Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Surya Rangga
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai representasi perpustakaan umum dan fungsi perpustakaan umum yang terdapat dalam novel Libri di Luca. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian semiotik serta analisis sintagmatik dan paradigmatik Roland Barthes yang dikembangkan dari teori Ferdinand de Saussure. Analisis sintagmatik digunakan untuk meneliti hubungan yang hadir secara bersamaan, sedangkan analisis paradigmatik digunakan untuk meneliti hubungan yang hadir dan tidak hadir dalam teks melainkan dalam pikiran pembaca teks. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa novel Libri di Luca menggambarkan fungsi perpustakaan umum sebagai fungsi rekreasi, informasi, dan fungsi perpustakaan umum yang digunakan sebagai tempat pertemuan.
ABSTRACT
This thesis discusses the representation of a public library and it?s function found in the novel Libri di Luca. This research uses qualitative approach with semiotic research method and Roland Barthes syntagmatic and paradigmatic analysis which are developed from Ferdinand de Saussure?s Theory. The syntagmatic analysis is used to analyse the relation that was concurrently present, whereas the paradigmatic analysis is used to analyse the relation that is not present in the text but in the mind of the readers. The result of this research indicates that the novel Libri di Luca describes the public library?s function as a recreation, information, and as a meeting place.;;
2015
S65364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudji Widajati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai prosiding pertemuan ilmiah telah dilakukan di Perpustakaan Bagian PIP Badan Litbangkes, Jakarta. Tujuannya ialah untuk mengetahui sejauh mama kerumitan pengkatalogan dan penyediaan sarana temu kembali prosiding pertemuan ilmiah, terutama yang berkaitan dengan masalah entri utama di bawah judul yang dimodifikasi (judul pada katalog selalu diawali dengan nama khas dari pertemuan ilrniahnya). Selain itu diharapkan bahwa penelitian ini dapat memperlihatkan apakah pemakai lebih cenderung untuk mencari lewat entri judul, entri nama badan penyelenggara, entri subordinat, atau entri langsung/nama pertemuan.

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Dari observasi dan wawancara diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang kerumitan pengkatalogan dan penyediaan sarana temu kembali prosiding, dan kemampuan temu kembali katalog judul terhadap prosiding pertemuan ilmiah; sedangkan dari penyebaran kuesioner diharapkan didapat gambaran mengenai kecenderungan pemakai dalam menelusur presiding pertemuan ilmiah. Pelaksanaan pengumpulan data dijelaskan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa judul merupakan pendekatan yang paling diminati oleh sebagian besar responden. Oari hasil kuesioner didapat gambaran bahwa 31,06 % - 75,00 % responden memilih entri judul, 20,45 % - 67,42 % responden memilih entri utama nama perternuan, 13,64 % - 29,55 % responden memilih entri subordinat, dan 06,06 % - 15,15 % responden memilih entri badan penyelenggara.

Modifikasi judul pada katalog menyebabkan banyaknya frase umum yang menunjukkan nama pertemuan seperti seminar, _lokakarya_, _symposium_ dan sebagainya. Banyaknya frase umum tersebut menyebabkan kesulitan penjajaran (filing) dan penelusuran. Akan tetapi, dari sudut proses pengkatalogan, modifikasi judul tersebut menyebabkan kemudahan. Karena semua judul diawali dengan nama khan pertemuan. maka tidak ada masalah dengan layout atau tipografi pada halaman judul. Entri utama di bawah judul selain menyebabkan kemudahan bagi pengkatalog (karena secara praktis pengkatalog akan meletakkan semua entri utama di bawah judul), juga menyebabkan penghematan ruang pada entri tambahan, karena tidak ada pengulangan judul (yang umumnya berupa frase yang panjang) sebagai tajuk tambahan.
1995
S15413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nesia Maharsi
Abstrak :
ABSTRAK
Perpustakaan menjadi penting di Lembaga Pembinaan Khusus Anak karena merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat diakses anak didik. Perpustakaan di Lembaga Pembinaan harus mampu menjalankan fungsinya untuk kepentingan pendidikan dan hiburan. Penelitian terhadap fungsi perpustakaan LPKA Kelas I Tangerang dilakukan untuk menjelaskan fungsi perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan bagi program pendidikan yang dijalani anak didik di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian secara kualitatif dengan metode studi kasus melalui wawancara. Dengan Turun langsung ke lapangan, peneliti dapat menemukan berbagai fakta tentang fungsi perpustakaan yang dijalankan Perpustakaan LPKA Kelas I Tangerang. Fungsi Perpustakaan LPKA Kelas I Tangerang dirasakan masih kurang mendukung untuk program pendidikan. Anak didik merasa dengan membaca dan mengunjungi perpustakaan menjadi terapi bagi mereka untuk dapat merasakan ketenangan dan kesenangan. Oleh sebab itu, fungsi perpustakaan bukan hanya untuk hiburan tapi juga sebagai biblioterapi.
ABSTRAK
Library become important in Juvenile prison because it is one of information resources that a child prisoners can access. Library in Juvenile prison must be implement their function for education and entertainment. LPKA Kelas I Tangerang rsquo s Library trying to implement that function with their effort to library service. That research about library function in LPKA Kelas I Tangerang is to explain library function as a facility to supporting education for education programs which is lived by the child prisoners in LPKA Kelas I Tangerang. This research is qualitative research by using case study with interview. Case study can be allowing the researchers to looking for the fact about library function that obtain by LPKA Kelas I Tangerang rsquo s Library. Library function of LPKA Kelas I Tangerang rsquo s Library is still felt less to supporting education programs. Child prisoners felt that reading and visit the library is some therapy for them to feel serenity and pleasure. Therefore, Library Function is not only for entertainment but also for bibliotherapy.
2017
S69255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pijar Ari Shaka
Abstrak :
Skripsi ini menjelaskan tentang representasi fungsi perpustakaan umum dalam film The Library. Penelitian ini menggunakan metode semiotik Roland Barthes yaitu analisis hubungan sintagmatik dan paradigmatik yang bertujuan untuk mendeskripsikan representasi fungsi perpustakaan umum dengan memahami gambaran perpustakaan umum yang ditampilkan dalam film. Hasil analisis sintagmatik menunjukkan representasi fungsi perpustakaan umum tercermin dari kegiatan pustakawan dan pemustaka di perpustakaan umum tersebut. Analisis paradigmatik menunjukkan representasi fungsi perpustakaan umum dilihat dari deskripsi para tokoh dan latar tempat. Sebagai kesimpulan, film The Libraryini merepresentasikan fungsi perpustakaan umum dalam menjalankan fungsi rekreasi, fungsi pendidikan, dan fungsi kultural. Selain itu perpustakaan umum juga berfungsi sebagai ruang dan tempat, yaitu sebagi tempat bertemu orang baru, tempat menghabiskan waktu dengan orang terdekat, tempat bertemu, dan menyediakan ruang dan tempat gratis untuk pelaksanaan kegiatan kelompok.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S69824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Aji Bima Priyambada
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang persepsi seorang animator yaitu Daniel Chong tentang perpustakaan yang direpresentasikan dalam karya serial animasi We Bare Bears. Melalui pandangannya kita dapat mengetahui fungsi perpustakaan umum bagi penggunanya. Dalam film ini, tiga beruang bersaudara, yakni Grizzly, Panda, dan Ice Bear memanfaatkan berbagai layanan perpustakaan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan metode sosiologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga beruang adalah imigran di daerah San Francisco yang menggunakan perpustakaan untuk membantu mereka menemukan informasi yang mereka butuhkan. Mereka memanfaatkan berbagai layanan mulai dari layanan koleksi, layanan komputer, layanan sirkulasi, dan meja diskusi. Di perpustakaan, ketiga beruang bertemu dengan Chloe dan berdiskusi tentang ujian yang akan dilakukan oleh temannya. Tiga beruang di perpustakaan berinteraksi dengan pustakawan dan pengunjung lainnya. Angka-angka ini menggambarkan berbagai fungsi perpustakaan. Kesimpulannya, pandangan Daniel Chong sebagai pendatang terhadap perpustakaan adalah tempat yang tidak hanya digunakan untuk belajar dan mencari informasi. Sebaliknya, perpustakaan juga digunakan sebagai ruang sosial, di mana setiap individu dapat berinteraksi dengan individu lain dan di mana para pendatang dapat bertemu atau berkenalan dengan individu lain. Dengan demikian para pendatang dapat beradaptasi dengan lingkungan baru tempat mereka tinggal.
ABSTRACT
This study aims to gain an understanding of animator Daniel Chong's perception of the library represented in the animated series We Bare Bears. Through his view we can know the function of public libraries for its users. In this film, three bear brothers, namely Grizzly, Panda, and Ice Bear take advantage of various library services. The research method uses a qualitative approach and the method of sociology of literature. The results showed that the three bears were immigrants in the San Francisco area who used the library to help them find the information they needed. They take advantage of various services ranging from collection services, computer services, circulation services, and discussion tables. In the library, the three bears meet with Chloe and discuss about the exam that will be carried out by her friend. The three bears in the library interact with the librarian and other visitors. These figures describe the various functions of the library. In conclusion, Daniel Chong's view as a newcomer to the library is a place that is not only used for studying and seeking information. On the other hand, the library is also used as a social space, where each individual can interact with other individuals and where newcomers can meet or get acquainted with other individuals. Thus the immigrants can adapt to the new environment in which they live.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Aji Bima Priyambada
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang persepsi seorang animator, yaitu Daniel Chong tentang perpustakaan, yang direpresentasikan dalam karya serial animasi We Bare Bears. Melalui pandangannya kita dapat mengetahui fungsi perpustakaan umum bagi pemustakanya. Dalam film ini menceritakan tiga ekor beruang bersaudara yaitu, Grizzly, Panda, dan Ice Bear memanfaatkan berbagai layanan perpustakaan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan metode sosiologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga beruang merupakan imigran di daerah San Fransisco yang memanfaatkan perpustakaan untuk membantu mereka mencari informasi yang dibutuhkan. Mereka memanfaatkan berbagai macam layanan dari mulai layanan koleksi, layanan komputer, layanan sirkulasi, dan meja diskusi. Dalam perpustakaan, tiga beruang tersebut bertemu dengan Chloe dan berdiskusi mengenai ujian yang akan dilaksanakan oleh temannya. Tiga beruang dalam perpustakaan berinteraksi dengan pustakawan dan pemustaka lainnya. Para tokoh tersebut memaparkan berbagai fungsi dari perpustakaan. Kesimpulannya adalah bahwa pandangan Daniel Chong sebagai seorang imigran terhadap perpustakaan merupakan tempat yang tidak hanya digunakan untuk belajar dan mencari informasi. Melainkan perpustakaan digunakan juga sebagai ruang sosial, dimana setiap individu dapat berinteraksi dengan individu lainnya dan tempat para imigran dapat bertemu mapun berkenalan dengan individu lainnya. Dengan demikian para imigran dapat beradaptasi di lingkungan yang baru mereka tinggali.
This study aims to gain an understanding of the perceptions of an animator, namely Daniel Chong about the library, which is represented in the We Bare Bears animated series. Through his view, we can find out the functions of public libraries for librarians. In this film, three bears, namely Grizzly, Panda, and Ice Bear, utilize various library services. The research method uses a qualitative approach and the method of the sociology of literature. The results showed that three bears were immigrants in the San Francisco area who used the library to help them find the information they needed. They utilize a variety of services from collection services, computer services, circulation services, and discussion tables. In the library, the three bears meet Chloe and discuss the exam that will be carried out by his friend. Three bears in the library interact with librarians and other readers. The figures presented various functions from the library. The conclusion is that Daniel Chongs view as an immigrant to the library is a place that is not only used for learning and seeking information. Instead, the library is also used as a social space, where each individual can interact with other individuals and where immigrants can meet or meet other individuals. Thus immigrants can adapt to the new environment they live in.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subagyo
Abstrak :
Kajian ini diselenggarakan pada bulan Oktober 2017 di lingkungan Perpustakaan Nasional RI dan stakeholder yang telah diundang pada pertemuan diskusi tertentu. Pengambilan sampel responden dilakukan dengan teknik purposive random sampling secara accidental sampling. Tujuan kajian ini untuk mengetahui sejauh mana persepsi insan perpustakaan terhadap fungsi Perpustakaan Nasional RI terkait dengan peraturan perundang-undangan. Adapun fungsi Perpustakaan Nasional sesuai UU No. 43/2007 yaitu perpustakaan pembina, rujukan, deposit, penelitian, pelestarian, dan pusat jejaring. Sebagai hasil kajian bahwa persepsi responden pada fungsi perpustakaan pembina merupakan item paling menonjol atas kewenangannya; dan fungsi perpustakaan penelitian merupakan item yang paling rendah.
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2018
020 VIS 20:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Dibuatnya RUU Perpustakaan yang sekarang telah dotetapkan menjadi Undang-undang Perpustakaan menunjukkan betapa besar perhatian pemerintah saat ini terhadap keberadaan perpustakaan. Sejalan dengan itu , perpustakaan perguruan tinggi harus menunjukkan peran dan fungsinya dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa.Penggunaan teknologi informasi di perpustakaan akan sangat mendukung peran dan fungsi perpustakaan khususnya dalam mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi . Namun penggunaan teknologi informasi harus diiringi dengan faktor lain seperti SDM perpustakaan yang berkompeten,fasilitas yang ada dan pendanaan yang memadai agar perpustakaan dapat berperan dan berfungsi dengan baik.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nico Wahyu Pradana
Abstrak :
Perpustakaan sekolah memiliki fungsi serta peran yang penting dalam mendukung tujuan pendidikan sekolah secara menyeluruh. Hal ini membuat perpustakaan dapat menjadi bagian integral dalam setiap unsur kegiatan di sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan pada enam sekolah dasar di Kota Depok, perpustakaan di sekolah dasar negeri memiliki permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan perpustakaan di sekolah dasar swasta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lebih mendalam bagaimana perpustakaan di sekolah dasar negeri di Kota Depok dapat memenuhi fungsi dan perannya dalam lingkungan sekolah. Penelitian ini dilakukan di tiga sekolah, yaitu di SDN Pondok Cina 1, SDN Anyelir 1, dan SDN Depok Baru 8. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing perpustakaan belum berfungsi dan berperan secara maksimal di sekolah. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, antara lain alokasi dana, ketersediaan tenaga terampil, pimpinan sekolah, kebijakan, kerja sama perpustakaan, proyeksi program kerja perpustakaan umum, dan pemahaman terhadap perpustakaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis memberikan beberapa saran, yaitu penyediaan alokasi dana bagi perpustakaan, pemberian apresiasi bagi petugas perpustakaan, optimalisasi pojok baca di kelas, memaksimalkan peran perpustakaan umum, serta pemberdayaan sumber daya manusia. ......The school library has important functions and roles for supporting the goals of school education holistically. It makes the library as an integral part of every element of the school 39s activities. Based on observations in six elementary schools in Depok City, libraries in public primary schools have more complex problems than libraries in private elementary schools. Therefore, this research tries to identify how public elementary school libraries in Depok City can achive their functions and roles at the school. This research uses a qualitative approach with case study method. The data were collected by observing in SDN Pondok Cina 1, SDN Anyelir 1, and SDN Depok Baru 8 and interviewing school library workers, headmasters, and librarian of public library. The result of this study indicates that each school library has not functioned and play a maximum role at school. There are several factors that influence it the most, that is the allocation of funds, the availability of skilled workers, head of school, policy, library cooperation, projection of public library towards school libraries, and understanding the library. Based on the results of this study, the author provides some suggestions, namely the provision of funds for libraries, appreciation for librarians, optimization of reading corner in the classroom, maximizing the role of public libraries, and empowerment of human resources.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah Muthmainnah
Abstrak :
Penggambaran tentang pustakawan dan perpustakaan dalam budaya media telah banyak dilakukan, namun masih jarang ditemukan penelitian yang menggunakan media game. Salah satu game bergenre RPG atau role playing game yang dapat menggambarkan peran pustakawan dan perpustakaan sekolah adalah game Persona 5 Royal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana peran pustakawan serta fungsi perpustakaan sekolah yang ada di dalam game Persona 5 Royal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis wacana kritis dari Jager dan Maier. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggambaran peran student librarian di dalam game Persona 5 Royal sudah sesuai dengan teori dan tujuan sebenarnya dari student librarian, namun profesionalisme karakter student librarian tersebut masih dinilai kurang karena adanya diskriminasi sosial terhadap murid baru yang memiliki reputasi negatif. Di sisi lain, penggambaran fungsi perpustakaan sekolah dalam game ini dinilai sudah cukup sesuai dengan teori dan standar perpustakaan sekolah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa peran student librarian dan fungsi perpustakaan sekolah Akademi Shujin secara tidak langsung memiliki peran penting bagi keberlangsungan alur cerita sejati dari game Persona 5 Royal. ......The depiction of librarians and libraries in media culture has been extensively explored, yet research utilizing gaming media still needs to be explored. One role-playing game (RPG) that portrays the roles of librarians and school libraries is Persona 5 Royal. The purpose of this study is to describe the roles of student librarian and the functions of school libraries depicted in Persona 5 Royal. This qualitative research employs the method of critical discourse analysis proposed by Jager and Maier. The findings of this study indicate that the portrayal of student librarians in Persona 5 Royal aligns with the theoretical and actual objectives of student librarians. However, the professionalism of the student librarian character is considered lacking due to instances of social discrimination against new students with negative reputations. On the other hand, the portrayal of the functions of the school library in the game is deemed sufficiently consistent with the theories and standards of school libraries. This research concludes that the role of the student librarian and the functions of the Shujin Academy school library indirectly play a significant role in the actual storyline of the game Persona 5 Royal.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library