Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agustina Sukmasari Ngadino
Abstrak :
Tesis ini membahas Penggunaan World Health Organization Quality Of Life-BREF Untuk Mengukur Kualitas Hidup Lanjut Usia Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Bogor Tahun 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan World Health Organization Quality Of Life-BREF untuk mengukur kualitas hidup lanjut usia di wilayah puskesmas Kabupaten Bogor .Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Karakteristik responden, kualitas hidup secara umum, kesehatan secara umum dan distribusi skor ke empat domain kualitas hidup di wilayah Puskesmas Kabupaten Bogor didapatkan melalui analisis univariat. Cronbachs α, inter-item correlation digunakan untuk mengukur konsistensi internal. Uji Anova yang dilanjutkan dengan korelasi Kendall dan Spearman dilakukan untuk mengetahui keeratan korelasi antara domain WHOQOL-BREF dengan kualitas hidup secara umum. Keeratan korelasi antar domain didapatkan melalui uji parsial korelasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa secara umum persepsi kualitas hidup lansia dan kepuasan lansia akan kesehatan dirinya di wilayah puskesmas Kabupaten Bogor adalah biasa-biasa saja. Instrumen WHOQOL-BREF yang telah dimodifikasi valid dan reliabel untuk mengukur kualitas hidup lansia. Domain psikologis merupakan prediktor terbaik untuk kualitas hidup secara umum. Diantara ke empat domain WHOQOL-BREF yang memiliki keeratan korelasi antar domain adalah hubungan sosial dan lingkungan. Peneliti menyarankan agar mempertimbangkan kualitas hidup dalam melakukan evaluasi kebijakan maupun program. ......This thesis discusses utilization WHOQOL-BREF for measuring eldery quality of life in health community center Bogor Region 2019. Aim of this study is to find out how WHOQOL-BREF measure eldery quality of life in Health Community Center Bogor Region. This study is a quantitative research with Cross Sectional design. Respondent characteristics, general quality of life, general health and distribution of scores to four quality of life domains were obtained through univariate analysis. Cronbachs α, the inter-item correlation is used to measure internal consistency. Anova test followed by Kendall and Spearman correlation was conducted to determine the correlation between domains and quality of life in general. The correlation between domains was obtained through partial correlation test. The results of the study found that perception of eldery quality of life and satisfaction regarding their health in Health Community Center Bogor Region was sufficient. The modified WHOQOL-BREF instrument is valid and reliable to measure eldery quality of life. The psychological domain is the best predictor of quality of life in general. Among the four WHOQOL-BREF domains that have strong correlation between domains are social and environmental relations. Researchers suggest that quality of life have to be a part of evaluating policies and programs.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Rizqy Soeratman
Abstrak :
Latar Belakang. Penyakit kusta merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Di Indonesia penyakit "kusta belsifat errdemis, jumlah endetitanya diperkirakan lebih besar dari yang tercatat di Departemen Kesehatan. Adanya leprofobi dan "stigma ycmg tinggi terbadap "kusta, menjadikan peoyakit ini sangat ditakuti "karena "ka;alalau p1Ida ekstremitas dan atau wajah, akibat kerusakan saraf motorik: dan sensorik, antara lain ulserasi, mutitasi dan tlefonnitas, bahkan pa:ralms otot. Secara fuik, cacat "kusta dapat meogurangi kemampuan pasien kusta untuk bekerja dengan baik sehingga pasien kusta kurang mampu hidup mandiri dan "berdampak pada perekonomian Stigma dan masalah psikososial dapat dalam menurunnya kualitas. Hidup "pasien kusta. Tujuan. Mengetahui gambaran kualitas bidup pasien kusta di Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Dr. "Ciptomangunkusomo. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan konsekutif sampling dimana subyek -yang tlatang -selama "perimle Mei - Juli 2009 dan "memenuhi kriteriainldusi dilakukan wawancara berdasarkan WHOQOL -BREF untuk melibat gambaran kualitas hidup pasien. Basil Dari 50 subjek penelitian, didapatkan rata-rata total skor dari WHOQOL BREF yaitu -66,4. Sementara itu jika Skor tersebut tlijabarkan menurut empcrt -aspek penting kualitas bidup menurut WHOQOL -BREF yaitu kesehatan fisik 21,62 ; kesehatan psikologis 16,42 ; hubungan "Sosial -9;04; kesebatan iingkungan 19,32. Kesimpulan. Stigma yang dialami oleh pasien kusta berdampak kepada kesehatan fisik, psikologis, kehidupan "Sosial, lingkungan dan juga kualitas bitlopnya. "Selain itupenyakit kusta dapat menimbulkan beban pada keluarga dan masyarakat Dari data penelitian ini maka perlunya "penanganan secara komprebensif, yaitu dari aspek medik dan ps.ilroscsial, sehingga stigma yang terjadi dapat terminimalisir.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S70366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Herlan
Abstrak :
Latar Belakang: Gastrektomi, baik proksimal, gastrektomi distal dan gastrektomi total kerap diterapkan di RSUPN dr. Cpto Mangunkusumo, Jakarta untuk kanker, ulkus peptikum, nekrosis pada lambung dan kelainan-kelainan lainnya. Namun, sejauh ini belum pernah ada evaluasi gastrektomi dan etiologi penyakit terhadap kualitas hidup. Kami melakukan evaluasi pascagastrektomi melalui survei menggunakan kuesioner untuk tujuan evalausi. Metode: Penelitian dilakukan dengan desain kohort restropektif mengambil data rekam medis. Pasien pascagastrektomi proksimal, distal, dan total atas indikasi tumor ataupun non-tumor (infeksi, kelainan bawaan dan lain-lain) pada periode Juli–September 2020 diikutsertakan dalam penelitian. Uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh jenis gastrektomi dan etiologi penyakit terhadap kualitas hidup yang dinilai berdasarkan kuesioner (World Health Organization Quality of Life questionnaire abbreviated version (WHOQOL-BREF). Hasil: Enam puluh enam subjeck dengan rerata usia 47,12±14,5 tahun, diikutsertakan dalam studi. Ditemukan perbedaan signifikan antara kelompok proksimal, distal, dan total, hanya pada domain lingkungan dan nilai total WHOQOL-BREF. Median skor untuk domain lingkungan adalah sebesar 63 (50–88), 69 (50–88), 56 (50–75), secara berturut-turut untuk kelompok proksimal, distal, dan total. Rerata skor total WHOQOL-BREF untuk kelompok dengan gastrektomi proksimal, distal, dan total adalah sebesar 64,42±9,34, 67,19±9,44, dan 59,12±8,04. Subjek dengan etiologi keganasan memilki median skor WHOQOL-BREF yang cenderung lebih rendah pada sebagian besar domain. Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan skor WHOQOL-BREF antara kelompok non-tumor dengan kelompok tumor. Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna kualitas hidup subjek pascagastrektomi total dengan distal dan proksimal, pada domain lingkungan dan nilai total WHOQOL-BREF. Tidak terdapat perbedaan bermakna kualitas hidup subjek pascagastrektomi dengan etiologi tumor dan non-tumor, pada seluruh domain WHOQOL-BREF. ......Background: Gastrectomy of proximal–, distal–and total gastrectomy referred to procedures indicated for cancer, peptic ulcer, gastric necrosis, and another disorder that frequently carried out in dr Cipto Mangunkusumo General Hospital. However, no evaluation was carried out before. Thus, we run a survey evaluating the quality–of–life following gastrectomy. Method: The study was conducted using a retrospective cohort based on medical record. Those who underwent proximal, distal, or total gastrectomy for a tumor or any non-tumor indications were included in the research. A quality-of-life evaluate using the WHOQOL-BREF questionnaire and subjected to analysis. Result: Sixty-six subjects with a mean age of 47.12 ± 14.5 years, were enrolled in the study. Significant differences were found between the proximal, distal, and total groups, only in the environmental domain and the WHOQOL-BREF total values. The median scores for the environmental domain were 63 (50–88), 69 (50–88), 56 (50–75) for the proximal, distal, and total groups, respectively. The mean WHOQOL-BREF total score for proximal, distal, and total gastrectomy group was 64.42 ± 9.34, 67.19 ± 9.44, and 59.12 ± 8.04. Subjects with an etiology of malignancy had a median WHOQOL-BREF score that tended to be lower in most domains. However, there was no significant difference in WHOQOL-BREF scores between the non–tumor and tumor group. Conclusion: There are significant differences in patients quality-of-life after total gastrectomy with distal and proximal, in the environmental domain and the total WHOQOL-BREF values. There was no significant difference in postgastrectomy patients quality-of-life between non-tumor and tumor groups in all WHOQOL-BREF domains.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Liberty Tua Panahatan
Abstrak :
Latar Belakang:.Donor transplantasi hati merupakan manusia yang sehat. Kualitas pelayanan transplantasi yang baik dinilai berdasarkan kualitas hidup donor dan resipien hati. Evaluasi kualitas hidup pasien donor hati sintas dan nonsintas merupakan hal yang penting untuk setiap pusat pelayan transplantasi hati. Metode: Dilakukan penilaian kualitas hidup seluruh donor hati di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dengan mengunakan World Health Organization Quality of Life questionnaire abbreviated version (WHOQoL-BREF). Kualitas hidup donor hati dengan resipien sintas dan nonsintas dibandingkan.

Hasil: Terdapat 59 donor hati di RSCM. 3 subjek tidak bisa dihubungi, 1 subjek menolak untuk menjadi subjek penelitian. Kualitas hidup donor hati pada memiliki median domain fisik 69 (44-100), pada doman psikologis 69 (50-94), domain hubungan sosial 65 (44-100) dan domain lingkungan 69 (31-94). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kualitas hidup donor hati sintas dan nonsintas pada domain fisik (p=0,466), domain psikologis (p=1,00), domain hubungan social (p=0,77) dan domain lingkungan (p=0,13).

Kesimpulan: Subjek donor transplantasi hati di RSCM memiliki kualitas hidup yang baik. Tidak ada perbedaan bermakna kualitas hidup subjek donor transplantasi hati antara resipien sintas dan non sintas. ......Background: Liver donors are healthy people. The quality of liver transplantation is assessed based on the quality of life of donors and recipients. Evaluation of the quality of life of liver donors with surviving and non-surviving recipients is important for liver transplant centers. Method: Quality of life of liver donors in RSCM was assessed using World Health Organization Quality of Life questionnaire abbreviated version (WHOQoL-BREF). The quality of life of donors with surviving and non-surviving recipients is compared.

Result: There are 59 liver donors in RSCM. Three subjects could not be contacted, one subject refused to participate in this research. Donors’ Quality of life physical domain median was 69 (44-100), psychological domain median was 69 (50-94), social relation domain median was 65 (44-100), and environmental domain median was 69 (31-94). There were no significant differences between the quality of life of donors with surviving and non-surviving recipient in physical domain (p=0,466), psychological domain (p=1,00), social relation domain (p=0,77), and environmental domain (p=0,13). Conclusion: Liver donors in RSCM have good quality of life. There were no significant differences in quality of life of liver donors between Bedah Digestifsurviving and non-surviving liver recipients.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vini Wardhani
Abstrak :
Salah satu fase yang krusial dalam tahapan perkembangan manusia adalah dewasa muda. Pada tahap ini, seseorang sudah dianggap melewati masa remaja dan mampu hidup secara mandiri (Atwater & Duffy, 1999). Masa ini merupakan titik tolak yang cukup signifikan bagi individu untuk memulai hidupnya sebagai individu yang independen dalam menentukan masa depan dan mengatur kehidupannya. Fase ini rnerupakan masa produktif seseorang, masa di mana seseorang mulai membangun kehidupannya dan dihadapkan pada serangkaian tugas perkembangan yaitu pemilihan karir untuk kehidupan yang lebih mandiri dan membina hubungan dengan lawan jenis untuk membangun keluarga dan menjadi orang tua. Pemilihan karier yang tepat merupakan saiah satu usaha menuju kemandirian baik secara fmansial maupun psikologis. Karier merupakan bentuk ekspresi diri, mengatakan status dan memberikan kepuasan serta harga diri (Turner & Helms, 1995). Perlmutter & Hall (dalam Hoffman, Paris & Hall, 1994) mengatakan bahwa bekerja menempatkan individu pada suatu posisi dalam masyarakat, memberikan makna bagi individu yang bersangkutan dan menyediakan kegiatan yang memuaskan, juga sebagai stimulasi sosial dan sarana untuk mengasah kreativitas. Karenanya, kerja dapat mempengaruhi kualitas hidup individu. Erikson (dalam Papalia, Olds & Feldman, 2004) mengatakan individu dewasa muda sebaiknya membangun intimacy dengan Iewan jenisnya. Jika pada tahap ini individu dewasa muda tidak berhasil untuk menjalin hubungan intim dengan pasangannya, maka akan cenderung menjadi terisolasi, merasa kesepian karena terisolasi dart teman-teman sebaya dan mengalami depresi. Hal ini menunjukkan bahwa menjalin hubungan intim dapat berdampak pada kualitas hidup. Tidak semua individu pada masa dewasa muda mampu menyelesaikan tugas perkembangannya dengan balk. Ini dapat menimbulkan suatu krisis pada individu yang dinamakan quarter life crisis. Hampir setiap individu pada tahap dewasa muda mengalami krisis ini (Sandles, 2002). Ketidakmampuan mengatasi krisis ini dapat berdampak sangat buruk, seperti ketergantungan pada narkoba, delinquent behavior, gangguan emosional (Atwater & Duffy, 1999) dan usaha bunuh diri (Sandles, 2002). Di sisi lain, keberhasilan dalam memenuhi tuntutan tugas perkembangan dapat menimbulkan dampak yang signifikan pada kualitas hidupnya sebagai manusia. Ini menunjukkan bahwa quarter life crisis kiranya cukup perlu mendapat perhatian yang serius karena berkaitan dengan kesehatan mental manusia. Richard Saxton (dalam Sandies, 2002) mengatakan bahwa kesehatan mental dapat menjadi semakin berat pada individu usia muda bila tidal( mendapatkan penanganan yang serius. Penjelasan di atas kiranya dapat menjelaskan bahwa pada fase dewasa muda, individu berpotensi mengalami quarter hie crisis yang berdampak secara signifikan pada kualitas hidup. WHO mendefinisikan kualitas hidup sebagai `individual 's perceptions of their position in life in the context of the culture and value systems in which they live and in relation to their goals, expectations, standards and concerns' (WHO, 1996). Definisi ini selanjutnya yang akan digunakan oleh peneliti. Penelitian ini akan menggunakan dua instrumen yang mengacu pada WHOQOL, yaitu WHOQOL BREF dan SRPB. Penggunaan kedua instrumen ini berdasarkan beberapa pertimbangan, salah satunya adalah untuk pengembangan instrumen WHOQOL (uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur WHOQOL-BREF dan SRPB untuk aplikasi Indonesia). Penelitian ini menggunakan convenience sampling. Pengujian validitas menggunakan Pearson Product Moment Correlation dan uji reliabilitas menggunakan Coefficient Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas, instrumen WHOQOLBREF dan SRPB merupakan instrumen penelitian yang valid dan reliabel dalam mengukur kualitas hidup. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang 0.6 - 0.9. Secara umum, kualitas hidup dewasa muda yang berstatus lajang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu spiritualitas, karierlpekerjaan, relasi dengan sesama, atribut personal, dan lingkungan. Ranah yang memberikan kontribusi paling besar terhadap kualitas hidup dewasa muda berstatus lajang adalah ranah psikologi, ranah kesehatan fisik, ranah spiritualitas-agama, ranah relasi sosial dan terakhir kondisi lingkungan.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasni Triana Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Meningkatnya mobilitas ulang alik yang dilakukan masyarakat untuk beraktifitasmengakibatkan peningkatan penggunaan KRL commuter line. Masyarakat Bodetabekyang melakukan perjalanan untuk tujuan bekerja pada tahun 2014 sebesar 79,28 .Secara umum terjadi peningkatan jumlah penumpang KRL commuter lineJabodetabek sebesar 13,80 setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuikualitas hidup pengguna KRL commuter line dan faktor-faktor apa saja yangmempengaruhinya. Penelitian ini ingin mengukur kualitas hidup pada pengguna KRLcommuter line di stasiun Depok untuk tujuan bekerja di Jakarta dengan menggunakaninstrument WHOQOL-BREF. Wilayah penelitian berada di stasiun Depok, desainstudi penelitian adalah potong lintang cross-sectional , data yang digunakan adalahdata primer dimana penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017. Sampel penelitianyang digunakan adalah 113 orang berdasarkan perhitungan besar sampel. Diketahuihasil dari penelitian ini kualitas hidup pengguna KRL commuter line untuk tujuanbekerja di stasiun Depok memiliki kualitas hidup baik sebesar 61,9 . Faktor yangmempengaruhi kualitas hidup pengguna KRL commuter line adalah ketidaknyamananfisik dan psikologis. Sedangkan pengguna KRL commuter line yang mempunyaikualitas hidup yang baik adalah usia lebih tua, berstatus belum menikah, tidakmempunyai anak usia < 12 tahun, menggunakan KRL commuter line 2-4x dalamseminggu, dan mempunyai tingkat ketidaknyamanan fisik dan psikologis yangrendah.
ABSTRACT
Increased mobility of the shuttle to the community resulted in increased use of KRLcommuter line. Bodetabek people who travel for the purpose of working in 2014amounted to 79.28 . In general, the number of Jabodetabek KRL commuter lineusers increased by 13.80 per year. The purpose of this research is to know thequality of life of KRL commuter line users and what factors influence it. This reseachwanted to measure the quality of life of KRL commuter line users at Depok stationfor the purpose of working in Jakarta using the WHOQOL BREF instrument. Theresearch area was in Depok station, The research used design cross sectional study,the data used were primary data where the research was conducted in March 2017.The research sample used is 113 people based on the calculation of the sample size.The result of this research the quality of life of KRL commuter line users for thepurpose of working in Depok station has a good quality of life of 61,9 . Factors thataffect the quality of life of KRL commuter line users are physical and psychologicaldiscomfort. While KRL commuter line users who have good quality of life are older,unmarried, have no children
2017
T47593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati
Abstrak :
Transplantasi ginjal TG merupakan salah satu terapi pilihan utama pada pasien Gagal Ginjal Terminal GGT . TG dapat meningkatkan kualitas hidup pasien GGT. Kualitas hidup dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor fisik, psikologis dan mental. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien TG. Desain Penelitian menggunakan Cross Sectional Study, Sampel dalam penelitian ini berjumlah 110 pasien TG dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Instrumen penelitan menggunakan kuesioner kualitas hidup WHOQoL ndash; BREF, yaitu kuesioner yang telah banyak digunakan dalam mengukur kualitas hidup di dunia dan secara validitas dan reabilitas merupakan kuesioner yang valid dan reliabel. Analisi data menggunakan: proporsi, chi- square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien TG di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo adalah baik 71, 8 . Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien adalah: usia p = 0,002 , pendidikan p = 0,001 pekerjaan p = 0,010 , dukungan keluarga p = 0,024 , dan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat immunosupressant p = 0,009 , faktor yang dominan mempengaruhi kualitas hidup adalah: pendidikan OR= 11, 490 dan kepatuhan dalam mengkonsumsi obat immunosuppressant OR= 10, 530. Kesimpulan: Kualitas hidup pasien TG dipengaruhi oleh, usia, pendidikan, pekerjaan, dukungan keluarga dan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat immunosupressant Rekomendasi: Penelitian lebih lanjut terkait dimensi kualitas hidup: dimensi fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan dan pemberian intervensi keperawatan berupa edukasi sebelum dan sesudah TG.
Kidney transplantation KT is one of the major therapies in terminal renal failure. KT can increase Quality of Life QoL of the patients with terminal renal failure. QoL can be affected by several factors, such as physical, psychological and mental factors. The aim of this research is to identify the factors that affects QoL of KT patients. The research design used Cross Sectional Study, with purposive sampling. The samples of study is 110 KT patients. The research instrument uses WHOQoL ndash BREF, instrument WHOQoL ndash BREF has been widely used in measuring the QoL in the world and the validity and reliability is a valid and reliable questionnaire. Data analysis uses proportion, chi square and multiple logistic regression. The results of this research showed that the QoL of KT patients at General Hospital Cipto Mangunkusumo is good 71, 8 . The Factors influencing of the QoL of the patients were age, p 0,002, education p 0,001 occupation p 0,010 , family p 0,024 , and patient adherence to taking immunosuppressant drugs p 0,009. Conclusions The QoL of patients affected by age, education, occupation, family and patient adherence to taking immunosuppressant drugs. Recommendations Further research related to the dimensions of the Qol with are physical, psychological, social and environmental dimensions and Intervention of Nursing through prre and post opertif education of KT.
Depok: Fakultas Ilmu Kperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Indira Wati
Abstrak :
Pendahuluan: Proses menua mengakibatkan perubahan status kesehatan yang dinilai dari fisik dan psikologis. Hal ini akan berdampak pada aktivitas lansia yang selanjutnya akan berpengaruh pada kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara status kesehatan dengan kualitas hidup pada lansia yang tinggal di panti wreda Jakarta. Metode: Menggunakan pendekatan cross sectional pada 317 responden dengan cara random sampling. Pengambilan data dilakukan di Panti Sosial Tresna Wreda sesuai dengan kriteria inklusi menggunakan instrumen Short Form 12 dan WHOQOL-BREF. Uji statistik yang digunakan adalah Pearson Chi Square. Hasil: Hasil penelitian ini respondenn terbanyak yaitu lansia muda 71.9%, didominasi perempuan sebanyak 53.9% dengan pendidikan Sekolah Dasar dan tidak sekolah 59.6%. Diketahui bahwa status kesehatan lansia secara umum adalah baik dan hasil kualitas hidup lansia adalah cukup. Kesimpulan: Status kesehatan memiliki hubungan yang signfikan dengan kualitas hidup pada lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Wreda sehingga dibutuhkan intervensi keperawatan dalam peningkatan kualitas hidup pada lansia. ......Introduction: The aging process leads to changes in health status, which is evaluated from both physical and psychological aspects. This will impact the activities of the elderly, which in turn will affect their quality of life. This study aims to investigate the relationship between health status and quality of life among elderly residents in Jakarta's Panti Wreda. Methods: A cross-sectional approach was used with 317 respondents selected through random sampling. Data collection was conducted at Panti Sosial Tresna Wreda according to inclusion criteria using the Short Form 12 and WHOQOL-BREF instruments. The statistical test used was Pearson Chi Square. Results: The majority of respondents were young elderly (71.9%), predominantly female (53.9%) with elementary education and no education (59.6%). It was found that the overall health status of the elderly was generally good, and their quality of life was satisfactory. Conclusion: Health status has a significant relationship with quality of life among elderly residents in Panti Sosial Tresna Wreda, indicating the need for nursing interventions to improve the quality of life of the elderly.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodik Limansyah
Abstrak :
ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi di wilayah perkotaan, salah satu daerah di Indonesia dengan angka stroke melebihi angka nasioanal adalah kota Pontianak. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan strategi koing keluarga dengan kualitas hidup lansia pasca stroke di kota Pontianak. Desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional . pengambilan sampel secara total sampling dengan responden berjumlah 58. Sampel penelitian ini adalah lansia pasca stroke dan anggota keluarga sebagai caregiver atau pelaku rawat utama yang merawat lansia dengan pasca stroke. Hasil analisa regresi linier berganda atau uji anova (uji f) dengan p value=0,001 (<0,05) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial, reframing, usaha mencari dan menerima pertolongan, penerimaan pasif dan pendapatan dengan kualitas hidup lansia pasca stroke. Dukungan sosial merupakan elemen strategi koping yang paling dominan
ABSTRACT
Stroke was the highest cause of death in urban areas, one area in Indonesia with stroke rate exceeded nasional the city of Pontianak. This study aims to determine the association between family coping stategy and post stroke quality of life of the elderly in city of Pontianak. Design descriptive corelation reasearch with cross sectional approach was used in this study. Total sampling technique was held in the study with the sample size of the study was 58. Samples of this study are post-stroke and elderly family members as caregivers or primary caregiver caring for the elderly with post-stroke. The results of multiple linear regression analysis or ANOVA test (F test) with p value = 0.001 (<0.05) which indicates that there is a significant association between social support, reframing, the search for and accept help, and passive receipt of income by the quality of life of elderly post-stroke. Social support is an element of the most dominant coping strategy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Anisah
Abstrak :
Penelitian ini membahas pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup Pasien Tuberkulosis (TBC) di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif menggunakan desain studi longitudinal (pengukuran berulang) dan Rapid Assessment Procedure (RAP). Pengumpulan data kuantitatif dengan wawancara kepada responden menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF untuk data kualitas hidup dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) untuk data dukungan sosial. Pengumpulan data kualitatif dengan kelompok diskusi terarah (DKT) dan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan analisis regresi logistik untuk pengukuran data berulang yaitu General Estimation of Equotion (GEE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial mempunyai pengaruh kuat terhadap kualitas hidup Pasien TB; pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup Pasien TBC terus meningkat mulai bulan ke-2 sampai akhir bulan ke-6; sumber dukungan sosial yang berpengaruh untuk meningkatkan kualitas hidup Pasien TBC adalah keluarga, teman dan orang terdekat lainnya; bentuk dukungan sosial yang berpengaruh untuk meningkatkan kualitas hidup Pasien TBC adalah dukungan emosional, informasi dan persahabatan. Kesimpulan: dukungan sosial kepada Pasien TBC yang diberikan selama masa pengobatan sampai pasien sembuh memberikan dampak terhadap kualitas hidupnya. Studi ini merekomendasikan untuk peningkatan dukungan sosial dari keluarga, teman dan orang terdekat lainnya dalam bentuk dukungan emosional, informasi dan persahabatan agar kualitas hidup Pasien Tuberkulosis lebih baik.
This study discusses the influence of social support on the quality of life of tuberculosis (TBC) patients in Depok, West Java, with quantitative and qualitative approaches using the design of longitudinal studies (repeated measurements) and Rapid Assessment Procedure (RAP). Quantitative data collection with interviews to respondents using the WHOQOL-BREF questionnaire for quality of life data and Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) for social support data. Qualitative data collection with focus groups discussion (FGD) and in-depth interviews. Data analysis using logistical regression analysis for repeated data measurement is General Estimation of Equotion (GEE). The results showed that social support has a strong influence on the quality of life of TBC patients; The influence of social support on TBC patients quality of life continues to increase from the 2nd month to the end of the 6th month; An influential source of social support to improve the quality of life of TBC patients are family, friends and other nearby people; An influential form of social support to improve the quality of life of TBC patients is emotional support, information and friendship. Conclusion: Social support to TBC patients given during the period of treatment until the patient is healed to have an impact on the quality of his life. This study recommends improving the social support of families, friends and significants other in the emotional support, information support and companionship support in order to make a better quality of life of tuberculosis patient.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>