Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Zahara
"Tesis ini membahas perumusan strategi bersaing PT. Barokah Gemilang Perkasa,
perusahaan kapal transportir BBM yang berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur, berdasarkan konsep dynamic capability untuk mengintegrasikan sumbersumber daya sehingga dapat membantu perusahaan mencapai keunggulan bersaing dalam bekerjasama dengan PT. Pertamina dan PT. Pertamina Tongkang Cabang Balikpapan. Metode penulisan tesis ini adalah deskriptif.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa PT. Barokah Gemilang Perkasa belum memiliki sumber daya yang cukup untuk mencapai keunggulan bersaing. Oleh karen itu, tesis ini menjabarkan strategi alternatif untuk memaksimalkan sumber daya yang ada sehingga PT. Barokah Gemilang Perkasa mampu mencapai keunggulan bersaing.

This writing studies the crafting of competitive strategy for PT. Barokah Gemilang Perkasa, a company of fuel transportation in Balikpapan, East Borneo, based on dynamic capability to gain competitive advantage in coorperarting with PT. Pertamina and PT. Pertamina Tongkang Balikpapan. The methode used in this writing is descriptive.
This thesis results that PT. Barokah Gemilang Perkasa has not had enough resources to gain sustained competitive advantage. Thus, this writing researches and explains alternative strategies to maximize the resources so that PT. Barokah Gemilang Perkasa can gain its target.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29462
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Satria
"Di Indonesia agensifikasi dipraktekkan melalui pemberian otonomi ke beberapa pusat layanan masyarakat (yang bentuk bisnis utamanya adalah layanan), dalam bentuk Badan Layanan Umum (BLU). Faktor kunci keberhasilan yang perlu dimiliki oleh organisasi (Badan Layanan Publik) untuk memenangkan persaingan di masa depan adalah dimensi kemampuan dinamis yang secara khusus difokuskan pada layanan publik. Seperti kemampuan dinamis, kinerja inovasi juga merupakan salah satu cara untuk menghadapi kondisi stagnan di Badan Layanan Umum untuk meningkatkan efisiensi layanan (kinerja perusahaan dan organisasi). Oleh karena itu, bagaimana sebuah layanan publik dapat secara efektif menerapkan kemampuan dinamisnya dan mengembangkan kinerja inovasi untuk memberikan respons cepat terhadap lingkungan yang dinamis telah menjadi kebutuhan yang mendesak.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk membahas masalah yang disebutkan di atas. Untuk mendapatkan eksplorasi terbaik pada kemampuan dinamis, kinerja inovasi dan kinerja organisasi, kuesioner dibagikan kepada 100 responden dan menggunakan analisis SEM dengan Partial Least Square (PLS) untuk menganalisis hasil survei.
Hasil menunjukkan bahwa kemampuan dinamis merupakan mekanisme dasar organisasi yang penting melalui mana manfaat kinerja inovasi diubah menjadi efek kinerja di tingkat perusahaan. Artinya, kemampuan dinamis meningkatkan kinerja inovasi organisasi. Sementara kemampuan dinamis, pada gilirannya, meningkatkan kinerja layanan publik dan memberikan keunggulan kompetitif.

In Indonesia agencification is practiced through the granting of autonomy to several community service centers (which main form of business is service), in the form of a Public Service Agency (BLU). The key success factors that need to be owned by the organization (Public Service Agency) to win the competition in the future are dynamic capability dimensions that are specifically focused on public service. As with dynamic capabilities, innovation performance is also one way to deal with stagnant conditions in the Public Service Agency to improve service efficiency (company and organizational performance). Hence, how a public service can effectively apply its dynamic capability and develop innovation performance in order to provide quick response to a dynamic environment has become an urgent need.
The purpose of this paper is to discuss the above-mentioned issues. In order to gain best exploration on dynamic capability, innovation performance and organizational performance, the questionnaires are distributed to 100 respondents and structural equation modeling (SEM) with Partial Least Square (PLS) is used to analyze the survey result.
The results indicate that dynamic capability is an important basic organizational mechanism through which the benefits of innovation performance are converted into performance effects at the corporate level. That is, dynamic capability enhances the innovation performance of organizations. While dynamic capability, in turn, increases public service performance and provides competitive advantages.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minsani Mariani
"

Kompetensi fungsional pengembang produk piranti lunak yang piawai, termasuk kompetensi pelanggan, kompetensi teknis dan kompetensi manajerial, telah diidentifikasi sebagai faktor penting dalam menyusun keunggulan produk. Namun, mengingat tingkat ketidakpastian yang tinggi, pengembang perangkat lunak harus terus menghadapi perubahan yang sangat cepat yang menuntut respons teknologi dan manajerial yang inovatif. Berdasarkan teori kemampuan dinamis dan fleksibilitas organisasi strategis, penelitian ini mengembangkan model teoritis untuk mengeksplorasi efek kemampuan dinamis dan fleksibilitas teknologi pada kompetensi pengembangan produk dan keunggulan produk. Data dikumpulkan dari 112 eksekutif bisnis dari perusahaan perangkat lunak dalam kemasan di Indonesia. Analisis Partial Least Squares (PLS) mendukung hipotesis penelitian bahwa ketika kemampuan dinamis dan fleksibilitas teknologi diperkenalkan ke model, pengaruh kompetensi fungsional perusahaan perangkat lunak terhadap keunggulan produk menjadi tidak signifikan. Temuan ini dapat memberikan pedoman bagi pengembang perangkat lunak untuk menumbuhkan kemampuan dinamis dan mengejar fleksibilitas teknologi untuk membuat produk perangkat lunak yang unggul.

 


Strong software firms product development functional competences, including customer competence, technical competence and managerial competence, have been identified as critical factors in crafting product superiority. However, given the great degree of uncertainty, software developers must continually cope with extremely rapid changes that demand innovative technological and managerial responses. The aim of this study is to develop a theoretical model and empirical analysis to explore the effect of dynamic capability, technology flexibility and functional competences on product superiority. Data were collected from 112 business executives from packaged software firms in Indonesia. The findings explicate that dynamic capability and technology flexibility positively influence product superiority, while software firms product development functional competence does not. The results also suggest that functional competences positively affect dynamic capability and technology flexibility. The findings can provide guidelines for software developers to cultivate dynamic capability and pursue technology flexibility to craft superior software products.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melyona Zenia Rabbil
"Berdasarkan sejarah nasional pada tahun 1999 (Carre & Thurik, 1998) ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu jenis usaha yang dinilai cukup fleksibel dalam menghadapi perubahan lingkungan (Guo & Cao, 2013). Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional juga cukup besar, yaitu dengan menyediakan lapangan kerja sebesar 97,2% dari total lapangan kerja yang tersedia dan menyumbang sekitar 56,5% PDB nasional pada tahun 2014. Berbagai potensi UMKM yang dimiliki tidak membuat jenis usaha tersebut terlepas dari beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. UMKM ternyata cukup sulit dalam menumbuhkan usahanya untuk “naik kelas” ke skala yang lebih besar. Maka dari itu, tujuan dari tesis ini adalah untuk menguji dan menganalisa pengaruh lingkungan dinamis, orientasi kewirausahaan dan kapabilitas dinamis terhadap kinerja, agar UMKM di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang.

Penelitian dilakukan kepada 210 UKM (usaha kecil dan mikro) yang tersebar di wilayah Jakarta, Depok, Bandung, Jogja dan Jember. Metode penelitian yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Model) serta data statistik diolah dengan menggunakan perngkat lunak Lisrel versi 8.8.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa lingkungan dinamis memiliki pengaruh yang paling besar terhadap perubahan kinerja UKM di Indonesia. Namun, kapabilitas dinamis ternyata tidak berpengaruh terhadap peningkatan kerja pada level UKM.


Based on national history in 1999 (Carre & Thurik, 1998) when the economic crisis hit Indonesia, Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs) to be one type of business that is considered quite flexible in the face of environmental change (Guo and Cao, 2013). The contribution of SMEs to the national economy is also quite large, by providing employment for 97.2% of total employment provided and accounted for approximately 56.5% of national GDP in 2014. Various potential of SMEs that are not held to make it regardless from some problems that need special attention from various parties. SMEs turned out to be quite difficult to grow their businesses to "jump" to a larger or higher scale. Therefore, the aim of this thesis was to examine and analyze the effect of environmental dynamism, entrepreneurial orientation and dynamic capabilities of the performance, in order to SMEs in Indonesia can grow and develop.

The study was conducted to 210 SMEs (small and micro enterprises) which are spread throughout Jakarta, Depok, Bandung, Yogyakarta and Jember. The method used is SEM (Structural Equation Model) as well as statistical data were processed using Lisrel software version 8.8.

The result of study says that the dynamic environment has the greatest influence on the change in the performance of SMEs in Indonesia. However, the dynamic capabilities it did not affect the increase in employment at the level of SMEs."

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atus Adityawan
"This research is to empirically examine the impact of strategic entrepreneurship and dynamic capability on firm performance in the case study of finance company in non-bank institution sector. It proposes factors that could drive finance company to keep on having a competitive advantage and superior sustainable performance in a dynamic and disruptive business environment. The hypotheses are that there is a positive relationship between strategic entrepreneurship, dynamic capability, and business environment that build competitive advantage to lead firms to a superior sustainable performance. By knowing the relationship, firms will have an input to develop strategy and innovation within the company.

Penelitian ini untuk menguji secara empiris dampak kewirausahaan strategis dan kemampuan dinamis terhadap kinerja perusahaan dalam studi kasus perusahaan pembiayaan di sektor lembaga non-bank. Penelitian ini mengusulkan faktor-faktor yang dapat mendorong perusahaan pembiayaan untuk terus memiliki keunggulan kompetitif dan kinerja berkelanjutan yang unggul dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan mengganggu. Hipotesisnya adalah bahwa ada hubungan positif antara kewirausahaan strategis, kemampuan dinamis, dan lingkungan bisnis yang membangun keunggulan kompetitif untuk memimpin perusahaan menuju kinerja berkelanjutan yang unggul. Dengan mengetahui hubungannya, perusahaan akan memiliki input untuk mengembangkan strategi dan inovasi dalam perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Prasetya
"Di tengah maraknya kecenderungan untuk bersikap konservatif dan mengutamakan aspek prudensial di kalangan bankir, riset mengenai industri perbankan ini mencoba untuk mendapatkan pandangan baru atas paradoks yang dihadapi oleh bank Petahana dalam mengadopsi Inovasi Disruptif (Disruptive Innovation) dalam bentuk layanan perbankan tanpa cabang (branchless banking), untuk memperluas layanan keuangan ke segmen di bawah piramida perekonomian (Bottom of Pyramid). Meskipun ditengarai terdapat adanya potensi bisnis besar yang dapat diperoleh melalui penyediaan layanan bagi nasabah segmen dibawah piramida yang masih belum mendapatkan layanan pada saat ini (underbanked), pengamatan para peneliti atas praktek yang terjadi di pasar memperlihatkan bahwa hanya beberapa Petahana yang mampu untuk mengembangkan kapabilitas unik yang dibutuhkan untuk dapat merebut dan memperoleh kesempatan bisnis baru yang berbasis prinsip Inovasi Disruptif. Dalam rangka untuk mendapat resolusi dari adanya celah pengetahuan di mana pada pihak Petanaha terlihat memiliki kapabilitas yang terbatas untuk dapat merebut kesempatan berbasis prinsip invoasi disruptif; dan di pihak lainnya didorong kebutuhan untuk terus mengejar kesempatan bisnis baru; riset ini mengembangkan konstruk baru yang disebut sebagai Disruptive Innovation Seizing Capability (Kapabilitas Merebut Inovasi Disruptif), yang menghubungkan teori Inovasi Disruptif dengan teori Kapabilitas Dinamis (Dynamic Capability), dan berfungsi untuk menjadi kerangka kerja dalam mengidentifikasikan lebih jauh faktor-faktor yang memperkuat komitmen Petahana dalam mengejar potensi bisnis baru berbasis Inovasi Disruptif. Melalui penggunaan analisa berbasis Structural Equation Modeling (SEM) terhadap data 175 responden yang dikumpulkan dari 12 bank yang di Indonesia, Peneliti menemukan bahwa para Petahana didalam riset ini didorong oleh orientasi stratejik berbasis bertahan (Defensive Orientation), dan bukan didorong oleh orientasi stratejik yang berbasis agresivitas untuk meraih kesempatan di pasar. Temuan ini menimbulkan implikasi bahwa para Petahana yang menjadi responden dari riset ini dimotivasi oleh dorongan untuk melakukan efisiensi, yang berlawanan dengan pertanyaan resmi mengenai tujuan pengembangan layanan perbankan tanpa cabang, yaitu dalam rangka pengembangan pangsa pasar yang baru. Selain itu, riset ini juga menyangkal pendapat sebelumnya atas pentingnya konsensus sebagai salah satu faktor pendorong adopsi Inovasi Disruptif. Secara keseluruhan, riset ini memberikan kontribusi teoretis dalam bentuk perluasan pengetahuan mengenai teori Kapabilitas Dinamis, melalui bukti empiris atas hubungan Kapabilitas Dinamis dengan Inovasi Disruptif. Di samping itu, riset ini juga memberikan kontribusi manajerial dalam bentuk kerangka kerja DISC, yang dapat digunakan oleh manajer sebagai panduan bagi pelaksanaan transformasi digital, yang kerap membutuhkan adopsi atas Inovasi Disruptif.

In consideration of the prudency and pervasive conservatism of bankers, this research on the banking industry attempts to understand the paradox regarding how incumbent banks adopt disruptive innovation in the form of branchless banking to provide financial services to the bottom of the pyramid (BOP) customer segments. Although serving underserved BOP customers has incredible potential, a closer look at the market reveals that there are only a few incumbents able to develop the necessary set of unique capabilities required to seize and capitalize on disruptive innovation opportunities. To resolve the gap in the literature regarding the meager capability of incumbents to seize disruptive innovation-based opportunities, this research advances a novel construct, disruptive innovation seizing capabilities (DISC), which links disruptive innovation with dynamic capabilities and serves as a framework to further identify the factors strengthening incumbents’ commitment to pursue disruptive innovation opportunities. By applying structural equation modeling (SEM) analysis to a sample set of 175 data points derived from 12 Indonesia banks, we find that the incumbents in our study are driven by a defensive orientation rather than strategic aggressiveness to address market opportunities. This finding implies that the incumbents in our sample are motivated to launch the branchless banking initiative because of the pursuit of efficiency rather than their stated objective of market expansion. Additionally, the results of the study refute previous suggestions regarding the important role of consensus as an antecedent that drives the adoption of disruptive innovation. Overall, this research provides an important theoretical contribution in the form of expanding our understanding of the dynamic capabilities framework by linking the construct with disruptive innovation (DI) theory. Finally, this research also provides managerial contributions in the form of the DISC framework, which can be used as a guide for managers leading digital transformation initiatives, which often require the adoption of disruptive innovations, in their organizations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
D2647
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Nurahmadi Harish
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kapasitas sumber daya serta biayanya yang telah dikorbankan perusahaan untuk menghasilkan layanannya. Pendekatan studi kasus dan kualitatif digunakan dalam penelitian dengan data primer yang dikumpulkan langsung dari RS ABC serta dianalisis dengan analisis konten. Hasil penelitian ini menunjukkan produktivitas sumber daya instalasi radiologi RS ABC sangat rendah, ditunjukkan dengan tingginya jumlah kapasitas idle dari sumber dayanya. Hal tersebut mengakibatkan profitabilitas yang diperoleh RS ABC menjadi kurang optimal karena biayanya sangat tinggi. RS ABC harus dapat menambah jumlah pasiennya agar kapasitas produktifnya meningkat. Selain itu, RS ABC juga harus meminimalisir aktivitas non-produktifnya.

This study aims to analyse the capacity and cost of resources that have been sacrificed by company to produce services. Case study and qualitative approaches are used in research with primary data collected directly from RS ABC and analysed with content analysis. The results of study indicate that productivity of radiology unit resources is very low, indicated by high amount of idle capacity. This causes the profitability obtained to be suboptimal due to high costs. RS ABC must increase the number of patients so that its productivity increases. In addition, ABC Hospital must also minimize non-productive activities."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Rheina Magista
"Di masa pandemi Covid-19, hampir seluruh UKM terkena dampaknya. Untuk dapat bertahan, UKM perlu menjadi adaptif. Selain itu, UKM juga harus kompetitif agar dapat menghadapi persaingan yang semakin ketat. UKM akan dapat bertahan jika mampu memberikan nilai tambah. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dynamic capabilities sebagai kemampuan untuk menjadi adaptif terhadap value creation dengan competitive strategy sebagai variabel mediasi pada usaha kecil kuliner DKI Jakarta masa pandemi Covid-19 (periode tahun 2020-2021). Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring dengan teknik purposive sampling kepada 138 responden yang merupakan pelaku usaha kecil kuliner di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan data yang didapatkan diolah menggunakan SEM PLS dengan SmartPLS 3.0. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa seluruh dimensi dynamic capabilities, yakni sensing capability, learning capability, integrating capability, dan coordinating capability memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap value creation, baik secara langsung ataupun dimediasi dengan competitive strategy

During the Covid-19 pandemic, almost all SMEs were affected. To survive, SMEs need to be adaptive. In addition, SMEs must also be competitive in order to face increasingly fierce competition. SMEs will survive if they are able to provide added value. For this reason, this study aims to analyze the effect of dynamic ability as the ability to be adaptive to value creation with a competitive strategy as a mediating variable in small culinary businesses in DKI Jakarta during the Covid-19 pandemic (2020-2021 period). The research was conducted by distributing questionnaires boldly using a purposive sampling technique to 138 respondents who are small culinary entrepreneurs in DKI Jakarta. This study used a quantitative approach and the data obtained was processed using SEM PLS with SmartPLS 3.0. The results of this study show that all dimensions of dynamic capability, namely sensing capability, learning capability, integration capability, and coordination capability have a positive and significant influence on value creation, either directly or mediated by competitive strategy."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diella Alvina
"Meningkatnya emisi karbon mengarahkan dunia pada perubahan iklim yang menjadi ancaman global bagi kehidupan manusia. Bersamaan dengan hal tersebut, sektor kuliner menjadi salah satu sumber emisi gas rumah kaca yang signifikan. Hal tersebut menimbulkan tuntutan dari stakeholder agar sektor bisnis lebih memperhatikan aspek sustainability dengan mengimplementasikan manajemen yang lebih ramah lingkungan, salah satunya melalui green innovation. Corporate social responsibility (CSR) merupakan salah satu faktor yang dinilai dapat meningkatkan green innovation. Namun, perbedaan hasil penelitian masih ditemukan terkait pengaruh CSR terhadap green innovation. Sehingga, hubungan keduanya masih perlu diteliti. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh CSR terhadap green innovation. Penelitian ini juga meneliti pengaruh green dynamic capability sebagai variabel yang memediasi hubungan antara keduanya. Sampel penelitian diambil dari 108 usaha kuliner berskala kecil di DKI Jakarta. Data kemudian dianalisis menggunakan regresi linier sederhana dan uji Sobel menggunakan SPSS. Hasil penelitian menujukkan bahwa: (1) CSR berpengaruh secara signifikan terhadap green innovation; (2) CSR mendukung green dynamic capability; (3) Green dynamic capability berpengaruh signifikan terhadap green innovation; dan (4) Green dynamic capability berperan sebagai mediator antara CSR terhadap green innovation.

The rise of carbon emissions is directing the world to climate change which is a global threat to human life. Along with that, the culinary sector is a significant source of greenhouse gas emissions. This raises demands from stakeholders for the business sector to pay more attention to sustainability aspects by implementing more environmentally friendly management, one of which is through green innovation. Corporate social responsibility (CSR) is considered to be one of the factors that support green innovation. However, differences in research results are still found regarding the influence of CSR on green innovation. Thus, the relationship between the two still needs to be investigated. Therefore, this study aims to examine the effect of CSR on green innovation. This study also examines the effect of green dynamic capability as a variable that mediates the relationship between the two. By surveying 108 small-scale culinary businesses in DKI Jakarta and analyzing with linear regression and the Sobel test using SPSS, this study find that: (1) CSR has a significant effect on green innovation; (2) CSR supports green dynamic capability; (3) Green dynamic capability has a significant effect on green innovation; and (4) Green dynamic capability acts as a mediator between CSR and green innovation."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana Purwaningsih
"Pengembangan desa wisata memiliki multiple effects mengangkat potensi ekonomi lainnya yang turut terguncang sejak pandemi COVID-19. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) di desa wisata sebenarnya sudah dilakukan sebelum pandemi. Namun, inisiatifnya sering bersifat sporadis dan tidak terhubung satu sama lain, sehingga menghambat desa wisata mencapai seluruh potensinya. E-collaboration dibutuhkan untuk membangun kapasitas adaptasi di desa wisata saat menghadapi disrupsi seperti pandemi atau adanya perubahan lingkungan bisnis yang sangat dinamis ke depannya. Penyusunan kerangka kerja e-collaboration untuk desa wisata kategori maju ini didasari dua buah teori: Dynamic Capability dan Resources Based-View theory. Kerangka kerja e-collaboration yang dibangun menekankan faktor kapabilitas yang didukung oleh dua teori tersebut. Faktor kapabilitas dikumpulkan melalui tiga sumber data yaitu: studi literatur, pendapat pakar, serta observasi di Desa Karangrejo, Wanurejo, dan Candirejo, Kabupaten Magelang. Setelah melalui proses sinkronisasi dan integrasi faktor dianalisis menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Bagian lain kerangka kerja e- collaboration desa wisata adalah aktor yang dikelompokkan dengan pendekatan Pentahelix. Dua bagian lain kerangka kerja adalah proses bisnis dan tahapan e- collaboration. Semua dimensi tersebut kemudian disusun dalam sebuah kerangka kerja e-collaboration desa wisata dengan kategori maju yang dibantu dengan perangkat lunak pengolah citra. Proses validasi kerangka kerja menggunakan tujuh kriteria yaitu: Simplicity, Coverage and Completeness, Compliance to standards, Dynamics & flexibility, Capabilities & relevance, Usefulness, dan Trustworthiness. Hasil pengujian dan masukan pakar digunakan untuk merevisi kembali kerangka kerja. Selanjutnya adalah menyusun rencana strategis e-collaboration untuk desa wisata kategori maju, yang dilanjutkan dengan menyusun strategi SI/TI. Hasil kerangka kerja e-collaboration merupakan rekomendasi kepada para pemangku kepentingan tentang bagaimana mengatasi hambatan kolaborasi secara digital dan memformalkan upaya kolaboratif tersebut. Kerangka kerja e-collaboration menjadi panduan bagi aktor di desa wisata ketika menghadapi tantangan dalam berkolaborasi secara digital di berbagai tahap siklus hidup bisnis, serta bagaimana mengatasi tantangan kolaborasi tersebut

The development of a tourist village has multiple effects in lifting other economic potentials that have also been shaken since the COVID-19 pandemic. The use of Information Technology (IT) in tourist villages had actually been carried out before the pandemic. However, the initiatives are often sporadic and disconnected from each other, thus preventing village tourism from reaching its full potential. E-collaboration is needed to build adaptive capacity in tourism villages when facing disruptions such as a pandemic or a very dynamic change in the business environment going forward. The preparation of an e-collaboration framework for an advanced tourism village is based on two theories: Dynamic Capability and Resources Based-View theory. The e- collaboration framework that is built emphasizes the capability factor which is supported by these two theories. Capability factors were collected through three data sources, namely: literature studies, expert opinions, and observations in the Karangrejo, Wanurejo, and Candirejo tourist villages, Magelang Regency. After going through the synchronization and integration processes, the factors were analyzed using Principal Component Analysis (PCA). Another part of the tourism village e-collaboration framework is the actors grouped with the Pentahelix approach. The other two parts of the framework are business processes and e-collaboration stages. All these dimensions are then arranged in a tourism village e-collaboration framework with advanced categories assisted by image processing software. The framework validation process uses seven criteria, namely: Simplicity, Coverage and Completeness, Compliance to standards, Dynamics & flexibility, Capabilities & relevance, Usefulness, and Trustworthiness. Test results and expert input are used to revise the framework. Next is to develop an e-collaboration strategic plan for an advanced category tourism village, followed by developing an IS/IT strategy. The results of the e-collaboration framework are recommendations to stakeholders on how to digitally overcome barriers to collaboration and formalize these collaborative efforts. The e-collaboration framework serves as a guide for actors in tourism villages when facing challenges in collaborating digitally at various stages of the business life cycle, and how to overcome these collaboration challenges."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>