.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T31530
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marsiana Anglina Tamur
Abstrak :
Ada ahli yang memperkirakan bahwa rata-rata setiap orang mempengaruhi sepuluh ribu orang seumur hidupnya (Maxwell, 2003). Oleh karena itu sebelum bertingkah laku seseorang perlu memikirkannya terlebih dahulu karena dampaknya akan begitu luas. Setelah berpikir barulah individu dapat mengambil suatu keputusan dan bertingkah laku. Di era globalisasi seperti sekarang ini dimana informasi dapat diperoleh dengan mudah, maka diperlukan suatu keterampilan khusus untuk mengintegrasikan semua informasi tersebut, sehingga informasi tersebut dapat mendukung keputusan yang diambil. Jenis berpikir seperti ini adalah berpilar kritis, dimana individu harus menganalisis dulu semua informasi yang tersedia sebelum mengambil suatu keputusan (Lipman, 1991). Salah satu persoalan yang menghadang bangsa Indonesia saat ini dan akan berdampak ke masa depan adalah penurunan kuah tas manusia Indonesia. Lemahnya kualitas manusia Indonesia dapat dilampiaskan dalam bentuk anarkisme massa dan tindak kekerasan lain seperti yang terjadi pada masa sebelum, saat dan sesudah runtuhnya Orde Baru (Kompas, 19 Juli 2003). Tentunya keadaan seperti itu tidak perlu tetjadi lagi ketika rakyat Indonesia sudah dibekali kemampuan berpikir kritis, sehingga walaupun diprovokasi sedemikian rupa rakyat Indonesia tidak akan mudah percaya begitu saja pada informasi yang ada. Presiden Megawati Soekamoputri mengatakan bahwa dari sekian banyak masalah nasional yang harus diselesaikan, mungkin tidak ada yang lebih mendasar daripada masalah pendidikan (Kompas, 11 Juli 2003). Pembekalan berpikir kritis ini dapat dilakukan melalui jalur pendidikan di sekolah. Pengembangan berpikir kritis di sekolah tentunya tidak lepas juga dari peranan kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah. Agar pembekalan berpikir kritis ini dapat tercapai tentu harus didukung oleh kebijakan-kebijakan kepala sekolah yang mendukungnya. Oleh karena itu kepala sekolah dianggap pihak yang tepat untuk memberikan masukan mengenai pembekalan berpikir kritis ini. Suku Jawa yang secara kuantitas paling besar jumlahnya di Indonesia, maka tidak dapat dipungkiri lagi pengaruhnya dalam budaya Indonesia secara umum. Di dalam budaya Jawa terdapat dua prinsip dalam pergaulan masyarakatnya dimana semuanya bertujuan untuk mencegah teijadinya konflik dan menjaga keharmonisan. Selain itu sikap masyarakat dalam budaya Jawa yang nrimo (pasrah) dan ngeli (mengikuti arus) tentunya dapat menghambat berpikir kritis, dimana seorang yang beipikir kritis tentunya tidak menerima begitu saja informasi yang ada dan tidak mudah untuk mengikuti arus karena tingkah lakunya didasari oleh alasan. Oleh karena sangat perlu untuk meneliti apakah budaya Jawa benar-benar menghambat masyarakatnya untuk berpikir kritis atau mendukung masyarakatnya untuk berpikir kritis ditinjau dari sudut pandang kepala sekolah bersuku Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari seberapa besar beipikir kritis diberi kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang dalam keseluruhan tata nilai budaya Jawa. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan masukan mengenai bagaimana membangun kembali bangsa ini memberikan sumbangan terhadap perkembangan teori psikologi yang khas budaya Indonesia (indigenous psychology). Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang mendalam dan mendetail.mengenai berpikir kritis dalam budaya Jawa dari sudut pandang kepala sekolah bersuku Jawa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan menggunakan teknik delphi dan focus group discussion (FGD) untuk melengkapi data yang diperoleh dari kuesioner. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah content analysis. Dari data yang terkumpul dapat dikelompokkan dalam tema-tema; pengertian berpikir kritis,karakteristik berpikir kritis, alasan perlunya dan tujuan pendidikan berpikir kritis, serta strategi yang dapat dilakukan; dan contoh-contoh praktek, ajaran atau konsep dalam budaya Jawa yang memberikan kesempatan dan menghambat anggota masyarakatnya berpikir kritis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah berpikir kritis dalam budaya Jawa dapat saja dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, namun dalam penyampaiannya harus mengikuti kaidah-kaidah yang ada seperti kepada siapa pemikiran kritis ini ditujukan. Sebagai sualu penelitian eksploratif yang hanya memperoleh gambaran awal, maka peneliti menyarankan penggunaan wawancara yang mendalam melengkapi data yang sudah ada dan melakukan penelitian yang lebih mendalam pada pemuka adat/masyarakat dan pemerhati budaya mengenai berpikir kritis dalam budaya Jawa mengingat begitu pentingnya pemimpin dalam budaya Jawa.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahjosumidjo
Jakarta: Rajawali, 2012
371.2 WAH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>