Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Immaculata Vinne Swastika
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik anak (jenis kelamin), karakteristik ibu (pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan gizi, sikap dan perilaku ibu), faktor prenatal (berat lahir) dan postnatal (ASI Eksklusif), pola konsumsi (total asupan energi, asupan karbohidrat, lemak, protein dan frekuensi konsumsi fast food) serta aktivitas fisik dengan status gizi lebih pada siswa SD Mardiyuana Depok tahun 2012. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2012, menggunakan studi kualitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah dengan quota sampling. Instrument penelitian menggunakan seca dan mikrotoa, angket orangtua dan anak, serta food recall, food record dan FFQ.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 43,5% siswa termasuk dalam kategori gizi lebih. Variabel yang berhubungan dengan status gizi lebih pada siswa SD Mardiyuana Depok tahun 2012 adalah perilaku ibu (P=0,003) dan asupan protein (P= 0,012). Peneliti menyarankan pihak sekolah mempunyai program untuk memantau berat badan siswa melalui UKS dan penyuluhan tentang perilaku makan kepada anak-anak, serta diharapkan orangtua turut serta dalam memonitoring dan mengontrol pola makan anak serta selalu menyediakan makanan sehat di rumah.

The research aimed to analyze the relationship between child characteristic (sex), mother characteristics (education, employment status, nutrition knowledge, attitude and behavior about overnutrition), pattern of food consumption (Asupan total energy, Asupan carbohydrate, protein, fat and frequency of fast food consumption) and physical activity with over nutrition on students at Mardiyuana Elementary School, Depok in 2012. This study conducted on April - Mei 2012, used qualitative study, cross sectional study design and quota sampling. Data were taken by using seca, microtoise, questionnaire for children and their mother, food recall, food record and FFQ.
The result of this study showed that 43,5% are over nutrition (overweight and obesity). Variables that have a significant relationship with over nutrition are mother behavior and Asupan protein. The researcher has some of recommendations. School should be has a program to monitor weight status of their students by using UKS effectively and counseling about healthy food consumption. Parents should be monitor and control about their food consumption. Beside of that, parents should be provides a healthy food for their children.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Ramadhani
"Kejadian status gizi lebih pada remaja merupakan masalah yang sudah terjadi dimana-mana. Prevalensi status gizi lebih pada remaja di Jakarta Timur lebih tinggi dibandingkan dengan angka provinsi DKI Jakarta. Remaja yang memiliki status gizi lebih dapat berisiko terkena berbagai penyakit degeneratif, memiliki status gizi lebih dimasa mendatang, dan dampak paling buruknya, yaitu kematian dini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor risiko terhadap status gizi lebih pada murid SLTA X di Jakarta Timur Tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah desain potong lintang pada 130 orang responden usia 15-17 tahun.
Metode pengambilan data yang digunakan antara lain pengukuran tinggi badan dan berat badan dengan microtoise dan timbangan digital, pengisian kuesioner, dan pencatatan waktu makan. Analisis statistik yang digunakan adalah univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 33,8 murid memiliki status gizi lebih. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel independen, yaitu jenis kelamin, asupan energi dan zat gizi makro, kebiasaan jajan, pengetahuan gizi, aktivitas fisik, kecepatan makan, dan persepsi citra tubuh dengan status gizi lebih. Namun, terdapat beberapa variabel yang memiliki kecenderungan terhadap status gizi lebih, yaitu asupan lemak, kebiasaan jajan, pengetahuan gizi, aktivitas fisik, kecepatan makan, dan persepsi citra tubuh. Untuk itu, perlu adanya edukasi atau penyuluhuan mengenai cara menjaga status gizi dan mengaplikasikan pedoman gizi seimbang.

Over nutrition status in adolescents is a common problem. Prevalence of it in Jakarta Timur was higher than DKI Jakarta 39 s overall. Adolescents with over nutrition are in risk of many degenerative diseases, have over nutrition status in the future, and early death as the worst case. This thesis is a quantitative research with the purpose to find the relation between the risk factors of over nutrition status in the students of SLTA X in Jakarta Timur year 2017. A cross sectional was perform on 130 participants aged 15 17.
The method used to collect the data are the height measurement using microtoise, weight measurement using camry digital scale, self administered questionnaire, and self reported meal time. The statistical analyses used are the univariate and bivariate with a chi square test.
The result was shown that 33,8 students have over nutrition status. According to bivariate analysis, there was no significant relation between the independent variabels, which are sex, energy and macronutrient intake, snacking habit, nutrition knowledge, physical activity, eating rate, and body image perception with over nutrition status in students. However, there are some variables that have tendency toward over nutrition status, which are fat intake, snacking habit, nutrition knowledge, physical activity, eating rate, and body image perception. Therefore, it rsquo s necessary to provide education or intervention about how to maintain nutrition status and implementation of balanced nutrition guidelines.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraeni Yusup
"ABSTRAK
Status gizi lebih merupakan salah satu masalah gizi yang sedang dialami Indonesia. Overweight dan obesitas merupakan masalah gizi lebih. Didunia pada tahun 2016 lebih dari 1,9 miliar orang dewasa berusia 18 tahun ke atas mengalami overweight. Dari jumlah tersebut, lebih dari 650 juta orang dewasa mengalami obesitas. Terdapat banyak faktor risiko yang menyebabkan gizi lebih. Dengan mulai adanya kecendrungan pola konsumsi ke arah makanan yang berisiko di daerah pesisir Indonesia, keadaan ini memungkinkan untuk meningkatnya risiko masalah gizi lebih yang akan mengakibatkan penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan status gizi lebih pada penduduk dewasa umur > 18 di daerah pesisir Indonesia tahun 2013. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional dari data Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia Tahun 2013. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat untuk melihat distribusi, analisis bivariat menggunakan uji Chi Square untuk melihat kemaknaan hubungan antara variabel independen dan dependen dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 26,3 penduduk pesisir di Indonesia memiliki status gizi lebih. Determinan status gizi lebih didaerah pesisir adalah umur OR=1,372; 95 CI 1,330-1,415, jenis kelamin OR=1,594; 95 CI 1,532-1,660, tingkat pendidikan OR=0,879; 95 CI 0,847-0,912, status perkawinan OR=2,571; 95 CI 2,464-2,684, status sosial ekonomi OR=0, 377; 95 CI 0,356-0,400 dan OR=0,673; 95 CI 0,646-0,700, tempat tinggal OR=1,252; 95 CI 1,201-1309, aktivitas fisik OR=0,862; 95 CI 0,799-0,930, perilaku sedenter OR=1,061; 95 CI 1,008-1,118 dan OR=1,028; 95 CI 0,991-1,067, kebiasaan merokok OR=0,743; 95 CI 0,710-0,777, konsumsi buah dan sayur OR=0,742; 95 CI 0,480-1,146 dan konsumsi makanan berisiko OR=1,074; 95 CI 0,978-1,179. Dianjurkan kepada penduduk dewasa umur > 18 tahun di daerah pesisir Indonesia untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur dan aktivitas fisik, mengurangi perilaku sedenter dan rutin memantau berat badan.

ABSTRACT
Overnutritional status is one of the nutrient problems in Indonesia. Overweight and obesity are classified as overnutritiona problem. In the worldwide, 2016, more than 1.9 billion adults about 18 years old and above are overweight. On that population, over 650 million people are obese. Dietary patterns have shifted to high risk food consumption in Coastal area in Indonesia. This condition leads to an increased risk of overnutrition problems that will lead to degenerative diseases. The study aimed to the determinants of overnutritional status in Adult Population Age 18 Years Old In Coastal Area of Indonesia. This Study used a cross sectional design with the source of data used is Riskesdas 2013. Data analysis were done by univariate analysis to see the distribution, bivariate analysis using Chi Square test to see the significance of the relationship between independent and dependent variables and Multivariate analyisis using Logistic regression technique The results shows that 26,3 of Population In Coastal Area of Indonesia were overnutrition. Determinants of overnutritional status in coastal area ere age OR 1,372 ; 95 CI 1,330 ; 1,415, sex OR 1,594; 95 CI 1,532 1,660, level of education OR 0,879 95 CI 0,847 ; 0,912, marital status OR 2,571 ; 95 CI 2,464 2,684, social economic status OR 0,377 95 CI 0,356 ; 0,400 dan OR 0,673 95 CI 0,646 ; 0,700, residence OR 1,252 ; 95 CI 1,201 ; 1309, physical activity OR 0,862 ; 95 CI 0,799 0,930, sedentary behavior OR 1,061 95 CI 1,008 ; 1,118 dan OR 1,028 ; 95 CI 0,991 ; 1,067, smoking status OR 0,743 ; 95 CI 0,710 ; 0,777, and food and vegetable consumption OR 0,742 ; 95 ; CI 0,480 ; 1,146, and risk food consumption OR 1,074 ;95 CI 0,978 ; 1,179. Thus, it is recommended for adult aged 18 years in coastal area of Indonesia to increase fruit and vegetable consumption, increase doing physical activity, reduce sedentary behavior and routine to monitoring body weight. "
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahminar Rahmani
"Prevalens gizi lebih dan obesitas pada anak di Indonesia masih cukup tinggi. Konsumsi susu formula, terutama tingginya kandungan tinggi protein, berhubungan dengan kejadian gizi lebih dan obesitas pada anak sehingga kadar protein pada susu formula dianjurkan untuk diturunkan. Belum pernah terdapat penelitian di Indonesia mengenai hubungan konsumsi susu pertumbuhan dengan kejadian gizi lebih dan obesitas pada anak.
Tujuan: Mengetahui rerata asupan energi, rasio kalori susu pertumbuhan dibandingkan kalori total per hari, protein susu pertumbuhan, dan rasio kalori protein susu pertumbuhan dibandingkan kalori protein total per hari dan hubungannya dengan kejadian gizi lebih dan obesitas pada anak usia 2-3 tahun. 
Metode: Studi potong lintang dilakukan untuk mengetahui proporsi gizi lebih dan obesitas, dilanjutkan dengan studi kasus kontrol untuk mengetahui hubungan susu pertumbuhan terhadap kejadian gizi lebih dan obesitas dengan matching usia dan jenis kelamin. Penelitian dilakukan di Posyandu Jakarta Pusat dan Timur bulan September hingga Desember 2018. Kelompok kasus merupakan subyek gizi lebih dan obes, sedangkan kelompok kontrol merupakan subyek gizi baik. Subyek menjalani pengukuran antropometri dan penilaian asupan nutrisi menggunakan food record selama 3 hari.
Hasil: Sebanyak 292 subyek dengan kelompok kasus 34 subyek dan kelompok kontrol 68 subyek. Proporsi gizi lebih dan obesitas pada anak usia 2-3 tahun sebesar 12%. Terdapat perbedaan bermakna pada asupan energi susu pertumbuhan [516,1 (0-1546,7) vs 238,5 (0-1090,4) kkal/hari, p<0,001], rasio kalori susu pertumbuhan dengan kalori total per hari [41,1 (0-83,7) vs 20,8 (0-80,7)%, p<0,001], protein [18,9 (0-71,7) vs 8,6 (0-50,7) g/hari, p<0,001], dan rasio kalori protein susu pertumbuhan dengan kalori protein total [46,9 (0-89,5) vs 19 (0-72,3)%, p<0,001] antara kelompok kasus dan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Konsumsi susu pertumbuhan yang berlebih berhubungan dengan kejadian gizi lebih dan obesitas pada anak usia 2-3 tahun.

Overweight and obesity prevalence in Indonesia is quite high. Recent studies suggest that consumption of infant formula, particularly high protein content, was related to overweight and obesity in children. Therefore, protein content in infant formula was recommended to be lowered. Currently, there is no data on the association between growing-up milk consumption and overweight and obesity in children aged 2-3 years in Indonesia.
Objective: To determine the average intake of growing-up milk energy, ratio of growing-up milk calories to the total calories per day, growing-up milk protein, and ratio of growing-up milk protein calories to the total protein calories per day and their relationship with overweight and obesity children aged 2-3 years.
Methods: Cross-sectional study was conducted to determine the proportion of overweight and obesity, followed by case-control study to determine the relationship between growing-up milk consumption with overweight and obesity. Overweight and obese subjects were considered as the case group, while normal weight subjects were categorized as control group. Study was conducted in Jakarta since September to December 2018. Three days-food record analysis were performed.
Results: A total of 292 subjects with 34 cases and 68 controls. The proportion of overweight and obesity in children aged 2-3 years was 12%. There were significant differences between case and control group in terms of growing-up milk energy intake [516.1 (0 to 1546.7) vs. 238.5 (0 to 1090.4) kcal/day, p<0.001], ratio of growing-up milk calories to total calories per day [41.1 (0 to 83.7) vs 20.8 (0 to 80.7)%, p<0.001], growing-up milk protein [18.9 (0 to 71.7) vs 8.6 (0 to 50.7) g/day, p<0.001], and ratio of growing-up milk protein calories to total protein calories [46.9 (0 to 89.5) vs. 19 (0 to 72.3)%, p<0.001].
Conclusion: Excessive consumption of growing-up milk had significant relationship with overweight and obesity in children aged 2-3 years. 
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiya Farhani
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26724
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Ardi Vantono
"Gizi lebih merupakan masalah kesehatan yang dapat berdampak buruk pada anak sekolah. SD X Jakarta Timur telah memiliki program kesehatan, namun prevalensi gizi lebih tahun 2016 masih tinggi yaitu sebesar 20.
Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya faktor dominan yang berhubungan dengan status gizi lebih pada siswa kelas 4 dan 5 di SD X Jakarta Timur tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Responden dalam penelitian ini sebanyak 201 responden di SD X Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 58,2 siswa mengalami gizi lebih.
Pada analisis bivariat menunjukkan hubungan antara jenis kelamin dan asupan lemak dengan status gizi lebih. Penelitian ini juga mendapatkan hasil analisis multivariat yaitu jenis kelamin sebagai faktor dominan kejadian gizi lebih pada siswa di SD X Jakarta Timur tahun 2017. Oleh karena itu sekolah diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai makanan seimbang, memiliki controller di kantin sekolah serta dapat memperbarui program kesehatan di sekolah.

Overnutrition is health problem that can affect adversely to school children. X Primary School East Jakarta already have health program, but prevalence of overnutrition in 2016 is still high at 20.
General purpose of this research is to know the dominant factor related to overnutrition at 4th and 5th grade student at X Primary School East Jakarta in 2017. This research use cross sectional design. There is 201 respondent of this research at X Primary School East Jakarta.
Result of this research shown that 58,2 students suffer from overnutrition. On bivariate analysis shown relation between gender and fat intake with overnutrition. This research also obtained multivariate analysis result that gender is the dominant factor of overnutrition at X Primary School Student East Jakarta in 2017.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Furi Nurnafiah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan sarapan dan faktor lainnya yang berhubungan dengan gizi lebih pada siswa-siswi di SMAN 39 Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data penelitian sekunder yang dilakukan di SMAN 39 Jakarta pada tahun 2019 dengan jumlah sampel sebanyak 130 responden. Pada penelitian ini, gizi lebih sebagai variabel dependen sedangkan kebiasaan sarapan, asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, aktivitas fisik, dan jenis kelamin sebagai variabel independen. Data yang digunakan berupa hasil pengisian kuesioner, wawancara 24h-food recall, pengukuran berat badan dan tinggi badan yang dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 26,9% siswa mengalami gizi lebih. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan, asupan protein, asupan lemak dan jenis kelamin dengan gizi lebih namun terdapat kecenderungan sebanyak 31% tidak selalu sarapan, 29% asupan protein lebih, 27% asupan lemak lebih dan 29,4% berjenis kelamin laki-laki mengalami gizi lebih. Untuk mencegah maupun menangani siswa-siswi yang mengalami gizi lebih disarankan bagi sekolah dan Dinas Kesehatan mengembangkan program edukasi mengenai gizi seimbang."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Juliana Monica
"Balita merupakan kelompok yang rentan untuk mengalami gizi lebih karena penambahan dan pembesaran sel lemak terjadi secara cepat. Gizi lebih terjadi karena asupan yang masuk ke dalam tubuh lebih besar daripada pengeluaran energi. Angka kejadian gizi lebih pada balita di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu 10,8% melebihi angka kejadian gizi lebih balita di Indonesia, yaitu 8%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan proporsi faktor-faktor yang menyebabkan kejadian gizi lebih pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Riset Kesehatan Dasar 2018. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square dan regresi linier. Hasil penelitian ini menunjukkan kejadian gizi lebih pada balita (Z-score (> +2 SD)) di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu 23,9%. Hasil analisis pada faktor orang tua (IMT Ibu) menunjukkan perbedaan proporsi yang signifikan. Sementara faktor orang tua yang lainnya, faktor anak, dan faktor sosial ekonomi tidak menunjukkan adanya perbedaan proporsi yang signifikan. Diperlukan kesadaran keluarga terutama ibu sebagai pengasuh utama balita untuk lebih memerhatikan pola konsumsi balita demi mencegah berlanjutnya kejadian gizi lebih hingga fase kehidupan selanjutnya.

Toddlers are a group that is vulnerable on getting excess nutrition because of the addition and enlargement of fat cells occurs quickly. Overnutrition occurs because of the intake that enters the body is greater than energy expenditure. The incidence of overnutrition in toddlers at South Sumatera Province, which is 10,8%, exceeds the incidence of overnutrition in Indonesia, which is 8%. This study aims to analyze the difference in the proportion of factors that cause the occurrence of overnutrition in toddlers. This research is a cross-sectional study using secondary data from Basic Health Research 2018. Bivariate analysis was carried out using chi square and linear regression test. The results of this study indicate the incidence of overnutrition in toddlers (Z-score (> +2 SD)) in South Sumatera Province, which is 23,9%. The result of  the analysis on parental factors (Mother’s BMI) showed that there was a significant difference in proportion. Meanwhile, other parental factors, child factors, and socioeconomic factors did not show any significant differences in proportion. Family awareness, especially mothers as the main caregivers of toddlers, are needed to pay more attention on toddlers consumption patterns in order to prevent the continuation of overnutrition in the next phase of life."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Retno Yunitasari
"Indonesia menghadapi masalah gizi yang cukup serius. Sebagian besar stigma masyarakat di Indonesia akan merasa bangga bila memiliki anak balita yang bertubuh gendut dan masih berpikiran anak gemuk itu lucu dan menggemaskan. Padahal, anak yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas juga cenderung mengalami kelebihan berat badan dan obesitas di usia remaja dan dewasa. Bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat menimnulkan kerugian ekonomi dan penurunan kualitas sumber daya manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh gizi lebih (overweight/obesitas) pada anak balita usia 24-59 bulan terhadap gizi lebih pada dewasa usia 22-26 tahun. Desain yang digunakan adalah studi longitudinal menggunakan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) I tahun 1993 dan IFLS 5 tahun 2014. Sampel yang diapat di follow up dari IFLS 1-IFLS5 sebanyak 608 orang. Analisis statistik yang dilakukan yaitu univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak usia 24-59 bulan di tahun 1993 yang memliki status gizi lebih sebesar 3.30%, sementara saat usia dewasa 22-26 tahun di tahun 2014 yang memiliki status gizi lebih sebesar 23.8%. Overweight/obesitas pada usia 24-59 bulan tidak memengaruhi overweight/ obesitas usia 22-26 tahun (p=0.758 dan OR=1,18).

Indonesia faces a quite serious nutritional problem. Most of the stigma of parents in Indonesia is they will be proud if they have fat toddlers and still think that fat children are cute and adorable. In fact, children who were overweight and obese also tend to be overweight and obese in their adolescence and adulthood. If it is not handled quickly, it can cause economic losses and a decrease in the quality of human resources. The aim of this study was to find out effects of overweight and obesity on toddlers aged 24-59 years against overweight and obesity in adults aged 22-26 years (Based on IFLS Data for 1993 and 2014). The design used was longitudinal study using data from Indonesian Family Life Survey (IFLS) I in 1993 and IFLS 5 in 2014. Samples eligible were as many as 608 people. Data was analyzed by using univariate, bivariate, and multivariate method. This results of this study were only 3.3% of subject was overweight/obese toddler in 1993, while in 2014, adult whose are overweight/ obese were 23.8%. (Overweight / obesity in toddlers at the age of 24-59 years did not affect overweight / obesity in adult aged 22-26 years (p = 0.758 and OR = 1.18)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Damaiyanti
"Gizi lebih merupakan bentuk malnutrisi (gizi tidak seimbang) yang timbul dari asupan gizi berlebihan yang menyebabkan penumpukan lemak tubuh sehingga mengganggu kesehatan. Gizi lebih pada anak merupakan salah satu masalah Kesehatan yang berdampak negatif jangka panjang bagi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada balita 6-59 bulan di Kepulauan Riau. Penelitian Cross Sectional ini menggunakan data SSGI (Survey Status Gizi Indonesia) 2021 dengan total responden 2809 balita setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data analisis menggunakan uji chi-square pada analisis bivariat dan uji regresi logistik ganda pada analisis multivariat. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2023 yang menunjukkan terdapat 5,9% balita yang mengalami gizi lebih. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga variabel yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada anak usia 6-59 bulan, yaitu umur, berat lahir, dan status pekerjaan ibu. Analisis multivariat ditemukan bahwa status pekerjaan ibu merupakan faktor dominan dari gizi lebih pada balita 6-59 bulan di Kepulauan Riau berdasarkan analisis SSGI 2021 dengan p-value 0,015 dan OR 1,466 (CI 95%: 1,063 – 2,021). Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian untuk instansi kesehatan, diharapkan dapat melakukan program pencegahan dan penanggulangan obesitas dengan menggunakan pendekatan promosi, pencegahan, dan rehabilitasi terkait gizi seimbang dan perilaku makan sehat. Selain itu, juga dapat berupaya untuk membangun fasilitas penitipan anak yang aman dan sehat di lingkungan kerja untuk mendukung ibu bekerja dalam memberikan perawatan yang baik kepada anak.

Overnutrition is a form of malnutrition arising from excessive nutrient intake, leading to the accumulation of body fat that disrupts health. Overnutrition in children is a long-term health issue with negative impacts. This study aims to identify factors associated with the occurrence of overnutrition among children aged 6-59 months in Kepulauan Riau. This Cross-Sectional study utilized data from the Indonesian Nutrition Status Survey (SSGI) in 2021, with a total of 2809 toddler respondents meeting inclusion and exclusion criteria. Chi-square tests were employed in bivariate analysis, and multiple logistic regression tests were used in multivariate analysis. The study, conducted in 2023, revealed that 5.9% of toddlers experienced overnutrition. Research findings indicate three variables significantly associated with overnutrition incidents in children aged 6-59 months: age, birth weight, and maternal employment status. Multivariate analysis identified maternal employment status as the dominant factor in overnutrition among toddlers in the Riau Islands, according to SSGI 2021 analysis, with a p-value of 0.015 and OR 1.466 (95% CI: 1.063 – 2.021). Recommendations based on the research suggest that health institutions implement preventive and intervention programs against obesity, focusing on balanced nutrition promotion, prevention, and rehabilitation of healthy eating behaviors. Additionally, efforts can be made to establish safe and healthy childcare facilities in the workplace environment to support working mothers in providing proper care for their children.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>