Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yemima Celine Marvela
Abstrak :
Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna dari tahun ke tahun, dampak penggunaan Facebook telah menjadi topik yang menarik perhatian peneliti selama satu dekade terakhir. Kami bertujuan meneliti korelasi antara penggunaan Facebook dengan persepsi harga-diri, citra tubuh dan kecemasan sosial diantara 852 partisipan menggunakan Pearson’s r. Data dikumpulkan melalui survey online yang dibagikan secara masal. Skala tujuh-poin Likert digunakan untuk keseluruhan 19 item dalam kuesioner kami, yang diadaptasi dari empat skala berbeda untuk mengukur keempat variable yang terlibat. Kemudian, kami menganalisa data yang kami peroleh menggunakan SPSS dan penemuan hasil dibahas. Bertentangan dengan hipotesis kami, kami menemukan bahwa penggunaan Facebook memiliki korelasi positif dengan persepsi harga-diri (r = .14) dan korelasi negatif dengan kecemasan sosial (r = .07). Sementara itu korelasi dengan citra tubuh tidak signifikan (r = .01). Penemuan hasil kami tidak sesuai dengan sebagian besar literatur yang sudah ada dalam topik serupa, dan dapat menjadi potensi minat teoretis untuk penelitian selanjutnya di masa depan. ...... With increasing number of users throughout the years, impacts of Facebook use across various domains have been a topic of interest for the last decade. We aim to investigate the correlation between Facebook use and self-esteem, body satisfaction and social anxiety by calculating Pearson’s r within 852 participants. Data was gathered via online survey dissemination. A 7-point Likert scale was used for all the 19 items in the questionaire, which were adapted from four different scales to measure the four variables. Data was then analysed using SPSS and results were discussed. Against our hypotheses, Facebook use was found to be positively correlated with self-esteem (r = .14) and negatively correlated with social anxiety (r = .07). Meanwhile its correlation with body image satisfaction was found to be non-significant (r = -.01). Our results are did not align with most of the existing literature on similar topics, providing potential theoretical interest for future research.
Depok: Psikologi, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erynda Trihardja
Abstrak :
Kecemasan sosial pada anak usia sekolah perlu mendapatkan penanganan. Penelitian ini menggunakan desain single-case untuk mendapatkan gambaran penerapan intervensi Theraplay dalam mengatasi masalah kecemasan sosial dan Parent-Child Relational Problems pada anak. Partisipan penelitian adalah anak perempuan berusia sembilan tahun dengan masalah kecemasan sosial dan didiagnosis parent-child relational problems, bersama dengan kedua orangtuanya. Sesi terapi dilakukan sebanyak delapan sesi selama ±60 menit setiap sesinya. Hasil yang diperoleh penelitian ini adalah kecemasan sosial pada K sudah dapat diatasi namun belum sepenuhnya. Berdasarkan Child?s Behavior Checklist, terjadi penurunan skor pada skala masalah perilaku internalizing dan pada aspek anxious/depressed. Berdasarkan Social Anxiety Scale for Children Revised, terjadi penurunan skor total dan skor pada komponen fear of negative evaluation. Interaksi orangtua-anak yang teramati melalui Marschack Interaction Method pada dimensi structure, engagement, nurture, dan challenge meningkat lebih positif.
Social anxiety in middle childhood needs immediate treatment. This study conducted a single-case research in order to get an overview of the application of Theraplay in treating child?s social anxiety and parent-child relational problems. A nine year old girl with social anxiety and is diagnosed with parent-child relational problems was selected as participant along with her parents. A total of eight treatment sessions for ±60 minutes each were conducted in this study. The result indicated that Theraplay could be applied to treat social anxiety in child with parent-child relational problems. The score of internalizing and anxious/depressed problem scales in Child?s Behavior Checklist were decreased. The total score and the score of fear of negative evaluation component in Social Anxiety Scale for Children Revised was decreased as well. Parent-child interaction, measured with Marschack Interaction Method, was found to increase according to its four dimensions, which is structure, engagement, nurture, and challenge.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elissa Madarina
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3580
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyaning Suryaningrum
Abstrak :
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai orang yang merasa khawatir dan tak nyaman bila harus mengawali kontak/berinteraksi dengan orang lain, menjadi fokus perhatian maupun dalam situasi-situasi yang mengandung unsur penilaian/evaluasi dari orang lain. Kecemasan mereka mungkin karena takut tidak dapat menyesuaikan diri, diabaikan, ditertawakan, takut tidak direspon dengan baik, diremehkan, takut dinilai bodoh dan sebagainya. Kecemasan atau kekhawatiran yang berkaitan dengan situasi-situasi di atas yaitu social siluarion dan atau situation lazim disebut kecemasan sosial (Antony & Swinson, 2000). Kecemasan sosial diartikan sebagai kekhawatiran dan ketakutan yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan orang lain, dalam situasi penilaian dan atau menjadi fokus perhatian orang lain (Butler, 1999; Antony & Swinson, 2000, Wells & Clark, 1997). Orang yang mengalami kecemasan sosial cenderung berpikir bahwa orang lain akan menilai negatif dirinya (Antony & Swinson, 2000). Meskipun kecemasan sosial dalam kadar tertentu dikatakan normal, namun perlu kimnya diperhatikan agar tidak berkembang menjadi lebih berat, menjadi suatu problem, dan akhirnya mengganggu (Antony & Swinson, 2000; Butler, 1999). Subjek penelitian ini adalah mahasiswa karena berdasarkan pengamatan peneliti selama ini berkaitan dengan aktivitas perkuliahan mereka, banyak yang merasa cemas bila harus menghadapi ujian lisan maupun tertulis, melakukan diskusi kelompok, presentasi, mengemukakan pendapat, bertanya di kelas, menjawab pertanyaan dosen, konsultasi skripsi, dan sebagainya. Dalam kehidupan sosial atau pergaulan sehari-hari pun banyak yang merasa cemas bila melakukan kontak atau interaksi, misalnya : tidak berani menyapa, memulai percakapan, perkenalan, datang ke pesta/undangan, menatap lawan bicara, dan sebagainya. Kekhawatiran ini adalah karena adanya pemikiran-pemikiran yang negatif misalnya bahwa mereka tidak diterima dengan baik, ditertawakan, diremehkan, takut salah, dinilai bodoh, dan sebagainya. Dampak dari adanya kecemasan sosial ini adalah akan mempengaruhi hubungan personal, persahabatan, kemajuan pendidikan dan aktivitas-aktivitas lainnya, kemarahan, frustasi, dan depresi (Butler, 1999). Penelitian ini bermaksud untuk melihat apakah terapi kognitif - tingkah laku yang diterapkan pada mahasiswa efektif untuk mengatasi kecemasan sosial. Dasarnya adalah bahwa kecemasan sosial bersumber dari pemikiran (Butler, 1999) oleh karena itu upaya penanganan diarahkan pada aspek tersebut (terapi kognitif). Namun karena berdasarkan banyak penulisan bahwa kesuksesan terapi kognitif akan lebih besar bila disertasi teknik-teknik modifikasi tingkah laku maka teknik yang akan digunakan nauti adalah gabungan dari kedua pendekatan tersebut. Teknik-teknik yang diterapkan adalah latihan relaksasi, restrukturisasi kognitif role play, dan in vivo exposure. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Subjek penelitian adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang mengalami kecemasan sosial, berjumlah tiga orang. Kesimpulan menunjukkan bahwa terapi kognitif – tingkah laku ini efektif untuk mengatasi kecemasan sosial mahasiswa, yang ditandai oleh menurunnya tingkat kecemasan, berkurang/hilangnya pemikiran dan tingkah laku negatif setelah terapi diberikan dan relatif menetap hingga masa tindak lanjut. Kesimpulan tambahan adalah : (1) Ketiga Subyek merasakan perubahan yang besar setelah mengikuti terapi ini; tingkat kenyamanan terhadap diri jauh lebih baik dibanding sebelumnya.; (2) Terapi kognitif - tingkah laku memberikan manfaat yang sangat besar dan kegunaan untuk masa yang akan datang bagi para Subyek; (3) Terapi kognitif - tingkah laku ini relatif mudah dipelajari dan dijalankan oleh Subjek serna memberikan dampak positif yang meluas ke situasi-situasi sosial lain di luar situasi fokus terapi; (4) Teknik restrukturisasi kognitif mendapatkan kesan paling mendalam dan memberikan perubahan mendasar bagi ketiga Subyek; (5) Teknik relaksasi merupakan teknik termudah untuk dipelajari dan diaplikasikan selama terapi; (6) Dua dari Subjek menyatakan teknik tersulit untuk diaplikasikan selama terapi adalah teknik in vivo exposure.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Eka Septilla
Abstrak :
Cukup banyak mahasiswa merasakan kecemasan sosial yang mengganggu kehidupan mereka di universitas. Kecemasan sosial pada mahasiswa memiliki banyak efek negatif, seperti nilai akademik menurun, kesulitan dalam adaptasi, masalah dalam hubungan interpersonal, kualitas hidup yang buruk, loneliness, dan sebagainya. Untuk mengatasi kecemasan sosial pada mahasiswa, salah satu bentuk intervensi yang efektif digunakan adalah Cognitive Behavior Therapy (CBT). Empat teknik utama yang digunakan dalam CBT untuk menangani kecemasan sosial adalah exposure, cognitive restructuring, relaxation training, dan social skill training. Penelitian ini menggunakan alat ukur Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS) dan alat ukur Fear and Avoidance Hierarchy. Subjek penelitian ini adalah dua mahasiswa dengan kecemasan sosial yang merasakan adanya dampak negatif dari kecemasan sosial. Intervensi ini terdiri dari empat sesi dan setiap sesi membutuhkan waktu 60 menit hingga 90 menit. Jeda sesi yang diberikan pada setiap partisipan adalah satu minggu. Berdasarkan data kualitatif menunjukkan bahwa CBT efektif menurunkan kecemasan sosial. Sementara itu, data kuantitatif menunjukkan hasil yang efektif pada satu partisipan. ......There are a lot of undergraduate students who reported experiencing social anxiety and its negative impact negative to their life in university. There are many negative impacts of social anxiety for undergraduate students, such as poor academic performance, problem with adaptation, problem with interpersonal relationship, low quality of life, loneliness, etc. One of the most effective intervention to decrease social anxiety is Cognitive Behavior Therapy. Four technique in CBT that reported effective to decrease social anxiety, that are exposure, cognitive restructuring, relaxation training, and social skill training. To measure the effectiveness of CBT in reducing social anxiety, this study uses Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS), and Fear and Avoidance Hierarchy. The subjects of this study are two undergraduate students who experienced social anxiety and its negative impact in their lives. This intervention is implemented in 4 session and each session takes 60 minutes to 90 minutes. There?s one week between each session for each participant. The qualitative results of this study suggests CBT effectively decrease social anxiety. Meanwhile, the quantitative result of this study is CBT only effectively decrease social anxiety in one participant.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Gunawan
Abstrak :
Banyak individu yang kehidupan sehari-harinya menjadi terhambat dan tak tertahankan akibat adanya rasa cemas akan situasi sosial. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk melihat dampak moderasi komparasi sosial pada pengaruh rasa bangga terhadap kecemasan sosial untuk mencari tahu lebih jauh faktor yang bisa mengurangi dampak tidak diinginkan dari kecemasan sosial. Pengukuran rasa bangga menggunakan alat ukur Authentic and Hubristic Pride Scale (AHPS), kecemasan sosial menggunakan alat ukur Social Phobia Inventory (SPIN), dan komparasi sosial menggunakan metode narasi yang diadministrasikan melaui media daring. Partisipan berjumlah 160 orang emerging adulthood dalam rentang usia 18-29 tahun. Teknik korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan antarvariabel dan Hayes Process Macro digunakan untuk melihat dampak moderasi komparasi sosial dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komparasi sosial downward contrastive memoderasi hubungan authentic pride dengan kecemasan sosial. ......Many individuals had their daily lives hampered and become unbearable due to social anxiety. This quantitative research aims to examine the moderation effects of social comparison on the interaction effect of pride on social anxiety in order to look further into factors that may reduce the undesirable effects of social anxiety. Pride is measured using the Authentic and Hubristic Pride Scale (AHPS), social anxiety is measured using the Social Phobia Inventory (SPIN), and social comparison is measured by using the narrative method administered online. 160 emerging adulthood participants with age range 18-29 years were assessed. Pearson correlation is used to define the relationship between variables and the Hayes Process Macro is used to see the moderating effects of social comparison in this study. The results of this study indicate that downward contrastive social comparison moderates the relationship between authentic pride and social anxiety.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larasati Affandi
Abstrak :
Ketika berkomunikasi, penutur menerapkan prinsip kerja sama yang terdiri dari empat kategori, yaitu maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara. Adanya pelanggaran terhadap sebagian atau keseluruhan maksim tersebut akan bermasalah apabila membuat mitra tuturnya tidak atau salah memahami pesan dari penutur meskipun dalam beberapa kasus komunikasi masih dapat berjalan. Pelanggaran maksim yang menimbulkan kesalahpahaman dilakukan oleh Bocchi pada Anime Bocchi the Rock yang mengidap gangguan kecemasan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jenis-jenis maksim yang dilanggar oleh Bocchi serta dampak dari gangguan kecemasan sosial terhadap terjadinya pelanggaran maksim tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan data penelitiannya berupa percakapan antara Bocchi dengan orang-orang di sekitarnya. Data dikumpulkan dengan mengobservasi semua percakapan di dalam 12 episode Anime Bocchi the Rock. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bocchi melanggar keempat jenis maksim. Terdapat sebanyak 40 data yang memiliki pelanggaran tersebut. Dari semua data ini, peneliti mengkaji lebih lanjut enam data yang dianggap menarik, mewakili keempat jenis pelanggaran maksim, dan menggambarkan karakteristik dari penderita gangguan kecemasan sosial. Pengkajian ini menyimpulkan bahwa gangguan kecemasan sosial bertanggung jawab atas terjadinya pelanggaran maksim yang dilakukan Bocchi. Gangguan tersebut membuat Bocchi takut berinteraksi sosial sehingga mengakibatkannya berbicara dengan gagap dan terengah-engah (melanggar maksim cara). Gangguan tersebut juga membuat Bocchi takut menyinggung perasaan orang lain dan dinilai negatif sehingga mengakibatkannya memberikan tanggapan yang tidak berhubungan dengan topik pembicaraan sebelumnya (melanggar maksim relevansi), memberikan informasi yang berlebihan (melanggar maksim kuantitas), dan berbohong (melanggar maksim kualitas). Gangguan tersebut juga menimbulkan kecenderungan bagi Bocchi untuk berbicara dengan sangat pelan (melanggar maksim cara) dan bersifat tertutup yang membuatnya tidak mampu memenuhi maksim relevansi. ......When communicating, speakers apply the cooperative principle which consists of four categories, maxim of quantity, quality, relevance, and manner. This violation will be problematic if it makes the hearer not understand or misunderstand the speaker’s message, although in some cases communication can still be carried out. Maxim violations that cause misunderstanding are done by Bocchi in the Anime Bocchi the Rock who suffers from social anxiety disorder. This research aims to examine the types of maxims violated by Bocchi and the impact of social anxiety disorder on the occurrence of those maxim violations. This research is qualitative research with research data in the form of conversations between Bocchi and the people around her. These data were obtained by observing all conversations in twelve episodes of the Anime Bocchi the Rock. The research findings reveal that Bocchi violates all four kinds of maxims. A total of 40 data have those violations. From all these data, the researcher further examines six data that appeal to the researcher, represent the violation of all four maxims, and depict characteristics of social anxiety disorder sufferers. The examination concluded that the disorder makes Bocchi afraid of having social interactions which causes her to stutter and speak out of breath (violates the maxim of manner). The disorder also makes her afraid of hurting others’ feelings and being judged negatively which causes her to give irrelevant responses to the previous conversation topic (violates the maxim of relevance), conveying excessive information (violates maxim of quantity), and lying (violates the maxim of quality). The disorder also causes tendencies for Bocchi to speak in a very soft voice (violates the maxim of manner) and be withdrawn which makes her unable to fulfil the maxim of relevance.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Insyira Budiman
Abstrak :
Facebook merupakan salah satu media sosial interaktif yang kerap digunakan orang-orang di seluruh dunia. Facebook telah terbukti bermanfaat bagi penggunanya dalam hal membangun hubungan sosial dengan teman, kerabat, atau bahkan orang asing. Namun, Facebook juga ditemukan dapat menyebabkan dampak negatif secara psikologis, seperti menimbulkan kecemasan sosial dan penurunan harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan Facebook terhadap tingkat kesepian, kecemasan sosial, dan harga diri individu. 852 partisipan (M = 28.94, SD = 13.98) menyelesaikan kuesioner daring yang mengukur penggunaan Facebook berserta survei untuk mengukur tingkat kesepian, kecemasan sosial, dan harga diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Facebook mempunyai korelasi negatif yang signifikan terhadap kecemasan sosial dan kesepian. Selanjutnya, terdapat korelasi positif yang signifikan antara penggunaan Facebook dan harga diri. Oleh karena itu, penelitian ini membuktikan bahwa jika digunakan secara bijak, Facebook dapat bermanfaat terhadap kesejahteraan psikologis seseorang karena penggunaannya dapat diasosiasikan dengan penurunan kesepian dan kecemasan sosial, serta peningkatan harga diri ......Facebook is one of the most popular social media that offers a highly interactive social platform for people all around the world. Facebook has been found to be socially beneficial in terms of establishing social relations and connectivity with friends, relatives, or even strangers. However, Facebook might also cause negative psychological impacts such as causing social anxiety and decreasing self-esteem. This study aimed to examine the effect of Facebook use on individuals’ loneliness, social anxiety, and self-esteem. 852 participants (Mage = 28.94, SD = 13.98) completed an online survey measuring the nature of their Facebook use alongside the measures of loneliness, social anxiety, and self-esteem. The results showed that Facebook use was significantly negatively correlated with both social anxiety and loneliness. Furthermore, there was a significant positive correlation between Facebook use and self-esteem. The study therefore demonstrated that if used responsibly, Facebook can be beneficial towards psychological well-being since it is associated with a decrease in loneliness and social anxiety, as well as an increase in self-esteem.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Tala Harimukthi
Abstrak :
Individu dewasa muda yang mengalami gangguan kecemasan sosial memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri yang besar. Selain itu, individu juga lebih sering mengkritik diri secara negatif dibandingkan menerima dirinya. Self-compassion menjadi sesuatu yang penting untuk mereka agar dapat berbelas kasih terhadap dirinya sendiri dan menghadapi situasi-situasi yang membuat tidak nyaman serta menakutkan. Self-compassion merupakan sikap diri yang positif secara emosional dapat melindungi diri akibat adanya penilaian diri yang negatif, kritik diri negatif, isolasi diri, dan ruminasi. Penelitian ini menggunakan Acceptance and Commitment Therapy (ACT) untuk meningkatkan self-compassion pada individu dewasa muda yang mengalami kecemasan sosial. ACT menggunakan metode paparan (exposure) dan experiential avoidance. Penelitian ini merupakan quasi experiment research dengan metode pretest-posttest nonequivalent control group. Terdapat keterbatasan penelitian sehingga pada kelompok eksperimen hanya ada tiga partisipan yang dapat menyelesaikan intervensi hingga selesai, begitupun pada kelompok kontrol hanya ada tiga partisipan yang mengisi pre-test dan post-test. Partisipan pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan self-compassion berdasarkan skor pada Self-Compassion Scale (SCS) dan penurunan kecemasan sosial berdasarkan skor Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS), yang tidak dialami oleh partisipan pada kelompok kontrol. Hasil penelitian menemukan bahwa ACT dapat meningkatkan self-compassion pada individu dewasa muda dan menurunkan kecemasan sosialnya. Teknik ACT yang paling bermanfaat bagi partisipan adalah mindfulness. Temuan lainnya pada penelitian ini adalah gaya pengasuhan orangtua yang mengkritik anak akan menimbulkan kecemasan sosial. Penelitian ini juga memperoleh hasil bahwa individu yang memiliki self-compassion tinggi akan terhindar dari perundungan karena individu mampu memposisikan diirnya dengan baik. Penjelasan hasil penelitian dapat dilihat secara lengkap pada bagian diskusi. ......Young adult with social anxiety disorder has a negative self-criticsm to theirselves than to accept. Self-compassion is a construct to help to caring, loving, and being compassion to self. Compassion help them to be warmth and kind to self in social situation that fear them. Self-compassion is an emotional positive attitude that can keep itself from what in the negative situation, negative self-criticsm, self-isolation, and rumination. Acceptance and Commitment Therapy (ACT) is used in this study for enhancing self-compassion among young adulthood with social anxiety. ACT aim to help individual with social anxiety to exposure to social experiences they avoid. This research is quasi experiment research with pretest-posttest nonequivalent control group design with three participants on each experiment and control group. The scores of Self-Compassion Scale (SCS) were increased and Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS) were decreased on experimental group. One of technique on ACT which help participants is mindfulness. Another result from this study are parental criticism would make people being social anxiety, people with high selfcompassion would avoid from bullying. The explanation of the results of this study can be seen in detail in the discussion section.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristya Puspita Adi Wardhani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari intervensi kognitif-perilaku dalam menurunkan kecemasan sosial pada siswa SMA di lingkungan akademik. Intervensi ini disusun berdasarkan tiga level tujuan intervensi kognitif-perilaku yang dikemukakan oleh Stallard (2005). Penelitian ini menggunakan mixed method design, yaitu dengan menggabungkan data secara kualitatif dan kuantitatif untuk melihat sejauhmana kecemasan sosial subjek penelitian sebelum dan setelah pemberian intervensi kognitif-perilaku. Data kualitatif diperoleh dengan wawancara terhadap subjek, guru dan teman sekolah dengan berpedoman pada tiga subskala kecemasan sosial dari La Greca dan Lopez (1998). Data kuantitatif diperoleh dengan mengukur tingkat kecemasan subjek menggunakan alat ukur Social Anxiety Scale for Adolescent (SAS-A) yang telah diadaptasi oleh Oktarani (2014). Dari data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa intervensi kognitif-perilaku ini dapat menurunkan tingkat kecemasan sosial subjek di lingkungan akademik. Agar mendapatkan hasil penelitian yang optimal, penting untuk membangun kepercayaan terhadap subjek penelitian dan melibatkan orang lain di sekitar subjek saat intervensi dilakukan. ......The intervention program based on three levels of cognitive-behavioral intervention objectives defined by Stallard (2005). This research study uses mixed method design, by combining data qualitatively and quantitatively to see the extent of social anxiety of the research participant before and after the cognitive-behavioral intervention is given. The qualitative data were obtained by interviewing the participant, participant's teachers, and participant's schoolmates. The interviewing guide is based on three social anxiety subscales defined by La Greca and Lopez (1998). Therefore, the quantitative data were obtained by measuring the level of anxiety of the participant using the Social Anxiety Scale for Adolescent (SAS-A) that had been adapted to Bahasa Indonesia by Oktarani (2014). The result showed that cognitive-behavioral intervention can reduce the level of social anxiety of the participant in the academic environment. Building trust with the participant and involving other people around the participant-such as parents and teacher- are important in order to get the optimum research results.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>