Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Bisri
Abstrak :
Meskipun pengembangan keterampilan kepemimpinan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan seluruh kegiatan yang ada di pondok pesantren sangat bermanfaat, namun penilaian/pengukuran pengembangan keterampilan kepemimpinan masih relatif kurang. Santri pondok pesantren Darunnajah Cipining Bogor dijadikan target penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan kepemimpinan santri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan pencapaian keterampilan kepemimpinan yang dipersepsikan santri. Peneliti menyimpulkan tiga hal: Pertama, sebagian besar responden merasakan manfaat selama mereka aktif berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler di pondok pesantren. Kedua, penelitian ini memperlihatkan bahwa jenis kelamin, usia, suku, dan latar belakang lingkungan santri tidak berhubungan secara signifikan dengan pencapaian keterampilan kepemimpinan. Ketiga, penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi santri dalam kegiatan ekstrakurikuler di pondok pesantren berhubungan positif dan signifikan dengan pencapaian keterampilan kepemimpinan.
Although the development of leadership skills through the extracurricular activities in Islamic Boarding School (Pondok Pesantren) is highly valued, measurement of leadership skill development of it has been lacking. Santri of pondok pesantren Darunnajah Cipining Bogor were targeted in this study in order to gather data about leadership development among santri. The purpose of this study was to investigate relationships that exist between youth leadership life skills development and participation in extracurricular activities. This study utilized descriptive survey methodology and a correlational design. The independent variables were participation and involvement in extracurricular activities. The dependent variable was selfperceived gain of leadership life skill development as a result of the participation in extracurricular activities measured by the Youth Leadership Life Skills Development Scale. The findings of this study were; respondents recorded a moderately high gain in leadership life skills development from their participation in extracurricular activities. No significant relationships were found between gender, age, ethnicity, and place of residence and the total YLLSDS score (leadership skills). Significant relationships were found between the quantity of participation in extracurricular activities and the total YLLSDS score.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiah Husni Ramadani
Abstrak :
Perubahan-perubahan pada aspek perkembangan di masa remaja berpengaruh pada kemampuan remaja dalam meregulasi diri. Ketidakmampuan remaja dalam meregulasi diri dapat menyebabkan kegagalan akademik. Oleh karena itu, remaja harus memiliki kemampuan dalam meregulasi diri terutama dalam aspek pembelajaran atau yang biasa disebut dengan self regulated learning. Beberapa penelitian menemukan bahwa kemampuan siswa dalam meregulasi diri. Selain itu, keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler juga teridikasi mempengaruhi hubungan antara kepribadian Big Five dan Self regulated learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlibatan remaja dalam ekstrakurikuler sebagai moderator hubungan antara kepribadian Big Five dengan self regulated learning. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sampel sebanyak 161 siswa kelas XI SMA. Hasilnya menunjukan bahwa keterlibatan remaja dalam ekstrakurikuler tidak memoderasi hubungan antara kepribadian Big Five dengan self regulated learning. Sementara itu, hasil juga menunjukan bahwa trait kepribadian Openness, Conscientiouseness, dan Agreeableness berkorelasi positif dengan self regulated learning. Keterlibatan dalam ekstrakurikuler juga berkorelasi dengan self regulated learning. ...... The changes of development aspect of adolescent affect on they ability of self regulation. The inability on self regulation could be a reason of student rsquo s academic failure. So, students have to have a skill of self regulation especially in learning process called self regulated learning. The researchs found that self regulated learning determined by personality. Student involvement in extracurricular activity also indicated have an effect to student rsquo s ability of self regulated learning. The aim of this study is to investigate the role of involvement in extracurricular activities as a moderator of relationship between Big Five Personality and self regulated learning. This research is quantitative study with 161 high school student as a samples. The results show that Agreeableness and Conscientiousness related to self regulated learning. Involvement in extracurricular activities also related to self regulated learning, but not moderate the relationship between Big Five Personlaity and self regulated learning.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirandi N.E.S.
Abstrak :
Penelitian ini tentang kemandirian pada remaja yang terlibat dalam Program Pembinaan Kesiswaan (P2K). P2K terdiri dari organisasi siswa dan kegiatan ekstrakurikuler. Remaja yang terlibat aktif dalam P2K dinilai akan memiliki inisiatif, tanggung jawab dan kontrol diri yang tinggi. Ketiga hal ini erat kaitannya dengan kemandirian remaja. Data yang didapat dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan metode kuesioner sebagai alat pengumpul data. Partisipan penelitian berjumlah 119 siswa/I SMA kelas XI yang sedang terlibat sebagai pengurus maupun anggota dalam P2K baik organisasi siswa maupun kegiatan ekstrakurikuler. Analisis dilakukan dengan teknik korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara keterlibatan dalam P2K dengan kemandirian remaja. Berarti, remaja yang terlibat semakin aktif dalam P2K akan semakin mandiri. Berdasarkan pengolahan dimensi-dimensi kemandirian remaja, ditemukan bahwa keterlibatan dalam P2K memiliki hubungan positif yang signifikan dengan dimensi Attitudinal Autonomy dan Functional Autonomy. Ini berarti, keterlibatan dalam P2K membuat remaja mampu menentukan tujuan dan memilih strategi efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Namun tidak ditemukan hubungan yang signifikan dengan Emotional Autonomy. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan dalam P2K tidak membuat remaja sepenuhnya terlepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Saran untuk penelitian selanjutnya antara lain dapat dibandingkan kemandirian antara siswa yang terlibat dengan yang tidak terlibat dalam P2K. Saran praktis untuk sekolah adalah agar lebih meningkatkan kualitas dari organisasi siswa dan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
This study is about adolescence involvement in school-based extracurricular activity and their autonomy. School-based extracurricular activity is including student organization and extracurricular activities. Adolescence whose involve in that activity will have high initiative, responsible and self-control. These are related to autonomy. This is a quantitative study using questionnaire as a tool to collect data. Subject of this study is 119 second year high school student whose involve in student organization or extracurricular activities. To analyze, Pearson Product Moment correlation is being used. The result of this study said that there is a significant correlation between involving in school-based extracurricular activity and adolescence autonomy. It means, student whose highly involved in that activity will have high autonomy. Analysis aspects of adolescence autonomy shows that involving in that activity has a positive correlation with attitudinal and functional autonomy. This means that by involving in school-based extracurricular activities, adolescence is capable to find a goal and select the most effective strategy to fulfill it. However, it does not has correlation with emotional autonomy. It means that involving in school-based extracurricular activities does not make adolescence fully capable to stand to their decision without influence from others. Suggestion for next study is to compare the adolescence autonomy between student whose involved and uninvolved in school-based extracurricular activities. Suggestion for school is to maximize the quality of school-based extracurricular activities.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
155.5 MIR h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Anggraini
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk membandingkan nilai estimasi VO2max, aktivitas fisik, asupan gizi, status gizi, dan kebiasaan sarapan antara anggota dan bukan anggota ekstrakurikuler olahraga. Penelitian ini menggunakan desain studi ecological study. Data dikumpulkan pada bulan Maret di SMAN 47 Jakarta. Nilai estimasi VO2max diukur menggunakan 20-meter shuttle run test, aktivitas fisik dengan kuesioner PAQ-A, asupan gizi dengan food recall 3x24 jam, status gizi dengan antropometri dan BIA untuk mengukur persen lemak tubuh, serta kebiasaan sarapan dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara nilai estimasi VO2max, aktivitas fisik, status gizi (IMT/U dan persen lemak tubuh), asupan energi, protein, karbohidrat, fosfor, dan magnesium pada anggota ekstrakurikuler olahraga dan bukan anggota ekstrakurikuler olahraga. Kedua kelompok diharapkan untuk rutin melakukan tes kebugaran kardiovaskuler. Pada kelompok bukan anggota ekstrakurikuler olahraga disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan memperhatikan kenaikan berat badan.
The purpose of this study was to compare the estimated of VO2max value, physical activity, nutritional intake, nutritional status, and breakfast habit between sport extracurricular participants and non-sport extracurricular participants. This research was an ecological study. The data were collected on May 2015 in SMAN 47 Jakarta. The data of estimated VO2max value was measured by 20-m shuttle run test, the physical activity by using PAQ-A questionnaire, nutritional intake by using food recall 3x24 hours, nutritional status by using anthropometry and BIA, and breakfast habit questionnaire. The result of the study showed that there were significant difference in VO2max value, physical activity, nutritional status (BMI and body fat), energy intake, protein, carbohydrate, phospor, and magnesium. It is suggested that both groups have to examine the cardiovascular fitness regularly. Non-sport extracurricular participants are suggested to increase their physical activity and control their weight.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhevy Setya Wibawa
Abstrak :
Disertasi ini membahas tentang proses terbentuknya kapital budaya melalui kegiatan eksrakurikuler di kampus. Studi yang dilakukan di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, mengkaji pengalaman mahasiswa menggunakan waktu luang dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan kapital budaya dalam dimensi manusia dan institusional. Mengikuti kegiatan esktrakurikuler di kampus merupakan salah satu representasi aktivitas waktu luang terstruktur. Habitus mahasiswa menggunakan waktu luang dengan aktivitas waktu luang terstruktur merupakan habitus yang terbentuk melalui konstruksi budaya, melalui peran tiga agen sosialisasi yaitu keluarga, institusi pendidikan, dan kelompok teman sebaya. Temuan studi ini menunjukkan bahwa habitus mahasiswa mengisi waktu luang dengan aktivitas waktu luang terstruktur merupakan reproduksi budaya melalui keluarga dan/atau sekolah. Namun demikian, kegiatan ekstrakurikuler dapat memberi peluang bagi proses produksi sosial dan dapat meningkatkan kapital sosial mahasiswa. ......This dissertation discusses the formational process of cultural capital through on campus extracurricular activities. This Studies conducted in Indonesia Atma Jaya Catholic University Jakarta, examined the experience of students who use their free time by participating in extracurricular activities. This study used a qualitative approach. Students who participate in the extracurricular activities can enhance the cultural capital dimensions in human and institutional dimensions. Participate in the on-campus extracurricular activities is one of representation of structured leisure time activities. Habitus of students to use free time with structured leisure time activities is habitus which is formed through construction of culture, through the role of three of socialization agents, namely families, educational institutions, and peer groups. The findings of this study suggest that the habitus of students to fill their free time with structured leisure time activities are reproduction of culture through family and/or school. However, extracurricular activities can provide opportunities for social production process and can increase the social capital of students.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Baradi Pratama
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pengalaman kerja, kegiatan kemahasiswaan, dan persepsi mengenai transisi kerja terhadap adaptabilitas karier mahasiswa akuntansi. Sampel dari penelitian ini adalah 207 mahasiswa jurusan akuntansi program studi S1 Reguler, Paralel dan Ekstensi serta S2 Magister Akuntansi MAKSI dan Program Pendidikan Akuntansi PPAK Universitas Indonesia. Adaptabilitas karier diukur menggunakan Career Adapt-Abilities Scale CAAS ?International Form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan menunjukkan tingkat Concern yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak terlibat dalam kegiatan serupa, serta tingkat Concern, Curiosity dan skor CAAS yang lebih tinggi bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan kemahasiswaan dengan jumlah dan jumlah jenis tertentu. Mahasiswa yang memiliki ekspektasi terkait kesulitan dalam transisi kerja menunjukkan tingkat Control yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki ekspektasi serupa. Dalam penelitian ini tidak ditemukan perbedaan tingkat adaptabilitas karier yang signifikan terkait faktor pengalaman kerja. Selain itu, dilakukan analisis kualitatif berupa summative content analysis yang menemukan bahwa berbagai isu terkait adaptasi dan diri sendiri merupakan hal yang paling banyak dianggap oleh mahasiswa sebagai masalah terkait transisi kerja. Hasil yang didapat mendukung pentingnya keberadaan kegiatan kemahasiswaan, dan bagi penyelenggara pendidikan tinggi, pentingnya mempersiapkan mahasiswa agar dapat melewati masa transisi kerja dengan sukses.
ABSTRACT
The purpose of this research is to explore the relationship between career adaptability, work experience, extracurricular activities and work transition in accounting students. Samples used in this research consist of 207 undergraduate and graduate students of accounting at the University of Indonesia. Using the Career Adapt Abilities Scale CAAS International Form, the differential analysis evidenced that students who participate in extracurricular activities scored higher on the subscales of concern. Also, students who participate in a certain number of extracurricular activities and categories scored higher on the subscales of concern, curiosity, and the overall CAAS score. No statistical differences emerged regarding work experiences. Meanwhile, students who do not anticipate difficulties in work transition displayed higher scores on the subscale of control than did their peers who anticipate difficulties in such transitions. Moreover, the result of qualitative analysis by using summative content analysis also shows that adaptation and self related issues are being regarded as work transition related difficulties presently dominant between accounting students. The obtained results support the importance of student involvement in extracurricular activities and for respective universities and faculties to foster career adaptability during higher education studies to help graduates manage the transition to professional contexts.
pengalaman kerja; kegiatan kemahasiswaan; transisi kerja; karier; mahasiswa , 2017
S67912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indah Sekarsari
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian-penelitian sebelumnya telah membuktikan hubungan keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan adaptabilitas karier tetapi menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran efikasi diri pengambilan keputusan karier dalam memediasi hubungan keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan adaptabilitas karier pada mahasiswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Career Adapt-Abilities Scale (CAAS), Extracurricular Involvement Inventory (EII), dan Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSE-SF) yang telah diadaptasi ke bahasa Indonesia. Uji statistik dari 116 partisipan menunjukkan bahwa efikasi diri pengambilan keputusan karier memediasi secara penuh hubungan antara keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan adaptabilitas karier dengan direct effect tidak signifikan (c = 0,30, p,05) dan indirect effect signifikan (c = 1,28, p,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa individu yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler akan memiliki efikasi diri pengambilan keputusan karier yang lebih tinggi yang mana individu dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier yang tinggi akan lebih siap untuk menghadapi tugas, peran, dan tantangan kariernya.
ABSTRACT
Previous studies have proven the relationship of participation in extracurricular activities and career adaptability but show different results.This study aims to look at the role of career decision self-efficacy in mediating the relationship of participation in extracurricular activities and career adaptability among higher education student. The instruments that used in this study were Career Adaptation Capability Scale (CAAS), Inventory of Extracurricular Involvement (EII), and Career Scale Self-Efficacy Career Decisions-Short Forms (CDSE-SF) that have been adapted into Indonesian. The statistical test of 116 participants showed that career decision self-efficacy fully mediated the relationships between extracurricular activities involvement and career adaptations with insignificant direct effects (c = 0.30, p .05) and significant indirect effects (c = 1.28, p .05). These results indicate that individuals involved in extracurricular activities will have higher career decision self-efficacy where individuals with high career decision self-efficacy will be better prepared for the needs of their duties, roles, and career struggles.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Evivania Judea Hasiannami
Abstrak :
Seiring meningkatnya tantangan dari dunia kerja, hadirnya pandemi COVID-19 telah menjadi ancaman baru bagi kelompok dewasa muda, khususnya para mahasiswa yang akan menjalani transisi sekolah ke kerja. Dalam penelitian ini, adaptabilitas karier dilihat sebagai kemampuan yang dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman tersebut. Untuk lebih memahami pengembangan adaptabilitas karier, peneliti ingin melihat pengaruh yang dimiliki jenis goal orientation terhadap adaptabilitas karier dengan mediator keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Studi cross-sectional dilakukan dengan mengumpulkan partisipan berupa mahasiswa sarjana tingkat akhir dan fresh graduates dari berbagai universitas di Indonesia. Berdasarkan data dari 351 partisipan, keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler memediasi secara parsial hubungan learning goal orientation dengan adaptabilitas. Lalu, keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler memediasi secara penuh hubungan performance-approach goal orientation maupun performance-avoidance goal orientation dengan adaptabilitas karier. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat menjelaskan proses goal orientation memengaruhi adaptabilitas karier. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa masing-masing jenis goal orientation dapat mengembangkan adaptabilitas karier melalui pengaruhnya terhadap keterlibatan dalam ekstrakurikuler. ......Along with the increasing challenges from the labour market, the presence of the COVID- 19 pandemic has become a new threat for young adults, especially university students who are about to undergo the school-to-work transition. In this research, career adaptability is proposed as an ability that could help students face those challenges. Therefore, this research is expected to help increase the understanding related to development of career adaptability. Using a cross-sectional study design, a survey of final year undergraduate students and fresh graduates from various universities in Indonesia examined the effect that each type of goal orientation has on career adaptability with involvement in extracurricular activities as a mediator. Based on data collected from 351 participants, involvement in extracurricular activities partially mediated the relationship between learning goal orientation and career adaptability. Results also showed that involvement in extracurricular activities fully mediated the relationship between performance-approach goal orientation and performance-avoidance goal orientation with career adaptability. The results indicate that involvement in extracurricular activities can explain how goal orientation affects career adaptability. In addition, research also shows that each type of goal orientation can develop career adaptability through its influence on involvement in extracurricular activities.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library