Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Winda Firdaus
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menemukan bukti empiris mengenai tingkat pengungkapan atas program imbalan pasti dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberagaman pengungkapan program imbalan pasti PSAK 24 Revisi 2013 pada laporan keuangan tahun 2015. Penelitian ini melibatkan perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2015.
Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengungkapan perusahaan sebesar 64,71. Penelitian ini memberikan hasil bahwa jumlah aset, jumlah pendapatan, profitabilitas, dan auditor memiliki hubungan positif dengan tingkat pengungkapan program imbalan pasti sesuai PSAK 24 Revisi 2013.
The purpose of this research is to find empirical evidence about the disclosure level on defined benefit obligation and factors that influenced the diversity of defined benefit obligation disclosure on financial statements 2015 based on SFAS 24 Revised 2013. This research involves companies listed in Indonesian Stock Exchanges until 2015.
The result of this research shows that companies s level of disclosure is 64,71. This research shows that total assets, total revenues, profitability, and auditor have positive correlation to diversity level of disclosure of the defined benefit obligation consistent to SFAS 24 Revised 2013.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sinaga, Euodia Adriana
Abstrak :
Program Pensiun Manfaat Pasti PPMP yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja DPPK merupakan program pensiun yang mendominasi di Indonesia, namun jumlahnya menurun dalam beberapa tahun terakhir. Keberlangsungan serta kualitas pendanaan DPPK-PPMP bergantung pada pengelolaan dana pensiun.
Skripsi ini membahas tentang penempatan aset investasi dana pensiun dalam aset berisiko, maturity, serta penetapan asumsi discount rate di DPPK-PPMP di Indonesia. Bagian pertama penelitian ini menemukan pengaruh maturity terhadap penempatan dalam aset berisiko yang positif dan signifikan. Selanjutnya, penempatan dalam aset berisiko berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap penetapan asumsi discount rate, sementara maturity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penetapan asumsi discount rate. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Data diperoleh dari laporan keuangan tahunan serta laporan aktuaris tahunan penyelenggara.
Peneliti menyarankan penyelenggara Dana Pensiun untuk melakukan penempatan aset investasi sesuai dengan tahapan maturity agar hasil investasi dapat memenuhi kewajiban penyelenggara untuk membayar manfaat dengan tepat waktu. Penetapan asumsi tingkat bunga hendaknya mencerminkan keadaan maturity Dana Pensiun serta mencerminkan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan penyelenggara.
Defined Benefit DB Pension Plan is primarily used in Indonesia, but the number of DB plan is rapidly decreasing over the recent years.
This research discusses the fund's allocation to risky assets, maturity, and the determination of discount rate assumption in DB plan in Indonesia. The first part of this study found a positive and significant effect of maturity on allocation to risky assets. Furthermore, allocation to risky assets has a negative and significant effect on the determination of the discount rate assumption, while maturity has nosignificant effect on the determination of the discount rate assumption. This research is quantitative descriptive interpretive. The data were collected from the sponsor's Financial and Actuarial Annual Report.
Researcher suggests that DB sponsor should allocate its assets in accordance with maturity. The determination of liability discount rate assumptions should both reflect the maturity of the Pension Fund and the expected return on investment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Azizon
Abstrak :
Penetapan Undang-Undang No 40 Tahun 2004 tentang SJSN dan Undang-Undang No 24 tahun 2011 tentang BPJS memberikan pedoman baru dalam pelaksanaan program pensiun nasional. Kondisi baru ini melahirkan tantangan, terutama dalam pengelolaan investasi, agar terjadi kecukupan dana pensiun. Melalui penyusunan model yang kemudian digunakan dalam simulasi, dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan kunci penting untuk tercapainya kecukupan dana pensiun, dalam setiap pendekatan; skema individual, skema agregat angkatan, maupun agregat periodik.
......
The implementation of Law 40/2004/SJSN and Law No24/2011/BPJS has turned the landscape of pension program in Indonesia. The new condition implanted brings challenges in the implementation of national pension program, especially in fund management, in order to achieve the sustainability of the program. Using simulation based on the constructed model, it is concluded that investment is the key factor to achieve the adequacy of pension fund, whether in individual approach, cohort aggregate, or periodically cohort aggregate.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57047
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gerry Tjandra
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai analisis dampak penerapan imbalan pascakerja program imbalan kerja berdasarkan PSAK dan FAS yang diterapkan oleh Akuntan Perusahaan terhadap laporan keuangan serta dampak penerapan Exposure Draft PSAK 24 Revisi 2013 di PT HBS Penelitian dilakukan dengan studi literatur khususnya PSAK FAS dan ED PSAK Hasil penelitian berdasarkan laporan aktuaris independen sesuai dengan PSAK 24 Revisi 2010 dan FAS 158 terhadap nilai kini kewajiban imbalan pasti dan nilai wajar aset program menunjukkan tidak ada perbedaan hasil perhitungan Penerapan PSAK 24 Revisi 2010 dengan metode pendekatan koridor menghasilkan liabilitas imbalan pascakerja program imbalan pasti yang lebih rendah sebaliknya metode pendekatan tanpa koridor menambah liabilitas neto dan mengakui seluruh kerugian aktuarial dalam pendapatan komprehensif lain menurunkan jumlah ekuitas sebesar 1 49 persen Penerapan ED PSAK 24 Revisi 2013 menambah liabilitas neto mengurangi pendapatan komprehensif lain jumlah ekuitas dan beban imbalan pascakerja
ABSTRACT
This research of implementation impact analysis to financial statements for post employment benefit for defined benefit plans based on PSAK and FAS which implemented by Corporate Accountant also implementation impact of Exposure Draft PSAK 24 Revised 2013 at PT HBS This research was performed thru literature study especially PSAK FAS and ED PSAK Research result based on independent actuary report in accordance with PSAK 24 Revised 2010 and FAS 158 showed no difference calculation results on present value of defined benefit obligation and fair value of plan asset Implementation of PSAK 24 Revised 2010 with corridor approach method provided a lower of post employment benefit for defined benefit plans liability but without corridor approach method provided increase of net liability and recognized all actuarial losses in other comprehensive income by decreased of 1 49 percent Implementation of ED PSAK 24 Revised 2013 provided increase of net liability decrease other comprehensive income total equity and post employment benefit expenses
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T55459
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nadya Putri Zola
Abstrak :
Laporan magang ini membahas tentang perbedaan antara PSAK Nomor 24 revisi 2010 dengan PSAK Nomor 24 revisi 2013 dan melihat bagaimana dampak dari perubahan kebijakan akuntansi tersebut pada nilai liabilitas perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa dua hal yang signifikan terkait perubahan kebijakan akuntansi ini yaitu pengakuan biaya jasa lalu dan keuntungan atau kerugian aktuaria. PT XYZ (Grup) memiliki program imbalan pasti sehingga perubahan kebijakan akuntansi ini memiliki dampak terhadap nilai liabilitas perusahaan di tahun 2013, 2014 dan 2015 dimana nilai liabilitas imbalan pascakerja PT XYZ (Grup) pada tahun 2013 dan 2014 mengalami kenaikan ketika menerapkan kebijakan akuntasi PSAK Nomor 24 revisi 2013 karena PT XYZ (Grup) memiliki kerugian aktuaria sehingga membutuhkan penyajian kembali terhadap nilai liabilitas imbalan pascakerja.
This report discusses about the differences between PSAK Number 24 revised 2010 and PSAK Number 24 revised 2013 and depicts the effect of the changes of this accounting policy on companys liability. This report concludes that there are two significant things related to the changes of this accounting policy; past service cost and gain or loss from actuarial. PT XYZ (Group) has defined benefit plan so that the changes of this acconting policy really affect companys liability value in 2013, 2014 and 2015. Applying the new accounting policy, companys post employee benefit in 2013 and 2014 will be higher than if company applies PSAK Number 24 revised 2010. This increasing happens due to company has loss in actuarial. This differences in liability value forces the company to make restatement towards post employee benefits value.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library