Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karisa Elisabeth Lokita
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari alat ukur Academic Grit Scale AGS yang baru dikonstruksi untuk mengukur academic grit. Validitas kriteria dan validitas konvergen digunakan dengan mengkorelasikan AGS dengan conscientiousness pada Big-Five Personality, Short Grit Scale Grit-s , dan indeks prestasi akademik IPK . Partisipan pada penelitian ini merupakan 155 orang mahasiswa jurusan psikologi di University of Queensland. Ditemukan bahwa AGS valid untuk mengukur academic grit. Hal ini dibuktikan dengan adanya korelasi yang positif antara AGS dengan conscientiousness, Grit-S, dan IPK. Reliabilitas dari AGS juga memiliki nilai yang baik =0,76 . Meskipun begitu, diperlukan perbaikan pada satu buah item dengan indeks diskriminasi item yang rendah. Item-item lainnya memiliki indeks diskriminasi item yang berkisar antara 0,28-0,69. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa AGS merupakan alat ukur yang valid dan reliabel untuk mengukur academic grit. Selanjutnya, alat ukur ini masih dapat dikembangkan dengan memperbaiki indeks diskriminasi item dan mengurangi jumlah item. Penggunaan AGS dapat membantu merancang intervensi untuk meningkatkan academic grit pada siswa yang nantinya akan membantu meningkatkan performa akademik mereka.

This study aimed to evaluate the validity and reliability of the newly constructed Academic Grit Scale AGS , measuring academic grit. Criterion and convergent validities were tested by correlating AGS with Big-Five conscientiousness, Short Grit Scale Grit-s , and grade point average GPA . Study was conducted to 155 psychology students at University of Queensland. AGS was found to be a valid measure of academic grit, where its results correlated positively with conscientiousness, Grit-S, and GPA. Reliability of the scale was also good a = .76 . However, one item had poor item discrimination index that needed to be improved. Other items had item discrimination indices from the range of .28-.69. In conclusion, AGS was a valid and reliable measure of academic grit. The scale could still be improved, by improving the items rsquo; item discrimination indices and decreasing the number of items. Future use of AGS could support creation of intervention to increase students rsquo; academic grit, which will consequently help their academic performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Yosephine Stefani Martanella
"Penilitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji reliabilitas dan validasi dari alat ukur grit yang baru. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah grit scale yang baru, original grit scale, self-control, dan passion. Alat ukur yang baru digunakan terhadap 142 murid dari dari University of Queensland. Ada korelasi positif yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan original grit scale, dan korelasi positif yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan self-control, yang mengindikasikan bahwa alat ukur grit yang baru adalah valid. Namun kami tidak menemukan korelasi yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan passion. Alat ukur grit yang baru memiliki reliabilitas yang baik, dan item discrimination indices yang konsisten. Penelitian selanjutnya dapat memperbaiki item dengan item discrimination indices yang rendah, dan menggunakan alat ukur ini di populasi yang berbeda.

This study aim to test the reliability and validity of the new grit scale. We gave the new grit scale, along with three other scales: the original grit scale, self-control, and passion. The new scale was tested in 142 students of University of Queensland. We found a positive significant correlation between our new grit scale with the original grit scale, and a positive significant correlation between our new grit scale and self-control, indicating the validity of our new grit scale. However, we failed to find a significant correlation between the new grit scale and passion. Our new grit scale has a good reliability, and the item discrimination indices are consistent. Future improvements should be made regarding the items with low item discrimination indices, and testing the scale to different sample populations. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Ramadhani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari grit dan kepemimpinan transformasional pada work engagement pada karyawan dari 62 perusahaan startup. Data diambil melalui kuesioner yang disebarkan secara online di Jakarta (N = 204). Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini adalah The Grit Scale (Duckworth, Peterson, Matthews, & Kelly, 2007), MLQ (Multifactor Leadership Questionnaire) (Bass & Avolio, 1991), dan The UWES-9 (Utrecht Work Engagement Scale) (Schaufeli, Bakker, & Salanova, 2006) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Data diolah dengan menggunakan model regresi berganda pada SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa grit dan kepemimpinan transformasional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap work engagement. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki varians yang unik pada work engagement setelah mengontrol grit. Diskusi dan saran dipaparkan pada bagian akhir penelitian ini.

This research was conducted to determine the contribution of grit and transformational leadership on work engagement. Data was collected through an online survey to employees from 62 startups in Jakarta (N = 204). Variables were measured using Indonesian-translation of The Grit Scale (Duckworth, Peterson, Matthews, & Kelly, 2007), MLQ (Multifactor Leadership Questionnaire) (Bass & Avolio, 1991), and The UWES-9 (Utrecht Work Engagement Scale) (Schaufeli, Bakker, & Salanova, 2006). Data were analyzed using multiple regression analyses. The results showed that grit and transformational leadership had a positive and significant effect on work engagement. Results also showed that transformational leadership had a significant incremental variance on work engagement above and beyond grit. Discussions and suggestions are presented at the end of this study."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irish Hening
"Adanya masa pemerintahan Jerman Timur merupakan masa yang kelam bagi para warganya. Mereka diatur kebebasannya dan dikekang oleh pemerintah. Dalam novel Schuld, Grit Poppe mengemukakan pandangan dan kritiknya terhadap pemerintahan Jerman Timur. Kritik Grit Poppe terhadap pemerintahan Jerman Timur dianalisis dengan pendekatan sosiologi sastra yang difokuskan pada teori Pierre Bourdieu mengenai arena kekuasaan yang kemudian menjadi alat untuk menganalisa konflik di dalam novel ini yang mencerminkan kondisi sosial pada masa itu. Orang-orang yang melakukan perlawanan dengan pemerintah diawasi dan kemudian ditangkap oleh Stasi dan pihak Stasi tidak memandang umur orang yang ditangkap. Dengan perjuangan para warga Jerman Timur yang merindukan kebebasan, akhirnya Jerman Timur dan Jerman Barat kembali bersatu (Wiedervereinigung) dan masa reunifikasi ini dianggap juga sebagai masa perubahan "Wendezeit".

The government of East Germany has brought the dark time for its citizens. The government set up a restriction for its citizens liberty and restrained them too. In the novel Schuld, Grit Poppe put her views and criticisms towards the government of East Germany. Her Critics towards the government of East Germany were analyzed by sociology of literature approach that is focused on the theory of Pierre Bourdieu about field of power which used as tools to analyzing the conflicts in this novel that reflects the social conditions in that time. The people, who were against with the government will be monitored and then arrested by the Stasi and the Stasi irrespective of age. Through the struggle of the East German citizens who yearn for freedom, finally East Germany and West Germany reunited (Wiedervereinigung) and reunification is considered to be a time of change "Wendezeit"."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mar Atis Sholikhah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan sikap terhadap waktu time attitude pada 96 partisipan siswa SMA di daerah Jabodetabek. Konsep sikap terhadap waktu yang digunakan adalah konsep dari Worrel dan Mello 2007. Konsep grit yang dipakai digagas pertama kali oleh Duckwoth, Matthew, Kelly, Anderson 2007. Sikap terhadap waktu diukur dengan menggunakan Adolescent Time Inventory ndash; Time Attitude ATI-TA. Grit diukur menggunakan Grit Scale for Adults and Children GSCA. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa sikap terhadap waktu dapat memprediksi grit sig. 0.000. Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa Masa Depan Negatif sig. 0.030 dan Masa Kini Negatif sig.0.049 dapat memprediksi grit secara signifikan.

The objective of this study is to examine the correlation between each dimension of time perspective with grit in the sample of 96 senior high adolescents in Jabodetabek. The concept of time perspective is using Worrel and Mello 2007. The concept of grit was first championed by Duckwoth, Matthew, Kelly, and Anderson 2007. Time perspective is measured by Adolescent Time Inventory ndash Time Attitude ATI TA While grit is measured with Grit Scale for Adults and Children GSCA. Result indicates time attitude significantly predict grit sig.0.000. Multiple linier regression analyses indicate Future Negative sig.0.030 and Present Negative sig.0.049 significantly predict grit."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Damayanti
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran grit sebagai prediktor opini subjektif kesejahteraan di sekolah untuk siswa sekolah menengah di Jakarta dan Depok. Kesejahteraan subjektif sekolah adalah keadaan siswa yang menilai pengalaman secara subjektif dan emosional kehidupan sekolah mereka (Tian, ​​2008). Sedangkan grit adalah ketekunan dan semangat untuk tujuan jangka panjang (Duckworth, Peterson, Matthews, & Kelly, 2007). Sebanyak 459 siswa SMA mengikuti studi ini dengan mengisi Alat ukur kuisioner Penjelasan Singkat Kesejahteraan Subyektif Remaja dalam Skala Sekolah (BASWBSS)(Tian, ​​2008) dan Short Grit Scale (Duckworth, Peterson, Matthews, & Kelly, 2007). Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa grit memiliki peran yang positif dan signifikan sebagai prediktor kesejahteraan subjektif di sekolah, dan sebaliknya. Berdasarkan hasil Dikatakan bahwa, dapat dikatakan siswa dengan grit yang lebih tinggi akan memiliki juga kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi di sekolah, dan sebaliknya.

This research was conducted to see the role of grit as a predictor of welfare opinion in schools for high school students in Jakarta and Depok. Subjective welfare of the school is the condition of students who assess experiences subjectively and emotionally
their school life (Tian, ​​2008). Whereas grit is persistence and passion for long-term goals (Duckworth, Peterson, Matthews, & Kelly, 2007). A total of 459 high school students participated in this study by filling out a questionnaire measuring tool Brief Explanation of Youth Subjective Welfare on a School Scale (BASWBSS) (Tian, ​​2008) and Short Grit Scale (Duckworth, Peterson, Matthews, & Kelly, 2007). The results of this study indicate that grit has a positive and significant role as a predictor of subjective welfare in schools, and vice versa. Based on the results, it is said that, it can be said that students with higher grit will also have higher subjective welfare in school, and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reinaldo Christian Santoso
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah career adaptability memiliki peran yang lebih kuat dalam kepuasan hidup karyawan dibandingkan dengan kepribadian grit. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasional dan regresi berganda. Ketiga variabel tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur Satisfaction With Life Scale untuk mengukur kepuasan hidup secara keseluruhan, Short Grit Scale untuk mengukur grit, dan Career Adapt-Abilities Scale Form 2.0 untuk mengukur kemampuan beradaptasi karir. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 113 karyawan dengan rentang usia 25-40 tahun dan telah bekerja di perusahaan tempat mereka bekerja minimal satu tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa adaptasi karir (r = 0,381, p <0,05) memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kepuasan hidup karyawan, sedangkan grit tidak (r = 0,009, p> 0,05). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa adaptasi karir (β = 0,433, p <0,05) memiliki peran yang lebih kuat daripada kepribadian grit (β = -0,157, p> 0,05) dalam memprediksi kepuasan hidup karyawan.

This study aims to determine whether career adaptability has a stronger role in employee life satisfaction than grit personality. This research is a quantitative research with correlational method and multiple regression. These three variables were measured using the Satisfaction With Life Scale measuring tool to measure overall life satisfaction, the Short Grit Scale to measure grit, and the Career Adapt-Abilities Scale Form 2.0 to measure career adaptability. Participants in this study totaled 113 employees with an age range of 25-40 years and had worked at the company where they worked for at least one year. The analysis showed that career adaptation (r = 0.381, p <0.05) had a positive and significant relationship with employee life satisfaction, while grit did not (r = 0.009, p> 0.05). The analysis also showed that career adaptation (β = 0.433, p <0.05) had a stronger role than grit personality (β = -0.157, p> 0.05) in predicting employee life satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Shafa Ashrina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada efek moderasi dari grit dalam hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja pada karyawan milenial. Sebanyak 300 karyawan, berusia 20-39 tahun, berpartisipasi dalam penelitian ini. Alat pengukur Skala Kepuasan Kerja Umum, Skala Kinerja Peran dan Skala Grit-S digunakan untuk mengukur kepuasan kerja, kinerja dan ketabahan.
Hasil analisis statistik uji moderasi menggunakan PROCESS HAYES versi 3.3 model 1 menunjukkan bahwa grit tidak memoderasi hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja. Ini diduga disebabkan Kepuasan kerja milenial lebih banyak ditentukan oleh faktor lingkungan dan pengawasan yang bagus.
Pemenuhan ini akan mengarah pada kepuasan kerja berhubungan langsung dengan tingkat kinerja, terlepas dari apakah gritnya dimiliki oleh individu yang tinggi atau tidak yang artinya variabel grit belum berperan dalam memperkuat hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan.

This study aims to see whether there is a moderating effect of grit in the relationship between job satisfaction and performance in millennial employees. A total of 300 employees, aged 20-39 years, participated in this study. Measuring tools for General Job Satisfaction Scale, Role Performance Scale and Grit-S Scale are used to measure job satisfaction, performance and grit.
The results of the statistical analysis of the moderation test using PROCESS HAYES version 3.3 model 1 shows that grit does not moderate the relationship between job satisfaction and performance. This is thought to be due to millennial job satisfaction determined more by environmental factors and good supervision.
This fulfillment will lead to job satisfaction which is directly related to the level of performance, regardless of whether the grit is owned by high individuals or not, which means that the grit variable has not played a role in strengthening the relationship between job satisfaction and employee performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyimas Fathia Dayatri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh job insecurity pada job involvement dengan mempertimbangkan peran moderasi grit pada karyawan di masa pandemi Covid-19. Responden penelitian adalah 762 karyawan organisasi publik dan swasta di Indonesia yang menerapkan perubahan kebijakan karena Covid-19. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional study. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Job Involvement Scale, Multidimensional Qualitative Job Insecurity Scale (MQJIS), dan Short Grit Scale (Grit-S). Data dikumpulkan menggunakan kuesioner secara daring serta dianalisis dengan analisis regresi menggunakan model 1 SPSS PROCESS. Hasil penelitian menemukan bahwa grit terbukti tidak memoderasi hubungan job insecurity dan job involvement. Sebagai implikasinya, temuan dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh organisasi sebagai acuan dalam mengantisipasi peningkatan job insecurity karyawan akibat adanya perubahan.

This study aims to determine the relationship between job insecurity and job involvement by considering the role of grit as the moderator in employees during the Covid-19 pandemic. Research respondents are 762 public and private sectors employees who work in organization which implemented policy changes due to Covid-19. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design. The sampling technique used is accidental sampling. The research measuring instruments consists of Job Involvement Scale, Multidimensional Qualitative Job Insecurity Scale (MQJIS), and Short Grit Scale (Grit-S). Data were collected using an online questionnaire and analyzed using regression analysis, utilizing SPSS PROCESS Model 1. It was found that grit did not moderate the relationship between job insecurity and job involvement. As the implication, the findings of this research can be used by organizations as reference to anticipate the increase of employee job insecurity due to changes."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medisa Faradina Tania
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara job insecurity dan komitmen organisasi secara keseluruhan maupun pada tingkat dimensi, serta melihat peran moderasi grit terhadap hubungan antara job insecurity dengan komitmen organisasi, khususnya dalam menghadapi masa pandemic yang berdampak pada banyaknya kasus pemutusan hubungan kerja. Partisipan Penelitian ini berjumlah 200 karyawan yang diperoleh secara online dengan menggunakan convenience sampling. Penelitian ini bersifat kuantitatif, dan alat ukur yang digunakan adalah Organizational Commitment Questionnaire (1990), Job Insecurity Measurement (2013), dan The Grit Scale (2009). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi dan uji moderasi terhadap variabel penelitian. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa job insecurity tidak berkorelasi dengan komitmen organisasi, dimensi marginalization insecurity berkorelasi secara negatif signifikan dengan dimensi komitmen kontinuan, dan grit tidak memoderasi hubungan antara job insecurity dan komitmen organisasi. Dalam situasi pandemik saat ini tinggi rendahnya komitmen organisasi tidak berhubungan dengan job insecurity. Meskipun karyawan memiliki job insecurity tinggi, namun dengan tidak tersedianya alternatif lainnya seperti pekerjaan baru, maka setiap karyawan akan berusaha untuk menunjukkan komitmennya terhadap organisasi dengan harapan akan dipertahankan oleh organisasi, dan grit dari masing-masing karyawan tidak memiliki peran karena karyawan berusaha untuk menujukkan perilaku bertahan dalam menghadapi situasi krisis.

ABSTRACT
The aim of this study is to look at the correlation between job insecurity and organizational commitment as a whole and the dimension level, as well as see the role of grit moderation on the relationship between job insecurity with organizational commitment, especially in dealing with a pandemic that affects the number of cases of layoffs. Participants in this research are 200 employees obtained online using convenience sampling. This research is quantitative, and the measuring instruments used are Organizational Commitment Questionnaire (1990), Job Insecurity Measurement (2013), and The Grit Scale (2009). Data processing was performed using correlation tests and moderation tests on the research variables. The results of the study concluded that job insecurity did not correlate with organizational commitment, the dimension of marginalization insecurity was significantly negatively correlated with the dimensions of commitment continuance, and grit did not moderate the relationship between job insecurity and organizational commitment. In the current pandemic situation, high or low organizational commitment is not related to job insecurity. Even though employees have high job insecurity, but with the absence of other alternatives such as new jobs, each employee will try to show their commitment to the organization in the hope that it will be maintained by the organization, and the grit of each employee has no role because employees are trying to show behavior survive in the face of a crisis situation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>