Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiky Nindita
"Tesis ini membahas mengenai efektivitas dari Cognitive Behavior Therapy (CBT) ketika diterapkan untuk menangani masalah pengelolaan rasa marah (anger management) pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian dengan subjek tunggal. Subjek merupakan anak laki-laki berusia 9 tahun yang memiliki kesulitan dalam mengelola rasa marah. Sebelum intervensi, subjek mengekspresikan rasa marah dengan sering menampilkan perilaku seperti berteriak, menangis dan berdiam diri di dalam kamar. Tingkat marah subjek juga tergolong sangat tinggi jika diukur menggunakan anger meter, sementara berdasarkan CBCL tampak bahwa ranah aggressive behavior yang berada pada area klinis. Subjek memiliki false belief bahwa lingkungan tidak menyayanginya ketika keinginannya tidak terpenuhi atau ketika ia tidak dilayani kebutuhannya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa CBT efektif dalam mengelola rasa marah dan perubahan kesalahan berpikir pada anak. Hal tersebut terlihat dari menurunnya tingkat marah saat diukur menggunakan anger meter dan nilai CBCL yang menurun, terutama ranah aggressive behavior yang berada pada area normal.

This study focuses on the effectivity of Cognitive Behavior Therapy (CBT) in anger management for the child. This study is single-case study. Subject of this study is a nine years old boy who has difficulty in managing anger, often yelling, crying and withdraw to stay in his room. He has 10 level of anger based on anger meter and clinical range for aggressive behavior based on Child Behavior Checklist (CBCL). His false belief is whenever his needs and wishes are not fulfilled or granted then no one cares for him or he is not loved.
The result of this study showed that CBT is effective in managing anger and changing client's cognitive distortion. This showed by the reduction of anger meter level and also the range of aggressive behavior that become normal.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30393
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pravissi Shanti
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T37988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Saraswati
"Intervensi yang dilakukan menggunakan Cognitive Behaviour Therapy dalam menangani selective eating problem pada anak laki~1aki berusia sembilan tahurt Tujuan intervensi adalah untuk mengidentiiikasi dan rnengubah distorsi kognitif anak tentang makanan sehingga anak diharapkan mampu menemukan makanan lain yang dapat dikonsumsi olehnya. Intervensi dilakukan dalam 15 sesi yang berlangsung dalam jangka walcu dna bulan. Sesi terbagi atas dua bagian, yaitu sesi intervensi kognitif untuk mengubah distorsi kognitif pada anak scrta scsi perilaku dimana anak berhadapan langsung dengan makanan dan mcngaplikasikan materi yang diclapatkan pada sesi kognitifi Setelah 15 sesi intervensi selesai dilakukan, terlihat bahwa anak dapat menemulcan dan memahami distorsi pikirannya tentang makanan sehingga akhimya anak mampu berpikir sccara Iebih seimbang. Kondisi tersebut akhimya berpengaruh terhadap perilakunya, yaitu anak bersedia mencoba makan dan menemukan satu jenis makanan yang dapat dikonsumsi sebagai menu makan siang atau makan malam. Beberapa saran yangdapat diberikan antara lain: orangtua sebaiknya tidak memaksa dan mengancam anak untuk makan. Orangtua juga pcrlu lebih bersabar dan membedkan pujian untuk setiap perlgembangan positif serta berdiskusi bersama dengan anak dalam menentukan menu makan siang atau makan malam.

The intervention has been done using Cognitive Behavior Therapy to treat a 9 years old boy with selective eating problem. The objective of the intervention are to identify and change the child’s cognitive distortion about food so that he is expected to be able to find the other food he can consume. Intervention was implemented in 15 sessions during two months period. Sessions were divided into two segments, consisting of cognitive intervention session to change the child’s cognitive distortion and behavior session where he was directly faced with the food and applied the material given in cognitive session. After 15 sessions were done, it can be seen that the child can recognize and understand their cognitive distortion about food in such a way- that he can be able to think more proportionately. That condition on eventually affects his behavior, i.e., he is willing to try the food and find one type of food that can be'eaten as lunch or dinner menu. Some recommendations given include : parents should not force and threaten their child to eat. Parents also need to be more patient and give compliments for each of positive improvement, and also discuss together with their child to decide the lunch or dinner menu that the child desires."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34061
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heppi Sasmita
"Di Indonesia diperkirakan 1% - 2% penduduk atau sekitar dua sampai empat juta jiwa terkena gangguan jiwa. Survei tentang penderita gangguan jiwa tercatat 44,6 per 1.000 penduduk menderita gangguan jiwa berat seperti skizofrenia Seseorang yang mengalami skizoprenia sering diawali dengan masalah harga diri rendah dengan gejala: konsentrasi dan perhatian kurang, kepercayaan diri kurang, rasa bersalah, tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis. Salah satu terapi yang dilakukan untuk meningkatkan kognitif dan perilaku klien adalah cognitive behaviour therapy(CBT).
Tujuan penelitian: menilai efektivitas cognitive behaviour therapy untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku klien harga diri rendah.
Metode penelitian: quasi eksperimen dengan penerapan cognitive behaviour therapy dengan pendekatan pre-post test. Analisis yang digunakan dependen dan independent sample t- Test regresi linier sederhana, chi-square dan Anova. Penelitian dilakukan di RSMM Bogor terhadap 58 klien yaitu 29 orang kelompok intervensi dan 29 orang kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan cognitive behaviour therapy meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku klien skizoprenia dengan harga diri rendah secara bermakna (p value< 0,05). Efektiiitas cognitive behaviour therapy meningkatkan kemampuan kognitif sebesar 29,31% dan kemampuan perilaku sebesar 22,4%. Kemampuan kognitif dan perilaku lebih tinggi secara bermakna pada klien yang mendapatkan cognitive behaviour therapy dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan.
Rekomendasi hasil penelitian cognitive behaviour therapy dijadikan salah Satu terapi spesialis pada klien skizopronia dengan masalah harga diri rendah."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaila Fitriani
"Skizofrenia adalah kondisi kecatatan yang kronik dan persisten, ditandai dengan gejala positif dan negatif. Diagnosis keperawatan yang muncul adalah risiko perilaku kekerasan dan isolasi sosial. Tujuan karya ilmiah akhir spesialis ini adalah untuk mengetahui perubahan tanda dan gejala serta kemampuan klien risiko perilaku kekerasan dan isolasi sosial setelah mendapatkan tindakan keperawatan ners dan tindakan keperawatan ners spesilais terapi kognitif perilaku dan latihan keterampilan sosial. Metode yang digunakan adalah desain operational riset, jumlah sampel sebanyak 30 orang klien skizofrenia paranoid dengan diagnosis keperawatan risiko perilaku kekerasan dan isolasi sosial. Hasil penelitian ini didapatkan tanda gejala risiko perilaku kekerasan dan isolasi sosial menurun (p-value<0.05) dan kemampuan meningkat (p-value<0.05) setelah pemberian tindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku dan latihan keterampilan sosial. Kesimpulan, kombinasi tindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku dan latihan keterampilan sosial direkomendasikan untuk diberikan pada diagnosis risiko perilaku kekerasan dan isolasi sosial.

Schizophrenia is a chronic and persistent condition, characterized by positive and negative symptoms. The diagnosis of nursing that appears on these signs and symptoms are the risk of violent behavior and social isolation. The purpose of the scientific work of this specialist are to know the change in the signs of symptoms and the ability of clients the risk of behavioral violence and social isolation after obtaining the of nursing generalis and nursing specialist actions of the Cognitive Behaviours Therapy and Social Skills Training. The method using the design of operational research, the number of samples of 30 patients schizophrenia paranoid with the diagnosis of the risk of violent behavior and social isolation. The results of this study were obtained signs of risk of violent behavior and social isolation (p-value of < 0.05) and increased capability (P-value of < 0.05) after the administration of nursing action, cognitive behaviour therapy, and social skills training. Conclusions, the combination of nursing action, behavioral Mind therapy and social skills therapy are recommended to be administered on the diagnosis of risk of violent behavior and social isolation"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Yuli Hastuti
"Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon atau tindakan terhadap stimulus
stresor, ditunjukkan dengan perilaku aktual melakukan kekerasan, baik pada diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan, secara verbal maupun nonverbal (Stuart, 2009). Klien
dengan perilaku kekerasan merupakan tanda ketidakmampuan klien dalam beradaptasi
terhadap emosi marah sehingga mengekspresikan tidak secara konstruktif. Tujuan
penulisan karya ilmiah akhir ini adalah menggambarkan penatalaksanaan asuhan
keperawatan dengan pendekatan Model Teori Adaptasi Roy pada klien risiko perilaku
kekerasan. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah assertive training dan
cognitive behaviour therapy pada 15 orang klien dalam kurun waktu 9 September – 12
Nopember 2013 di Ruang Gatot Kaca RSMM Bogor.
Hasil pelaksanaan assertive training dan cognitive behaviour therapy dapat menurunkan
tanda dan gejala perilaku kekerasan pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan
sosial dan peningkatan kemampuan koping adaptif dalam menghadapi peristiwa yang
menimbukan perilaku kekerasan. Rekomendasi penulisan ini adalah bahwa penerapan
Model Teori Adaptasi Roy dengan intervensi keperawatan assertive training dan
cognitive behaviour therapy dapat dilakukan untuk menurunkan perilaku kekerasan

People would respond to threatning situation/stressor in various ways. Violence was the
actual aggressive behaviour directly toward to them selves, other people or external
environment, with physical or verbal violence (Stuart, 2009). People with tendency to
act aggressively shown that they used destructive coping strategies to express their
anger. The objective of this paper was to describe the application of Johnson’s
Behavioural System Model, focusing on aggresive behavior. Assertive training and
cognitive behaviour therapy were recognized as nursing intervention that provided to 15
clients during 9 September – 12 Nopember 2013 at Gatotkaca Dr. H.Marzoeki Mahdi
Hospital-Bogor.
Result of this study shown that sign and symptoms of aggressive behaviour were
decreased (cognitive, affective, psychic, behavior and social) and increased of client's
ability to express their emotion in contructive way. This study proved that the
application of Roy Adaptation Model Approach with assertive training and cognitive
behaviour therapy as nursing intervention were recommended to derecrease aggresive
behaviour.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atik Puji Rahayu
"ABSTRAK
Cognitive Behavior Therapy CBT merupakan terapi yang membantu individu merubah cara berpikir dan perilakunya. Terapi ini berfokus pada masalah hear and now serta kesulitan yang dihadapi klien. Tujuan dari pemberian CBT pada klien risiko perilaku kekerasan adalah mengurangi tanda gejala dan meningkatkan kemampuan klien dalam mengontrol risiko perilaku kekerasan. Klien dengan perilaku kekerasan merupakan cerminan ketidakmampuan klien dalam mengekspresikan emosi marah secara konstruktif. Tujuan penulisan studi kasus ini adalah membandingkan penerapan CBT pada klien dengan risiko perilaku kekerasan di ruang akut dan ruang stabilisasi. Hasil perbandingan penerapan CBT di ruang akut dan ruang stabilisasi menunjukkan adanya perbedaan hasil penerapan CBT terutama karena perbedaan kondisi klien, lingkungan dan lama masa rawat serta didapatkan bahwa CBT dapat menurunkan tanda dan gejala perilaku kekerasan dan peningkatan kemampuan koping adaptif dalam menghadapi peristiwa yang menimbulkan perilaku kekerasan.

ABSTRACT
Cognitive Behavior Therapy CBT is a therapy to assist individuals to change their ways of thinking and behavior. This therapy focuses on the problems here and now and the difficulties encountered. The objective of CBT to provide clients with risk of violent behavior to reduce symptoms and improve the client 39 s ability to control the risk of violent behavior. Violent behavior in client are reflection of client 39 s inability to express the emotions of anger constructively. The purpose of writing this case report is to compare the application of CBT to clients with the risk of violent behavior in acute and stabilitation room. The result of comparison of CBT implementation in acute and stabilitation room shows the difference of result of CBT implementation mainly because of difference of client condition, environment and length of stay and the results of cognitive behaviour therapy can reduce the signs and symptoms of violent behavio and enhancement of adaptive coping in the face of events that promote violent behavior. "
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nuria Muliani
"ABSTRAK
Skizofrenia adalah ganguan jiwa yang dimanifestasikan dengan penurunan dan ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realita, afek tumpul, gangguan kognitif serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Tanda dan gejala negatif yang muncul mengakibatkan isolasi sosial, dan tanda gejala positif yang muncul mengakibatkan halusinasi. Tujuan penanganan kasus ini adalah diketahuinya perubahan tanda gejala dan kemampuan klien isolasi sosial dan halusinasi setelah diberikan tindakan keperawatan ners, social skill training dan cognitive behaviour therapy. Desain penulisan adalah studi kasus dengan responden empat orang. Penanganan kasus tentang topik yang sama sudah pernah dilakukan, namun yang membedakan dengan kasus ini adalah pendekatan teori yang digunakan yaitu teori adaptasi Stuart dan interpersonal Peplau. Data dikumpulkan sebelum dan sesudah klien diberikan tindakan keperawatan ners, social skill training dan cognitive behaviour therapy. Hasil penanganan kasus menunjukan bahwa terjadi penurunan tanda gejala isolasi sosial dan halusinasi serta peningkatan kemampuan klien bersosialisasi, kognitif dan perilaku setelah diberikan tindakan keperawatan ners, social skill training dan cognitive behaviour therapy.ABSTRACT
Schizophrenia is a mental disorder manifested by decreased and inability to communicate, reality disorder, dull affects, cognitive impairment and difficulty performing daily activities. Negative signs and symptoms that result in social isolation, and signs of positive symptoms that appear to cause hallucinations. The purpose of this case is to know the change of symptom signs and ability of social isolation client and hallucinations after given nursing action, social skill training and cognitive behavior therapy. The design of writing is a case study with four respondents. Handling cases on the same topic has been done, but what distinguishes this case is the theoretical approach used is Stuart 39 s adaptation and interpersonal theory of Peplau. Data were collected before and after clients were given nursing actions ners, social skill training and cognitive behavior therapy. The results of case handling showed that there was a decrease of symptoms of social isolation and hallucinations as well as increased ability of client socializing, cognitive and behavior after given nursing action, social skill training and cognitive behavior therapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Catherina Kartika Hapsari
"ABSTRAK
Mencuri adalah salah satu perilaku kenakalan remaja yang dapat mengarah kepada masalah.Perilaku mencuri akan lebih merugikanjika tidak segera dihentikan. Pada remaja yang tinggal di panti asuhan, sering ditemukan keterbatasan dari lingkungan untuk mencegah perilaku mencuri yang sesuai. Untuk remaja, perilaku mencuri yang dibiarkan, akan membuat perilaku tersebut menjadi kebiasaan dan resistenuntuk dihentikan. Saat ini sudah banyak penelitian terkait masalah mencuri, namun masih belum banyak penelitian terkait intervensi untuk mengatasi perilaku mencuri. Penelitian ini bertujuan melihat bagaimanaprinsip Cognitive Behavioral Therapy(CBT) dapat digunakan untuk mengatasi masalahmencuripadaremaja laki-lakiberusia16tahunyang tinggal di panti asuhan. Penelitian ini menggunakan desainpenelitiankuasi-eksperimental dengan subjek tunggal (n=1).Partisipandiberikan program intervensisebanyak6sesiuntuk membantu partisipan mengidentifikasi persepsi yang terdistorsi terkait masalah dan menggantinya dengan pikiran yang lebih adaptif.Pengukuran perilaku mencuridilakukan pada fase pra-intervensi,tepat setelah sesi intervensi terakhir diberikan (pasca-intervensi), dan pada fase follow up selang 1bulan setelah pasca-intervensi.Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya penurunan perilaku mencuri pada remaja berdasarkan alat ukur SRDS. Selain itu wali juga melaporkan adanya perubahan perilaku dengan tidak munculnya perbuatan mencurihingga intervensi berakhir.

ABSTRACT
Stealing is one of juvenile delinquence behaviours that can lead to problems. Stealing behaviour can lead to damaging problemsif not haltedimmediately. For adolescencesthat stay in the orphanage,it isoften found limited care to prevent stealing behaviour.Stealing behaviour will be resistant or difficult to stop, if it not halted or prevented immediately.Although there are studies about stealing, there is limited research concerning treatments that resolve stealing behaviour. This study aims to see how Cognitive Behavioral Therapy (CBT) principle can be applied toresolve stealing behaviour in a 16-year-old male that live in the orphanage. This study usesquasi-experimental design with singlecase subject (n=1). Participant wasgiven6 CBT session to help him identified distorted perceptions that contribute to their problems and find an alternative thought that are more adaptive. Measurement of stealing behaviourwere carried out in the pre-testphase, right after the last interventionsession was given (post-test), and in the follow-up phase 1months later.The results of this study indicated decreasing stealing behaviour on SRDS measuring instrument. The guardian also reported change in behaviour by not stealing anymore until the intervention ended."
2018
T52065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Sudiatmika
"Tesis ini bertujuan mengetahui efektivitas cognitive behaviour therapy (CBT) dan rational behaviour therapy (REBT) terhadap perubahan gejala dan kemampuan klien perilaku kekerasan dan halusinasi di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Desain penelitian quasi eksperimental dengan jumlah sampel 60 responden.
Hasil penelitian ditemukan penurunan gejala perilaku kekerasan dan halusinasi lebih besar pada klien yang mendapatkan daripada yang tidak mendapatkan CBT dan REBT (p value < 0.05). Kemampuan kognitif, afektif dan perilaku klien yang mendapatkan CBT dan REBT meningkat secara bermakna (p value < 0.05). CBT dan REBT direkomendasikan sebagai terapi keperawatan pada klien perilaku kekerasan dan halusinasi.

This thesis aims to examine the effectiveness of cognitive behaviour therapy (CBT) and rational emotive behaviour therapy (REBT) to changes in symptoms and the client's ability to violent behaviour and hallucinations at Dr. H. Marzoeki Mahdi Hospital in Bogor. Quasi-experimental research design with a sample of 60 respondents.
The study found a decrease symptoms of violent behaviour and hallucinations greater gain than the clients that did not receiving CBT and REBT (p value < 0.05). Cognitive, affective and behavioral abilities the clients who receiving CBT and REBT have increased significantly (p value < 0.05). CBT and REBT is recommended as a therapeutic nursing at the client?s violent behaviour and hallucinations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>