Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atti Ratnawiati
Abstrak :
ABSTRAK
Sitikolin adalah neuroprotektor yang paling banyak digunakan untuk memperbaiki kerusakan neurologis pada penderita stroke iskemik, namun efektivitas sitikolin masih diperdebatkan berdasarkan penelitian ilmiah karena memberikan hasil yang heterogen. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi sitikolin terhadap fungsi neurologis yang dinilai dengan The National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) dan kemampuan fungsional yang dinilai dengan Barthel Index. Penelitian pada pasien stroke iskemik berdasarkan terapi sitikolin yang dilakukan di 18 rumah sakit di Indonesia yang berkontribusi dalam registri penyakit stroke. Desain studi penelitian ini adalah kohort retrospektif menggunakan data registri stroke Indonesia. Penilaian perbaikan fungsi neurologis berdasarkan perubahan nilai NIHSS sebesar > 2 poin dan penilaian kemampuan fungsional berdasarkan perubahan nilai Barthel Index sebesar > 20 poin yang diukur pada saat masuk dan keluar rumah sakit. Pasien stroke iskemik yang mendapat terapi sitikolin memiliki peluang perbaikan fungsi neurologis sebesar 1,34 kali (CI 95% 1,058-1,658) dibanding pasien yang tidak mendapat terapi sitikolin setelah dikontrol variabel neurorestorasi. Peluang perbaikan kemampuan fungsional pasien stroke iskemik yang mendapat terapi sitikolin sama dengan pasien yang tidak mendapat sitikolin setelah dikontrol dengan neurorestorasi dengan relative risk 1,07 (CI95% 0,879-1,293; p=0,53).
ABSTRACT
Citicoline is the most widely used neuroprotective to repair neurological deficit in ischemic stroke patients, however the effectiveness of citicoline is still controversial and raise arguments against scientific research because it provided heterogeneous results.The objectives of the study are to identify citicoline effect on neurological function improvement using The National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) and functional ability improvement using Barthel Index (BI) in the treatment of ischemic stroke patients at 18 hospitals involved in Indonesia stroke registry. The design of this study is retrospective cohort study using stroke registry data. Improvement of neurological function assessed by changes of NIHSS score >2 and improvement of functional ability assesed by changes of Barthel Index score > 20 as measured at the time of admission and discharge of the hospital.The result shows that the probability of functional neurological improvement on citicoline treatment group is higher than no citicoline treatment group with adjusted RR by neurorestoration is 1,34 (95% CI 1.058 to 1.658, p=0,0014). There is no difference of functional ability improvement between citicoline and no citicoline treatment group, with adjusted RR by neurorestoration is 1.07 (CI95% 0.879 to 1.293; p=0,53).
2016
T45655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malika Sabrina Yunifananda
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Stroke merupakan penyebab utama disabilitas jangka panjang di dunia. Penyakit ini dikenal secara luas sebagai penyakit degeneratif pada kelompok usia geriatri, namun beberapa studi membuktikan bahwa insidensi stroke pada usia produktif juga meningkat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia dengan aktivitas sehari-hari pasien stroke fase kronik dengan menggunakan instrumen Modified Shah Barthel Index. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan metode observasional analitik. Variabel bebas terbagi menjadi kelompok usia produktif 17-60 tahun dan usia geriatri >60 tahun . Hasil: Analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna antara nilai MSBI dan usia pasien stroke fase kronis P=0.017 Diskusi: Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia dengan nilai MSBI pasien stroke fase kronis.Kata kunci : stroke, usia, Modified Shah Barthel Index
ABSTRACT<>br> Background Stroke is the chief cause of long term disability in the world. Predominantly, the disease is known as a degenerative disease on geriatrics age group, yet several studies have proven that incidence on productive ages are also increasing. Objective The study is aimed to observe the relationship between age and activities of daily living on stroke patients in chronic phase by using the instrument Modified Shah Barthel Index. Method The study utilizes the cross sectional design and analytical observational method. The independent variables are divided as productive age group 17 60 years and the geriatric age group 60 years and Result Bivariate analysis proves that there is a significant relationship between MSBI score and age of stroke patients on chronic phase p 0.017 . Discussion In conclusion, there is a significant relationship between age and MSBI score on stroke patients in chronic phase.Keywords stroke, age, Modified Shah Barthel Index
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sausan
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Stroke adalah penyebab kedua kematian dan penyebab utama disabilitas di dunia. Banyak studi menunjukkan bahwa perempuan mengalami dampak pascastroke lebih buruk dibandingkan laki-laki. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan kemampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari pasien stroke fase kronis yang diukur menggunakan Modified Shah Barthel Index di Departemen Rehabilitasi Medik RSCM. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan metode observasional analitik. Sampel yang terlibat sejumlah 27 dengan subjek dipilih menggunakan sistem kuota sampling. Hasil: Hasil uji bivariat menunjukkan korelasi antara nilai MSBI dengan jenis kelamin pasien stroke fase kronis p=0,034 dengan pasien laki-laki memiliki nilai MSBI yang lebih baik dibandingkan perempuan. Diskusi: Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan nilai MSBI pasien stroke fase kronis.
ABSTRACT
Background Stroke is the second leading cause of death and the number one cause of disability in the world. Many studies show that women have worse impact of post stroke disability than men. Objective This study aims to determine the relationship between gender and activities of daily living on chronic stroke patients which measured using Modified Shah Barthel Index in Department of Medical Rehabilitation RSCM. Method The study utilizes the cross sectional design and analytical observational method. The study involves 27 patients selected by quota sampling system. Result Bivariate correlation test found the correlation between gender and MSBI score on chronic stroke patients p 0,034 with men have better MSBI score than women. Discussion There was a significant relationship between gender with MSBI score on chronic stroke patients.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Mariani
Abstrak :
Latar Belakang: Stroke merupakan penyebab kematian kedua dan penyebab disabilitas ketiga di dunia. Stroke menimbulkan ketidakmampuan dan kelemahan yang berakibat pada penurunan kemampuan fungsional. Kemandirian aktivitas hidup sehari-hari pasien stroke sangat penting karena dapat meningkatkan kualitas hidup. Dari tahun 1990 hingga 2019, telah terjadi peningkatan kejadian stroke sebesar 70%. Selanjutnya stroke sendiri akan menyebabkan peningkatkan angka kematian sebesar 43% dan disability adjusted lifeyears (DALY) sebesar 143%. Penelitian ini bertujuan untuk mehilat hubungan antara kadar vitamin D serum terhadap massa otot bebas lemak pada kedua ektremitas pada pasien stroke dan luaran klinis dengan pada pasien stroke. Metode: Penelitian menggunakan desain potong lintang pada subjek berusia diatas 18 tahun yang menjalani perawatan di RSUPN Dr. Cipto mangunkusumo dan RS Universitas Indonesia Depok. karakteristik demografi meliputi usia, jenis kelamin, status gizi, jenis kulit, jenis pakaian , asupan vitamin D, pemakaian tabir surya, Indeks Barthel, asupan energi total, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, skor pajanan sinar matahari dan kadar vitamin D serum. Dilakukan analisis hubungan kadar vitamin D serum dengan ASMI dan Indeks Barthel Hasil: Sebagian besar subjek rerata berusia 59 tahun, dengan jenis kelamin perempuan terbanyak. Status gizi 33,3% mengalami obesitas derajat 1 dan 13,3% obesitas derajat 2. Karakteristik subjek memiliki jenis kulit tipe 4 (moderate brown), dan hampir seluruh subjek sebanyak 83,3% tidak memakai tabir surya. Untuk kecupukan asupan, bebagian besar subjek 81,7% memiliki asupan energi total yang cukup, 50% subjek mengalami asupan protein yang kurang, 5% subjek memiliki asupan lemak yang kurang, dan hanya 1,7% subjek yang mengalami asupan karbohidrat yang kurang, disamping itu didapatkan 65% yang mengalami kurangnya asupan bahan makanan sumber vitamin D. Skor pajanan sinar matahari pada hampir seluruh subjek sebesar 81,7% termasuk dalam kategori rendah. Hasil penelitian ini juga didapatkan gambaran 30% sebagian subjek tergolong defisiensi vitamin D, dan 58,3% subjek yang mengalami insufisiensi vitamin D. Sebagian besar subjek pada hasil pemeriksaan ASMI menunjukkan gambaran 83,3% mengalami ASMI yang rendah, dengan proporsi pada subjek laki-laki sebanyak 86,2% dan perempuan sebanyak 80,6%. Untuk Indeks Barthel didapatkan 48,3% subjek mengalami ketergantungan sedang dalam menjalani akitivitas sehari-hari. Kesimpulan: Terdapat korelasi yang bermakna antara kadar vitamin D serum dengan ASMI dan Indeks Barthel. ......Background: Stroke is the second leading cause of death and the third leading cause of disability in the world. Stroke causes disability and weakness which results in decreased functional ability. Independence of daily living activities of stroke patients is very important because it can improve the quality of life. From 1990 to 2019, there has been a 70% increase in the incidence of stroke. Furthermore, stroke itself will cause an increase in mortality by 43% and disability adjusted lifeyears (DALY) by 143%. This study aims to investigate the relationship between serum vitamin D levels and fat-free muscle mass in both extremities in stroke patients and clinical outcomes with stroke patients. Methods: The study used a cross-sectional design on subjects aged over 18 years who underwent treatment at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital and University of Indonesia Hospital Depok. Demographic characteristics include age, gender, nutritional status, skin type, clothing type, vitamin D intake, sunscreen use, Barthel Index, total energy intake, protein intake, fat intake, carbohydrate intake, sun exposure score and serum vitamin D levels. The association of serum vitamin D level with ASMI and Barthel Index was analyzed. Results: Most of the subjects had an average age of 59 years, with the most female gender. The subjects had a skin type of type 4 (moderate brown), and almost all subjects as much as 83.3% did not wear sunscreen. For intake adequacy, most subjects 81.7% had sufficient total energy intake, 50% of subjects experienced insufficient protein intake, 5% of subjects had insufficient fat intake, and only 1.7% of subjects experienced insufficient carbohydrate intake, besides that 65% experienced insufficient intake of food sources of vitamin D. The sun exposure score in almost all subjects of 81.7% was in the low category. The results of this study also obtained a picture of 30% of subjects classified as vitamin D deficiency, and 58.3% of subjects who experienced vitamin D insufficiency. Most subjects in the ASMI examination results showed a picture of 83.3% experiencing low ASMI, with a proportion in male subjects as much as 86.2% and women as much as 80.6%. For the Barthel Index, 48.3% of subjects experienced moderate dependence in carrying out daily activities. Conclusion: There is a significant correlation between serum vitamin D levels with ASMI and Barthel Index.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Judyca Sarinah
Abstrak :
Masalah kemandirian dapat mempengaruhi munculnya masalah harga diri pada lansia. Hal itu disebabkan karena adanya etiologi intrinsik seperti kondisi fisik, kognitif, dan jiwa serta persepsi negatif lansia dan etiologi ekstrinsik seperti suasana tinggal di panti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik responden usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan kondisi kesehatan, tingkat kemandirian melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, tingkat harga diri, dan hubungan antara tingkat kemandirian melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan tingkat harga diri lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan pada 75 responden dengan panduan instrumen Barthel Index dan Rosenberg Self-Esteem Scale dengan desain cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan 76 tergolong mandiri, 56 memiliki harga diri tinggi, dan tidak ada hubungan antara tingkat kemandirian melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan tingkat harga diri p value 0,051; CI 95 . Penelitian berikutnya disarankan untuk meneliti hubungan antara tingkat kemandirian melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dasar dan aktivitas kehidupan sehari-hari instrumental dengan tingkat harga diri pada lansia di panti sosial yang berbeda. ......The independence problem can affect self esteem problem in elderly. It is caused by intrinsic etiologies such as the physical, cognitive, and mental conditions and the negative perception of elderly and extrinsic etiology namely the situation about living in elderly institution. The purpose of this research is to identify the characteristics of participants age, gender, education level, and health condition, the independence level of doing activities daily of living, the self esteem level, and the correlation between the independence level of doing activities daily of living with the self esteem level of elderly in Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 South Jakarta. This research was done for 75 participants by using Barthel Index and Rosenberg Self Esteem Scale with cross sectional design. The result shows 76 participants are independent, 56 participants have high self esteem, and there is not correlation between the independence level of doing activities daily of living with the self esteem level p value 0,051 CI 95 . The next research is recommended to identify the correlation between the independence level of doing basic and instrumental activities daily of living with the self esteem level in different social elderly institution.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Agung
Abstrak :
Latar Belakang. Status fungsional merupakan komponen esensial pengkajian paripuma pasien geriatri. Sesungguhnya pada usia lanjut bukan hanya usia harapan hidup yang penting, tetapi bagaimana usia lanjut dapat menjalani sisa kehidupannya dengan baik dan optimal. Untuk itu usia lanjut harus bisa melakukan ADL secara mandiri. Untuk menilai ADL dasar diperlukan alat ukur yang andal, sahih dan Iuas dipakai. Indeks ADL Barthel merupakan alat ukur yang banyak dipakai. Suatu alat ukur yang baik untuk dapat dipalcai luas hares melalui uji keandalan dan kesahihan. Di Indonesia Indeks ADL Barthel belum pernah diuji keandalan dan kesahihannya. Tujuan. Membuktikan bahwa kuesioner Indeks ADL Barthel merupakan intrumen ukur yang andal dan sahih untuk menilai status fungsional dasar usia lanjut Indonesia. Metodologi. Dirancang suatu studi validasi. Prosedur yang dilakukan adalah pada hari pertama kunjungan semua pasien dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pengisian formulir kuesioner indeks ADL Barthel dan indeks ADL Katz serta pada hari 7 --14 kunjungan dilakukan pengisian ulangan formulir kuesioner ADL Barthel. Hasil. Telah dilakukan pengambilan data dari 100 responden, nilai ICC ADL Barthel tiap-tiap butir, dan nilai total ADL Barthel didapatkan sangat baik (> 0,75), kecuali untuk butir mengendalikan rangsang buang air besar dengan ICC 0,645 hasilnya baik (0,4 -- 0,75). Keandalan internal consistency penelitian ini diperoleh nilai Cronbach a 0,938. Uji kesahihan eksternal ADL Barthel dibandingkan ADL Katz dianalisis dengan uji Spearman correlation coefficient menunjukkan hubungan bermakna (pc0,01), yaitu antara butir dan nilai total ADL Barthel dengan butir dan nilai total ADL Katz. Hanya hubungan butir mengendalikan rangsang buang air km-II ADL Barthel dengan butir makan ADL Katz yang bermalma dengan (p<0,05). Kesahihan konstruksi ADL Barthel diuji dengan Spearman correlation coefficient dan melihat nilai rho (r) masing masing butir. Hasil yang didapatkan semua butir berhubungan bermakna dengan nilai total (p<0,001). Semua butir mempunyai nilai r > 0,3. Simpulan. Kuesioner ADL Barthel merupakan instrumen ukur yang andal dan sahih serta dapat digunakan untuk mengukur status fungsional dasar usia lanjut Indonesia.
Background. Status functional is essential component of comprehensive geriatric assessment. Actually in addition to longevity, the important thing for elderly is to live the rest of their life as good and as optimal as possible. To live their life as good and as optimal as possible, the elderly should do the basic ADL independently. To measure basic ADL performance of elderly, measurement tool which is valid, reliable and commonly used is needed. Barthel index is the measurement tool which commonly used. For a good instrument to become commonly used, it should be tested for reliability and validity. In Indonesia Barthel index hasn't been tested for reliability and validity. Objectives. To verify that Barthel index form is an accurate tool to measure basic functional status in elderly population Indonesia. Methods. A validation study was arranged. On the first day of visit, all patients were subjected to anamnesis and physical examination. Barthel index form and Katz index form were filled on the first visit, which were repeated on day 7 through day 14 of visits. Results. There were 100 respondents in this study. Intra class correlation coefficient (ICC) Barthel index for each dimension, total score Barthel index were found to be excellent (>0.75) with the exception of controlling bowels with ICC 0.645 (good). The internal consistency was found to have Cronbach a 0.938. Compared to Katz index, the external validity of Barthel index was found to be significant (p<0.01) using Spearman correlation coefficient. The construct validity was found to be significant (p<0.001) Conclusion. Barthel index form is an reliable and valid tool which is recommended to measure basic functional status in elderly population Indonesia.
Jakarta: Universitas Indonesia, 2006
T18048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library