Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 642 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
O`brien, Kevin J
New York: Cambridge University Press, , 2006
305.5 OBR r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masita
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26492
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfia Martviana
Abstrak :
Aktivitas fisik menjadi salah satu faktor utama penyebab noncomunicable disease. 80% remaja di dunia tahun 2016 memiliki tingkat aktivitas fisik rendah. Aktifitas fisik remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, jenis kelamin, dukungan sosial, motivasi, dan urbanisasi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aktivitas fisik remaja di Kota Depok dengan melibatkan 364 responden siswa sekolah menengah pertama dan menengah atas dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa remaja memiliki tingkat aktivitas fisik rendah (n=208; 57,1%), motivasi aktivitas fisik rendah n=188; 51,6%, dukungan aktivitas fisik rendah dari orang tua n=205; 56,3%, dan dukungan aktivitas fisik rendah dari teman sebaya n=203; 55,8%. Disimpulkan bahwa sebagian besar remaja Kota Depok memiliki tingkat aktivitas fisik yang rendah, sehingga perlu adanya promosi maupun intervensi aktivitas fisik yang tidak hanya diberikan kepada remaja saja melainkan juga pada lingkungan sosial remaja (keluarga, sekolah, dan teman sebaya). ...... Physical activity is one of the main factors causing non-communicable diseases. In the world, 80% of adolescents have low physical activity in 2016. Physical activity influenced by several factors, such as age, gender, social support, motivation, and urbanization. This study aimed to identify the physical activity of adolescents in Depok by involving 364 respondents of middle and high school students who used consecutive sampling techniques. The results of this study indicated that adolescents have low of physical activity n=208; 57,1%, low of physical activity motivation n=188; 51,6%, low of physical activity support from parents n=205; 56,3%, and low of physical activity supports from peers n=203; 55,8%. It concluded that the majority of adolescents in Depok have low physical activity. Thus, promotion or intervention of physical activities is given to adolescents but also and social environment of adolescents family, school, and peers.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anik Istiyani
Abstrak :
Gagal jantung merupakan suatu kondisi fisiologis ketika jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Faktor resiko terjadinya gagal jantung antara lain adalah gaya hidup tidak sehat yang banyak ditemukan pada masyarakat perkotaan. Manifestasi klinis gagal jantung salah satunya adalah sesak napas dan kelelahan ketika beraktivitas. Karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menganalisis implementasi latihan aktivitas bertahap pada pasien dengan gagal jantung untuk mengatasi masalah keperawatan intoleransi aktivitas. Implementasi ini dilakukan pada Tn. AW 62 th yang dirawat selama tujuh hari di ruang rawat lantai 6 selatan RSUP Fatmawati. Evaluasi tindakan keperawatan latihan aktivitas bertahap menunjukkan bahwa level toleransi pasien meningkat setiap harinya dan keluhan sesak nafas dan kelelahan selama beraktivitas berkurang.
Heart failure is a physiological condition when the heart can not pump enough blood to meet the metabolic needs of the body. Risk factors of heart failure include unhealthy lifestyles which is found in many urban communities. One clinical manifestations of heart failure is shortness of breath and fatigue when doing activities. The final scientific work of this paper aims to analyze the implementation of gradual activity exercises in patients with heart failure to address the problem of nursing activity intolerance. This intervention was implemented in 7 days on the 6th floor room of RSUP Fatmawati. Evaluation of nursing practice activity step by step shows that patient 39 s tolerance level increases every day and complaints of shortness of breath and fatigue during activity decreases.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Naroth
Abstrak :
ABSTRAK Karakter perekonomian di Indonesia umumnya ditandai dengan munculnya dua sektor yaitu sektor formal dan informal. Demikian juga di DKI Jakarta, di mana sektor formal mempunyai daya tampung tenaga kerja yang sangat terbatas sehingga timbul sektor informal yang mampu menampung kelebihan tenaga kerja. Dari berbagai bentuk sektor informal tersebut yang cenderung mampu menyerap tenaga kerja lebih besar adalah kegiatan pedagang kaki lima. Selanjutnya pedagang kaki lima ini ternyata menimbulkan dilema karena selain sangat intensif menyerap tenaga kerja dan merupakan penghasil pendapatan bagi Pemerintah DKI Jakarta melalui perolehan Retribusi, yaitu Rp. 1,3 miliar per tahun, namun di sisi lain kehadiran kegiatan usaha ini ternyata juga menimbulkan masalah, karena kegiatan usahanya dilakukan secara bergerak, mencegat dan mengejar konsumen ke tempat-tempat yang sudah mempunyai fungsi sebagai sarana perkotaan seperti trotoar, taman, halte bis dan sebagainya, sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas, menyumbat roil-riol, terganggunya kesehatan dan sanitasi serta obstruksi terhadap kebersihan, ketertiban dan keindahan yang pada akhirnya menimbulkan pencemaran bagi lingkungan.
Ini adalah hal menarik, karena merupakan suatu masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari, di mana kalau kita amati Jl. Gelora IX, Jl. Palmerah Selatan, J1. Gelora VI, J1. Palmerah Barat, J1. Palmerah Utara, trotoar dan sebagian dari bahu/badan jalan tersebut dipakai oleh pedagang kaki lima sehingga diduga sebagai salah satu penyebab timbulnya kemacetan lalu lintas yang rutin di jalan-jalan tersebut.
Fokus dari analisis penelitian ini adalah sejalan dengan hipotesis saya yaitu bahwa aktivitas pedagang kaki lima, peraturan, sikap petugas pasar setempat, sikap pedagang formal, serta sikap dan golongan pembeli merupakan unsur-unsur yang mempengaruhi keteraturan lingkungan Pasar pedagang kaki lima tersebut. Bila dilihat dari ilmu lingkungan, di mana lingkungan hidup manusia terdiri dari lingkungan hidup sosial, lingkungan hidup buatan dan lingkungan hidup alam, maka dalam kaitan dengan pedagang kaki lima di kawasan Palmerah ini terlihat bahwa lingkungan hidup sosial terdiri dari pedagang kaki lima itu sendiri dengan segala aktivitasnya, peraturan, para petugas, pedagang formal, dan para pembeli, kesemuanya merupakan unsur-unsur yang saling berinteraksi dan mempunyai pengaruh yang menentukan bagi lingkungan hidup buatan yaitu teratur atau tidaknya corak pasar pedagang kaki lima itu, bila coraknya tidak teratur, maka dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup alam.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk memahami melalui kesimpulan-kesimpulan atau tesis yang diperoleh, mengenai keteraturan pasar dan peranan pedagang kaki lima serta struktur pasar yang bersangkutan. Penelitian ini bersifat explanatory, dan pendekatan penelitian ini bersifat kualitatif, sedangkan metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kepustakaan dan metode penelitian lapangan (pengamatan, wawancara dengan berpedoman dan wawancara dengan berstruktur/melalui Kuesioner).
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Merliyana Syamsul
Abstrak :
Perhitungan biaya produksi per produk sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan berbagai keputusan misalnya penentuan harga jual, menghitung profitabilitas produk atau pelanggan tertentu, pengukuran prestasi manajer dan keputusan strategis lainnya, seperti apakah suatu produk sudah tidak menguntunkan lagi sehingga perlu dikeluarkan dari daftar produk yang diproduksi. System biaya tradiosional tidak dapat memberikan perhitungan yang akurat, karena tidak dapat mengikuti perkembangan dalam industry yang semakin mutakhir. Inovasi teknologi telah mengubah secara dramatis struktur dan karakteristik biaya produksi.

Di beberapa Negara maju dikenal suatu system biaya yang disebut penetapan biaya aktivitas. Aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya, yaitu pola konsumsi sumber daya. Aktivitas ini kemudian menjadi pengumpul biaya, selanjutnya biaya yang sudah terkumpul tersebut dialokasikan ke suatu objek biaya berdasarkan pemacu biaya yang dinilai paling relevan dengan pola konsumsi sumber dayanya. Pengalokasian dapat dalam dua tahap atau lebih. Dengan cara demikian maka perhitungan biaya menajdi lebih akurat.

Penerapan penetapan biaya aktivitas tidak mudah, karena akan mengubah kultur perusahaan. System biaya ini membutuhkan kerja sama tim yang kompak dan terpadu. Di samping itu membutuhkan sumber daya manusia yang mampu mengimplementasikan system ini. Banyak kritikan dilontarkan pada penetapan biaya aktivitas, karena penerapannya yang tidak berhasil. Terlepas dari kekurangan penetapan biaya ini, untuk menentukkan kesuksesan penerapannya diperlukan waktu yang cukup lama karena membutuhkan waktu untuk mempelajari keseluruhan komponen perhitungan biaya dan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan kultur yang terjadi.

PT Pipa yang dijadikan bahan penelitian adalah perusahaan yang memproduksi pipa baja dalam berbagai jenis dan ukuran. System biaya tradisional digunakan terbukti memberikan perhitungan biaya yang keliru dan tidak akurat. Penetapan biaya aktivtas yang dicoba diterapkan dengan menggunakan data fiktif membuktikan bahwa perhitungan biaya menjadi lebih akurat.

Sebagai kesimpulan, penerapan penetapan biaya aktivitas memerlukan beberapa tahapan, dimana setiap tahapan memerlukan pertimbangan yang seksama. Penyusun system haru smempunyai pengetahuan memadai mengenai keseluruhan proses produksi, termasuk biaya produksi, sumber daya yang ada dan pola konsumsi sumber daya. Pengimplementasian system biaya ini memerlukan komitmen dari manajemen puncak sebagai penanggungjawab kesuksesan implemetasi system dan kerjasama tim. Di samping itu, diperlukan perangkat lunak dan perangkat keras untuk melakukan perhitungan dan pencatatan data produksi.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Pramudita Faddila
Abstrak :
ABSTRAK
Kegiatan aktivitas fisik dan konsumsi makanan yang seimbang adalah upaya untuk menekan angka overweight pada masa anak-anak agar tidak berlanjut menjadi obesitas maupun penyakit degenaratif lainnya. Secara global, sebanyak 42 juta anak mengalami overweight pada tahun 2015 dan angka kegemukan di Indonesia sekitar 10,8 pada tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan konsumsi dengan kejadian overweight pada anak usia 10-12 tahun di Indonesia tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2013 dengan desain studi cross sectional dimana sampel penelitian sebanyak 49.620 anak. Hasil penelitian menunjukkan 14,5 anak mengalami overweight. Hanya aktivitas fisik yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian overweight p=0,014 , sedangkan konsumsi makanan berisiko p=0,518 serta buah dan sayur p=0,693 tidak signifikan terhadap kejadian overweight. Anak yang kurang aktif berisiko 1,11 kali 95 CI= 1,02 ndash;1,21 untuk menjadi overweight dibandingkan dengan anak yang aktif. Hasil analisis multilevel menunjukkan variasi kejadian overweight antar provinsi lebih besar jika dibandingkan dengan faktor risiko pada level individu MOR=1,37 . Kejadian overweight berhubungan dengan aktivitas fisik yang dilakukan anak-anak, sedangkan konsumsi tidak memiliki hubungan yang bermakna. Dibutuhkan strategi dan sosialisasi aktivitas fisik pada anak dengan melibatkan berbagai sektor dan built environment agar anak lebih aktif untuk mengurangi kejadian overweight.
ABSTRACT
Physical activity and balanced food consumption is an attempt to reduce overweight in childhood so as not to continue to be obese or other degenerative diseases. Globally, 42 million children are overweight by 2015 and overweight in Indonesia is around 10.8 in 2013. The purpose of this study was to examine the association between physical activity and consumption with overweight among children aged 10 12 years in Indonesia 2013. This study uses secondary data Riskesdas 2013 with a cross sectional study design where the sample of research is 49,620 children. The results showed 14.5 of respondents had overweight. Only physical activity had significant association with overweight p 0,014 , whereas risky food consumption p 0,518 with fruit and vegetable consumption p 0,693 was not significant. Less active respondents were at risk 1.11 times 95 CI 1.02 1.21 to become overweight compared with active respondents. Multilevel analysis results show that variation in overweight between provinces is greater when compared to risk factors at the individual level MOR 1.37 . Overweight are related to the physical activity of children, while consumption is unrelated. It needed strategy and promotion of physical activity in children by involving parents and built environment to make children more active to reduce overweight.
2018
T51426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Fahmi
Abstrak :
Aktivitas fisik merupakan secondary prevention yang dapat menurunkan angka kematian dan re-admission pada pasien STEMI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik pasien STEMI pasca peawatan. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Sebanyak 150 pasien STEMI dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien STEMI pasca perawatan memiliki aktivitas fisik ringan (85%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik pasien STEMI pasca perawatan adalah usia (p=0,002), jenis kelamin (p=0,0001), lama hari pasca rawat (p=0,032), penyakit penyerta (p=0,015), depresi (p=0,003), self-efficacy (p=0,0001), dan dukungan sosial (p=0,0001). Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor yang paling dominan berhubungan adalah self-efficacy dengan nilai OR 44,471 (CI:95%=8,816; 224,323). Penelitian ini dapat dikembangkan untuk membuat program rehabilitasi jantung berbasis komunitas sehingga meningkatkan aktivitas fisik pasien STEMI pasca perawatan. ......Physical activity is a secondary prevention in reducing mortality and re-admission in STEMI patients. The purpose of this study was to identify factors related to physical activity of after discharge STEMI patients. This study uses a cross sectional method. A total of 150 STEMI patients were selected using a purposive sampling technique. The results showed that the majority of after discharge of STEMI patients have mild physical activity (85%). Factors related to physical activity of after discharge STEMI patients were age (p = 0.002), sex (p = 0.0001), length of day after treatment (p = 0.032), comorbidities (p = 0.015), depression ( p = 0.003), self-efficacy (p = 0.0001), and social support (p = 0,0001). Multivariate analysis showed the most dominant factor is self-efficacy with OR 44.471 (95% CI = 8.816; 224.323). This research can be developed to create a community-based cardiac rehabilitation program that increases the physical activity of after discharge STEMI patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>