Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khalis Al Ghifari
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini membahas mengenai keberfungsian keluarga sebagai prediktor terhadap ide bunuh diri pada remaja akhir. Keberfungsian keluarga menjadi faktor protektif maupun faktor risiko dari ide bunuh diri pada remaja akhir. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan jumlah partisipan sebanyak 496 individu, dengan rentang umur 18-22 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Positive and Negative Suicide Ideation Inventory PANSI untuk mengukur ide bunuh diri, dan Family Assesment Device FAD untuk mengukur persepsi individu mengenai keberfungsian keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi ide bunuh diri pada remaja akhir R=-0.487.
ABSTRACT
This research explaining about family functioning as a predictor of suicide ideation among late adolescents. Family functioning could become a protective and risk factor, for adolescents rsquo suicide ideation. This is a quantitative research that includes 496 participants, aged 18 22. The data were collected using Positive and Negative Suicide Ideation Inventory PANSI to measures suicide ideation, and Family Assesment Device FAD to measures individual perception of their family functioning. The result suggests that family functioning can significantly predict suicide ideation among late adolescents R 0.487.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabila Ibtisamah Zulkifli
Abstrak :
Percobaan bunuh diri akibat ide bunuh diri adalah hal yang perlu diperhatikan khususnya dalam kelompok usía menuju dewasa khususnya mahasiswa yang memiliki tingkat ide bunuh diri tinggi. Mahasiswa tahapan usía dimana sering terjadi instabilitas diri yang dapat menyebabkan mahasiswa merasakan kesepian apabila tidak mendapatkan dukungan yang dibutuhkan. Kesepian tinggi yang dirasakan mahasiswa dapat memunculkan pemikiran dan pandangan negatif terhadap dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya yang dapat mendorong mahasiswa memiliki ide bunuh diri. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu hubungan kesepian dan ide bunuh diri pada mahasiswa di Indonesia. Responden pada penelitian berjumlah 649 orang yang merupakan mahasiswa Indonesia berusia 18-25 tahun. Ide bunuh diri diukur dengan Depressive Symptom Index – Suicidal Subscale (DSI-SS) dan Kesepian diukur dengan UCLA Loneliness Scale Revised Version 3. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kesepian dengan ide bunuh diri pada mahasiswa Indonesia dimana apabila tingkat kesepian mahasiswa semakin tinggi, akan semakin tinggi pula tingkat ide bunuh diri yang dimiliki ......Attempted suicide due to suicidal ideation is a matter of concern in the emerging adulthood group especially college students who have high levels of suicidal ideation. College students are at the stage where self-instability often occurs which can cause students to feel lonely if they do not get the support they need. The loneliness felt by college students can lead to negative thoughts and views about themselves and their social environment which can encourage students to have suicidal ideation. This study was conducted to find out the relationship between loneliness and suicidal ideation in college students in Indonesia. Respondents in the research were 649 people who were Indonesian college students aged 18-25 years. The suicidal ideation variable was measured with Depressive Symptom Index – Suicidal Subscale (DSI-SS) and the loneliness variable was measured by the UCLA Loneliness Scale Revised Version 3. The results showed that there is a significant positive relationship between loneliness and suicidal ideation in Indonesian students, where if the level of loneliness increases the level of suicidal ideation in college students will also increase.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiyanti Nur Annisa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat peran efikasi diri dalam memengaruhi kemunculan ide bunuh diri pada mahasiswa. Berdasarkan hasil survei, dikatakan bahwa kelompok usia mahasiswa merupakan kelompok yang rentan mengalami ide bunuh diri, sehingga diperlukan upaya yang dapat mencegah kemunculan ide bunuh diri. Salah satu upaya tersebut yaitu meningkatkan efikasi diri. Partisipan pada penelitian ini merupakan 694 mahasiswa aktif perguruan tinggi. Data diolah dan dianalisis menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk melihat seberapa besar peran efikasi diri terhadap ide bunuh diri dan independent sample t-test untuk melihat apakah ada perbedaan skor ide bunuh diri pada jenis kelamin, sumber dukungan sosial, dan riwayat diagnosis gangguan kesehatan mental. Partisipan diukur dengan menggunakan alat ukur General Self-Efficacy Scale (GSES) dan Depressive Symptom Index - Suicidality Subscale (DSI-SS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peran efikasi diri terhadap ide bunuh diri, sehingga dapat dikatakan bahwa efikasi diri dapat memprediksikan kemunculan ide bunuh diri. Pada penelitian ini ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat ide bunuh diri pada jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Mahasiswa yang tidak memiliki sumber dukungan sosial dan memiliki diagnosis gangguan kesehatan mental ditemukan memiliki tingkat ide bunuh diri yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan bahwa efikasi diri dapat menjadi faktor protektif ide bunuh diri, sehingga mahasiswa disarankan agar meningkatkan efikasi diri supaya dapat mengurangi kemunculan ide bunuh diri. ...... This study was conducted to see whether there is a role for self-efficacy in the emergence of suicidal ideation in college students. Based on the survey, it was said that the student age group is a group that is prone to experiencing suicidal ideation, so efforts are needed to prevent the emergence of suicidal ideation. One of the effort is to increase self-efficacy. Participants in this study were 694 active college students. The data were processed and analyzed using simple linear regression analysis to see how big the role of self-efficacy on suicidal ideation and independent sample t-test to see differences in suicide ideation scores on gender, sources of social support, and history of mental health disorder diagnosis. Participants were measured using the General Self-Efficacy Scale (GSES) and Depressive Symptom Index - Suicidality Subscale (DSI-SS). The results show that there is a role of self-efficacy in suicidal ideation, so it can be said that self-efficacy can predict the emergence of suicidal ideation. In this study, there was no difference between male and female suicidal ideation. Students who did not have a source of social support and had a diagnosis of a mental health disorder had higher rates of suicidal ideation. Based on this study, it was found that self-efficacy is a protective factor for suicidal ideation, so students are advised to increase self-efficacy so to reduce the emergence of suicidal ideation.
Depok: Fakultas Psikologi Univeraitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delima Oktriana
Abstrak :
Fenomena ide bunuh diri rentan hadir di kalangan mahasiswa yang dipengaruhi oleh berbagai konteks biopsikososial. Ketika kehidupan yang rentan tersebut disertai dengan faktor risiko, maka akan menyebabkan ide bunuh diri menjadi benar-benar hadir. Salah satu faktor risiko ide bunuh diri di kalangan mahasiswa adalah kejenuhan akademik yang berperan sebagai prediktor munculnya ide bunuh diri. Penelitian ini bertjuan untuk menguji peran kejenuhan akademik terhadap ide bunuh diri dengan menggunakan alat ukur Depressive Symptom Index-Suicidality Subscale (DSI-SS) untuk mengukur ide bunuh diri dan Academic Burnout Scale (ABS) untuk mengukur kejenuhan akademik. Berdasarkan 694 partisipan mahasiswa yang diolah datanya dengan analisis statistik regresi sederhana, ditemukan bahwa kejenuhan akademik secara signifikan memprediksi munculnya ide bunuh diri dengan korelasi positif (R2 = 0,200, p < 0,05). Dengan begitu, semakin tinggi tingkat keperahan kejenuhan akademik, maka semakin tinggi kemungkinan munculnya ide bunuh diri. ......The phenomenon of suicidal ideation has been prone to emerge among students who are influenced by various biopsychosocial contexts. When this vulnerability has been accompanied by risk factors, it will caused suicidal ideation to be very present. One of the risk factors for suicidal ideation among college students was academic burnout which acts as a predictor of the emergence of suicidal ideation. This study aimed to examine the role of academic burnout to suicidal ideation by using the Depressive Symptom Index - Suicidality Subscale (DSI-SS) to measure suicidal ideation and the Academic Burnout Scale (ABS) to measure academic burnout. Based on 694 student participants whose data was processed using analysis statistical of simple linear regression, it was found that academic burnout significantly predicted the emergence of suicidal ideation with a positive correlation (R2 = 0,200, p < 0,05). Therefore, the higher level of academic burnout in college students, the higher possibility they have of having suicidal ideation.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Abigail Jemima
Abstrak :
Mahasiswa yang sedang berada di masa transisi dari usia remaja menuju dewasa muda mengalami perubahan pola hubungan dan tekanan akademis yang dapat menyebabkan munculnya ide bunuh diri. Mahasiswa perlu memiliki keterhubungan yang dapat memberikan alasan bagi mereka untuk mempertahankan hidupnya terlepas dari masalah yang dihadapi. Kesejahteraan spiritual menggambarkan keterhubungan mahasiswa dengan Tuhan dan kehidupannya sendiri. Oleh karena itu, penelitian non-eksperimental ini ingin mengetahui peran kesejahteraan spiritual terhadap ide bunuh diri menggunakan alat ukur Depressive Symptom Index - Suicidality Subscale (DSI-SS) dan Spiritual Well-Being Scale (SWBS). Dengan 730 responden yang diolah datanya menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana, ditemukan bahwa kesejahteraan spiritual secara signifikan berperan terhadap menurunnya tingkat ide bunuh diri (R2 = 0,288, p < 0,01). Dapat disimpulkan, kesejahteraan spiritual berperan terhadap menurunnya tingkat ide bunuh diri pada mahasiswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya literatur terkait kesejahteraan spiritual dan ide bunuh diri. ......College students who are in transition from adolescence to young adulthood experienced some changes in their relationship and academic stress that can lead to suicidal ideation. College students need to have a connectedness with certain things that can provide reasons for them to survive regardless of their problems. Spiritual well-being describes the student's connectedness with God and his own life. Therefore, this non-experimental study was conducted to determine the role of spiritual well-being on suicidal ideation using the Depressive Symptom Index - Suicidality Subscale (DSI-SS) and Spiritual WellBeing Scale (SWBS). Based on 730 participants whose data was processed using a simple linear regression analysis technique, it was found that spiritual well-being significantly contributed to the decrease in the level of suicidal ideation in college students (R2 = 0,288, p < 0,01). It can be concluded, spiritual well-being had a role in decreasing the level of suicidal ideation in college students. The results of this study can be used to enrich the literature on spiritual well-being and suicidal ideation.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Alfianty Oetami
Abstrak :
Bunuh diri menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada remaja usia 15-19 tahun. Ide bunuh diri remaja muncul akibat berbagai faktor salah satunya adalah konflik orang tua destruktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konflik orang tua dengan ide bunuh diri yang dipersepsikan remaja pada siswa sekolah menengah atas di Depok. Konflik orang tua diukur menggunakan instrumen Children’s Perception of Interparental Scale (CPIC). Desain penelitian ini adalah analitik korelatif cross-sectional terhadap 193 remaja usia 15-19 tahun di SMA Negeri 13 Depok yang dipilih menggunakan metode stratified random sampling. Hasil uji korelasi spearman didapatkan ada hubungan bermakna antara persepsi terhadap konflik orang tua dengan ide bunuh diri pada siswa SMA di Depok (p<0,001). Semakin tinggi konflik orang tua yang dipersepsikan remaja, semakin tinggi ide bunuh diri yang muncul (r=0,416). Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama keperawatan melalui program promotif dan preventif berfokus pada peningkatan status kesehatan jiwa keluarga dan remaja untuk mencegah munculnya ide bunuh diri pada remaja.
Suicide is one of the leading death causes in adolescents between 15-19 years old. Adolescents’ suicide ideation emerges due to several reasons, one of them is destructive interparental conflict. This study aims to determine the relationship between interparental conflict and suicide ideation perceived by adolescents in senior high school in Depok. The interparental conflict was measured by the Children's Perception of Interparental Scale (CPIC) instrument. The design of this study was correlative-analytic cross-sectional that was conducted on 193 respondents aged 15-19 years old at SMAN 13 Depok selected by stratified random sampling. The analysis result using Spearman’s Rank Correlation test found that there is a significant relationship between the perception of interparental conflict and suicide ideation among adolescents in senior high school in Depok (p<0,001). In conclusion, as interparental conflict perceived by adolescents becomes higher and more intense, the higher adolescents to be put at risk for suicide ideation (r=0,416). The results of this study are expected to be useful to health services primarily nurses by improving mental health promotion programs that focus on family and adolescence to prevent suicide ideation among adolescents.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Oktavia Rizqi Sekar Arum
Abstrak :
Masalah kesehatan mental yang sering ditemukan pada masa dewasa awal adalah ide bunuh diri. Munculnya masalah tersebut paling banyak terjadi pada rentang usia 18 – 23 tahun. Pada rentang usia tersebut, sebagian besar individu sedang memiliki status sebagai pelajar yang duduk di bangku perkuliahan. Faktor protektif yang dapat menurunkan tingkat ide bunuh diri pada mahasiswa adalah efikasi diri dan keeratan hubungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan keeratan hubungan keluarga dengan ide bunuh diri pada mahasiswa Universitas Indonesia khususnya pada program sarjana regular dan paralel. Desain penelitian analitik korelatif digunakan sebagai metode penelitian ini dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada 441 mahasiswa program sarjana. Data diambil dengan menggunakan empat bentuk kuesioner, yaitu kuesioner data demografi, General Self-Efficacy, Index Family Relation, dan Scale for Suicide Ideation. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara efikasi diri dengan keeratan hubungan keluarga. Hubungan antara kedua faktor protektif tersebut memiliki hubungan dengan arah negatif terhadap ide bunuh diri. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam intervensi dan pengembangan program, khususnya pada bidang keperawatan, dalam menenurunkan ide bunuh diri pada mahasiswa serta meningkatkan faktor protektif pada mahasiswa seperti efikasi diri dan keeratan hubungan keluarga.
Suicidal ideation is mental health problems that most commonly found during the early adulthood. The emergence of the problem is most prevalent in the range of 18 and 23 years old. In that range, most individuals are currently in the status of university students.Protective factors which can reduce the level of suicidal ideation in university students are self efficacy and family relationship. The purpose of this study was to determine the relationship between self-efficacy and family relationship with suicide ideation among students on Universitas Indonesia, especially students who attend on regular and parallel undergraduate program. Correlative analytical research design used as the research method with cross sectional approach and this study conducted on 441 undergraduates. Data were collected with four questionares: demographic data, General Self-Efficacy, Index Family Relation, and Scale for Suicide Ideation. The results showed that there was a significant relationship between two protective factors with suicide ideation. The relationship between self-efficacy and family also has a relationship with a positive direction. The results of this study can be used as a basis consideration for intervention and program development, especially in nursing, to depress the idea of suicide and increase protective factors in students such as self-efficacy family relationships.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirmala Fajar Pertiwi
Abstrak :
Pendahuluan: Remaja yang tidak mampu menghadapi stres akan menimbulkan ketidakstabilan emosi dan cenderung melakukan berbagai perilaku berbahaya hingga bunuh diri. Bunuh diri memiliki faktor protektif berupa harga diri yang tinggi karena dapat memberikan kualitas psikologis yang positif. Faktor protektif lain untuk ide bunuh diri adalah pola asuh yang seimbang antara dimensi penerimaan dan kontrol atau yang disebut dengan pola asuh otoritatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dan pola asuh dengan ide bunuh diri pada remaja SMA. Metode: Desain penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif korelatif dan cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 322 remaja SMA sebagai responden yang dipilih dengan teknik proporsional random sampling. Hasil: Terdapat hubungan yang kuat dan negatif antara harga diri dan ide bunuh diri dengan koefisien korelasi -0.876 yang berarti semakin rendah harga diri remaja maka semakin tinggi pula keinginan untuk bunuh diri. Terdapat hubungan dengan kekuatan sedang dan arah negatif antara pola asuh dan ide bunuh diri dengan koefisien korelasi -0,365, artinya jika pola asuh berwibawa maka gagasan bunuh diri akan lebih rendah, begitu pula sebaliknya jika pola asuh mengarah pada otoritarianisme, gagasan bunuh diri akan lebih tinggi. Rekomendasi: Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan intervensi keperawatan mental dalam mengidentifikasi ide bunuh diri pada remaja, serta meningkatkan wawasan remaja dan guru mengenai faktor pelindung ide bunuh diri. ...... Introduction: Teens who are unable to deal with stress will cause emotional instability and tend to engage in various dangerous behaviors to suicide. Suicide has a protective factor in the form of high self-esteem because it can provide positive psychological qualities. Another protective factor for suicidal ideation is a balanced parenting between the dimensions of acceptance and control or what is called authoritative parenting. This study aims to determine the relationship between self-esteem and parenting with suicidal ideation in high school adolescents. Methods: This study design used a descriptive correlative and cross-sectional approach. This study involved 322 high school adolescents as respondents who were selected by proportional random sampling technique. Results: There is a strong and negative relationship between self-esteem and suicidal ideation with a correlation coefficient of -0.876, which means that the lower the self-esteem of adolescents, the higher the desire to commit suicide. There is a relationship with moderate strength and a negative direction between parenting and suicidal ideation with a correlation coefficient of -0.365, meaning that if the pattern of parenting is authoritative, the idea of ​​suicide will be lower, and vice versa if parenting leads to authoritarianism, the idea of ​​suicide will be higher. Recommendation: This study is expected to improve mental nursing interventions in identifying suicidal ideation in adolescents, as well as increase adolescent and teacher insights regarding protective factors of suicidal ideation.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanza Salsabiela
Abstrak :
ABSTRAK
Bunuh diri adalah masalah kesehatan serius yang menyerang banyak remaja. Ide bunuh diri tersebut disebabkan karena faktor yang datang dari individu, seperti tingkat kepercayaan diri, serta faktor sosial seperti hubungan dengan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dan kedekatan orang tua dengan keinginan bunuh diri pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi cross-sectional. Penelitian ini memiliki 248 siswa sebagai responden di SMA di Jakarta Selatan dengan menggunakan stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen kepercayaan diri dari Self-Confidence Test, instrumen kedekatan orangtua-remaja dari Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA), dan instrumen Beck Scale for Suicide Ideation ide bunuh diri. Penelitian ini menggunakan uji korelasi gamma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepercayaan diri remaja dengan keinginan bunuh diri pada remaja, dan terdapat hubungan antara kedekatan orang tua remaja dengan keinginan bunuh diri pada remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan intervensi bagi remaja dan orang tua untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kedekatan orang tua dengan remaja, sehingga dapat terhindar dari keinginan bunuh diri.
ABSTRACT
Suicide is a serious health problem that affects many teenagers. The idea of ​​suicide is caused due to factors that come from individuals, such as level of self-confidence, as well as social factors such as relationships with parents. This study aims to determine the relationship between self-confidence and the closeness of parents with suicidal ideation in adolescents. This research is a quantitative study with a cross-sectional correlation descriptive design. This study had 248 students as respondents in high schools in South Jakarta using stratified random sampling. The instruments used in this study were the self-confidence instrument from the Self-Confidence Test, the parent-adolescent closeness instrument from the Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA), and the Beck Scale for Suicide Ideation instrument of suicide ideas. This study uses the gamma correlation test. The results showed that there was a relationship between adolescent self-confidence and suicidal ideation in adolescents, and there was a relationship between the closeness of adolescent parents with suicidal ideation in adolescents. The results of this study are expected to be used as a consideration for interventions for adolescents and parents to increase self-confidence and closeness between parents and adolescents, so that they can avoid suicidal thoughts.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meulu Primananda
Abstrak :
ABSTRAK
Ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal merupakan masalah kesehatan jiwa yang cukup sering ditemukan pada remaja SMA dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor risiko yang ditemukan adalah keputusasaan, depresi, kecemasan, dan stres. Sedangkan untuk faktor perlindungan meliputi koping, dukungan sosial, dan harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dan faktor protektif terhadap ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional cross sectional dan dilakukan pada 207 responden dengan mengisi kuesioner terkait ide bunuh diri, psikosis dini prodromal, faktor risiko, dan faktor proteksi. Ada hubungan antara semua faktor risiko dan faktor pelindung dipelajari dengan ide bunuh diri. Ada juga hubungan antara faktor risiko dan faktor protektif dipelajari dengan prodromal kecuali keputusasaan dan dukungan sosial. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan intervensi promotif dan preventif bagi remaja yang tidak bermasalah, serta memberikan intervensi kuratif dan rehabilitatif bagi remaja yang bermasalah dengan ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal.
ABSTRACT
Suicidal ideation and early prodromal psychosis are mental health problems that are quite often found in high school adolescents and are influenced by various factors. The risk factors found were hopelessness, depression, anxiety, and stress. As for the protection factors include coping, social support, and self-esteem. This study aims to determine the relationship between risk factors and protective factors against suicidal ideation and early prodromal psychosis in adolescents. This study is a cross-sectional correlational descriptive study and was conducted on 207 respondents by filling out a questionnaire related to suicidal ideation, early prodromal psychosis, risk factors, and protection factors. There was an association between all the risk factors and protective factors studied with suicidal ideation. There is also an association between risk factors and protective factors studied with prodromal except hopelessness and social support. The results of this study can be used as consideration for providing promotive and preventive interventions for adolescents who do not have problems, as well as providing curative and rehabilitative interventions for adolescents who have problems with suicidal ideation and early prodromal psychosis.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>