Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
London: Routledge, 2000
364.174 CYB
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ratna Kusuma Hening
"Aktivitas cybering (cybersex) tampak makin meluas sejalan dengan perkembanganyang terus-menerus dari teknologi internet dan peralatan online terkait lainnya. fenomena ini menentang keberadaan pandanngan seksual tradisional dan norma-norma sosial dn budaya yang telah lama ada, khususunya yang ditemui pada msayarakat di negara-negara timur. penelitian komparatif ini menunjukkan bahawa tidak terdapat perbedaab signifikan yang ditemukan di antara orang-orang indonesia dan jerman dalam memandang atau menerima ide-ide seksualitas baru sperti cybering. akan tetapi, terdapat cukup perbedaab pada penerimaan mererka terhadap fenomena cybering apabila aktivitas tersebut akan terus terjadi di masa mendatang. dari hasil penelitian, diketahui bahwa orang indonesia tampak lebih dapat menrima keberadaan aktivitas cybering/cybersex di masa mendatang dibanding dengan orang-orang Jerman. aspek-aspek sosial dan budaya tampak dibayangi oleh kenyataan bahwa msyarakat kini sudah menjadi semakin global. hal ini sejalan dengan pengaruh penetrasi internet dan teknologi media baru yang makin meningkat"
Kementerian Komunikasi dan Informasi Ri, {s.a.}
352 JPPKI 6:2 (2015)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Fransiska Chandra Clarasita
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala adiksi cybersex dan kepuasan perkawinan pada pelaku cybersex yang telah menikah. Sebanyak 171 pelaku cybersex yang telah menikah menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi online questionnaire yang berisikan item-item yang mengukur gejala adiksi cybersex dan kepuasan perkawinan. Gejala adiksi cybersex diukur dengan menggunakan alat ukur Internet Sexual Screening Test (ISST) yang dikonstruksi oleh Delmonico (1997, dalam Delmonico & Miller, 2003).
Berdasarkan alat ukur tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata skor adiksi cybersex responden penelitian sebesar 11,33. Selanjutnya kepuasan perkawinan diukur dengan menggunakan alat ukur Marital Satisfaction Scale (MMS) yang dikonstruksi oleh Roach, Frazier, dan Bowden (1981). Berdasarkan alat ukur tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata skor kepuasan perkawinan responden penelitian sebesar 210,82. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gejala adiksi cybersex memiliki hubungan yang signifikan dan berkorelasi negatif dengan kepuasan perkawinan pada pelaku cybersex yang telah menikah (r = -.630, p < .01, two tails).
This study was conducted to examine the correlation between symptom of cybersex addiction and marital satisfaction on married cybersex users. A total of 171 married cybersex users become participants in this study by completing an online questionnaire that contains items that measure symptom of cybersex addiction and marital satisfaction. Symptom of cybersex addiction was measured by using a measuring instrument Internet Sexual Screening Test (ISST), which is constructed by Delmonico (1997, in Delmonico & Miller, 2003). Based on the measuring instrument, it can be seen that the average symptom of cybersex addiction by study respondents is 11,33. Furthermore, marital satisfaction was measured by using a measuring instrument Marital Satisfaction Scale (MMS), which is constructed by Roach, Frazier, and Bowden (1981). Based on the measuring instrument, it can be seen that the average marital satisfaction scores by study respondents is 210,82. Results of this study indicate that symptom of cybersex addiction has a significant relationship and negatively correlated with marital satisfaction on married cybersex users (r = -.630, p < .01, two tails). "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58993
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jessica Sere Minenda
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fear of intimacy dan adiksi cybersex pada dewasa muda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan responden penelitian sebanyak 972 dewasa muda yang pernah melakukan aktivitas cybersex. Fear of intimacy diukur dengan adaptasi Fear of Intimacy Scale (FIS), sementara adiksi cybersex diukur dengan adaptasi Internet Sex Addiction Screening Test (ISST). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan (r = 0,180, p < 0,01, one tail) antara fear of intimacy dan adiksi cybersex pada dewasa muda. Dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi fear of intimacy, maka semakin banyak gejala adiksi cybersex yang ditunjukkan oleh dewasa muda.
The aim of this research is to examine the relationship between fear of intimacy and cybersex addiction among young adults. This quantitative study assessed 972 young adults in Indonesia who have ever done cybersex activities. The adaptation of Fear of Intimacy Scale is used to measure fear of intimacy while the adaptation of Internet Sex Addiction Screening Test is used to measure cybersex addiction. The result of this research showed that fear of intimacy positively correlated significantly (r = 0,180, p < 0,01, one-tail) with cybersex addiction among young adults. Therefore, the higher someone’s fear of intimacy, the more signs of cybersex addiction shown among young adults."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59039
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library