Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anissa Nadia Nurrahmah
Abstrak :
Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah salah satu pelayanan farmasi klinis yang diberikan Apoteker untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien dengan tujuan meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD). Pencatatan rekam medis pasien dianalisis menggunakan metode Subjective, Objective, Assessment dan Intervention (SOAP) untuk mengidentifikasi masalah terkait obat atau drug related problems (DRPs) berdasarkan klasifikasi PCNE (Pharmaceutical Care Network Europe). Apoteker dapat memberikan rekomendasi atau merencanakan intervensi sesuai literatur farmakoterapi, guideline dan evidencebased medicine kepada tenaga kesehatan lainnya. ......Drug Therapy Monitoring (PTO) is one of the clinical pharmacy services provided by Pharmacists to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients with the aim of increasing therapeutic effectiveness and minimizing the risk of Unwanted Drug Reactions (ROTD). Recording patient medical records is analyzed using the Subjective, Objective, Assessment and Intervention (SOAP) method to identify drug-related problems (DRPs) based on the PCNE (Pharmaceutical Care Network Europe) classification. Pharmacists can provide recommendations or plan interventions according to pharmacotherapy literature, guidelines and evidence-based medicine to other health workers.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Mayasari
Abstrak :
ABSTRAK
Permasalahan distribusi di industri muncul akibat ketersediaan produk di konsumen yang disebabkan oleh tingkat persediaan, over stock atau stock out. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan membuat penjadwalan distribusi produk yang mempertimbangkan dari segi jumlah, waktu, dan kapasitas perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan menggabungkan metode DRP (Distribution Requirement Planning) dan EPQ (Economic Production Quantity). Untuk membuktikan kelayakan penggabungan kedua metode tersebut dalam menyelesaikan permasalahan distribusi maka perlu diterapkan di studi kasus perusahaan. Studi kasus penelitian ini adalah di Industri Plastik yang memproduksi sedotan untuk minuman kemasan tetrapack. Kelayakan atau kesesuaian dilihat berdasarkan dari segi jumlah, biaya dan service level. Ketiga hal tersebut harus memberikan peningkatan nilai menuju kearah perbaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan persediaan dan juga penghematan biaya penyimpanan sebesar 73,92% dan peningkatan service level sebesar 6,75%.
ABSTRACT
Distribution problems in industry as a result of products availability in the consumer caused by inventory levels, over stock or stock out. The problems can be solved by making product distribution scheduling with consideration of quantity, time, and capacity of the company. The research methods is done by combining the method DRP (Distribution Requirement Planning) and EPQ (Economic Production Quantity). The feasibility proving of combination the two methods in solving distribution problems need to be applied in the case study company. The case study of this research is in the Plastics Industry that produces a straw to drink tetrapack packaging. The appropriateness or suitability viewed under terms of the inventory, cost and service level. The three aspects must provide of value increasing towards improvement. The research showed that a decline in inventory and holding cost savings of 73,92% and an increase in service level of 6,75%.
2016
T45740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ai Yeni Herlinawati
Abstrak :
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan masalah yang mendunia. Pasien PGK yang menjalani hemodialisis biasanya mendapatkan resep yang banyak dan ini mempunyai risiko tinggi menyebabkan Masalah Terkait Obat (MTO). Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi intervensi apoteker terhadap MTO yang berhubungan dengan kadar hemoglobin, ureum dan kreatinin. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre eksperimental dengan pre post design secara prospektif. Penelitian dilakukan terhadap satu kelompok uji, total responden penelitian 76 orang. Penelitian ini dilakukan di poli rawat jalan hemodialisis RSUD dr. Adjidarmo kabupaten Lebak selama periode Januari sampai maret 2017. MTO dinilai berdasarkan Pharmaceutical Network Europe (PCNE) V.6.2, tahun 2010. Jumlah MTO yang diidentifikasi adalah 256 masalah, Setelah dilakukan intervensi, jumlah MTO turun menjadi 71 masalah (menurun sebesar 72,26%). Terdapat perbedaan bermakna pengaruh intervensi apoteker terhadap penurunan jumlah MTO sebelum dan sesudah intervensi dengan p < 0,05. Terdapat perbedaan bermakna kenaikan rerata hemoglobin yang disebabkan oleh intervensi apoteker terhadap MTO dengan p < 0,05, selisih kenaikan rerata hemoglobin setelah intervensi selama 3 bulan adalah 0,84 g/dl. Rerata kadar hemoglobin setelah intervensi 3 bulan naik 8,29%. Terdapat perbedaan kadar ureum setelah dilakukan intervensi, tetapi tidak bermakna secara klinis dengan p > 0,05 (OR 1,37 p 0,517). Perubahan masalah terkait obat yang diakibatkan oleh intervensi apoteker bisa menurunkan kadar ureum 1,37 kali nya dibanding sebelum intervensi. Rerata kadar ureum setelah intervensi selama 3 bulan turun 30,05%. Terdapat perbedaan bermakna kadar kreatinin setelah dilakukan intervensi dengan p < 0,05 (OR 0,196, P 0,049). Perubahan masalah terkait obat yang diakibatkan oleh intervensi apoteker bisa menurunkan kadar kreatinin 0,196 kali nya dibanding sebelum intervensi. Rerata kadar kreatinin setelah intervensi selama 3 bulan turun sebesar 9,91%. Faktor perancu untuk kadar hemoglobin adalah stadium PGK dengan p < 0,05 dan status gizi dengan p < 0,05. Faktor perancu untuk kadar ureum adalah status gizi dengan p < 0,05. Dengan demikian intervensi apoteker terhadap MTO bisa membantu keberhasilan terapi pasien hemodialisis di RSUD dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak ......Chronic Kidney Disease (CKD) is a worldwide problem. PGK patients undergoing hemodialysis usually get many prescriptions and this has a high risk of causing Drug Related Problems (DRP). The aim of this study was to evaluate the pharmacists' interventions on DRPs relating to hemoglobin, urea and creatinine levels. The research design used was Preeksperimental with pre post design prospectively. The study was conducted on one test group, total of 76 respondents. This research was conducted in outpatient hemodialysis dr. Adjidarmo hospital Lebak district during the period January to March 2017. The DRP was assessed on the basis of Pharmaceutical Network Europe (PCNE) V.6.2, 2010. The number of DRPs identified was 256 problems. After intervention, the number of DRPs fell to 71 problems (decreased 72.26%). There was a significant difference in the effect of pharmacist intervention on decreasing the number of DRP before and after intervention with p <0.05. There was a significant difference in mean increase of hemoglobin caused by pharmacist intervention on DRP with p <0.05, the difference of mean hemoglobin increase after intervention for 3 months was 0.84 g/dl. Mean hemoglobin levels after 3 month intervention increased 8.29%. There was a difference in urea after the intervention, but not clinically significant with p> 0.05 (OR 1.37 p 0,517). Changes in drug-related problems resulting from pharmacist interventions can lower ureum 1.37 than before intervention. Mean urea levels after 3 month intervention decreased 30.05%. There was significant difference of creatinine level after intervention with p <0,05 (OR 0,196, P 0,049). Changes in drug related problems resulting from pharmacist interventions may decrease the creatinine level 0.196 compared to before intervention. Mean creatinine level after 3 months intervention decreased by 9.91%. Confounding factor for hemoglobin level was PGK stage with p <0,05 and nutritional status with p <0,05. The confounding factor for urea is nutritional status with p <0.05. Thus, pharmacist intervention on DRP can help the success of hemodialysis patient therapy in dr. Adjidarmo hospital district Lebak
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Tamara
Abstrak :
Pemantauan terapi obat merupakan pelayanan farmasi klinis untuk memastikan terapi obat aman, efektif dan rasional bagi pasien. Apoteker dapat mengidentifikasi permasalahan DRPs (Drug Related Problems) berdasarkan farmakoterapi dari berbagai literatur yang mendukung. Analisa DRPs akan dipaparkan dalam klasifikasi PCNE (Pharmaceutical Care Network Europe) dengan beberapa kategori yaitu penyebab, masalah, rencana intervensi dan status masalah. Pelayanan farmasi ini didokumentasi dan dikomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya melalui metode SOAP (Subjective, Objective, Assessment and Plan. ......Drug therapy monitoring is a clinical pharmacy service to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. Pharmacists can identify DRPs (Drug Related Problems) problems based on pharmacotherapy from various supporting literature. The DRPs analysis will be presented in the PCNE (Pharmaceutical Care Network Europe) classification with several categories namely causes, problems, intervention plans and problem status. These pharmaceutical services are documented and communicated to other health workers through the SOAP (Subjective, Objective, Assessment and Plan) method.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anjar Widianti
Abstrak :
ABSTRAK
organisasi dituntut untuk memberikan kinerja yang prima dalam operasionalnya, namun pada kenyataannya seringkali terjadi gangguan yang mengakibatkan terhambat atau terhentinya kegiatan operasional mereka. PGS Jakarta merupakan salah satu contoh organisasi yang dituntut untuk tetap bisa mempertahankan kelangsungan bisnis mereka di tengah gangguan operasional yang muncul. Namun sayang, PGS Jakarta belum memiliki sebuah dokumen DRP yang dapat dijadikan panduan dalam mengatasi gangguan untuk mempertahankan kelangsungan bisnis mereka.Penelitian ini berfokus pada kegiatan perancangan DRP. Gangguan yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah gangguan yang disebabkan oleh faktor SI/TI pada proses bisnis PGS Jakarta. Perancangan ini dilakukan secara bertahap dengan mengikuti kaidah perancangan DRP dari NIST. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pembuatan kebijakan DRP dengan memperhatikan peraturan Title 21 Part 11, Business Impact Analysis dari layanan-layanan aplikasi SI/TI yang ada, Preventive Control Analysis terutama mengenai kendali pencegahan di data center, Pengembangan Strategi Mitigasi terhadap risiko-risiko yang ada dan yang terakhir adalah Pengembangan dokumen DRP yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Hasil dari penelitian ini adalah usulan dokumen DRP untuk PGS Jakarta.
ABSTRAK
organizations are obliged to give excellent performance in their operations, but sometimes there are disruptions which hold or stop their operation activities. PGS Jakarta are one of organization which also need to keep their business continue running eventhough they have disruptions on their operational. Unfortunately PGS Jakarta do not have DRP document which can be their reference to anticipate disruptions in order to keep their business continue running.This research focused on the DRP designing activities to assure business continuity. Disruptions which being focused on this research are disruptions which caused by IS IT factor to PGS Jakarta business process. This designing process performed gradually by following DRP designing steps from NIST. Steps which performed on this research are DRP policy creation which observe Title 21 Part 11 regulation, Business Impact Analysis from existing IS IT application services, Preventive Control Analysis especially related to preventive control in data center, Mitigation Strategy Development against identified risks, and the final step is DRP document Development, which suits with organization needs. The outcome of this research is the draft of Disaster Recovery Plan document for PGS Jakarta.
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Uli Artha Br
Abstrak :
Pasien sepsis yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko mengalami masalah terkait obat. Kompleksitas penyakit dan penggunaan obat, serta respons pasien yang sangat individual meningkatkan munculnya masalah terkait obat. Hal tersebut menyebabkan perlunya dilakukan Pemantauan Terapi Obat (PTO) dalam praktik profesi untuk mengoptimalkan efek terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pemantauan Terapi Obat (PTO) pada pasien dengan penyakit sepsis di ruang rawat inap teratai RSUP Fatmawati dan mengidentifikasi masalah terkait obat menggunakan PCNE V9.0. Metode yang digunakan berdasarkan temuan/kasus permasalahan terkait obat diklasifikasikan berdasarkan PCNE V9.0 Kemudian direkomendasikan penyelesaian permasalahan berdasarkan literatur. Hasil menunjukan penatalaksanaan sepsis sudah dilakukan sesuai dengan panduan tatalaksana sepsis (Kemenkes) dan identifikasi Drug Related Problem (DRP) menggunakan PCNE V9.0 didapatkan tiga masalah yaitu C1. Pemilihan obat; C2. Bentuk obat; C3 Pemilihan dosis. ......Sepsis patients who receive drug therapy are at risk of experiencing drug-related problems. The complexity of the disease and the use of drugs, as well as the highly individualized patient responses increase the emergence of drug-related problems. This causes the need for Drug Therapy Monitoring (PTO) in professional practice to optimize therapeutic effects and minimize unwanted effects. This study aims to determine Drug Therapy Monitoring (PTO) in patients with sepsis in the lotus inpatient ward of Fatmawati Hospital and identify drug-related problems using PCNE V9.0. The method used is based on the findings/cases of drug-related problems classified according to PCNE V9.0 Then it is recommended to solve the problem based on the literature. The results showed that the management of sepsis had been carried out in accordance with the sepsis management guidelines (Ministry of Health) and the identification of Drug Related Problems (DRP) using PCNE V9.0, three problems were found, namely C1. drug selection; C2. medicinal form; C3 Dosage selection.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Misbahul Fitri Hanifah
Abstrak :
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome-related Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang telah ditetapkan sebagai pandemik sejak tanggal 11 Maret 2020 oleh World Health Organization (WHO). Diketahui bahwa paru-paru yang terinfeksi langsung oleh virus dapat mengakibatkan manifestasi klinis berupa pneumonia virus. Sistem kekebalan tubuh dapat mengalami perubahan imunologis dalam tubuh seperti leukopenia, limfopenia, dan inflamasi badai sitokin, sehingga dapat menyebabkan peningkatan risiko infeksi lainnya. Maka dari itu, diperlukan adanya Pemantauan Terapi Obat (PTO) untuk mengoptimalkan efek terapi dan menekan angka morbiditas pasien COVID-19. Pada penulisan ini akan dibahas mengenai PTO pada pasien COVID-19 dengan pneumonia, hipokalemia berulang, dan anemia defisiensi zat besi di ruangan Melati COVID di RSUD Tarakan, Jakarta. Hal ini diharapkan dapat menggambarkan peran apoteker klinis dalam Pemantauan Terapi Obat sehingga mampu meminimalisasi risiko masalah terkait obat, progresivitas penyakit, serta dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Pengambilan data dilakukan dengan pemantauan data rekam medik pasien dari sejak pertama kali masuk rumah sakit hingga pasien dapat dipulangkan. Selanjutnya, dilakukan penetapan asesmen dan rencana yang akan didiskusikan bersama apoteker penanggung jawab ruangan tersebut. Hasil analisis PTO yang dilakukan terhadap pasien tersebut ialah terdapat satu obat yang tidak tepat dosis, yaitu urotractin. Selain itu, terdapat masalah terkait kegagalan penerimaan vitamin C yang diresepkan dan interaksi antarsuplemen kalsium karbonat dan vitamin D3 yang dapat meningkatkan risiko hiperkalsemia pada pasien. ......COVID-19 is a disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome-related Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) which has been comes up as a pandemic since March 11, 2020 by World Health Organization (WHO). It is known that lungs directly infected by viruses can result in clinical manifestations in the form of viral pneumonia. The immune system can experience immunological changes in the body such as leukopenia, lymphopenia, and inflammatory cytokine storms, which can cause an increased risk of other infections. Therefore, there is a need for Monitoring Drug Therapy (MDT) to optimize the therapeutic effect and reducing the morbidity rate of COVID-19 patients. In this article, we will discuss MDT in COVID-19 patients with pneumonia, recurrent hypokalemia, and iron deficiency anemia in the Melati COVID room at Tarakan Hospital, Jakarta. It is hoped that this will illustrate the role of clinical pharmacists in MDT so that they can minimize the risk of drug-related problems (DRPs), disease progression, and can improve the patient's quality of life. Data collection is carried out by monitoring the patient's medical record data from the time they are first admitted to the hospital until the patient can be discharged. Next, an assessment and plan is carried out which will be discussed with the pharmacist in charge of the room. The results of the MDT analysis carried out on this patient were that one drug was not dosed correctly, urotractin. In addition, there are problems related to failure to receive prescribed vitamin C and interactions between calcium carbonate and vitamin D supplements which can increase the risk of hypercalcemia in patients.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Putri Warti
Abstrak :
Rumah sakit dengan pelayanan farmasi klinik mengimplementasikan Pemantauan Terapi Obat (PTO) sebagai suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien, dengan tujuan meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD). Pelaksanaan tugas khusus ini bertujuan untuk melakukan pemantauan terapi obat pada salah satu pasien dispepsia di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta. Metode menggunakan desain observasional dengan pengambilan data dilakukan secara prospektif pada tanggal 12 sampai 16 Juni 2023. Populasi yang digunakan adalah seluruh pasien yang dirawat inap di Gedung Cempaka, RSUP Persahabatan dan teknik sampel yang digunakan yaitu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil dari pelaksanaan tugas khusus yang dilakukan selama 5 ( lima ) hari ini adalah ditemukannya pemilihan obat yang tidak tepat terjadi karena pasien menggunakan jaminan BPJS yang mengharuskan penggunaan rujukan Formularium Nasional untuk panduan pengobatan, pemberian obat kepada pasien sudah melebihi aturan yang ditetapkan oleh Formularium Nasional, (DRP) terkait interaksi obat dan indikasi tanpa obat, penyesuaian terapi berdasarkan konsultasi antara Apoteker dan DPJP, serta implementasi sistem informasi untuk pemantauan pasien secara terintegrasi. Hal ini didapatkan berdasarkan pemantauan terapi obat pasien rawat inap Ny. F di gedung Cempaka RSUP Persahabatan.  ...... Hospitals with clinical pharmacy services implement Drug Therapy Monitoring (PTO) as a process that includes activities to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patients, with the aim of increasing the effectiveness of therapy and minimizing the risk of unintended drug reactions (ROTD). The implementation of this special assignment aims to monitor drug therapy in one of the dyspepsia patients at the Friendship Central General Hospital Jakarta. The method uses an observational design, with data collection carried out prospectively on June 12–16, 2023. The population used was all patients hospitalized in the Cempaka Building, Friendship General Hospital, and the sample technique used was purposeful sampling in accordance with the inclusion and exclusion criteria. The results of the implementation of this special assignment, which was carried out for five (five) days, were the discovery of inappropriate drug selection that occurred because the patient used BPJS insurance, which required the use of the National Formulary reference for treatment guidance; the administration of drugs to patients had exceeded the rules set by the National Formulary; drug- related problems (DRP) related to drug interactions and indications without drugs; therapy adjustments based on consultation between pharmacists and DPJP as well as the implementation of an information system for integrated patient monitoring. This was obtained based on monitoring the drug therapy of inpatient Mrs. F in the Cempaka building of Friendship Hospital.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Wardhana
Abstrak :
Era dengan kemajuan teknologi yang pesat, menimbulkan persaingan yang sangat ketat diantara para kompetitor. Di bidang perbankan, bank-bank harus berbuat keras untuk memberikan pelayanan kepada nasabah yang sebaik-baiknya. Bank harus dapat memberikan pelayanan kepada nasabahnya walaupun terjadi insiden-insiden seperti bencana banjir, teror bom, gangguan listrik, virus, maupun sistem yang tidak berfungsi. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mempunyai suatu rencana kerja yang dapat mengantisipasi kejadian tersebut agar perusahaan tetap dapat menjalankan kegiatan operasionalnya atau dikenal juga dengan nama business continuity plan. Rencana dan bingkai kerja digunakan untuk menjamin kelangsungan bisnis dan untuk menjamin kelangsungan bisnis dalam keadaan darurat. Dalam tugas akhir ini, penulis melakukan penelusuran terhadap metodologi daur hidup yang menjelaskan tahapan-tahapan yang penting dalam penyusunan sebuah business continuity plan. Dengan adanya metodologi tersebut, maka dapat dianalisa proses bisnis apa yang penting dan ancaman-ancaman apa yang dapat berpengaruh atas kelangsungan proses bisnis tersebut. Dengan demikian, perusahaan mengerti proses apa yang perlu dijaga kelangsungannya untuk menjaga kelangsungan bisnis secara keseluruhan. Business continuity plan ini harus selalu ditinjau ulang dan diperbaharui secara berkala.
In the era of fast technology development, make very tight competition among all competitors. Especially in banking area, bank must give service to client which as well as possible. Bank have to give service to their client although there are event of disasters like floods, terrorized by a bomb, electricity failure, virus, and also system malfunction. This matter make company have to make a job plan which can anticipate the occurence of disaster in order the company remain to run its operational activity or recognized also by the name of business continuity plan. Plan and frame job used to guarantee the continuity of business and to guarantee the continuity of business in a state of emergency. In this final duty, writer conduct a research to cycle methodologies of life explaining important step in compilation a business continuity plan. With the use of methodologies, analyzable to hence process business what is necessary and threat of what can have an effect on the continuity of the business process. Thereby, company understand what kind of business process should be taken care of so the company can maintain the continuity of business as a whole. This business continuity plan have to be always re-evaluated and innovated periodically.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisya Zahra
Abstrak :

Distribution Requirement Planning (DRP) merupakan metode untuk menangani persediaan dalam suatu jaringan distribusi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan permintaan serta menentukan kebutuhan untuk mengisi kembali persediaan pada masing-masing pusat distribusi. Permasalahan yang terjadi pada sistem distribusi PT XYZ, produsen serta distributor air minum dalam kemasan, muncul akibat adanya selisih antara permintaan dengan pengiriman aktual yang dilakukan kepada agen. Selain itu, perusahaan juga mengalami pengeluaran biaya distribusi yang tinggi. Kedua permasalahan tersebut terjadi karena adanya fluktuasi permintaan produk dan belum adanya sistem distribusi yang baik. Sistem distribusi yang baik mampu melakukan peramalan permintaan serta melakukan perencanaan persediaan guna memenuhi kebutuhan konsumen per periodenya. Metode yang tepat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan ini adalah DRP, dengan tahapan pertama yaitu melakukan peramalan permintaan enam periode kedepan dengan hasil yang paling akurat yaitu pada peramalan metode linear. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan metode lot sizing dalam pembuatan DRP yaitu metode Lot for Lot (LfL) dan Least Unit Cost (LUC) dengan total biaya terendah sebesar Rp115,605,334 selama periode enam bulan. Penerapan metode DRP pada kedelapan agen mampu mengurangi total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp74,388,066 atau sebesar 39,15%. Selain itu, permintaan konsumen dari masing-masing agen juga dapat terpenuhi pada tiap periodenya.


Distribution Requirement Planning (DRP) is a method for handling inventory procurement in a distribution network to determine the demands and needs to replenish at each distribution center. Problems that occur in the distribution system of PT XYZ, a bottled water company, arise due to differences between customer demand and the actual deliveries made towards agents. Moreover, the company is also facing fairly high distribution costs. Both of these problems are caused by demand fluctuations and a lack of distribution system. A good distribution system is defined by the capability to forecast demands and plan inventories to meet customer needs. The method used to solve the problem is DRP, with the first phase being to forecast the demand for the next six periods with the linear forecasting method that generates the most accurate forecast values. Followed by determining the lot sizing with Lot for Lot (LfL) and Least Unit Cost (LUC) methods that produce the lowest total cost of Rp115,605,334 over a six-month period. The application of the DRP method to the eight agents was able to decrease the total costs by Rp74,388,066 or 39.15%. Furthermore, the demands from each agent will also be fulfilled for each period.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>