Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mann, Felix
Oxford; Boston: Butterworth-Heinemann, 1992
615.892 MAN a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yelland, Sharon
Edinburgh: Elsevier , 2005
618.2 YEL a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suwandy
"Nyeri kanker timbul pada sekitar 40% pasien kanker dan meningkat hingga 75-80% saat kankernya menyebar. Penatalaksanaan nyeri secara farmakologis dengan opioid dapat menimbulkan efek samping, toleransi dan adiksi, sehingga diperlukan modalitas lain dalam mengatasi nyeri kanker. Akupunktur merupakan suatu modalitas terapi yang banyak digunakan untuk membantu kondisi ini. Penelitian terhadap penggunaan akupunktur aurikular sebagai terapi untuk nyeri kanker masih sedikit, dan belum terdapat suatu tinjauan sistematis untuk menilainya. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui efektivitas akupunktur aurikular pada nyeri kanker. Tinjauan sistematis ini menggunakan daftar periksa PRISMA. Dari 3 studi yang dianalisis, semuanya menunjukkan penurunan intensitas nyeri dan terdapat luaran tambahan berupa pengurangan dosis analgesik harian, jumlah obat, dan posisi dalam WHO analgesic ladder. Kualitas studi yang dinilai dengan Cochrane Risk of Bias Tool terbaru dan GRADE mengungkapkan bahwa meski terdapat risiko bias yang digunakan pada dua studi, namun masih termasuk dalam rekomendasi Moderate, sementara studi oleh Ruela dkk (2018) mendapat rekomendasi High. Dapat disimpulkan, meskipun studi yang dianalisa masih sedikit, namun kualitasnya cukup baik dalam memaparkan efektivitas akupunktur aurikular pada nyeri kanker.

Cancer pain occurs in about 40% of cancer patients and increases to 75-80% when the cancer spreads. Pharmacological pain management with opioids can cause side effects, tolerance and addiction, so other modalities are needed in dealing with cancer pain. Acupuncture is a widely therapeutic modality to help this condition. There is little research of auricular acupuncture as a therapy for cancer pain, and there is no a systematic review to assess it. The purpose of this paper is to determine the effectiveness of auricular acupuncture on cancer pain. This systematic review uses the PRISMA checklist. Of the 3 studies analyzed, all showed a decrease in pain intensity and additional outcomes that is a reduction in the daily analgesic dose, drug amount, and position in the WHO analgesic ladder. The quality of the study assessed by Cochrane Risk of Bias Tool and GRADE revealed that although there was a risk of bias used in the two studies, it was still included in the Moderate recommendation, while the study by Ruela (2018) received a High recommendation. It can be concluded, although the studies analyzed are still few, they are of good quality in describing the effectiveness of auricular acupuncture in cancer pain."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Arlene
"Pendahuluan: Nyeri pada lansia masih merupakan tantangan yang besar bagi tenaga kesehatan. Tatalaksana nyeri akut menjadi penting karena penanganan nyeri akut yang inadekuat telah dihubungkan dengan luaran yang lebih buruk selama hospitalisasi, termasuk nyeri persisten, waktu perawatan yang lebih lama, hambatan pada terapi fisik, keterlambatan ambulasi, dan delirium. Penggunaan farmakoterapi harus lebih berhati-hati karena kelompok lansia lebih rentan terhadap efek samping dan interaksi obat, adanya polifarmasi dan komorbiditas yang lebih banyak. Akupunktur telah diketahui efektif untuk menangani berbagai macam nyeri pada geriatri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh satu sesi akupunktur dalam penurunan skala nyeri pada pasien geriatri dengan nyeri akut.
Metode: Desain studi ini adalah studi uji klinis acak terkontrol tersamar tunggal. Empat puluh lansia > 60 tahun dengan nyeri yang dialami ≤ 6 bulan atau perburukan dalam ≤ 6 bulan terakhir dan NRS ≥ 4 dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: kelompok terapi standar dan kelompok kombinasi terapi standar dan akupunktur. Perlakuan akupunktur dilakukan 1 sesi pada titik Battlefield Acupuncture. Seluruh subyek tetap menerima terapi standar yang ditentukan oleh dokter penanggungjawab pasien. Penilaian skor NRS dan VAS dilakukan 30 menit, 1 jam, dan 2 jam setelah menerima perlakuan.
Hasil: Rerata penurunan skor NRS dan VAS pada kelompok yang menerima kombinasi terapi standar dan akupunktur pada ketiga waktu pengukuran lebih baik secara bermakna dibandingkan dengan kelompok terapi standar (p<0,001).
Kesimpulan: Pemberian satu sesi akupunktur dapat mempengaruhi kecepatan penurunan skala nyeri pada pasien lansia dengan nyeri akut.

Introduction: Pain management in elderly still become problematic for health workers. Adequate acute pain treatment is important because ineffective management for acute pain is associated with poorer outcomes throughout hospitalization, such as persistent pain, longer hospitalization period, delayed ambulation, and delirium. The use of pharmacotherapy in this group should be more cautious because elderly is more susceptible to drug interaction and side effects, polypharmacy, and comorbidities. Acupuncture has been found to be effective and safe in treating various kinds of pain in elderly. The aim of this study was to determine the effect of one session acupuncture on pain scale reduction in geriatric with acute pain.
Methods: This was a single blinded, randomized controlled trial of 40 elders with pain experienced ≤ 6 months or worsening in the last 6 months, with NRS ≥ 4. The subjects were divided into 2 groups: the standard therapy group and the combination of standard therapy and acupuncture group. Acupuncture treatment was performed one time using Battlefield Acupuncture points. All subjects continued to receive standard therapy as determined by the doctor in charge of the patient. NRS and VAS scores were assessed 30 minutes, 1 hour, and 2 hours after receiving treatment to evaluate patient’s outcome.
Results: Both NRS and VAS scores showed significant differences between 2 groups at all measurement times (p<0,001), with the mean reduction of pain scales in the group receiving combination of standard therapy and acupuncture was better than in standard therapy group.
Conclusion: The administration of one session acupuncture can affected pain scale reduction in elderly with acute pain
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Cheung Peng Li
London: Taylor and Francis, 2001
615.892 LIL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Limanjaya
"ABSTRAK
Sindrom terowongan karpal (STK) merupakan penyakit yang menjadi beban bagi banyak negara di seluruh dunia, dengan berbagai macam pilihan terapi dari medikamentosa hingga pembedahan yang memiliki efek samping yang menurunkan kualitas hidup. Akupunktur telah terbukti dapat menangani nyeri dan memperbaiki saraf, dan salah satu modalitas akupunktur terbaru adalah laser acupuncture. Studi serial kasus ini bertujuan menilai efektivitas laser acupuncture dengan jumlah sampel 6 pergelangan tangan, dengan luaran yang dinilai adalah kuesioner Boston (BCTQ), visual analogue scale (VAS), tes Tinned, Tes Phalen, dan pemeriksaan kecepatan hantar saraf (KHS). Titik yang digunakan adalah PC6, PC7, EXUE9, dan LI4. Hasil studi menunjukkan 3 pergelangan tangan mengalami penurunan derajat KHS, seluruh pergelangan tangan mengalami perbaikan skor BCTQ, nilai VAS mengalami penurunan, tetapi tidak terlihat perbaikan tes Tinel dan Phalen yang bermakna. Disimpulkan bahwa laser acupuncture dapat digunakan sebagai pilihan terapi dalam tatalaksana sindrom terowongan karpal.

ABSTRACT
Carpal tunnel syndrome (CTS) is disease that gives burdens for many countries, with a number of choices for the management such as drugs or surgery, each has side effects that decrease the quality of life. Acupuncture is proven to be an effective treatment for pain and can restore nerve functions, and laser acupuncture is one of the modalities. This study aims to asses the effectiveness of laser acupuncture with 6 wrists and the outcomes are Boston questionnaire (BCTQ), visual analogue scale (VAS), Tinel sign, Phalen sign, and nerve conduction study (NCS). Acupuncture points used here are PC6, PC7, EXUE9, and LI4. The results show a decrease in NCS grades for 3 wrists, all wrists have BCTQ score improvements, VAS also decreases, but no significant improvement in Tinel and Phalen signs. The conclusion is that laser acupuncture can be used as a treatment for the management of carpal tunnel syndrome."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deffi Seplianti
"Latar Belakang : Kebanyakan klinik akupunktur tidak menerapkan sistem aplikasi rekam medis. Padahal sistem pencatatan dan pelaporan rekam medis penting untuk rencana tindakan pengobatan selanjutnya. Sedangkan apabila membuat suatu aplikasi metode rancangan tidak mudah dan membutuhkan biaya yang mahal. Ditambah lagi, cakupan pendataan klinik akupunktur yang ada pada Dinas Kesehatan atau puskesmas yang masih belum maksimal.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai implementasi aplikasi terbuka (Open Source ) OpenEMR pada poli akupunktur di klinik utama khusus akupunktur "Utomo Chinese Medical Centre"
Hasil : APlikasi OpenEMR bersifat Open Source (dapat di download secara gratis) dan dapat memudahkan bagi klinik akupunktur untuk dapat menciptakan sebuah sistem yang besar dengan tidak perlu merancang sistem aplikasi baru, dikarenakan platform (struktur) aplikasi OpenEMR sudah lengkap dengan kapasitas yang besar yang relatif murah dengan hanya memodifikasi (kustomisasi) sesuai kebutuhan klinik akupunktur. Suatu sistem informasi rekam medis elektronik akan sangat membantu para tenaga kesehatan dalam mengakses status kesehatan pasien secara cepat dibandingkan dengan rekam medis manual berbasis kertas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengimplementasikan suatu aplikasi bernama OpenEMR (Open Electronical Medical Records) pada klinik akupunktur dapat menjadi alternatif solusi untuk menekan biaya pembuatan.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan aplikasi OpenEMR cukup handal (powerfull) dalam hal kapasitas dan penyimpanan dan hemat biaya pengeluaran untuk merancang sebuah sistem rekam medis poli akupunktur

BAckground: Most acupuncture clinics do not implement a medical record application system. Even though the recording and reporting system of medical records is important for subsequent treatment action plans. Whereas if making an application system the design method is not easy and requires expensive costs. In addition, the scope of acupuncture clinic data collection that is available at the Health Service or Puskesmas is still not optimal.
Objective: This study aims to discuss the OpenEMR open source implementation on poly acupuncture at the main special clinic for acupuncture "Utomo Chinese Medical Center".
Result: OpenEMR application is Open Source (can be downloaded for free) and can make it easier for acupuncture clinics to be able to create a large system with no need to design new application systems, because the OpenEMR application platform (structure) is complete with relatively large capacity cheap by just modifying (customization) according to the needs of the acupuncture clinic. An electronic medical record information system will greatly assist health workers in accessing patients' health status quickly compared to paper-based manual medical records. The results showed that implementing an application called OpenEMR (Open Electronical Medical Records) at the acupuncture clinic could be an alternative solution to reduce manufacturing costs.
Conclution: Based on the results of the research carried out by the OpenEMR application it is quite reliable (powerful) in terms of capacity and storage and cost savings to design a medical record system for acupuncture.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvyra Yulia
"ABSTRAK
Gangguan keseimbangan merupakan masalah klinis yang sering dijumpai dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari sampai dengan menurunnya kualitas hidup penderita. Sistem vestibuler merupakan salah satu dari 3 sistem yang berfungsi untuk mempertahankan posisi tubuh dan keseimbangan. Kelainan vestibuler sangat berperan menimbulkan masalah klinis karena memberikan kontribusi sebesar 65 dalam mempertahankan keseimbangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas terapi kombinasi akupunktur manual dan terapi VRT Vestibuler Rehabilitation Therapy dibandingkan dengan akupunktur sham dan terapi VRT terhadap perrbaikan gejala dan kualitas hidup penderita gangguan keseimbangan. Terapi VRT dapat memperbaiki kulaitas hidup penderita gangguan keseimbangan. DHI berguna untuk menetukan jenis intervensi bagi pasien dengan disfungsi vestibuler karena dapat menilai individu tentang derajat handycap akibat gangguan keseimbangan. Uji klinik acak tersamar ganda melibatkan 40 pasien, dialokasikan pada kelompok kasus dan kelompok kontrol. Tindakan akupunktur dilakukan pada titik GB20 Fengchi bilateral, LI4 Hegu bilateral, LR3 Taichong bilateral, ST36 Zusanli bilateral, DU20 Baihui, EX-HN1 Sishenchong. SI19 Tinggong bilateral. Dilakukan sebanyak 4 sesi selama 8 hari. Evaluasi penilaian skor DHI dilakukan sebanyak 3 kali sebelum dan setelah terapi ke 2 dan ke 4 . Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna pada rerata skor DHI dengan delta penurunan skor lebih besar pada kelompok terapi akupunktur manual dan VRT dibandingkan kelompok akupunktur sham dan VRT p = < 0,001 . Dapat disimpulkan Terapi kombinasi Akupunktur manual dan terapi VRT lebih efektif dalam mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita gangguan keseimbangan dibandingkan dengan terapi VRT.

ABSTRACT
Imbalance Disorder represent clinical problem as oftenly seen that effect daily activities and will decline the patient quality of live. Vestibuler system is one of three system function to maintain body balance. Vestibuler disorder contribute 65 of clinical problem in maintaining body balance. This study aims to determine the effectiveness of the combination therapy between manual acupuncture and VRT Vestibuler Rehabilitation Therapy compare with sham acupuncture and VRT therapy for improving symptom and quality of life of imbalance disorder vertibuler perifer non BPPV. Rehabilitation therapy VRT will be able to improve quality of life of body balance patience. DHI Dizziness Handicap Inventory will be used to determined neccesary intervention for patient in vestibuler disfunction. Double blind randomized clinical trial carried out on 40 patient allocated to the cased group and control group. Acupuncture action perfom on point GB20 Fengchi bilateral, LI4 Hegu bilateral, LR3 Taichong bilateral, ST36 Zusanli bilateral, DU20 Baihui, EX HN1 Sishenchong. SI19 Tinggong bilateral. It takes 4 session for 8 days. DHI Evaluation is measured 3 times before and after the 2nd and 4th therapy . The result of the research show significant difference on DHI score between manual acupuncture group and VRT therapy compare with sham acupuncture and VRT therapy p 0,001 . It can be conclude that combination on manual acupuncture and VRT therapy is proved to be more effective in reducing symptom and improve the quality of life of imbalance disorder patient in compare to sham acupuncture and VRT therapy. "
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"By comparing the publications on acupuncture by Korean and by Chinese researchers in ISI databases, this study analyses the number of the number of the publications, frequency of citations, the impact factors of the publication journals, the researchers' outputs and cooperation among institutes, document types and the subject areas which the publications belong to...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Newanda Mochtar
"ABSTRAK
Latar belakang: Migren adalah serangan nyeri kepala primer, bersifat spesifik, paroksismal, dengan atau tanpa aura, dengan manifestasi subjektif baik sebelum maupun sesudah serangan, merupakan nyeri kepala tipe kronik dengan gejala rekurensi, menyerang usia produktif dan dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja hingga 80%, sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup dan kehidupan perekonomian dan pendidikan secara global yang mengarah kepada kerugian bagi penderita migren dan institusi tempat penderita migren bersekolah ,bekerja serta dalam kehidupan keluarga penderita. Dengan tingginya angka prevalensi dan disabilitas pada penderita migren, dilain pihak sampai saat ini pengobatan yang tepat terhadap migren belum didapatkan secara maksimal maka diperlukan pendalaman dalam pengobatan maupun pencegahan migren sangat dibutuhkan., dan sampai saat ini belum didapatkan obat yang pasti, baik terhadap pencegahan dan pengobatan, sehingga perlu dikembangkan terapi yang dapat memberikan pertolongan yang lebih akurat pada penderita migren
Tujuan penelitian ini adalah menilai keberhasilan dalam penatalaksanaan migren dalam mengurangi frekuensi serangan, mengurangi intensitas serangan dan mengurangi durasi serangan dari minggu ke-0,ke-4 hingga ke-8. Metode: Uji klinis acak tersamar tunggal dengan kontrol dilakukan terhadap 34 subjek dengan migren yang dialokasikan secara acak kedalam kelompok manual akupunktur (n=17), serta kelompok medikamentosa (n=17). Penilaian menilai frekuensi, durasi dan intensitas serangan migren yang dinilai pada saat sebelum perlakuan, minggu ke-4 dan minggu ke-8 dari baseline. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok pada rerata jumlah frekuensi (p=0,040), durasi (p=0,012) dan intensitas (p=0,003) serangan migren pada minggu ke-4 dibandingkan dengan medikamentosa. Serata terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok pada rerata jumlah jumlah frekuensi (p=0,029), durasi (p=0,001) dan intensitas (p<0,001) serangan migren pada minggu ke-8. Kesimpulan: Intervensi akupunktur manual dapat menurunkan frekuensi, durasi dan intensitas serangan migren lebih baik dibandingkan dengan preventif farmakologi asam valproat pada minggu ke-4 dan minggu ke-8.

ABSTRACT
Background: Migraine is a primary headache attack, specific, paroxysmal, with or without aura, with subjective manifestations both before and after the attack, a chronic type of headache with symptoms of recurrence, attacks at productive age and can cause a decrease in work productivity up to 80%, so that it will affect the quality of life, economic life and education globally which leads to losses for migraine sufferers and institutions where migraine sufferers attend school, work and in the lives of sufferers families. With the high prevalence and disability rates for migraine sufferers, on the other hand, the right treatment for migraine has not yet been obtained to the maximum, it is necessary to deepen the treatment and prevention of migraine is needed, and until now there has been no definitive cure, both for prevention and treatment, so it is necessary to develop therapies that can provide more accurate relief for migraine sufferers. The purpose of this study is to assess the success in managing migraine in reducing the frequency of attacks, reducing the intensity of attacks and reducing the duration of attacks from weeks 0, 4 to 8. Methods: A randomized controlled trial with control was conducted on 34 subjects with migraine who were randomly allocated into the manual group of acupuncture (n = 17), as well as the medicine group (n = 17). The assessment of frequency, duration and intensity of migraine attacks assessed at the time before treatment, at the fourth and eight week from baseline. Results: The results showed there were significant differences between the two groups in the mean number of frequencies (p = 0.040), duration (p = 0.012) and intensity (p = 0.003) of migraine attacks at the fourth week. There were significant differences between the two groups in the average number of frequencies (p= 0.029), duration (p=0.001) and intensity (p<0.001) of migraine attacks at the eight week. Conclusion: Manual acupuncture interventions can reduce the frequency, duration and intensity of migraine attacks better than the use of valproic acid in the fourth and eight week."
2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>