Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwira Sena Adila
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara flexible working place dan flexible working time dengan job satisfaction, baik hubungan secara langsung maupun tidak langsung melalui work-life balance sebagai variabel mediasi. Penelitian ini dilakukan kepada pegawai di instansi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) baik pegawai tetap/Aparatur Sipil Negara (ASN) ataupun pegawai kontrak/Non-ASN menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan degan menyebarkan kuesioner kepada 148 responden serta dilakukan analisis dengan aplikasi Smart PLS versi 3.0 melalui metode Penelitian SEM PLS. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kedua variabel yaitu flexible working place dan flexible working time berpengaruh positif terhadap variabel job satisfaction. Sementara itu hubungan kedua variabel yaitu flexible working place dan flexible working time terhadap variabel job satisfaction yang dimediasi oleh variabel work-life balance memiliki pengaruh yang positif. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa penerapan flexible working time dan flexible working time dapat dikatakan berhasil dan berpengaruh positif terhadap job satisfaction dikarenakan terdapat peningkatan work-life balance yang dirasakan oleh pegawai Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). ......The aim of this study is to analyze the relation between the flexible working place and flexible working time on job satisfaction, directly or indirectly, with the itervention of the work-life balance as a mediating variable. This research is conducted to a civil servant and a non civil servant/contract-based staff in Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Center (INTRAC). Furthermore, the quantitative approach is used in this research. The data is collected by distributing a questionnaires to 148 respondents and being analyzed with Smart PLS program/application version 3.0 with Sem PLS method. The results concludes that both variables which are flexible working place and flexible working time makes a positive and significant effect on job satisfaction variable. Furthermore the flexible working place and flexible working time on job satisfaction with work-life balance as a mediating variable also have a positive effect. The results of this study explain that the implementation of flexible working place and flexible working time can be said to be successful and has a positive effect on job satisfaction because there is an increase in a work-life balance felt by employees of the Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Center (INTRAC)
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawar Kusuma Darina
Abstrak :
Penelitian ini mengeksplorasi implementasi kebijakan return-to-work (RTW) di Indonesia setelah pelonggaran pembatasan COVID-19. Penelitian ini berfokus pada perspektif karyawan yang telah beradaptasi dan terbiasa dengan pengaturan kerja fleksibel (FWA) selama situasi pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif narasi kebijakan RTW dari sudut pandang karyawan. Pendekatan kualitatif interpretivisme digunakan melalui proses wawancara mendalam semi-terstruktur dengan 17 partisipan yang dipilih dari berbagai profesi dan perusahaan. Analisis tematik digunakan untuk menganalisis data yang terkumpul. Hasil temuan menunjukkan bahwa implementasi kebijakan RTW bagi karyawan di antaranya dimaknai sebagai: (1) Tidak memiliki ruang Alternatif; (2) Hilangnya autonomi kerja, (3) Produktivitas tidak lebih baik, dan (4) Hilangnya motivasi kerja. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memperkaya kajian literatur tentang proses kembali bekerja dalam organisasi yang menekankan pentingnya monitoring dan evaluasi kebijakan RTW bagi manajemen, serta memastikan selarasnya kepentingan organisasi dan karyawan. Selain itu, penelitian ini berkontribusi pada keberlanjutan penelitian RTW yang memberikan wawasan tentang transisi ke pengaturan kerja baru di kondisi kembali kerja pasca pandemi. ......This study explores the implementation of return-to-work (RTW) policies in Indonesia following the easing of COVID-19 restrictions. It focuses on the perspective of employees who had adapted to flexible working arrangements (FWA) during the pandemic situations. The research aims to provide an Alternatif narrative on the RTW policy from the employees' perspective. A qualitative interpretivism approach was employed, utilizing semi-structured in-depth interviews with 17 participants that selected from various professions and companies. Thematic analysis was employed to analyze the gathered data. The findings indicate that the implementation of the RTW policy such as (1) Lacks viable Alternatif workspace options, (2) Diminishes employees' autonomy in their work, (3) Fails to enhance overall work productivity, and (4) Negatively affects work motivation. This study contributes to the existing body of knowledge by emphasizing the importance of monitoring and evaluating RTW policies, ensuring they align with the interests of both organizations and employees. Furthermore, it contributes to existing research by providing insights into the transition to new work arrangements in the post-pandemic transition period.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Langen Sekar Lelyana
Abstrak :
Pandemi Covid-19 membuat sebagian besar organisasi terpaksa menerapkan sistem kerja fleksibel dan memberikan dampak negatif terhadap kondisi work-life balance (WLB) karyawan generasi milenial. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan apakah dukungan atasan melemahkan hubungan antara sikap terhadap sistem kerja fleksibel dengan WLB. Desain penelitian ini adalah korelasional dengan jumlah partisipan sebanyak 168 karyawan yang termasuk dalam generasi milenial. Pengukuran variabel menggunakan Flexible Working Option Questionnaire (FWOQ), Skala Dukungan Atasan, dan Skala WLB yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Penyebaran skala-skala ini dilakukan secara dari menggunakan Google Form. Analisis data dilakukan menggunakan Process Macro Hayess untuk menguji model 1, yaitu moderasi sederhana.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan atasan tidak memberikan efek moderasi pada hubungan antara sikap terhadap sistem kerja fleksibel dengan WLB. Hal ini dapat terjadi karena karyawan generasi milenial memiliki keinginan untuk dapat mengelola waktu kerja dan tempat kerjanya secara mandiri. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian serupa dengan sektor bisnis yang lebih spesifik.......The Covid-19 pandemic forced most organizations to implement a flexible work system and had a negative impact on the work-life balance (WLB) of millennial employees. The purpose of this study is to prove whether superior support strengthens the relationship between flexible work systems and WLB. The design of this study was correlational with the number of participants as many as 168 employees belonging to the millennial generation. The measurement of variables uses the Flexible Working Option Questionnaire (FWOQ), the Supervisor Support Scale, and the WLB Scale which had been translated into Indonesian. The distribution of these scales is done by using Google Forms. Data analysis was performed using Process Macro Hayess to test model 1, namely simple moderation. The results showed that supervisor support did not have moderating effect to the relationship between the flexible working arrangement and WLB. This happened because millennial generation employees had the desire to be able to manage their work time and workplace independently. Future research can conduct similar research with more specific business sectors.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisya Wulandari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh flexitime terhadap kinerja dengan work-life balance sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian diperoleh dari data sekunder dan survei yang dilakukan pada 112 karyawan Kantor Pusat PT. Pertamina Persero Direktorat Sumber Daya Manusia dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan analisis jalur dan sobel test untuk menguji pengaruh langsung dan pengaruh mediasi di antara variabel-variabel kunci. Hasil analisis jalur mengindikasikan bahwa flexitime mempengaruhi kinerja secara tidak signifikan. Hasil analisis jalur juga mengindikasikan bahwa flexitime mempengaruhi work-life balance secara tidak signifikan. Sedangkan work-life balance mempengaruhi kinerja secara signifikan dan flexitime mempengaruhi kinerja melalui work-life balance secara tidak signifikan. Hasil sobel test membuktikan pengaruh tidak langsung flexitime terhadap kinerja melalui work-life balance tidak signifkan. ...... The study aims to examine the effect of flexitime on performance through work life balance as an intervening variable. This research used a quantitative approach. Data was collected through secondary data and survey which conducted on 112 head office employees at PT. Pertamina Persero Directorate of Human Resources by total sampling method. Path analysis and sobel test were used to test the direct and mediating relationship between key variables. Path analysis shows that flexitime affects performance not significant. It also shows flexitime affects work life balance not significant but work life balance affects performance significant. It also shows that flexitime affects performance with work life balance as an intervening variable not significant. Sobel test reveals a statistical support for the indirect effect of flexitime on performance through work life balance not significant.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madeline Evadne Nikijuluw
Abstrak :
Perempuan seringkali harus menghadapi pilihan untuk menjadi seorang ibu rumah tangga atau wanita karir, hal ini terjadi karena adanya pemahamaan tentang peran gender yang masih melekat di masyarakat Indonesia melalui budaya yang dipegang teguh. Padahal seorang ibu seharusnya bisa melakukan kedua hal tersebut tanpa harus memilih untuk menjadi salah satu. Mulai banyak para ibu rumah tangga yang mencari jalan keluar dari keadaan tersebut hingga akhirnya berhasil membangun perusahaan dari identitas mereka sebagai ibu rumah tangga dan menciptakan sistem kerja yang ramah bagi ibu rumah tangga melalui flexible working. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mencakup observasi partisipan serta wawancara mendalam dengan adanya keterlibatan dari founder perusahaan hingga anggota-anggota di dalam perusahaan Mothers on Mission. Pencarian data juga didasari dengan sudut pandang antropologi bisnis dan gender dengan melihat bagaimana perusahaan tersebut bisa berkembang pesat dan menjadi jalan keluar bagi para perempuan, secara khusus ibu rumah tangga hingga akhirnya bisa meruntuhkan stereotipe gender dalam perusahaan yang melekat di masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, telah diketahui bahwa identitas sosial sebagai ibu rumah tangga menjadi strategi bisnis yang berhasil karena telath mengikat suatu kelompok masyarakat dengan identitas yang sama untuk bisa membangun sistem kerja yang dibutuhkan yaitu melalui flexible working. Penelitian ini juga membuktikan bahwa stereotipe terhadap ibu yang bekerja tidak akan menghasilkan output yang optimal tidak benar karena sebenarnya selama ini mereka bisa tetap bekerja optimal terutama apabila kebijakan dan sistem perusahaan memadai bagi para ibu. ......Women often have to face the choice to become housewives or career women, this happens because there is an understanding of gender roles that is still inherent in Indonesian society through a deeply held culture. A mother should be able to do both of these things without having to choose to be one. Many housewives started to seek a way out of this situation until they finally succeeded in building a company from their identity as housewives and creating a friendly work system for housewives through flexible working. This study used a qualitative method which included participant observation and in-depth interviews with the involvement of the founder of the company to members of the Mothers on Mission company. The search for data is also based on the perspective of business and gender anthropology by looking at how the company can grow rapidly and become a way out for women, especially housewives, so that it can finally break down gender stereotypes in companies that are inherent in society. Based on the research results, it is known that social identity as a housewife is a successful business strategy because it has tied together a group of people with the same identity to be able to build the required work system and support namely through flexible working. This research also proves that the stereotype of working mothers will not produce optimal output is incorrect because so far they can still work optimally, especially if the company's policies and systems are adequate for mothers.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Muhammad Hilman
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya dinamika pada latar pekerjaan NGO dapat mengancam kesejahteraan dan keseimbangan antara urusan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi pekerja yang disebut work-life balance dengan adanya penerapan sistem flexible working hours di Yayasan Lentera Anak. Sedangkan, dalam proses kerjanya terdapat hal-hal yang dapat mendukung ataupun menghambat work-life balance para pekerja baik dari dalam lingkup pekerjaan maupun dari lingkungan pribadi pekerja. Penelitian ini ditujukan menjawab dua pertanyaan penelitian mengenai kondisi work-life balance para pekerja NGO di Yayasan Lentera Anak yang menerapkan sistem flexible working hours, dan faktor-faktor pendukung dan penghambat para pekerja dalam mencapai kondisi work-life balance. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui: (1) wawancara dengan enam informan yang terdiri dari Manager Kepegawaian, HRD, dan empat orang pekerja divisi proyek Yayasan Lentera Anak; (2) observasi, dan (3) studi dokumentasi. Penelitian ini berlangsung pada rentang September 2022 - Juli 2023. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa para pekerja NGO di Yayasan Lentera Anak merasa sudah memiliki kondisi work-life balance yang baik dengan adanya penerapan flexible working hours karena memberikan mereka keleluasaan dalam mengatur waktu dan pekerjaan yang dimiliki sehingga kondisi kehidupan pekerjaan dan pribadi yang dimiliki menjadi seimbang serta mereka mengalami peningkatan kualitas hidup dan memiliki kepuasan yang baik atas pekerjaan yang dimiliki. Terungkap pula bahwa terdapat beberapa faktor pendukung work-life balance dari dalam lingkup pekerjaan seperti budaya kerja yang kekeluargaan, pemberian fasilitas yang cukup, banyaknya keringanan dan keleluasaan yang diberikan dalam proses kerja. Adapun faktor pendukung dan penghambat dari lingkup lingkungan pribadi pekerja seperti kurang memiliki manajemen waktu pribadi yang kurang baik, kemacetan lalu lintas, dan tekanan-tekanan dari pihak mitra maupun pendonor. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan kondisi kerja yang terdapat di Yayasan Lentera Anak beserta dengan penerapan sistem flexible working hours yang ada sudah sangat mendukung para pekerja dalam menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadinya dalam mencapai kesejahteraannya sebagai pekerja NGO. Hal tersebut membuat para pekerja menjadi nyaman tetap terjaga produktivitasnya. Hasil penelitian ini diharapkan bersumbangsih pada ilmu kesejahteraan sosial terkait bidang manajemen sumber daya manusia di latar pekerjaan organisasi non-pemerintah atau NGO sebagai suatu human service organization (HSO). ......This research is motivated by the high dynamics in the background of NGO work that can threaten the welfare and balance between work-life affairs and workers' personal lives, which is called work-life balance with the implementation of a flexible working hours system at the Children's Lentera Foundation. Meanwhile, in the work process, some things can support or detain the work-life balance of the workers, both from within the scope of work and from the worker's environment. This study aims to answer two research questions regarding the work-life balance conditions of NGO workers at the Lentera Anak Foundation which implement a flexible working hours system, and the supporting and inhibiting factors for workers in achieving work-life balance conditions. This research conducted using a qualitative approach by collecting data through (1) interviews with six informants consisting of the Personnel Manager, HRD, and four project division workers at the Anak Lantern Foundation; (2) observation, and (3) documentation study. This research took place in the range of September 2022 - July 2023. It was revealed that the NGO workers at the Lentera Anak Foundation felt that they had good work-life balance conditions with the implementation of flexible working hours because it gave them the flexibility to manage their time and work so that their work and personal life conditions became balanced and they experienced an increased quality of life and had good satisfaction with the work they had. It was also revealed that there are several factors supporting work-life balance from within the scope of work such as a family work culture, providing adequate facilities, lots of leeway, and flexibility given in the work process. The supporting and inhibiting factors from the scope of the worker's environment such as lack of good personal time management, traffic jams, and pressure from partners and donors. Thus it can be concluded that the working conditions found at the Children's Lentera Foundation along with the implementation of the existing flexible working hours system have greatly supported workers in balancing their work life and personal life in achieving their welfare as NGO workers. This makes workers feel comfortable while maintaining productivity. This research is expected to contribute to the Social Welfare Science study program, especially on the human resource management on the Non-Governmental Organization as human service organization.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Naufal Falih
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh flexible working arrangements terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasional sebagai variabel mediasi pada karyawan startup yang berlokasi di Jakarta. Penelitian ini merupakan kuantitatif dengan menggunakan survei yang terdiri dari 31 pertanyaan utama untuk menghimpun data dari karyawan yang bekerja di startup yang berlokasi di Jakarta. Jumlah sampel pada penelitian ini terdiri dari 100 sampel yang merupakan karyawan startup yang berlokasi di Jakarta. Dalam melakukan analisis data, penelitian menggunakan uji korelasi dan multiple hierarchical regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa flexible working arrangements memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Kemudian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh flexible working arrangements terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja dan komitmen organisasional. ......The purpose of this study is to analyze the effect of flexible working arrangements on employee performance with job satisfaction and organizational commitment as mediating variables for startup employees located in Jakarta. This research is quantitative using a survey consisting of 31 main questions to collect data from employees who work at startups located in Jakarta. The number of samples in this study consisted of 100 samples who were startup employees located in Jakarta. In conducting data analysis, the study used correlation test and multiple hierarchical regression. The results showed that flexible working arrangements have a significant effect on employee performance. Then the results also show that there is an effect of flexible working arrangements on employee performance through job satisfaction and organizational commitment.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahmawati
Abstrak :
Organisasi umumnya mencari cara untuk mencapai kinerja yang tinggi dari pegawai tetapi terkadang mengabaikan peran penting keterlibatan kerja. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kinerja pegawai, khususnya pegawai negeri sipil. Kami mengumpulkan data dengan mensurvei 321 pegawai negeri sipil yang melakukan flexible working arrangements di tempat kerja mereka. Kemudian, kami mengeksplorasi dampak dari work engagement, khususnya pada bagaimana work engagement bertindak sebagai mediator antara faktor-faktor yang diperiksa sebelumnya terhadap employee performance dengan menggunakan pendekatan covariance-based structural equation modelling (CB-SEM). Temuan kami menunjukkan bahwa flexible working arrangements dan perceived supervisor support berpengaruh positif dan signifikan terhadap work engagement. Selanjutnya, work engagement juga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap employee performance. Studi ini memberikan kontribusi investigasi terhadap prediktor-prediktor yang memengaruhi employee performance mengingat sedikitnya penelitian tentang employee performance di sektor publik Indonesia khususnya setelah terjadi perubahan pola kerja pasca Covid-19. ......Organizations generally look for ways to achieve high performance from employees but sometimes leave out the vital role of work engagement. The main purpose of this study is to determine the factors that affect employee performance, with a specific focus on civil servants. Initially, we collect data by surveying 321 civil servants experiencing flexible working arrangements in their workplace. Then, we explore the impact of work engagement, specifically on how it acts as a mediator between the previously examined factors and employee performance using covariance-based structural equation modelling (CB-SEM). Our findings show that flexible working arrangements and perceived supervisor support have a positive and significant effect on work engagement. Furthermore, work engagement has a positive and significant impact on employee performance. This study contributes to the predictors that affect employee performance, considering that there is a few research on employee performance in the Indonesian public sector especially working methods change during post Covid-19.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eti Setyarini
Abstrak :
Tesis ini membahas proactive work behaviour dalam pelaksanaan flexible working space di lingkungan Badan Kebijakan Fiskal. Penelitian dilatarbelakangi oleh pandemi covid-19 yang berdampak pada perubahan pengaturan kerja pegawai dari sistem work from office menjadi sistem flexible working space. Namun demikian, pengaturan kerja demikian tidak selalu memperoleh respon positif karena keterbatasan mekanisme pemantauan kinerja yang berpotensi menurunkan kinerja pegawai. Berkaitan dengan hal tersebut pelaksanaan flexible working space perlu dievaluasi, khususnya dari perspektif proactive work behaviour dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proactive work behaviour. Evaluasi menjadi semakin penting karena mayoritas pegawai menginginkan flexible working space menjadi pengaturan kerja pasca pandemi covid-19. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan mixed methods dengan teknik pengumpulan data secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa flexible working space mempengaruhi employee well-being, employee well-being mempengaruhi proactive work behaviour, flexible working space tidak mempengaruhi proactive work behaviour, flexible working space, employee well-being, dan perceived organizational support secara bersama-sama mempengaruhi proactive work behaviour, variabel mediator employee well-being mempengaruhi hubungan flexible working space terhadap proactive work behaviour, variabel moderator perceived organizational support mempengaruhi hubungan flexible working space terhadap proactive work behaviour, variabel mediator employee well-being dan variabel moderator perceived organizational support mempengaruhi hubungan flexible working space terhadap proactive work behaviour. Adapun kebijakan organisasi yang dinilai tepat untuk meningkatkan proactive work behaviour dalam pelaksanaan flexible working space pasca pandemi covid-19 adalah pengelolaan SDM, kepemimpinan, dan pengelolaan organisasi yang berorientasi pada proactive work behaviour. ......This thesis discusses about proactive work behaviour in implementing flexible working space within the Fiscal Policy Agency. The research was motivated by the covid-19 pandemic which had an impact on changing employee work arrangements from a work from office system to a flexible working space system. However, such work arrangements do not always get a positive response due to limitation of performance monitoring mechanisms that have the potential to reduce employee performance. In this regard, the implementation of flexible working space needs to be evaluated, especially from the perspective of proactive work behaviour and the factors that influence proactive work behaviour. Evaluation is becoming important because the majority of employees want flexible working space to be a work arrangement after the COVID-19 pandemic. The research was conducted using a mixed methods approach with quantitative and qualitative data collection techniques. The results showed that flexible working space affects employee wellbeing, employee well-being affects proactive work behaviour, flexible working space does not affect proactive work behaviour, flexible working space, employee well-being, and perceived organizational support jointly affects proactive work behaviour, intervening variable employee well-being affects the relationship of flexible working space to proactive work behaviour, moderating variable perceived organizational support affects the relationship of flexible working space to proactive work behaviour, intervening variable employee well-being and moderating variable perceived organizational support affect the relationship between flexible working space and proactive work behaviour. The organizational policies that are considered appropriate to increase proactive work behaviour in the implementation of flexible working space after the COVID-19 pandemic are HR management, leadership, and organizational management that is oriented towards proactive work behaviour.
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyu Daryoto
Abstrak :
Penelitian tesis ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik (KAP) ABC & Rekan, sebuah perusahaan penyedia jasa professional di bidang akuntansi dan auditing. Kredensial perusahaan adalah karyawan dengan pengetahuan baik eksplisit maupun tacit. Tingkat pengunduran diri auditor yang tinggi merupakan ancaman yang bisa mengganggu proses pencapaian sasaran usaha maupun keberkelanjutannya. Faktor penyebab utama tingkat pengunduran diri yang tinggi adalah tekanan waktu (time pressure) dan gaya supervisi (supervisory style). Agar tingkat pencapaian laba (profitability) dan keberlanjutan (sustainability) tidak terganggu maka perlu dilakukan intervensi untuk menurunkan tingkat pengunduran diri. Program intervensi untuk mengatasi efek negatif tekanan waktu dan gaya supervise adalah program flexible working arrangement dengan memanfaatkan keunggulan teknologi jejaring dan program berbagi pengetahuan dari para tokoh sentral melalui Community of Practice (CoP). Kedua program intervensi ini menggunakan pendekatan double-loop learning sehingga hasil program dapat diperoleh dengan maksimal dan dalam waktu jangka pendek.
This thesis research conducted at the Public Accounting Firm (KAP) ABC & Rekan, a professional services firm in accounting and auditing. The company's credentials are employees with both explicit and tacit knowledge. Levels of high auditor resignation is a threat that could disrupt the process of achieving business objectives and its sustainability. The main factors causing the high rate of resignation is time pressure and the supervisory style. In order to achieve the level of profitability and sustainability is not disturbed, it is necessary to intervene to reduce the level of resignation. Intervention programs to overcome the negative effects of time pressure and supervisory style is flexible working arrangement with the program take advantage of technology network and knowledge-sharing program of the central figure through the Community of Practice (CoP). Both of these intervention programs using a double-loop learning approach so that results can be obtained with a maximum program result and in the short term period.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31534
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>