Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wedia Hidayana
"Vocational education has some characteristics that might be different from other formal schools such as ; education purpose, learning substance , education demand and output."
Padang panjang: Dinas pendidikan Kota Padangpanjang, 2014
370 JGR 11 (1-2) 2014
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Puspitarini Darminto
"ABSTRAK
Penelitian ini memiliki fokus melihat efektivitas strategi reader rsquo;s theater untuk meningkatkan self-efficacy membaca pada siswa kesulitan belajar. Strategi reader rsquo;s theater adalah intervensi kelompok yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca lancar dan ekspresif. Penerapan reader rsquo;s theater melibatkan kegiatan latihan pemenggalan frase, intonasi kata, penekanan kata, membaca ulang bacaan, dan memberi contoh modelling . Pada akhir intervensi, kelompok reader rsquo;s theater membaca naskah dengan lantang di depan kelas tanpa gerakan dan kostum. Penelitian ini menggunakan single subject design dengan pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan penerapan strategi efektif meningkatkan kelancaran siswa dalam membaca dan meningkatkan self-efficacy siswa dengan kesulitan belajar.

ABSTRACT
This study aims to understand the effectiveness of theater 39 s reader strategy to improve reading self efficacy in students 39 learning difficulties. Reader 39 s theater strategy is a group based intervention used to improve students 39 ability in reading fluency and expressiveness. The applications of reader rsquo s theater involve exercising phrase breaking, word intonation, emphasizing on wording, repeated reading, and giving examples modelling . At the end of the intervention, students were reading scripts loudly in front of the class without making any movement and wearing specific costume. This study uses single subject design with sample selection using purposive sampling. The results showed that the intervention has effectively improves not only students 39 fluency in reading and but also improves self efficacy of students with learning difficulties."
[, ]: 2017
T48798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Chandra Wiguna
"Perkembangan dunia digital telah membuat beberapa aspek kehidupan secara teknis berubah, dari beberapa metode konvensional menjadi modern. Modernisasi pada era digital ini tentu memudahkan pekerjaan yang dahulunya membutuhkan sumberdaya manusia yang terbilang masif menjadi tereduksi karena adanya teknologi. Hadirnya teknologi blockchain dapat menjadi solusi ditengah minimnya keamanan data akan peretesan dan manipulasi data. Ethereum sebagai platform yang berbasis blockchain dan tingginya keamanan data melalui algoritma hasing mencoba menyelesaikan hal-hal yang menjadi perhatian belakangan ini. Kemudian algoritma hashing ini diterapkan ke beberapa pemodelan seperti website bebbasis data yang bertujuan untuk meningkatan integeritas database agar tidak mudah disusupi dan dimanipulasi. Algoritma Ethereum Keccak-256 akan diuji dengan mencoba beberapa jenis parameter agar mendapatkan variabel yang optimal untuk diimplementasikan dalam proyek voting elektronik agar lebih baik dalam kredibilitas dan integritas.
Hasil dari variasi percobaan kedua bahwa difficulty yang ideal ialah 10.000.000 dibandingkan dengan dua variasi lainnya. Namun, difficulty ini belum lah sepenuhnya dikatakan ideal jika menggunakan nilai difficulty lainnya. Dengan menggunakan variasi difficulty, maka blok dapat diverifikasi selama 440,872ms untuk difficulty 100.000, 20,188ms untuk difficulty 1.000.000, dan 0,222ms untuk difficulty. 10.000.000.Pada difficulty 100.000, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan algoritma hash merupakan variasi yang paling lama dengan rata-rata waktu hash per blok 80,291ms untuk 1 satu thread process, 240,457ms untuk 2 dua thread process, dan 440,872ms untuk 4 empat thread process.

The development of the digital world has made some aspects of life technically change, from some conventional methods to being modern. Modernization in this digital era would facilitate the work that formerly require human resources that are somewhat massive to be reduced due to the technology. The presence of blockchain technology can be a solution amid the lack of data securities will hacking and data manipulation. Ethereum as a blockchain based platform and high security securities through a hasing algorithm trying to solve things of concern lately. Then the hashing algorithm is applied to some modeling such as website based data that aims to increase the integrity of the database so as not to be easily infiltrated and manipulated. The Ethereum Algorithm Keckak 256 will be tested by attempting several types of parameters to obtain the optimal variable to be implemented in electronic voting projects to make better credibility and integrity.
The result of experimental variation that the ideal difficulty is 10,000,000 compared to the other two variations. However, this difficulty is not yet fully said to be ideal if using other difficulty values. By using variations of difficulty, the blocks can be verified for 440.872ms for 100,000 difficulty, 20.188ms for 1,000,000 difficulty, and 0.222ms for difficulty. 10.000.000. On difficulty 100,000, the time required to complete the hash algorithm is the longest variation with the average hash time per block 80,291ms for 1 one thread process, 240,457ms for 2 two thread process, and 440,872 ms for 4 four thread process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagiyono
"ABSTRACT
Butir soal evalusai hasil belajar yang baik, selain harus menyimpan tingkat kesuksesan yang sesuai dengan tingkat hasil belajar yang akan diukur, juga harus mempunyai daya pembeda yang mampu membedakan peserta pelatihan pandai dan yang tidak pandai secara memadai. guna mendapatkan butir-butir soal yang baik tersebut, tlah dilakukan penelitian untuk menentukan tingkat kesukaran dan daya pembeda dari butir-butir soal ujian. obyek dari penelitian ini adalah butir-butir soal Ujian General dan Ujian Spesifik yang dilaksanakan dalam pelatihan Radiografi tingkat1. analisis dilakukan dengan metode analisis kuantatif dan pendekatan analisis kualitatif diskriptif sederhana. pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap setiap butir soal ujian. dari hasil penilaian tersebut kemudian ditentukan tingkat kesukaran dan daya pembeda dari tiap butir soal. dari hasil yang didapat, teramati bahwa perbandingan tingkat kesukaran dari ujian General adalah 2 butir soal sukar, 14 butir soal sedang, 22 butir soal mudah dan 2 butir soal sangat mudah, sedangkan untuk Ujian Spesifik adalah 2 butir soal sukar, 26 butir sedang, 29 butir soal mudan dan 3 butir soal sangat mudah. dari 40 butir soal ujian General 7 butir soal dan 60 butir soal Ujian Spesifik terdapat 12 butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang tidak sesuai dengan tingkat kesukaran yang diproyeksikan semula. dari hasil analisisdaya pembeda teramati 7 butir soal ujian General dan 11 buir soal ujian Spesifik mempunyai daya pembeda yang sangat rendah. berdasarkan hasil peneltian dapat disimpulkan bahwa jika soal tersebut ingin digunakan lagi, maka pelu dilakukan perbaikan terhadap butir-butir soal tingkat kesukarannya tidak sesuai dnegan proyeksi awal, sedangkan untuk butir-butir yang daya pembedanya sangat rendah harus dibuang."
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2017
605 WJ 8:1-2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Silviliyana
"Target 8.6 SDGs memiliki tujuan yaitu secara substansial mengurangi proporsi usia muda yang NEET (Not in Employment, Education, or Training) pada tahun 2020. Akan tetapi, capaian NEET secara global maupun nasional masih relatif tinggi, bahkan NEET perdesaan di Indonesia sejak tahun 2016 konsisten selalu lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara capaian nilai Indeks Kesulitan Geografis (IKG) desa tahun 2020 terhadap status pemuda perdesaan untuk menjadi bukan NEET, NEET aktif, ataupun NEET tidak aktif. Penelitian dilakukan terhadap 94.605 sampel individu yang tersebar pada 14.394 desa di seluruh Indonesia berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2020 dan Updating Podes 2020 dengan menggunakan metode analisis model regresi logistik ordinal multilevel. Secara umum, pemuda perdesaan didominasi oleh pekerja keluarga/tidak dibayar. Hasil analisis menunjukkan bahwa kenaikan capaian IKG suatu desa satu satuan signifikan menurunkan kecenderungan pemuda perdesaan untuk menjadi NEET (termasuk NEET aktif maupun NEET tidak aktif) serta kecenderungan menjadi NEET tidak aktif. Selain itu juga ditemukan bahwa kenaikan nilai IKG signifikan menaikkan peluang pemuda perdesaan untuk bekerja, namun sebaliknya menurunkan kecenderungan untuk sekolah ataupun pelatihan. Temuan tersebut mengarahkan pada adanya indikasi pemuda perdesaan terpaksa untuk bekerja sebagai pekerja keluarga/tidak dibayar, serta terlihat pula dari lapangan usaha pertanian,perikanan, dan perkebunan, dan pekerjaan juga sektor informal yang mendominasi pemuda pekerja di perdesaan.

Target 8.6 SDGs has a goal of substantially reducing the proportion of young people who are NEET (Not in Employment, Education, or Training) by 2020. However, the achievement of NEET globally and nationally are still relatively high, even rural NEET in Indonesia since 2016 has consistently been higher than youth NEET in urban. This study aims to determine the relationship between the achievement of the Geographical Difficulty Index/Indeks Kesulitan Geografis (IKG) in 2020 and the status of rural youth to become non-NEET, active NEET, or inactive NEET. The study was conducted on 94,605 individual samples spread over 14,394 villages throughout Indonesia based on the results of the August 2020 Sakernas and Updating Podes 2020 using the multilevel ordinal logistic regression model analysis method. In general, rural youth are dominated by family/unpaid workers. The results of the analysis show that an increase in the IKG achievement of a village by one unit significantly reduces the tendency of rural youth to become NEETs (including active NEETs and inactive NEETs) and the tendency to become inactive NEETs. In addition, it was also found that the increase in the IKG score significantly increased the opportunities for rural youth to work, but on the contrary decreased the tendency to go to school or training. These findings lead to indications of rural youth being forced to work as family/unpaid workers, and can also be seen in the fields of agriculture, fisheries, and plantations, as well as the informal sector which dominates youth workers in rural areas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vitriani Sumarlis
"Beberapa data di luar maupun dalam negeri, menunjukkan terdapat prevalensi yang cukup besar (5-20%) mengenai siswa-siswa sekolah dasar yang mengalami kesulitan belajar. Mereka memiliki kecerdasan umum yang tergolong rata-rata atau di atas rata-rata namun tidak tertampilkan dalam prestasi belajar di sekolah. Prevalensi tersebut menandakan perlunya identifikasi dan penance nan bagi siswa berkesulitan belajar agar potensi dasar mereka dapat dioptimalkan.
Identifikasi risiko kesulitan belajar sejak dini dapat dilakukan sebelum memasuki sekolah dasar, yaitu pada tingkat prasekolah. Identifikasi yang dapat dilakukan adalah dengan melihat tanda-tanda awal dari kesulitan belajar seperti perkembangan motorik, persepsi, bahasa atau atensi (Lerner, 2000). Sangat disayangkan, umumnya kesulitan belajar baru terdeteksi ketika siswa menginjak bangku sekolah dasar. Permasalahan-permasalahan belajar yang mereka alami pun seringkali telah bercampur dengan permasalahan perilaku dan keterampilan sosial.
Masih terdapat perbedaan pendapat di antara para ahli mengenai aspek-aspek yang memberikan kontribusi terhadap risiko kesulitan belajar. Sebagian ahli ada yang mempercayai hubungan antara aspek motorik dan persepsi terhadap risiko kesulitan belajar (Lewandowski, dalam Blumsack dick, 1997; Trout, 1996). Sebagian ahli yang lain menolak peranan aspek motorik dan persepsi, dan mengutamakan peranan aspek bahasa pada risiko kesulitan belajar (Scarborough, 1990; Vellutino dkk, 2004). Ada pula yang berpendapat bahwa risiko kesulitan belajar berhubungan dengan ketiga aspek tersebut, di mana perkembangan anak-anak yang mengalami risiko kesulitan belajar pada ketiga aspek perkembangan motorik, persepsi dan bahasa terlambat bila dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Penelitian ini bertajuan untuk mengetahui kontribusi aspek motorik, persepsi dan bahasa secara bersama-sama terhadap risiko kesulitan belajar. Dari hasil yang diperoleh ingin diketahui pula aspek perkembangan apakah yang memiliki kontribusi paling besar terhadap risiko kesulitan belajar di tingkat prasekolah.
Penelitian dilakukan pads 76 orang siswa TK Pembangunan Jaya dan TK Tumbur Ria, yang berusia antara tiga hingga tujuh tahun. Mereka duduk di bangku kelompok bermain hingga TK B. Para siswa tersebut diberikan serangkaian tugas yang mengukur kemampuan mereka pada aspek motorik, persepsi dan bahasa. Para guru yang mengajar para siswa tersebut pun diminta memberikan penilaian mengenai tingkat penguasaan siswa-siswa yang terlibat dalam penelitian ini terhadap keterampilan pra akademik membaca, menulis, dan berhitung. Penilaian guru digunakan sebagai instrumen untuk mengukur risiko kesulitan belajar karena dari beberapa hasil penelitian diketahui bahwa penilaian guru di tingkat taman kanak-kanak dapat meramalkan keberhasilan belajar di tahun-tahun pertama sekolah dasar (Mercer, 1997; Taylor dick, 2000) .
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kontribusi bersama antara aspek, motorik, persepsi dan bahasa terhadap risiko kesulitan belajar. Kontribusi yang terbesar adalah dari aspek persepsi terhadap risiko kesulitan belajar. Beberapa hasil tambahan juga diperoleh dari hasil penelitian ini.
Saran yang diperoleh dari penelitian ini menyebutkan perlunya dilakukan penelitian longitudinal lanjutan untuk memantau perkembangan siswa di tingkat sekolah dasar. Mengingat instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengembangan instrumen baru maka perlu dilakukan pembakuan instrumen. Saran praktis bagi guru dan orangtua juga diberikan guna meminimalkan risiko kesulitan belajar, maupun memberikan stimulasi yang berkaitan dengan pengembangan aspek motorik, persepsi, dan bahasa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T17941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Mega Rosdiana
"ABSTRAK
Pengaruh Self-Talk Menggunakan Kata Ganti Bukan Orang Pertama Terhadap Penilaian Tantangan-Ancaman yang Dimoderasi oleh Persepsi Tingkat Kesulitan Tugas rdquo; Setiap individu memiliki cara berbeda dalam menilai situasi yang memicu stres, hal ini dibahas dalam kerangka teori penilaian tantangan-ancaman. Penilaian tantangan-ancaman memungkinkan adanya interaksi bersamaan antara proses kognitif, afektif dan fisiologis. Self-talk menggunakan kata ganti bukan orang pertama memunculkan efek self-distance yang berguna untuk meregulasi pikiran, emosi dan perilaku. Sedangkan persepsi tingkat kesulitan tugas dapat mempengaruhi motivasi, harapan untuk sukses, kecemasan dan performasi. Penelitian eksperimen ini bertujuan mengetahui efektifitas self-talk menggunakan kata ganti bukan orang pertama terhadap penilaian tantangan-ancaman ketika persepsi tingkat kesulitan tugas sulit dan rendah. Subjek N=160 terbagi dalam empat kondisi, self-talk menggunakan kata ganti bukan orang pertama persepsi tugas mudah N=39 , self-talk menggunakan kata ganti bukan orang pertama persepsi tugas sulit N=40 , self-talk menggunakan kata ganti orang pertama persepsi tugas mudah N=38 dan self-talk menggunakan kata ganti orang pertama persepsi tugas sulit N=43. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara self-talk menggunakan kata ganti bukan orang pertama dan kata ganti orang pertama ketika menghadapi situasi dengan persepsi tingkat kesulitan tugas tinggi dan tingkat kesulitan tugas rendah, hasil analisis self-report F 3;156 = 8,196: p< 0,05, ? p2 = 0,13, hasil analisis esai F 3;156 = 12,378: p< 0,05, ? p2 = 0,192. Melalui analisis post hoc diketahui bahwa pada tugas yang mudah pada hasil self-report, tidak menunjukkan perbedaan antara self-talk menggunakan kata ganti bukan orang pertama dengan self-talk menggunakan kata ganti orang pertama p= 0,923 . Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap self-talk menggunakan kata ganti bukan orang pertama dapat membantu menilai situasi yang memicu stres lebih sebagai tantangan daripada ancaman. Kata kunci: teori penilaian tantangan-ancaman, self-distance, self-talk, stres, regulasi diri, persepsi tingkat kesulitan tugas.

ABSTRACT
The Effect of Self Talk with Non First Person Pronoun to Challenge Threat Apraisals Moderated by Perception Task Difficulty rdquo Each individual will have different ways of evaluation stress inducing situations, one theoretical framework that offers how individuals respond to stress is challenge threat appraisal. Challenge and threat enables concurrent interaction between cognitive, affective and physiological processes. Self talk using the first person pronoun enables the emergence of a self distance effect that helps people to regulate themselves. While perceptions of task difficulty can affect motivation, expectation for success, anxiety and performance. This experimental study aims to determine the effectiveness of self talk using non first person pronouns and first person pronouns to shallenge threat apraisals moderated by perception task difficulty. Subjects N 160 was divided into four experimental conditions, self talk using non first person pronouns with easy task perception N 39 , self talk using non first person pronouns with difficult task perceptions N 40 Self talk using the first person pronouns with easy task perceptions N 38 and self talk using the first person pronouns with difficult task perception N 43 The results of this study there is a significant differences between self talk using non first person pronouns and first person pronouns with perceptions of different levels of task difficulty. Self report analysis results F 3, 156 8.196 p "
2017
T48792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Muhammad
"Sejak diresmikan pada 2015, Sustainable Development Goals (SDG’s), pendidikan yang inklusif menjadi prioritas bagi setiap negara diseluruh dunia tak terkecuali Indonesia. Akan tetapi, 6 tahun paska diresmikan, kondisi inklusivitas pendidikan di seluruh provinsi Indonesia masih jauh dari kata ideal, tak terkecuali Provinsi Papua dan Papua Barat (Kemendikbud, 2019). Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat efisiensi belanja pendidikan pemerintah daerah Provinsi Papua dan Papua Barat serta faktor-faktor yang memengaruhi dalam capaian Inklusivitas pendidikan. Penelitian ini menggunakan pooled data yang diambil dari setiap pemerintah kabupaten/kota di Papua dan Papua Barat pada tahun 2015 hingga 2019 dan diolah dengan menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA). Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat efisiensi teknis daerah secara rata-rata telah mencapai 79% dimana variabel belanja pegawai, barang serta akuntabilitas pemerintah daerah secara signifikan menurunkan capaian inklusivitas pendidikan di daerah. Penelitian ini juga ditemukan bahwa faktor geografis dan demografis seperti Indeks Kesulitan Geografis (IKG), penduduk miskin terbukti menurunkan capaian pendidikan sementara fasilitas pendidikan mampu meningkatkan hal tersebut secara signifikan. Selain hal tersebut, secara komparatif ditemukan bahwa tingkat efisiensi teknis di Provinsi Papua lebih baik dibandingkan Papua Barat. Pada bagian akhir, penelitian ini memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintah daerah.

Since it was inaugurated in 2015, the Sustainable Development Goals (SDGs), inclusive education has become a priority for every country, including Indonesia. However, six years after it was inaugurated, the inclusiveness of Indonesian education is still far from optimal (Kemendikbud., 2019). Using district/municipality data for the provinces of Papua and West Papua and processed using Stochastic Frontier Analysis (SFA), this study will look at the efficiency level of local government spending in increasing education participation in the districts/cities of Papua and West Papua. The study results show that, on average, local governments have lost the technical efficiency of regional education spending by 21% to increase educational inclusiveness in all regions. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Razaka Wilendraputra
"This research uses the House of Risk (HOR) methodology to identify, prioritize, and mitigate supply chain risks in the production processes of PT Lunaray Cahya Abadi, a personal care product manufacturer. The study addresses operational inefficiencies and interruptions by identifying significant risk agents such as batch order collisions (A2), internal miscommunications (A1), and material mismatches upon arrival (A10), which together account for more than 81% of total supply chain risk. During Phase 1, these risks were prioritized using Aggregate Risk Potential (ARP) analysis and the Pareto Principle. In Phase 2, preventive actions were devised and ranked based on their Effectiveness-to-Difficulty (ETD) ratio, with the top recommendations being improved inter-departmental communication (PA7), supplier diversification (PA1), and integration of digital forecasting systems (PA2). These strategies are intended to improve planning accuracy, supplier reliability, and interdepartmental collaboration. The study's findings are consistent with the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model, focusing on the "Plan" and "Source" segments, and indicate that implementing the proposed solutions can dramatically reduce supply chain interruptions while enhancing production efficiency. Future research should look into new technologies such as machine learning and dynamic simulations to improve risk management across different supply chain segments.

Penelitian ini menggunakan metodologi House of Risk (HOR) untuk mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengatasi risiko dalam rantai pasok pada proses produksi PT Lunaray Cahya Abadi, sebuah perusahaan manufaktur produk perawatan pribadi. Penelitian ini menangani ketidakefisienan operasional dan gangguan dengan mengidentifikasi agen risiko utama seperti tabrakan pesanan batch (A2), miskomunikasi internal (A1), dan ketidaksesuaian bahan yang datang (A10), yang secara bersama-sama menyumbang lebih dari 81% dari total risiko rantai pasok. Pada Fase 1, risiko-risiko ini diprioritaskan menggunakan analisis Aggregate Risk Potential (ARP) dan Prinsip Pareto. Pada Fase 2, tindakan pencegahan dirancang dan diurutkan berdasarkan rasio Effectiveness-to-Difficulty (ETD), dengan rekomendasi utama meliputi peningkatan komunikasi antar-departemen (PA7), diversifikasi pemasok (PA1), dan integrasi sistem peramalan digital (PA2). Strategi-strategi ini bertujuan untuk meningkatkan akurasi perencanaan, keandalan pemasok, dan kolaborasi antar-departemen. Temuan penelitian ini sejalan dengan model Supply Chain Operations Reference (SCOR), dengan fokus pada segmen "Plan" dan "Source", serta menunjukkan bahwa implementasi solusi yang diusulkan dapat secara signifikan mengurangi gangguan rantai pasok sambil meningkatkan efisiensi produksi. Penelitian mendatang disarankan untuk mengeksplorasi teknologi baru seperti machine learning dan simulasi dinamis untuk meningkatkan manajemen risiko di berbagai segmen rantai pasok."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library