Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fani Abdillah
Abstrak :
Dewasa ini para pecinta sepatu kets atau ‘sneakerhead’ kian menguat dalam menunjukkan minatnya terhadap sepatu kets. Penelitian terdahulu seputar sneakerhead telah mengeksplorasi budaya, norma, identitas sosial, reproduksi kultural, serta nilai dan makna konsumsi dibalik sepatu kets. Akan tetapi, studi terdahulu belum mengaitkan fenomena Fear of Missing Out (FoMO) pada media sosial dalam mendorong konsumerisme pada sneakerhead. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bagaimana FoMO di kalangan sneakerhead pada media sosial Instagram menghasilkan konsumerisme. Hasil penelitian menyatakan bahwa FoMO di kalangan sneakerhead pada media sosial Instagram mendorong sneakerhead untuk mengonsumsi sepatu kets. Media sosial Instagram menguatkan FoMO dengan mempertontonkan citra ‘the Ideal Self’ sehingga tercipta hasrat untuk mengikuti budaya sepatu kets dan mengonsumsi sepatu. Disaat yang sama, FoMO menyebabkan sneakerhead memproduksi dan mendistribusikan konten sehingga memicu pengikutnya untuk mengonsumsi sepatu kets. Temuan juga memperlihatkan bahwa fitur ‘Turn-on notification’ dan algoritma Instagram juga berperan penting dalam memelihara FoMO, serta cerita-cerita dibalik sepatu kets dapat memproduksi hasrat konsumsi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam pada informan sneakerhead yang mengikuti akun @urbansneakersociety dan influencer sepatu kets di Instagram, serta tinggal di DKI Jakarta. ...... Nowadays, the sneaker lover or ‘sneakerhead’ are getting stronger in showing their interest in sneakers. Past research on sneakerheads has explored culture, norms, social identity, cultural reproduction, and the value and meaning of consumption behind sneakers. However, previous studies have not linked the Fear of Missing Out (FoMO) phenomenon on social media in encouraging sneakerhead consumerism. This study aims to explore how FoMO among sneakerheads on Instagram social media generates consumerism. The research findings state that FoMO among sneakerheads on Instagram social media encourages sneakerheads to consume sneakers. Social media Instagram strengthens FoMO by displaying the image of ‘the Ideal Self’ so as to create a desire to follow the sneakers culture and consume sneakers. At the same time, FoMO causes sneakerheads produce and distribute content that triggers their followers to consume sneakers. The findings also show that Instagram’s ‘Turn-on notification’ feature and algorithm also play an important role in maintaining FoMO, and that the stories behind sneakers can produce consumer desire. This study uses a qualitative method with in-depth interviews with sneakerhead who follow the @urbansneakersociety and sneaker influencers account on Instagram, and also live in DKI Jakarta.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audrey Yasmina Ann Winkel
Abstrak :
Pentingnya Facebook dalam kehidupan sehari-hari menimbulkan pertanyaan tentang hubungan antara penggunaan Facebook dengan kesejahteraan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan arah korelasi antara penggunaan Facebook dengan beberapa variabel kesejahteraan psikologis yaitu social belonging, rasa kesepian, dan fear of missing out (FOMO). Responden (n=854, 64% perempuan) direkrut melalui convenience sampling dan diminta untuk mengisi kuesioner online mengenai penggunaan Facebook dan kesejahteraan psikologis. Hasil dari analisis statistika menggunakan korelasi Pearson menunjukkan bahwa penggunaan Facebook berkorelasi positif dengan social belonging dan berkorelasi negatif dengan rasa kesepian, sehingga menandakan bahwa belongingness hypothesis berlaku pada penggunaan Facebook. Namun, penggunaan Facebook tidak berkorelasi signifikan dengan FOMO. Implikasi teoritis dari studi ini mengusulkan bahwa belongingness hypothesis berlaku pada hubungan virtual di media sosial. Keterbatasan penelitian ini adalah dalam penggunaan metode convenience sampling dan desain studi korelasional. Penelitian lanjutan sebaiknya berusaha untuk menyelidiki efek kausal menggunakan sampel yang lebih representatif dalam studi eksperimental. ......The importance of Facebook in people’s daily lives has led to questions about its connection to psychological well-being. This study aims to identify the magnitude and direction of the relationship between Facebook use and psychological wellbeing variables of social belonging, loneliness, and fear of missing out (FOMO). Respondents (n=854, 64% female) were recruited via convenience sampling and asked to fill out an online questionnaire regarding Facebook use and psychological wellbeing. Results obtained by statistical analyses using Pearson’s correlations found that Facebook use was positively correlated with social belonging and negatively correlated to loneliness, suggesting that the belongingness hypothesis applies to Facebook use. However, Facebook use was not significantly correlated with FOMO. This study has theoretical implications in the support for the social belongingness hypothesis being applied to virtual connections on social media. Limitations of this study include the use of convenience sampling method recruitment and the correlational nature of the study. Future research should attempt to investigate causal effects using a more representative sample in an experimental study.
Depok: Fakultas Psikologi Univeraitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Brenda Rischa Ramadhani
Abstrak :
Penelitian ini menguji hubungan antara Fear of Missing Out (FoMO), depresi, dan body satisfaction dengan aktivitas partisipan dalam menggunakan Facebook (N = 852). Penelitian ini memiliki hipotesis bahwa akan ada korelasi positif antara FoMO dan depresi pada penggunaan Facebook, secara terpisah. Selain itu, juga dihipotesiskan bahwa body satisfaction akan berkorelasi negatif dengan penggunaan Facebook. Namun, hasil dari penelitian kami tidak menunjukkan bukti korelasi yang signifikan antara FoMO dan penggunaan Facebook. Hal ini mungkin saja dikarenakan bagaimana para peserta dalam penelitian ini tidak terlalu menggunakan Facebook secara berlebihan. Oleh karena itu, mereka tidak rentan untuk melaporkan perasaan FoMO. Selain itu, ditemukan juga bahwa ada korelasi negatif yang signifikan antara penggunaan Facebook dan depresi. Dengan demikian, ini mungkin berarti bahwa orang merasa rasa depresi mereka berkurang ketika mereka menghabiskan lebih banyak waktu di Facebook. Terakhir, tidak ada bukti korelasi signifikan yang ditemukan antara body satisfaction dan penggunaan Facebook. Ini mungkin bisa dijelaskan tentang cara-cara spesifik tentang bagaimana para partisipan menghabiskan waktu mereka saat menggunakan Facebook ......The present study examined the relationship between Fear of Missing Out (FoMO), depression, and body satisfaction and participants’ activity on Facebook (N = 852). This study hypothesized that there will be a positive correlation between FoMO and depression on Facebook use, separately. Moreover, it is also hypothesized that body satisfaction will be negatively correlated with Facebook use. However, our results showed no evidence for a significant correlation between FoMO and Facebook use, because it might be possible that the participants in the current study are not highly addicted to Facebook, hence, they are not vulnerable to report feeling FoMO. Moreover, it was also found that there is a significant negative correlation between Facebook use and depression. Thus, this might mean that people feel less depressed when they spend more time on Facebook. Lastly, no evidence of significant correlation was found between body satisfaction and Facebook use. This might be explained on specific ways of how the participants spend their time on Facebook. Keywords: Body Satisfaction; Depression; Facebook Use; Fear of Missing Out (FoMO)
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Laksana Prawira
Abstrak :
Fear of Missing Out (FoMO) dapat dijelaskan sebagai ketakutan akan kehilangan momen berharga individu maupun kelompok lain di mana individu tersebut tidak bisa hadir di dalamnya. Selain itu seorang individu yang memiliki tingkat FoMO yang tinggi akan memiliki keinginan untuk tetap terhubung ke sesuatu yang melibatkan teknologi digital sebagai medianya. FoMO berkaitan juga dengan tingkat sosialitas dalam hal kecemburuan sosial dan pengucilan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang menjelaskan kecanduan media sosial dan keterkaitannya dengan Fear of Missing Out (FoMO) pada Mahasiswa Universitas Indonesia. Variabel yang di duga signifikan menjelaskan kecanduan media sosial adalah variabel neurotisme, pola asuh orang tua, kondisi pernikahan orang tua, jenis kelamin, dan kepuasan terhadap hidup. Sedangkan variabel kecanduan media sosial diduga dapat menjelaskan variabel Fear of Missing Out (FoMO). Penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dan Classification and Regression Tree (CRT). Data yang digunakan adalah data primer yaitu sebanyak 1027 mahasiswa Universitas Indonesia angkatan 2018, 2019, 2020 dan 2021 yang aktif pada tahun akademik 2021/2022 semester genap. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah variabel neurotisme, pola asuh orang tua, status pernikahan orang tua, jenis kelamin, dan kepuasan terhadap hidup berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kecanduan media sosial. Variabel kecanduan media sosial juga berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Fear of Missing Out (FoMO). Profil mahasiswa yang mengalami Fear of Missing Out (FoMO) yang tergolong tinggi adalah mahasiswa dengan tingkat kecanduan media sosial yang tinggi, mendapatkan pola asuh yang cenderung tidak ideal, serta tingkat neurotismenya yang tinggi. ......Fear of Missing Out (FoMO) can be explained as the fear of losing precious moments of individuals or other groups in which the individual cannot be present. In addition, an individual who has a high level of FoMO will have a desire to stay connected to something that involves digital technology as a medium. FoMO is also related to the level of sociality in terms of social jealousy and social exclusion. This study aims to determine the variables that explain social media addiction and its relationship to Fear of Missing Out (FoMO) in Universitas Indonesia students. The variables that were suspected to be significant in explaining social media addiction were neuroticism, parenting styles, parental marital conditions, gender, and life satisfaction. The variable of social media addiction is thought to be able to explain the Fear of Missing Out (FoMO) variable. This research uses Partial Least Square (PLS) and Classification and Regression Tree (CRT) methods. This study uses primary data, which is as many as 1027 students of Universitas Indonesia batch 2018, 2019, 2020, and 2021 who are active in the even semester 2021/2022 academic year. Sample was taken using purposive sampling technique. The results of this study are the variables of neuroticism, parenting styles, parental marital status, gender, and life satisfaction statistically significant effect the social media addiction variable. The social media addiction variable also statistically significant effect the Fear of Missing Out (FoMO) variable. The profile of students who experience high Fear of Missing Out (FoMO) are students with a high level of social media addiction, tend to have non-ideal parenting styles, and have high levels of neuroticism.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Ramadhina
Abstrak :
Pandemi Covid-19 mengakibatkan peningkatan penggunaan internet, sehingga ditengarai semakin memicu timbulnya Fear of Missing Out (FoMO) pada mahasiswa tahun pertama yang sedang berada pada masa penyesuaian diri di perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara FoMO dan penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama. Terdapat 141 partisipan dalam penelitian ini yang merupakan mahasiswa tahun pertama di Indonesia dan aktif menggunakan media sosial. Penelitian ini menggunakan metode analisis korelasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara FoMO dan penyesuaian diri mahasiswa (r = -0.087, p > 0.05). Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa tingkat FoMO dan penyesuaian diri mahasiswa berada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya untuk mempertimbangkan heterogenitas partisipan dan melibatkan variabel atau aspek lain seperti penggunaan media sosial, riwayat pembelajaran daring menjadi luring, dan socioeconomic status. ......The Covid-19 pandemic has caused an increase in internet usage, so it is suspected that it has further triggered the emergence of Fear of Missing Out (FoMO) in first-year college students who are in the adjustment period at college. This study aims to determine the correlation between FoMO and first-year college students' adjustment. One hundred forty-one participants in this study were first-year college students in Indonesia actively using social media. This study used correlation and regression analysis methods. The results proved no significant correlation between FoMO and college students' adjustment (r = -0.087, p > 0.05). In addition, this study also found that the level of FoMO and college student adjustment was moderate. Based on the results of this study, researchers suggest for future studies to consider the heterogeneity of participants and involve other variables or aspects such as social media use, learning history from online to offline, and socioeconomic status.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Early Melati Daliilah Putri
Abstrak :
Dengan total 1,5 milyar pengguna di tahun 2022, Instagram adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan. Instagram memfasilitasi penggunanya untuk mengikuti kegiatan orang lain kapan saja dan dimana saja. Adapun, populasi yang paling banyak menggunakan Instagram adalah mahasiswa S1 yang berusia 18-25 tahun. Seiring dengan hal tersebut, muncul Fear of Missing Out (FoMO) yang membuat individu takut tidak mendapatkan pengalaman yang berharga ketimbang orang lain. Sehingga, individu semakin terdorong untuk menggunakan Instagram untuk melihat kegiatan orang lain. Temuan sebelumnya menunjukkan bahwa FoMO berdampak pada tiga aspek psikologis individu yaitu afektif, kognitif, dan perilaku. Salah satu dampak FoMO terhdadap aspek afektif dan kognitif individu adalah kepuasan hidup. Terdapat 373 responden mahasiswa S1 pengguna Instagram yang terlibat dalam penelitian. Adapun, alat ukur yang digunakan adalah FoMOs dari Przybylski et al. (2013) dan SWLS dari Diener (1985). Hasil analisis dengan Spearman Correlation menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara FoMO dan kepuasan hidup pada mahasiswa S1 pengguna Instagram. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya dapat mencoba melihat hubungan antara FoMO dan aspek kehidupan lainnya yang lebih spesifik terhadap mahasiswa, misalnya FoMO dan perilaku penggunaan media sosial yang mendistraksi pembelajaran. ......With a total of 1.5 billion users in 2022, Instagram is one of the most used social media. Instagram facilitates users to see other people's activities anytime and anywhere. Meanwhile, the population that uses Instagram the most is undergraduate students aged 18-25 years. Along with this, there is a Fear of Missing Out (FoMO) where individuals are afraid of not getting valuable experience compared to others. Thus, individuals are increasingly encouraged to use Instagram to view other people's activities. Previous findings show that FoMO impacts three individual psychological aspects: affective, cognitive, and behavioral. One of the impacts of FoMO on individuals affective and cognitive aspects is life satisfaction. There were 373 respondents from undergraduate students using Instagram who were involved in the research. The measuring tools used are FoMOs from Przybylski et al. (2013) and SWLS from Diener (1985). The Spearman Correlation analysis shows no significant relationship between FoMO and life satisfaction in undergraduate students who use Instagram. For the upcoming research, researchers should outlook the relationship between FoMO and other aspects of life that are more specific to undergraduate students, such as between FoMO and the problematic usage of social media that distracts learning.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arlin Putri Prahasti
Abstrak :
Fear of Missing Out (FoMO) merupakan sebuah fenomena psikologi yang didefinisikan sebagai rasa takut kehilangan momen berharga orang lain di media sosial. Berdasarkan budaya Jawa rasa takut (FoMO) dipahami sebagai rasa was-was, dan khawatir yang dapat menjauhkan diri manusia Jawa dengan Gusti. Film pendek Njagakke Ndog’e Si Blorok (2021) memiliki tokoh utama bernama Mbak Sum yang merupakan representasi manusia Jawa yang mengalami FoMO. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan FoMO dalam diri tokoh utama film pendek Njagakke Ndog’e Si Blorok. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud, FoMO oleh Przybylski dkk. dan didukung oleh konsep kejiwaan Jawa menurut Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu). Hasil pembahasan menjelaskan bahwa Mbak Sum memiliki karakter penderita FoMO. Adapun temuan lain penelitian ini adalah bahwa manusia Jawa yang mengalami FoMO ternyata memiliki sikap buruk yang bertentangan dengan sikap dalam ajaran budaya Jawa. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa seseorang yang FoMO akan dikuasai oleh id dalam dirinya, sehingga ia akan mengedepankan kepuasan pribadi di atas segalanya. FoMO dapat diatasi dengan menanamkan 5 sifat Pancasila menurut ajaran Pangestu. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai karakter manusia Jawa yang mengalami FoMO disertai dengan solusi untuk meminimalisasinya. ......Fear of Missing Out (FoMO) is a psychological phenomenon that is defined as the fear of losing other people's precious moments on social media. Based on Javanese culture, fear (FoMO) is understood as a feeling of anxiety and worry that can distance Javanese humans from Gusti. The short film Njagakke Ndog'e Si Blorok (2021) has a main character named Mbak Sum who is a representation of a Javanese person who has experienced FoMO. This research aims to show FoMO in the main character of the short movie Njagakke Ndog'e Si Blorok. The method used is descriptive qualitative, with Sigmund Freud's psychoanalytic theory, FoMO by Przybylski et al. and supported by the Javanese psychological concept according to the Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu). The results of the discussion explained that Mbak Sum has the character of a FoMO sufferer. Another finding of this research is that Javanese people who experience FoMO apparently have bad attitudes that are contrary to attitudes in Javanese cultural teachings. This research also shows that someone who is FoMO will be controlled by his inner id, so he/she will prioritize personal satisfaction above all else. FoMO can be overcome by instilling the 5 characteristics of Pancasila according to Pangestu's teachings. It is hoped that this research can provide an overview of the character of Javanese humans who experience FoMO along with solutions to minimize it.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Della Naurah Putri
Abstrak :
Masyarakat era digital menggunakan media sosial untuk berbagai tujuan dalam kehidupan sehari-harinya. Golongan usia emerging adult merupakan golongan usia yang paling aktif menggunakan media sosial di Indonesia. Tingginya aktivitas bermain media sosial dapat mengarah pada munculnya tingkah laku problematic social media use (PSMU) dan fear of missing out (FoMO) yang berkaitan dengan rendahnya tingkat mindfulness. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran variabel FoMO sebagai mediator dalam hubungan antara mindfulness dengan PSMU. Penelitian ini melibatkan 135 partisipan berusia 18-24 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mindful Attention Awareness Scale (MAAS), Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS), dan FoMO Scale. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa FoMO berperan sebagai mediator secara parsial dalam hubungan antara mindfulness dengan PSMU (ab = -0,05, SE = 0,02, CI 95% = [-0,09, -0,01]). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika mindfulness tinggi, maka tingkat FoMO akan menurun, yang selanjutnya akan turut menurunkan tingkat PSMU. ......People in the digital era use social media for various purposes in their daily lives. The emerging adult age group is the age group most actively using social media in Indonesia. The high activity on social media can lead to the emergence of problematic social media use (PSMU) behavior and fear of missing out (FoMO) which is related to low levels of mindfulness. This study aims to examine the role of the FoMO as a mediator variable in the relationship between mindfulness and PSMU. This study involved 135 participants aged 18-24 years. The measuring instruments used in this study are Mindful Attention Awareness Scale (MAAS), Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS), and FoMO Scale. The results of the mediation analysis indicate that FoMO partially mediates the relationship between mindfulness and PSMU (ab = -0.05, SE = 0.02, 95% CI = [-0.09, -0.01]). The results of this study show that when mindfulness is high, the level of FoMO will decrease, which in turn will also reduce the level of PSMU.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Friztyana Putri
Abstrak :
Perkembangan teknologi membuat individu menggunakan media sosial untuk dapat terhubung dengan orang lain, salah satunya mahasiswa baru yang sedang beradaptasi dan memenuhi kebutuhan relatedness dengan interaksi sosialnya. Hal tersebut dapat membuat mahasiswa baru merasakan fear of missing out (FoMO). Penelitian dengan desain korelasional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemenuhan kebutuhan relatedness dalam kebutuhan psikologis dasar dan FoMO pada mahasiswa baru. Sampel pada penelitian ini memiliki karakteristik pengguna aktif media sosial dengan jumlah 115 mahasiswa baru S1 di Indonesia. Hasil menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara pemenuhan kebutuhan relatedness dan FoMO pada mahasiswa baru. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian kualitatif mengenai pengalaman individu di media sosial yang berhubungan dengan tingkat FoMO dan pemenuhan kebutuhan relatedness. ......Technological development makes people use social media to be connected with others, one of them is first-year undergraduate students who are adapting and trying to fulfill relatedness need with their social interactions. This can make first-year students feel fear of missing out (FoMO). This correlational research aims to determine the relationship between relatedness need in basic psychological needs of satisfaction and FoMO in first-year students. The sample are 115 first-year undergraduate students in Indonesia who are active social media users. The result shows that there is a significant negative relationship between the relatedness need satisfaction and FoMO in first-year students. Future research can conduct qualitative research on individual experiences on social media related to FoMO and relatedness need satisfaction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library