Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Rahmadiana
"Penelitian ini menginvestigasi pengaruh financial integration terhadap market-value leverage di emerging market dengan dikontrol variabel ukuran perusahaan, asset tangibility, growth opportunities, dan profitabilitas. Penelitian ini menggunakan metode ordinary least square (OLS) dan menemukan bahwa pada 200 perusahaan non finansial dan non utilitas Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand pada tahun 2005-2010 menunjukkan bahwa integrasi pasar ekuitas lebih signifikan mempengaruhi market-value leverage dibandingkan integrasi pasar kredit. Ukuran perusahaan, asset tangibility, growth opportunities, dan profitabilitas mempengaruhi market-value leverage. Semakin tinggi tingkat integrasi, perusahaan high-growth akan menggunakan pendanaan ekuitas dibandingkan perusahaan low-growth.

This research investigates the impact of financial integration toward market-value leverage in emerging market, controlled by firm size, asset tangibility, growth opportunities, and profitability. This research use ordinary least square (OLS) method and find that in 200 non financial and non utilities firms in Indonesia, Malaysia, Philippines, and Thailand in 2005-2010, equity market integration more affects firm's market-value leverage than credit market integration. Size, asset tangibility, growth opportunities, and profitability affect market-value leverage significantly. As integration proceeds to higher level, high-growth firms use equity financing than low-growth firms."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella, Laura Grace
"Integrasi keuangan di Asia Tenggara telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Penelitian ini berfokus pada tiga periode waktu, yaitu pada sebelum, saat, dan setelah Krisis Keuangan Global tahun 2008. Hasil penelitian ini menemukan bahwa negara ASEAN-5 memiliki kecenderungan kearah integrasi keuangan. Walaupun kami belum melihat adanya hubungan jangka panjang dari kelima negara tersebut, namun kami menemukan adanya peningkatan signifikan dari volatility spillover diantara mereka. Hal ini khususnya benar terjadi sepanjang periode pemulihan dari Krisis Keuangan Global.

The financial integration in South East Asia has varied over time. This paper focuses on three periods: before, during, and after the global financial crisis in 2008. This paper finds that ASEAN-5 countries have indeed taken a step towards financial integration. While we do not observe any (cointegrating) long-run relationships between the ASEAN-5 countries, we find that there has been a significant increase in the volatility spillovers between them. This is particularly true in the recovery period following the global financial crisis.
"
Depok: Jurnal Ekonomi Pembangunan Indoneia, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jubah Maulana
"Tesis ini bertujuan menganalisis korelasi dinamis lintas pasar negara-negara Frontier Markets. Dengan menerapkan model corrected Dynamic Conditional Correlation Multivariate GARCH, return indeks saham harian dua belas negara Frontier Markets dan Amerika dari Januari 2003 sampai Desember 2013 digunakan untuk membandingkan struktur interaksi hubungan dan kemungkinan efek contagion. Hasil temuan menunjukkan belum terintegrasinya pasar saham negara-negara yang dikategorikan sebagai Frontier Markets. Lebih lanjut, efek contagion dari krisis yang terjadi di Amerika nyatanya hanya memberikan dampak kecil terhadap negara-negara Frontier Markets. Dengan demikian, negara-negara Frontier Markets merupakan daerah potensial yang dapat dijadikan sebagai alternatif kesempatan berinvestasi.

This thesis aims to analyse the dynamic correlation across markets of Frontier Markets countries. Applying the corrected Dynamic Conditional Correlation Multivariate GARCH model, the daily stock returns of twelve Frontier Markets indices and America from January 2003 to December 2013 are used to compare the interaction structure of relationships and possible contagion effects. The findings show that the stock market of Frontier countries has not been integrated. Furthermore, the contagion effect of the crisis in America in fact has little impact on the Frontier Markets countries. Thus, Frontier Markets countries are potential areas that can serve as an alternative investment opportunity. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Bashori
"Pada saat ini, perkembangan dunia telah masuk dalam rezim perdagangan bebas. Arus bebas perdagangan jasa, termasuk jasa keuangan yang dicanangkan oleh para pemimpin negara anggota “ASEAN” menjadi pilar utama terbentuknya pasar tunggal serta basis produksi di wilayah Asia Tenggara. Pada bulan Januari 2007, pemimpin negara anggota “Association of Southeast Asian Nation (ASEAN)” sejak tahun 2015 menegaskan komitmen mereka untuk membentuk “ASEAN Economic Community (AEC)” untuk merubah “ASEAN” menjadi sebuah wilayah yang mengakomodir perdagangan bebas sektor perdagangan barang & jasa, keterampilan pekerja, investasi, dan (capital flow) atau “arus modal”. Blueprint AEC 2015 menyampaikan perihal liberalisasi di bidang jasa bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan hambatan terhadap penyediaan jasa oleh penyedia/supplier atau pendirian usaha jasa baru yang melintasi batas negara di wilayah “ASEAN” tetap mematuhi regulasi domestic/aturan domestiknya. Perundingan liberalisasi jasa keuangan di “ASEAN” dilaksanakan melalui sebuah “Free Trade Agreement” yang disetujui oleh negara anggota, FTA yang dimaksud adalah “ASEAN Framework Agreement on Services”. Terkait dengan liberalisasi bidang perbankan ASEAN, Gubernur Bank Sentral ASEAN meluncurkan inisiatif “ASEAN Banking Integration Framework (ABIF)” dalam kerangka “ASEAN Framework Agreement on Services-Financial Services Liberalisation (AFAS-FSL)”. ABIF merupakan inisiatif untuk mendukung integrasi perbankan ASEAN dengan tujuan untuk keleluasaan beroperasi di negara tujuan ASEAN bagi Qualified ASEAN Banks (QAB) dan menyediakan akses pasar. ABIF memiliki dasar prinsip yang penting bagi Republik Indonesia, yaitu prinsip/asas timbal balik yang seimbang (resiprokal) dan pengurangan gap kesenjangan. Indonesia adalah sebuah negara yang mana tingkat integrasi perbankannya relatif tinggi di ASEAN, yaitu terdapat sebanyak tujuh bank ASEAN yang telah melakukan ekspansi ke Indonesia tanpa dikenai pembatasan yang sifatnya diskriminatif. Sebaliknya jumlah perbankan nasional Indonesia yang melakukan ekspansi ke luar negeri dengan mendirikan overseas branch di negara tujuan anggota ASEAN jumlahnya tidak sebanyak bank ASEAN yang telah masuk ke Indonesia. Hal ini kemudian menjadikan topik pembahasan yang perlu di urai lebih lanjut apakah prinsip resiprokal tidak berjalan dengan adanya hambatan yang dilakukan negara anggota ataukah murni disebabkan pertimbangan bisnis atau lain hal.

Nowdays, the world entering Free trade regime, and flow of free trade system include financial services already establish by the leaders of ASEAN’s state member became the main pillar of single market place in Southeast Asia. January 2007, leaders of the “Association of Southeast ASIAN Nations (ASEAN)” affirmed their commitment to the creation of the “ASEAN Economic Community by 2015” and “to transform ASEAN into a region with free movement of services, goods, investment, skilled labor, and flow of capital”. Regarding blue print of ASEAN Economic Community 2015, liberalization on services means to eliminate the limitation of trade on services and establishment of new kind of “cross border of trade on services ASEAN. The movement liberalization of trade services conducted by “Free Trade Agreement”, on this case means ASEAN Framework Agreement on Services. Related to liberalization on ASEAN banking sector, the “ASEAN central bank governors agreed to launch initiatives of “ASEAN Banking Integration Framework (ABIF)” under “ASEAN Framework Agreement on Services- Financial Services Liberalisation (AFAS-FSL)”. ABIF is initiative to support integration of bank in ASEAN and have purposed to provide the market access of “Qualified ASEAN Bank”. ABIF have important principle for Indonesia, it is reciprocal principle. Indonesia is a state which have high contribute for integration banking in ASEAN, proved by more than seven commercial bank from host country in ASEAN already exist their business well in Indonesia without discrimination or any limitation. But in other hand, there is no increase number for Indonesian national bank which have overseas branch in ASEAN state. It is became a question, is it any limitiation for the reason from ASEAN member state or, is it hard became Qualified ASEAN Bank as business measure or other reason?"
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rike Dian Ainul Firdaus
"Skripsi ini meneliti tingkat comovement pasar modal antara negara ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Philipina) dan negara maju (Australia, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Cina) terhadap pasar modal Amerika serta menguji tingkat comovement intra ASEAN-5 pada periode 2000-2014. Pengujian tingkat comovement menggunakan analisis wavelet dan Dynamic Conditional Correlation (DCC). Hasil dari penelitian ini adalah tingkat comovement tergantung pada tingkat pembangunan ekonomi, aspek regional dan aspek skala waktu. Hasil tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan investasi terkait diversifikasi internasional. Kedua hasil analisis menunjukkan ASEAN-5 belum terintegrasi sepenuhnya, namun dalam jangka panjang integrasi ASEAN dapat dilakukan.
The purpose of this study is to measure capital market comovement between ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand and Philippines) and the other developed countries (Australia, UK, Japan, South Korea, and China) with respect to US capital market as well as to test market comovement between ASEAN-5 capital markets for period 2000-2014. Market comovement is measured using wavelet analysis and Dynamic Conditional Correlation (DCC). The results of this study propose that market comovement depends on level of economic development, regional aspect, and timescale of return. These results would influence investment decision on international diversification. Both of the analysis gives conclusion that ASEAN capital markets have not been fully integrated, but in the long term financial integration can be implemented."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
14-24-54791617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jubah Maulana
"Tesis ini bertujuan menganalisis korelasi dinamis lintas pasar negara-negara Frontier Markets. Dengan menerapkan model corrected Dynamic Conditional Correlation Multivariate GARCH, return indeks saham harian dua belas negara Frontier Markets dan Amerika dari Januari 2003 sampai Desember 2013 digunakan untuk membandingkan struktur interaksi hubungan dan kemungkinan efek contagion. Hasil temuan menunjukkan belum terintegrasinya pasar saham negara-negara yang dikategorikan sebagai Frontier Markets. Lebih lanjut, efek contagion dari krisis yang terjadi di Amerika nyatanya hanya memberikan dampak kecil terhadap negara-negara Frontier Markets. Dengan demikian, negara-negara Frontier Markets merupakan daerah potensial yang dapat dijadikan sebagai alternatif kesempatan berinvestasi.

This thesis aims to analyse the dynamic correlation across markets of Frontier Markets countries. Applying the corrected Dynamic Conditional Correlation Multivariate GARCH model, the daily stock returns of twelve Frontier Markets indices and America from January 2003 to December 2013 are used to compare the interaction structure of relationships and possible contagion effects. The findings show that the stock market of Frontier countries has not been integrated. Furthermore, the contagion effect of the crisis in America in fact has little impact on the Frontier Markets countries. Thus, Frontier Markets countries are potential areas that can serve as an alternative investment opportunity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Nengsih Irma Mahda Dia Boru
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji interdependensi pasar saham ASEAN-5 terhadap pasar saham Amerika Serikat, Hong Kong dan Jepang pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Dynamic Conditional Correlation (DCC) GARCH untuk melihat korelasi antar pasar saham. Secara umum hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif pasar saham Jepang, Hong Kong dan Amerika Serikat terhadap pasar saham ASEAN-5. Dengan menggunakan analisis Granger Causality ditemukan dalam jangka panjang terdapat volatility spillover pasar saham Amerika Serikat, Jepang dan Hong Kong terhadap pasar saham ASEAN-5 serta dalam jangka pendek ditemukan adanya contagion effect antar pasar saham. Krisis keuangan global yang terjadi pada 2008 mempengaruhi tingkat pengembalian dan pasar saham saling terkait.

ABSTRACT
This paper investigate the interdependence between United States, Japan, Hong Kong and ASEAN-5 stock market and covering the period including pre-, during and post global financial crisis. Dynamic Conditional Correlation (DCC) GARCH is used to estimate dynamic correlation between stock market. Generally, it is found evidence advanced countries have positive correlation to ASEAN-5 stock markets. Using Granger causality this study finds in the long-run stock volatility spillover from Japan, Hong Kong and United States into ASEAN-5 stock markets, and short-run contagion effect between the stock markets. Moreover, during financial crisis stock market become more interrelated.
"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library