Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rinaldy Resinanda
Abstrak :
[Pendapatan dan EBITDA PT. XYZ hingga akhir tahun 2014 terus meningkat selama periode lima tahun. Tetapi kenaikan EBITDA tidak diikuti dengan kenaikan EBITDA margin perusahaan. EBITDA margin perusahaan selama periode empat tahun mengalami fluktuasi dengan nilai rata-rata 30,48% dan standar deviasi 5,99% dengan kecenderungan meningkat. Penelitian ini membahas peningkatan EBITDA margin perusahaan dengan mengoptimalkan biaya pemeliharaan dan persediaan spare part untuk meningkatkan kehandalan aset, yaitu dengan melakukan perancangan sistem Entreprise Asset Management (EAM) yang dapat diimplementasikan pada perusahaan. Dengan EAM didapatkan output sistem yang diolah menjadi informasi statistik perangkat yang diperlukan untuk menetukan strategi pemeliharaan yaitu preventive maintenance (PM), corrective maintenance (CM) dan persediaan pemeliharaan untuk mencapai target SLA, pendapatan dan biaya. Dengan melaksanakan strategi pemeliharaan yang tepat didapatkan penurunan total biaya pemeliharaan dan peningkatan kehandalan perangkat pada PT. XYZ.;Revenue and EBITDA PT. XYZ until the end of 2014 continued to increase over a period of five years. But the increase in EBITDA is not followed by increased in EBITDA margin of the company. EBITDA margin for a period of four years has fluctuated with average value of 30.48% and standard deviation of 5.99% and increasing trend. This study discusses the increase in EBITDA margins by optimizing maintenance cost and spare parts inventory to improve assets reliability, with Entreprise Asset Management (EAM) system design can be implemented at the company. With EAM will obtained system output to processed into statistical information necessary to determine the maintenance strategy, that is preventive maintenance (PM), corrective maintenance (CM) and maintenance spare part in according with the SLA targets, income and expenses. By carrying out appropriate maintenance strategy earned a decrease in total cost of maintenance and improvement device reliability at the PT. XYZ, Revenue and EBITDA PT. XYZ until the end of 2014 continued to increase over a period of five years. But the increase in EBITDA is not followed by increased in EBITDA margin of the company. EBITDA margin for a period of four years has fluctuated with average value of 30.48% and standard deviation of 5.99% and increasing trend. This study discusses the increase in EBITDA margins by optimizing maintenance cost and spare parts inventory to improve assets reliability, with Entreprise Asset Management (EAM) system design can be implemented at the company. With EAM will obtained system output to processed into statistical information necessary to determine the maintenance strategy, that is preventive maintenance (PM), corrective maintenance (CM) and maintenance spare part in according with the SLA targets, income and expenses. By carrying out appropriate maintenance strategy earned a decrease in total cost of maintenance and improvement device reliability at the PT. XYZ]
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Karim Januar
Abstrak :
ABSTRAK
Laporan magang ini menjelaskan tahapan-tahapan valuasi saham PT MACD Tbk, sebuah perusahaan publik di Indonesia dengan bisnis utama minyak dan gas serta komoditas yang dilakukan di PT TMAR Sekuritas. Valuasi saham dilakukan dengan dua metode utama, yaitu free cash flow to the firm FCFF dan valuasi relatif menggunakan EV/EBITDA. Dalam melakukan tahapan valuasi, penulis dan analis menetapkan asumsi harga dan produksi komoditas serta melakukan pemodelan keuangan perusahaan untuk mendapatkan nilai wajar saham PT MACD Tbk. Berdasarkan hasil valuasi tersebut, nilai wajar saham PT MACD Tbk adalah Rp1.530,00 dengan metode FCFF dan Rp1.804,00 dengan metode EV/EBITDA, memberikan potensi kenaikan harga masing-masing sebesar 62 dan 91 dibandingkan dengan harga penutupan saham MACD tanggal 29 November 2017.
ABSTRACT
This internship report explains stock valuation steps and processes for PT MACD Tbk, an oil and gas and commodity related Indonesian public limited corporation that was conducted in PT TMAR Sekuritas. Two methods are utilized in the stock valuation, namely free cash flow to the market FCFF method and EV EBITDA relative valuation. In conducting the valuation, the author and stock analyst prepared price and production assumptions for all commodities produced and made financial modeling to obtain the fair value of PT MACD Tbk. Based on the valuation, the fair value of PT MACD Tbk rsquo s stock are Rp1.530,00 with FCFF method, and Rp1.804,00 by using EV EBITDA method, giving 62 and 91 potential upside respectively, compared to MACD rsquo s closing price at November 29, 2017.
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erik Dwi Putra
Abstrak :
Secara umum, penelitian ini melakukan pembahasan mengenai perbandingan antara pendekatan interest to EBITDA ratio dengan debt to equity ratio dalam rangka menangkal skema thin capitalization ditinjau dari prinsip sufficiency dan productivity, faktor-faktor yang melatarbelakangi penerapan kebijakannya di Indonesia, serta potensi permasalahanpermasalahan yang dihadapi oleh otoritas perpajakan dalam penerapan pendekatan interest to EBITDA ratio sebagai kebijakan anti-thin capitalization di Indonesia. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari prinsip sufficiency dan productivity, baik pendekatan interest to EBITDA ratio dan debt to equity ratio memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Terkait dengan penerapan kebijakan interest to EBITDA ratio di Indonesia, terdapat faktor-faktor yang melatarbelakangi penerapannya, yaitu (i) adanya rekomendasi dari OECD melalui BEPS action plan 4 yang merekomendasikan penggunaan pendekatan earning stripping rule, (ii) adanya tren global yang mengarah kepada penggunaan pendekatan earning stripping rule, dan (iii) pendekatan DER dinilai tidak cukup efektif dalam menangkal skema thin capitalization. Di samping itu, terdapat potensi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh otoritas perpajakan dalam penerapan kebijakan interest to EBITDA ratio, yaitu (i) peningkatan cost of compliance di sisi wajib pajak dan cost of collection di sisi otoritas perpajakan, (ii) fluktuasi interest rate yang dapat menyebabkan pembebanan biaya bunga menjadi sulit untuk diprediksi, (iii) perbedaan interpretasi dalam memaknai prinsip substance over form yang berpotensi memunculkan sengketa, serta (iv) perbedaan konsep dalam penentuan nilai EBITDA yang digunakan sebagai basis perhitungan. ......Basically, this research carried out discussion regarding the comparison between the interest to EBITDA ratio approach and the debt to equity ratio approach in order to counteract thin capitalization schemes in terms of sufficiency and productivity principle, the factors behind the policy application in Indonesia, as well as the potential problems faced by the tax authorities in the policy implementation. The approach used in this study is a qualitative approach. Meanwhile, the results of the study show that in terms of the sufficiency and productivity principles, both of these policy have their respective advantages and disadvantages. Regarding interest to EBITDA ratio policy in Indonesia, it can be known that there are factors behind its implementation, namely (i) the recommendation from the OECD through BEPS action plan 4 which recommends the use of the earning stripping rule approach, (ii) there is a global trend that leads to the use of the earning approach stripping rule, and also (iii) the DER approach is considered not effective enough in counteracting thin capitalization schemes. Furthermore, the potential problems faced by the tax authorities related to the implementation are (i) increased cost of compliance and cost of collection, (ii) fluctuation in interest rates which can cause the interest become unpredictable, (iii) different interpretations in understanding the principle of substance over form, which has the potential to cause disputes, and also (iv) the different concepts in determining the value of EBITDA which is used as a basis of interest to EBITDA ratio calculation.
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusfi Ardiansyah, aithor
Abstrak :
Karya Akhir ini mengevaluasi kinerja portofolio-portofolio yang dibentuk berdasarkan rasio-rasio dari laporan keuangan tahun sebelumnya, seperti dari rasio Price to Book Value (PBV), Price to Earning Ratio (PER), and Enterprise Multiple (EV/EBITDA). Setiap portofolio yang dibentuk berdasarkan data-data akuntansi tersebut, kemudian dievaluasi kinerja return-nya dan dibandingkan dengan kinerja return pasar yang diwakili oleh indeks IHSG dan LQ-45. Pengukuran kinerja juga dilakukan tidak hanya dengan menggunakan average return, tetapi juga melalui metode risk-adjusted return dengan metode Sharpe dan Treynor measure. Tujuan dari Karya Akhir ini, adalah untuk mengevaluasi strategi investasi pada model valuasi mana dari rasio PBV, PER, dan EV/EBITDA yang dapat memberikan kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan portofolio lainnya. Portofolio dibentuk berdasarkan informasi laporan keuangan dalam lima tahun, yaitu dari laporan keuangan tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Pada setiap tahun, dibuat dua periode investasi yaitu periode Januari-Desember dan Mei-April. Pada setiap periode, portofolio yang dibentuk ada enam buah, yaitu portofolio berdasarkan multiple PBV Tinggi, PBV rendah, PER Tinggi, PER Rendah, EV/EBITDA Tinggi, dan EV/EBITDA Rendah. Tiap portofolio terdiri dari 10 saham, yang ditahan selama periodenya masing-masing. Lalu unadjusted return maupun riskadjusted return masing-masing portofolio dibandingkan dengan return indeks IHSG dan LQ-45. Pengamatan diambil dari daftar 45 saham paling likuid diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia setiap tahunnya. Studi ini menunjukkan sangat dimungkinkan untuk mendapatkan excess return dengan berinvestasi pada saham-saham yang memiliki rasio EV/EBITDA rendah, PER rendah, dan PBV tinggi. Investor juga disarankan untuk menghindari portofolioportofolio yang dibentuk berdasarkan rasio EV/EBITDA tinggi, PER tinggi, dan PBV rendah, karena memberikan negative return. Portofolio yang memberikan excess return terbesar dibandingkan dengan portofolio lainnya adalah portofolio EV/EBITDA rendah.
This study evaluates the performance of portfolios formed by ratios of financial statements whose been released for the previous year performance. The ratios included in this Karya Akhir are Price to Book Value (PBV), Price to Earning Ratio (PER), and Enterprise Multiple (EV/EBITDA). The performance of each portfolios formed by those accounting data, would be evaluated and caompared with the market return on behalf IHSG and LQ-45 index. Performance evaluation would not only be calculated for the average return, but also by risk-adjusted return method with the Sharpe and Treynor measure method. The purpose of this study is to evaluate which investment strategy of any valuation models (P/E, PBV, EV/EBITDA) that would gained a higher excess return compared with others and also market return. Portfolios formed by the financial statements information of five years, from year 2003 until 2007 financial statement. On each year, investment would be implemented by two kinds of period, which are the January-December period and the May-April period. On each period, portfolio formed to six categories, which are portfolio formed by higher PBV, lower PBV, higher PER, lower PER, higher EV/EBITDA, and lower EV/EBITDA. Each portfolio consists of ten stocks would be held for each period. Unadjusted return and risk-adjusted return of a portfolio would be compared to the IHSG and LQ-45 index return. Samples are picked from the most 45 liquid stock list on Indonesia Stock Exchange each year. This study conclude that it is possible to gain an excess return by investing on stocks which have lower EV/EBITDA, lower PER, and higher PBV. Investors also suggested to avoid the portfolios which formed by higher EV/EBTIDA, higher PER, and lower PBV, because it gave us negative return. This kind of investment strategy indicated an unefficent market in Indonesia capital market, even in a weak form of efficiency.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27184
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evan William Sutanto
Abstrak :
Laporan magang ini bertujuan untuk mengevaluasi proses penyusunan tinjauan kinerja bulanan PT XYZ yang melibatkan proses pemeriksaan data, proses forecasting, dan penggunaan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sesuai dengan teori yang ada. PT XYZ merupakan perusahaan berbasis aplikasi sebagai platform konseling online yang bergerak di bidang kesehatan mental dan didirikan pada tahun 2018 serta berpusat di Jakarta, Indonesia. PT XYZ membuat tinjauan kinerja bulanan yang dibagi berdasarkan aktivitas business-to-consumer (B2C) dan business-to business (B2B). Proses pemeriksaan data di PT XYZ dievaluasi dengan menggunakan teori terkait dengan data matching yang dikemukakan oleh Christen (2012). Penentuan target perusahaan melalui proses forecasting dilakukan dengan metode kualitatif untuk aktivitas B2C dan B2B. Evaluasi proses forecasting dilakukan dengan menggunakan teori forecasting yang dikemukakan oleh Jaggia & Kelly (2021). Penggunaan EBITDA pada tinjauan kinerja bulanan PT XYZ digunakan untuk mengukur kinerja operasi perusahaan. Evaluasi penggunaan EBITDA dilakukan dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Bouwens (2019). Berdasarkan hasil evaluasi, PT XYZ belum menerapkan teori-teori yang relevan secara menyeluruh dalam proses penyusunan tinjauan kinerja bulanannya sehingga PT XYZ belum dapat mengandalkan tinjauan kinerja bulanannya sebagai sumber informasi yang andal untuk mencerminkan kinerja operasinya. ......This internship report aims to evaluate the process of preparing PT XYZ's monthly performance review which involves data matching processes, forecasting processes, and the use of Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) in accordance with existing theory. PT XYZ is an application-based company as an online counseling platform engaged in the mental health sector and was founded in 2018 and is based in Jakarta, Indonesia. PT XYZ makes monthly performance reviews which are divided based on business-to-consumer (B2C) and business-to-business (B2B) activities. The data checking process at PT XYZ was evaluated using a theory related to data matching by Christen (2012). Determining company targets through a forecasting process is carried out using qualitative methods for B2C and B2B activities. Evaluation of the forecasting process is carried out using the forecasting theory by Jaggia & Kelly (2021). The use of EBITDA in PT XYZ's monthly performance review is used to measure the company's operating performance. Evaluation of the use of EBITDA is carried out using the theory by Bouwens (2019). Based on the results of the evaluation, PT XYZ has not applied the relevant theories thoroughly in the process of preparing its monthly performance reviews so that PT XYZ can not yet rely on its monthly performance reviews as a reliable source of information to reflect its operational performance.
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Permana Prasetyo
Abstrak :
This Thesis calculates the fair value of shares PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) both before and after the increase in royalty fee and then compares it with similar companies in industry that listed in Indonesia Stock Exchange. This research is qualitative descriptive interpretative. Valuation is done by using Free Cash Flow to Equity (FCFE), EV/EBITDA, P/E Ratio, and P/B Ratio. The research showed that market price of UNVR per Dec 28th 2012 was overvalued compared with its intrinsic value for conservative investor. Company must perform corporate actions such as stock splits to make investors interested (cover negative sentiment due to increase royalty fee).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Octavianty Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris bahwa informasi komponen laba akuntansi, yang terdapat dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain, seperti laba operasi, laba sebelum pajak, laba bersih, laba komprehensif, dan informasi laba non-akuntansi yaitu EBITDA, memiliki relevansi nilai terhadap harga saham dan apakah laba bersih memiliki relevansi tertinggi. Selain itu, juga diteliti apakah pada perusahaan keluarga atau perusahaan yang mengalami kerugian, EBITDA memiliki relevansi nilai tertinggi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Hasil analisis dengan regresi sederhana, menemukan bahwa masing-masing komponen laba akuntansi dan EBITDA memiliki relevansi nilai terhadap harga saham dan secara rata-rata laba bersih memiliki relevansi nilai tertinggi dibandingkan komponen laba akuntansi lainnya serta EBITDA. Penelitian juga menemukan bahwa pada perusahaan yang mengalami kerugian, EBITDA merupakan informasi laba yang memiliki relevansi nilai tertinggi dibandingkan dengan informasi dari komponen laba akuntansi. Sedangkan untuk perusahaan keluarga, ditemukan bahwa informasi laba bersih memiliki nilai relevansi yang tertinggi, dengan demikian tidak terbukti bahwa pada perusahaan keluarga, EBITDA merupakan informasi laba dengan nlai relevansi tertinggi.Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris bahwa informasi komponen laba akuntansi, yang terdapat dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain, seperti laba operasi, laba sebelum pajak, laba bersih, laba komprehensif, dan informasi laba non-akuntansi yaitu EBITDA, memiliki relevansi nilai terhadap harga saham dan apakah laba bersih memiliki relevansi tertinggi. Selain itu, juga diteliti apakah pada perusahaan keluarga atau perusahaan yang mengalami kerugian, EBITDA memiliki relevansi nilai tertinggi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Hasil analisis dengan regresi sederhana, menemukan bahwa masing-masing komponen laba akuntansi dan EBITDA memiliki relevansi nilai terhadap harga saham dan secara rata-rata laba bersih memiliki relevansi nilai tertinggi dibandingkan komponen laba akuntansi lainnya serta EBITDA. Penelitian juga menemukan bahwa pada perusahaan yang mengalami kerugian, EBITDA merupakan informasi laba yang memiliki relevansi nilai tertinggi dibandingkan dengan informasi dari komponen laba akuntansi. Sedangkan untuk perusahaan keluarga, ditemukan bahwa informasi laba bersih memiliki nilai relevansi yang tertinggi, dengan demikian tidak terbukti bahwa pada perusahaan keluarga, EBITDA merupakan informasi laba dengan nlai relevansi tertinggi.
ABSTRACT
This study is aimed to examine empirically whether the information component of accounting earnings, contained in the Statement of Profit or Loss and Other Comprehensive Income, such as operating income, income before tax, net income, comprehensive income, and non accounting earnings information which is EBITDA, has value relevance to stock prices and whether net income has the highest value relevance. In addition, it also examined whether in family and companies that experienced losses, EBITDA has the highest value relevance. The sample used in this study is companies listed on Indonesia Stock Exchange from 2012 to 2016. The result from analysis with simple linier regression found that each component of accounting earning and EBITDA has value relevance to stock price and on average net income has the highest value relevance relative to other accounting earning component and EBITDA. This study also found that in companies experienced losses, EBITDA is the highest value relevant earnings information compared to information from accounting earning components. In family company, it was found that net income information has the highest value relevance, thus it is not proven that in the family company, EBITDA is the earning information with the highest relevance.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Siswoko
Abstrak :
Dari berbagai bidang industri, maka perusahaan di industri TIK dengan high technology-nya memiliki Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization EBITDA multiple dan Price to earning ratio PER relatif lebih tinggi daripada perusahaan-perusahaan di bidang industri sektor riil, jika dibandingkan dengan kinerja keuangan historikal. Nilai perusahaan seringkali dipersepsikan terlalu tinggi dan tidak rasional, jika diperbandingkan dengan aspek keuangan historikal saja. Dalam bisnis TIK, nilai perusahaan bisa menghasilkan Enterprise Value EV yang tinggi, bahkan untuk perusahaan yang dalam tahap pengembangan ataupun masih merugi. Aspek Non keuangan seperti jumlah pelanggan, jumlah transaksi, pemanfaatan teknologi serta faktor sinergi memberikan peluang bagi Perusahaan untuk dapat menciptakan new revenue driver sehingga Perusahaan dapat beroperasi dan tumbuh pendapatannya secara berkelanjutan. Studi kasus pada Perusahaan ini, untuk memperoleh gambaran bagaimana aspek non keuangan Perusahaan memberikan kontribusi kepada nilai Perusahaan dibandingkan jika hanya menggunakan faktor keuangan.
From the various types of types of industry, the companies in the ICT business having Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization EBITDA , multiple and price to earnings ratio PER is relatively higher than the companies in other sector, compared to the historical financial performance of each company. Value companies are often perceived as too high and irrational, if judging by the historical financial aspects only. In the ICT business, the company 39 s value could generate Enterprise Value EV is high, even for companies in the development stage or burden with financial losses. Non financial aspects such as the number of subscriber, number of transactions, high technology uses as well as the synergy factor, provides an opportunity for the Company to be able to create new revenue driver, so that the Company can operate and grow revenue in a sustainable and recurring. The case studies in the company, to obtain a view that non financial aspects of the company can give a contribution to the Company Value than if just using historical financial factors.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library