Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Sanyoto
"Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan instansi publik, perlu dilakukan pengukuran tingkat kepuasan klien (pelanggan). Pengukuran tingkat kepuasan klien Kantor Perbendaharaan dan Kas Daerah Jakarta pusat (KPKD-JP) sangat penting, mengingat KPKD-JP merupakan salah satu instansi publik yang berfungsi sebagai gerbang aliran Pendapatan Asli Daerah (PAD) Propinsi DKI Jakarta. Jadi peningkatan kepuasan klien merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab Pemerintah Daerah kepada masyarakat selaku "stakeholder".
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat kepuasan klien terhadap kualitas layanan KPKD-JP, mengetahui apakah faktor Fisik Nyata (Tangible), faktor Keandalan (Reliab/ity), faktor Daya Tanggap (Responsiveness), faktor Jaminan (Assurance), dan faktor Kepedulian (empathy) menjadi pertimbangan klien dalam mempersepsikan kualitas layanan KPKD-JP. Disamping itu penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana urutan faktor prioritas yang dipertimbangkan klien dalam mempersepsikan kualitas layanan KPKD-JP.
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan metode survei, observasi, dan wawancara terhadap klien KPKD-JP dengan teknik sampling aksidental. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari 22 variabel menggunakan 5 skala linkert, yaitu: Sangat Baik, Baik, Biasa Saja, Tidak Baik, dan Sangat Tidak Baik. Sedangkankan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan metode dokumenter.
Analisis penelitian ini dilakukan dengan metode: (l). Pengukuran tingat kepuasan klien, yaitu tingkat kepuasan rata-rata (dihitung berdasarkan rumus Q=P-E) dan persentase tingkat kepuasan (dihitung berdasarkan rumus % TK rata-rata skor persepsi 1 rata-rata skor harapan). (2). Analisis faktor, untuk menjawab pertanyaan faktor yang dipertimbangkan dan urutan faktor prioritasnya.
Penelitian ini menggunakan teori Service Quality (ServQual) yang dikemukan oleh Zeithaml, Parasuraman, dan Berry (1990) yang mengatakan bahwa kualitas layanan dipengaruhi oleh 5 dimensi yaitu dimensi Fisik Nyata (Tangible), Keandalan (Reliablity), Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), dan Kepedulian (Empathy). Teori tersebut kemudian dikonfirmasi dengan teori Zeithaml dan Biner (1996) yang mengatakan bahwa kualitas layanan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu Proses (Process), Orang/Karyawan (People), dan Bukti Fisik (Physical Evidence).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa menurut dimensi ServQual tingkat kepuasan klien KPKD-JP tertinggi adalah dimensi Jaminan (Assurance) dengan tingkat kepuasan sebesar -0,74 (83,58%). Sedangkan tingkat kepuasan terendah adalah dimensi Fisik Nyata (Tangible) dengan tingkat kepuasan sebesar -1,02 (76,17%). Hasil pengukuran tingkat kepuasan berdasarkan indikator variabel menunjukkan bahwa tingkat kepuasan tertinggi adalah indikator Kesopanan Petugas Layanan dengan tingkat kepuasan sebesar -0,66 (84,93%). Sedangkan tingkat kepuasan terendah adalah indikator Peralatan dan Teknologi dengan tingkat kepuasan sebesar --1,25 (70,17%).
Dari hasil analisis faktor terbentuk 3 faktor, yaitu faktor Proses (Process) didukung oleh 7 variabel, faktor OranglKaryawan (People) didukung oleh 6 variabel dan faktor Bukti Fisik (Physical Evidence) didukung oleh 3 variabel. Dengan demikian penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Zeithaml dan Bitner (1996), yaitu bahwa dalam mempersepsikan/menilai kualitas layanan, klien KPKD-JP juga hanya mempertimbangkan 3 faktor yaitu: Faktor Proses (Process), Orang/Karyawan (People), dan Bukti Fisik (Physical Evidence). Adapun urutan faktor prioritasnya adalah Proses, Orang/Karyawan, kemudian Bukti Fisik.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Secara keseluruhan tingkat kepuasan klien KPKD-JP belum optimal karena masih terdapat kesenjangan antara layanan yang diterima dengan layanan yang diharapkan oleh klien. Namun demikian bila dilihat dari persentase tingkat kepuasan yang berkisar antara 70,17% sampai 84,93% maka tingkat kepuasan tersebut masih realitif balk. Sebagai pembanding bahwa persentase tingkat kepuasan perusahaan swasta ternama di Indonesia pun berkisar pada angka-angka tersebut (Gasperz, 2002:3).
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi KPKD-JP dalam upaya meningkatkan kualitas layanan serta upaya meningkatkan kepuasan klien (pelanggan)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romeryana Ningsih
"Indonesia mereformasi sistem pembiayaan kesehatan dengan menjamin seluruh penduduk dengan Jaminan Kesehatan Nasional efektif mulai tanggal 1 Januari 2014. JKN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. Skripsi ini meneliti persepsi nasabah Asuransi Kesehatan Kumpulan PT. XYZ tentang JKN, sehubungan salah satu prinsip asuransi sosial adalah kepesertaan wajib maka kedepannya nasabah asuransi PT. XYZ juga wajib menjadi peserta JKN. Sebanyak 29 responden (49%) mempunyai sikap negatif terhadap JKN dan sebyak 30 responden (51%) mempunyai sikap positif terhadap JKN. Dari seluruh variabel independen berupa karakteristik nasabah dan karakteristik perusahaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap nasabah terhadap JKN, diduga karena kurangnya informasi yang adekuat mengenai hak dan kewajiban penduduk dalam JKN

Indonesia conducts a reformation in health care funding system by covering all citizen’s helath care with National Health Security (NHS) which takes effect on January, 1 2014. NHS is held nationally based on social insurance principals and equity principals. This studies researches the perception of PT. XYZ’s clients which represented by company’s decision maker, about the implementation of NHS. One of the social insurance’s principals is membership mandatory, thereby PT. XYZ’s clients have to obey the law to join the NHS in the future. From all the independent variables which comprise of decision maker’s characteristics and company’s characteristics, both don’t have the correlation significantly with the attitude of the clients on NHS. The respondents whom have negative attitude on NHS count of 29 (49%) and 30 respondents (51%) have positive attitude about NHS. This happens probably because of lack of proper information about the right and the duty of the citizen’s in NHS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enni Juliani
"Beban kerja yang tinggi pada perawat pelaksana dapat menyebabkan keletihan, kelelahan yang berakibat pada menurunnya perilaku caring, yang dapat dilihat dari hilangnya empati dan respon kepada klien, kemunduran dalam penampilan kerja. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat pelaksana dan pelaksanaan perilaku caring yang dipersepsikan oleh klien di ruang rawat inap lantai Jantung RS Husada Jakarta.
Penelitian ini merupakan jenis deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang melibatkan 24 perawat pelaksana dan 24 klien di ruang rawat inap lantai Jantung RS Husada. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner dan observasi.
Hasil analisis univariat menunjukkan klien mempersepsikan pelaksanaan perilaku caring perawat pelaksana dengan kategori rendah yaitu 54,2%. Beban kerja lebih dari standar waktu optimum produktif (80%) terutama pada shift pagi 95,13% diikuti shift sore 93,45% dan shift malam 71,58% serta rata-rata dari ketiga shift ini adalah 86,2%. Tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik klien dengan persepsi terhadap pelaksanaan perilaku caring perawat pelaksana. Hasil uji t independen menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan pelaksanaan perilaku caring perawat pelaksana (p value ,004).
Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai masukan bagi manajemen keperawatan rumah sakit Husada untuk mengkaji kembali ketenagaan perawat perlaksana baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sistem atau metode penugasan. Menempatkan caring menjadi inti dari praktik keperawatan dengan terus meningkatkan pengajaran dan sosialisasi konsep caring dalam praktek keperawatan melalui pelatihan-pelatihan kepada perawat yang memberi pelayanan keperawatan kepada klien.

High workload in staff nurse would have stimulated their fatigue and engendered loss of empathy, inadequate caring behavior, and poor work performance. Caring behavior was indispensable and central part of the nursing practice. The aim of this study was to recognize the relationship between staff nurses` workload and their caring behavior practice based on the clients` perception in Cardiology in client department Husada Hospital Jakarta.
The research was a descriptive correlation study with cross sectional approach. The samples were 24 staff nurses and 24 clients in Cardiology in client department, Husada Hospital Jakarta. The research instrument were a questionnaire and an observation sheet.
The result showed that client's perception on staff nurses caring behavior were low (54,2%). Meanwhile, the work load more than productive optimum standart (80%): the workload of day shift nurses was higher (95,13%) than evening shift (93,45%) and night shift (71,58%). The average workload was 86,2%. From the statistical analysis demonstrated that were was a significance relationship between staf nurses? workload and their caring behavior practice based on the clients? perception in cardiology in client department Husada Hospital Jakarta (p value= 0.004, α=0.05). Meanwhile, characteristic respondents had no relationship with the clients perception on the application of caring behavior among nurses. It could be inferred there was no interaction among confounding factors and only staff nurses? workload brought about their caring behavior practice in cardiology in client department Husada Hospital Jakarta.
It was recommended yhat the hospital management should appraised the nursing workforce quantitatively and qualitatively. It was also suggested that caring behavior should be put into the core of nursing practice by way of caring concept couching and socialization continuously to the staff nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library