Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusuf Sukardi
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan ekonomi di Indonesia menimbulkan berbagai peluang bagi dunia usaha untuk membuka usaha barn atau memperluas usaha yang telah berjalan. Usaha-usaha tersebut mencakup jenis usaha yang telah ada dan berjalan sejak lama di Indonesia atupun usaha-usaha yang sama sekali baru, karena sebelumnya tidak dijalankan di Indonesia, seperti usaha wara laba, usaha yang berkaitan dengan pasar modal dan sebagainya. Untuk menangkap peluang-peluang yang ada, muncul pernsahaan perusahaan baru, disamping terjadi perluasan perusahaan yang telah berjalan. Dengan munculnya jenis usaha dan perusahaan baru atau perluasan perusahaan lama, maka timbulah peluang dalam penyediaan ruang perkantoran, khususnya di Jakarta.

Jumlah permintaan akan rnang perkantoran di Jakarta diperkirakan bertambah sebanyak 250.000 M2 per tahun, yang datang dari berbagai perusahaan, khususnya pernsahaan swasta, baik asing, perusahaan patungan atau perusahaan lokal. Ukuran perusahaanpun bermacam-macam dari mulai perusahaan kecil, menengah dan besar.

Melihat peluang yang cukup besar maka para investorpun seolah-olah berlomba untuk menanamkan modalnya pada gedung perkantoran. Berbagai gedung perkantoran yang barn dibangun di Jakarta saling berebut konsumen, tersebar di seluruh wilayah Jakarta. Dari mulai di daerah sentral bisnis seperti Jl. MH Thamrin, Jl. Jend. Sudirman, Jl. Gatot Subroto dan Jl. HR Rasuna Said/Kuningan yang disebut 'Central Business District' (CBD), dan diluar CBD. Saat ini gedung perkantoran ada 2 jenis yaitu jenis penyewaan, dimana terjadi hubungn sewa menyewa antara pemilik gedung dengan penyewa dan jenis lainnya adalah dengan membeli, sehingga ruang kantor tersebut menjadi milik pembeli yang baru, yang disebut 'strata title'. Diramalkan bahwa pada tahun 1998 akan terjadi kelebihan pasok ruangan kantor sebanyak lebih kurang 580.000 M2.

Dengan situasi seperti itu maka timbulah persaingan diantara pemilik gedung perkantorim. Persaingan itu semakin hari akan semakin tajam, karena selain persaingan diantara pemilik gedung perkantoran yang semakin banyak, pesaing itu muncul pula dari gedung perkantoran 'strata title', dari barang perigganti seperti ruko dan rukan, kawasan industri terpadu yang menyediakan kantor dan dari perkantoran yang berada di daerah sekitar Jakarta seperti Tanggerang dan Bekasi.

Agar perusahaan dapat terus bertahan hidup, malah dapat mengembangkan dirinya secara terus menerus dan dapat memberikan hasil kepada para pemegang saham, maka tidak ada jalan lain para pengelola gedung perkantoran harus memenangkan persaingan agar tujuan-tujuan diatas dapat tercapai. Untuk itu pengelola gedung harus menciptakan keunggulan daya saing perusahaan berupa keunggulan biaya rendah dan diferensiasi.

PT SM yang memiliki gedung perkantoran yang diberi nama Gedung CKN di Jakarta Timur, melakukan sendiri pengelolaan gedung tersebut, melalui salah satu divisinya yang disebut Divisi ID/Properti. Divisi tersebut memiliki 4 'profit. centre' yaitu penyewaan kantor, 'auditorium', restoran dan kantin.

Bisnis utama dari divisi tersebut adalah penyewaan kantor yang memberikan kontribusi sebesar lebih dari 70 % total penghasilan yang diterimanya. 1 Auditorium', restoran dan kantin adalah merupakan fasilitas pelengkap gedung perkantoran yang diharapkan dapat memberikan hasil yang baik. Gedung CKN, meskipun berada di luar lokasi CBD, tapi memiliki beberapa keunggulan yang dapat dijual dan dipromosikan seperti kualitas gedung yang baik, akses yang mudah penyediaan utilitas yang lancar dan sebagainya. Tingkat hunian gedung pernah mencapai 93 % meskipun mulai akhir 1996 sampai semester pertama 1997 turun menjadi 85 %.

Pengelolaan 1 auditorium' menunjukkan peningkatan, meskipun sebenamya dapat meningkat lebih pesat Pengelolaan restoran masih perlu pembenahan yang mendasar agar dimasa yang akan datang dapat lebih optimum dalam memberikan hasil bagi perusahaan, sedangkan kantin nampaknya telah cukup baik karena bertujuan untuk melayani karyawan perusahaan penyewa gedung.

Strategi yang diterapkan pada tingkat korporasi untuk Gedung CKN adalah pertumbuhan yang terkonsentrasi, pengembangan pasar, pengembangan produk dan inovasi. Strategi pad a tingkat. unit bisnis. di Divisi ill adalah diferensiasi untuk restoran dengan target luas, serta campuran antara fokus pada biaya dan fokus pada diferensiasi untuk penyewaan ruang kantor, 1 auditorium dan kantin dengan biaya rendah dan target sempit.
1997
T8715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atasya Yasmine Fakhira
Abstrak :
Laporan ini memberikan analisis mendalam tentang praktik manajemen rantai pasokan (SCM) IKEA, menyoroti bagaimana perusahaan tersebut telah memanfaatkan strategi SCM-nya untuk mencapai ekspansi global dan efisiensi operasional. Laporan ini membahas elemen penting dari SCM IKEA, termasuk low-cost pricing dan pemanfaatan strategi pengadaan, outsourcing, serta manajemen inventory untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan juga meningkatkan efisiensi rantai pasokan serta customer satisfaction. Analisis ini menyimpulkan bahwa praktik SCM IKEA sangat penting untuk keunggulan kompetitif dan jangkauan globalnya. Kemitraan strategis perusahaan, inisiatif keberlanjutan, dan adopsi teknologi baru menegaskan komitmennya terhadap inovasi dan keunggulan operasional di lanskap ritel yang terus berkembang. ......This report provides an in-depth analysis of IKEA's supply chain management (SCM) practices, highlighting how the company has leveraged its SCM strategies to achieve global expansion and operational efficiency. Discussing key elements of IKEA's SCM including its low-cost strategy and utilization of procurement, outsourcing strategies, and inventory management to enhance customer satisfaction and also to improve supply chain efficiency and customer engagement. The analysis concludes that IKEA's SCM practices are pivotal to its competitive edge and global reach. The company’s strategic partnerships, sustainability initiatives, and adoption of emerging technologies underscore its commitment to innovation and operational excellence in the evolving retail landscape.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Martin Salim
Abstrak :
Di dalam era globalisasi ini, informasi menjadi hal yang mudah dan murah, perkembangan teknologi juga dengan cepat merambah ke negara-negara berkembang, disertai dengan standar dan persyaratan yang diterapkan di negara maju. Perkembangan peta persaingan industri, utamanya industri plastik, sedkng mengarah pada peningkatan kualitas dan penerapan teknologi yang semakin berkembang. Perkembangan teknologi dan standar industri ini menuntut kesiapan tenaga kerja untuk meningkatkan kualitas proses, sistem, dan manajemen produksi perusahaan. Upaya peningkatan kualitas ini membawa kendala tersendiri bagi manajemen perusahaan, karena kesiapan sumber daya manusia, struktur, proses, dan sistem manajemen belum mendukung inisiatif strategis berupa peningkatan kualitas tersebut. Pada mulanya, secara tradisional dan historis, manajemen perusahaan sangat dicirikan oleh pola manajemen produksi yang cenderung melihat kinerja usaha dari satu sisi saja, yaitu produktivitas kerja, yang ditandai oleh ukuran output produksi dan waste yang terjadi. Secara tradisional pula, perusahaan belum menghasilkan jenis produk yang beragam, sehingga pada saat jenis produk masih sedikit sumber daya manusia yang dimiliki masih sanggup menjalankan proses produksi, walaupun hanya dengan dukungan struktur, sistem, dan proses manajemen yang hanya melihat dari sisi output produksi saja. Namun demikian, sejalan dengan semakin majunya usaha, dimana jumlah pelanggan dan jenis produksi semakin hari semakin banyak, sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan semakin hari semakin sulit untuk memenuhi tuntutan kualitas yang diminta oleh pelanggan. Dalam rangka menghadapi tuntutan persamgan usaha di saat ini maupun masa depan, manajemen perusahaan menyadari pentingnya kesiapan sumber daya manusia yang dimiliki. Namun demikian kinerja terbaik sumber daya manusia tidaklah dapat dicapai secara terpisah dan berdiri sendiri tanpa didukung oleh elemen manajemen yang lain secara baik dan profesional. Kinerja terbaik perusahaan hanya dapat dicapai bila perusahaan memiliki tujuan yang jelas, realistis, dan dipahami dengan baik oleh seluruh karyawan. Tujuan ini diuraikan secara jelas di dalam pemyataan misi dan visi perusahaan. Namun demikian, misi dan visi saja tidaklah cukup untuk menggerakan seluruh karyawan menuju tujuan strategis yang diinginkan. Konsistensi arah, metode, proses, dan alokasi sumber daya sangat menentukan keberhasilan penerapan strategi yang diinginkan. Di dalam rangka penerapan strategi inilah diperlukan suatu mekanisme yang menjamin konsistensi antara arah tujuan dan usaha yang dilakukan, untuk itulah diperlukan penerapan konsep Balanced Scorecard yang akan mengintegrasikan seluruh elemen tujuan strategis perusahaan dengan segala sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan demikian seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan akan diukur, dikembangkan, dan diarahkan kepada tercapainya tujuan strategis yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Johannes Martio
Abstrak :
Tesis ini membahas pemecahan masalah distribusi produk perdagangan umum yang ada di PT Rajawali Nusindo. Pembahasan mencakup analisis rantai pasok pada distribusi produk perdagangan umum, analisis penciptaan nilai dari produk perdagangan umum, dan pemberian alternatif strategi yang sesuai untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Hasil penelitian menyarankan bahwa PT Rajawali Nusindo perlu secara konsisten menerapkan strategi rantai pasok efisien sebagai langkah yang tepat untuk memposisikan diri di masa depan sebagai perusahaan distribusi dan perdagangan yang terpercaya.
The focus of this study is to find solution for a problem in consumer goods distribution at PT Rajawali Nusindo. The purpose of this study is to analyze supply chain in consumer goods distribution, analyze value creation in consumer goods, and give alternatives strategy matched for the company to reach its vision and mission. The result of the study suggests that PT Rajawali Nusindo should be consistently implement efficient supply chain strategy as the right tep to position the company in the future as a trusted distribution and trading company.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25758
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bona V.T., Oscar
Abstrak :
ABSTRAK
PT Tusaro adalah perusahaan didirikan setelah melihat peluang pasar dan trend masyarakat yang sedang beralih ke arah pengobatan yang bersifat natural. Salah satu yang juga mendorong pendirian bisnis ini adalah kayanya ramuan tradisional Indonesia yang sangat bermanfaat bagi masyarakat tetapi pasar Indonesia malah dibanjiri oleh makanan suplemen dari luar negeri, yang bahan bakunya sebenarnya berasal dari Indonesia juga.

Sebagai bisnis yang bam akan didirikan maka dibuat perencanaan bisnis yang terlebih dahulu membuat bisnis model perusahaan. Bisnis model ini sebagai kerangka pikir dan kerangka ketja selanjutnya dalam kegiatan keseharian perusahaan. Sedangkan bahan acuan untuk target konsumen dan analisa pemasaran adalah riset penelitian persepsi konsumen terhadap jamu yang merupakan karya akhir salah satu mahasiswa MMID 2001.

Perusahaan ini didirikan secara bersama oleh Oscar Bona V.T, Gatot Subagyo, Liston Manurung dan Edward Gultom. Kepemilikan modal dimiliki bersama dengan pembagian yang sama. Pernilihan badan hukum perusahaan adalah Perusahaan Terbatas (PT). Perusahaan termasuk dalam industri skala menengah. Lokasi pabrik di daerah Bogor dengan tujuan agar biaya pengiriman baik untuk bahan baku maupun bahan jadi lebih efisien. Ini dikarenakan letak pasar penjualan produk yang dituju ialah daerah Jakarta dan sekitamya. Tata letak pabrik juga dirancang sedernikian rupa agar penanganan aliran material dapat selancar mungkin.

Berdasarkan bisnis model yang dibentuk target pasar yang hendak dicapai ialah kalangan menengah ke atas. Bentukan produk dibuat yang dapat memenuhi kehidupan modem yang serba praktis yaitu bentuk sachet serbuk dan bentuk sachet yang berupa seduhan seperti teh sebagai tahap bentukan awal. Pemilihan tanaman sebagai sumber ramuan untuk tahap awal ialah tanaman yang sudah banyak dikenal kegunaanya yaitu tempuyung dan meniran. Perusahaan akan melanjutkan pengembangan dan penelitian baik difersikasi bentuk produk maupun jenisnya. Kegiatan pemasaran lainnya juga dibentuk berdasarkan bisnis model.

Kinerja harian perusahaan berlangsung selama enam hari. Hari Senin- Jumat berlangsung penuh selama 9 jam yang dimulai dati. pukul 08.00-17.00 dengan 1 jam istirahat. Sedangkan pada hari Sabtu berlangsung setengah hari dari jam 08.00-13.00 tanpa istirahat. Jumlah operator yang dipeketjakan sebanyak lima orang. Sedangkan untuk tenaga penjualan (sales person) sebanyak dua orang. Tujuan utama saluran distribusi adalah supermarket/hypermarket dan toko obat dan jamu yang ada di Jakarta.

Perencanaan perusahaan untuk tahap T berlangsung dalam 5 tahun. Perusahaan direncanakan berdiri pada bulan July 2004. Modal awal pendirian sebesar Rp.100.000.000,-. Jumlah ini termasuk di dalamnya biaya operasional perusahaan selama enam bulan di muka. Peningkatan penjualan diperkirakan sekitar 10 % per tahun. Perusahaan diperkirakan mulai mencapai keuntungan pada tallUn kedua. Dari analisis keuangan atas kelayakan perusahaan menunjukkan hasil yang cuk:up memuaskan dengan kesimpulan akhir bahwa investasi di PT. Tusaro layak dilakukan.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suratman
Abstrak :
Tingkat belanja SI/TI di perusahaan cenderung meningkat dewasa ini. Untuk itu perusahaan perlu memfokuskan belanja SI/TI-nya pada hal-hal yang memiliki nilai strategis. Nilai strategis bagi perusahaan, dapat berupa competitive advantage dalam persaingan (samudra merah), atau dengan menciptakan samudra biru, yaitu mengajak perusahaan untuk keluar dari persaingan dengan menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya. Studi ini menganalisa pemanfaatan SI/TI dalam memberikan competitive advantage dan mendukung strategi samudra biru yang diterapkan dalam studi kasus di industri distributor farmasi. Analisa pemanfaatan SI/TI untuk memberikan competitive advantage dilakukan dengan memaksimalkan peran SI/TI dalam value chain perusahaan: membuat linkage baru, menurunkan biaya dari aktifitas-aktifitas yang paling berpengaruh terhadap biaya total, membuat aktifitas yang dapat menciptakan differensiasi, memberikan layanan segmen baru customer, memberikan layanan bagi customer segmen global, dan menambah content informasi produk. Analisa Pemanfaatan SI/TI untuk mendukung strategi samudra biru dilakukan melalui kerangka enam jalan: memberikan layanan alternatif dalam industri, menciptakan kelompok strategis baru, mengubah rantai pembeli, menciptakan produk dan jasa pelengkap, mengubah daya tarik emosional menjadi daya tarik fungsional, dan memanfaatkan tren. Untuk mendukung itu, dilakukan analisa terhadap produk atau layanan berbasis SI/TI yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan di industri media massa, telekomunikasi, perbankan dan toko online. Dari hasil studi kasus didapatkan, SI/TI dapat dimanfaatkan untuk mendukung strategi competitive advantage dan strategi samudra biru melalui layanan berbasis SI/TI. Dalam industri distributor farmasi, dukungan untuk strategi competitive advantage berupa layanan untuk suplier seperti Demand Forecast Integration, dan layanan berbasis SI/TI untuk customer seperti Mobile order, Online order dan Customer integration. SI/TI juga dimanfaatkan untuk mendukung efisiensi proses internal melalui warehouse management dan delivery routing management. Dukungan terhadap strategi samudra biru didapatkan melalui pengembangan layanan berupa Online Order, Sistem yang mengintegrasikan AAM dan Prinsipal, Sistem Customer Relationship Management , Sistem Mobile Order. Dari hasil studi kasus dalam tesis ini, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan sistem dan aplikasi baru yang diusulkan untuk mendukung kedua strategi tersebut. Persamaannya, layanan SI/TI pada kedua strategi digunakan untuk memberikan layanan kepada suplier dan customer, faktor yang berada di luar perusahaan. Perbedaannya, pada pemanfaatan SI/TI untuk mendukung strategi competitive advantage terdapat aplikasi yang difokuskan untuk mendukung efisiensi internal perusahaan.
The trend of IS/IT spending on any company is increasing. The company need to focus its IS/IT spending to get strategic values. Strategic values of the company consist of competitive advantage on competitive environment or create blue ocean strategy, creating uncontested market space. This study analyzes the use of IS/IT to support competitive advantage and blue ocean strategy on pharmaceutical distributor industry as case study. The use of IS/IT to support competitive advantage is analyzed by maximizing IS/IT role on company value chain: create new linkage, reduce the cost on the activity that most influence the total cost, create differentiation, create the new segment, service for global customer and enrich content of product. The use of IS/IT to support the blue ocean strategy is analyzed by using the six ways principals: provide the alternate services on industry, create the new strategic groups, change the buyer chain, create complemented product and services, change emotional interest become functional interest, and analyze trend. To supporting this, IS/IT services on news media, telecomunication, banks, and online store industry which categorized as blue ocean strategy, are analyzed. The study reveals that IS/IT services could be used to support competitive advantage and blue ocean strategy. On pharmaceuticals company, IS/IT services supporting competitive advantage strategy are services for supplier like demand forecast integrations and services for customer like mobile order, online order, and customer integration. IS/IT services also supporting for internal efficiency like warehaouse management and delivery routing management. IS/IT services supporting blue ocean strategy are online order, principal integration system, customer relationship management and mobile order system. There are similiarity and difference of how IS/IT services supporting competitive advantage and blue ocean strategy. The similiarity is IS/IT services on both strategies focus on supporting principals and customer, which are external factor to company. The difference is on competitive advantage strategy, some IS/IT services focus on increasing internal efficiency.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Zendra Kumar
Abstrak :
ABSTRAK
Skripisi ini membahas rantai nilai yang ada di klaster IKM komponen kapal di Desa Kebasen, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal untuk meningkatkan daya saing dan produktifitas klaster industri dengan menggunakan alat analisis teori rantai nilai Porter (1985). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keseluruhan rantai nilai yang ada sudah mencakup keseluruhan faktor ?faktor yang dibutuhkan untuk mendukung berkembangnya daya saing dan produktifitas klaster. Penelitian ini juga menyarankan bahwa klaster IKM komponen kapal di Kabupaten Tegal harus meningkatkan kemampuan (skill) sumberdaya manusianya dengan berbagai macam pelatihan agar dapat menciptakan inovasi baru dalam berproduksi, meningkatkan teknologi dalam berproduksi untuk mencapai skala ekonomi dan segera melakukan sertifikasi biro klasifikasi Indonesia untuk seluruh produk yang dihasilkan.
ABSTRACT
The aim of this study is analyzing value chain which exist in small industrial shipping component cluster in Tegal Regency to increase the competitiveness and productivity of this cluster using Porter?s value chain theory (1985). This research is qualitative research by descriptive design method. The result show us that the value chain of this cluster has enough support to increase the competitiveness and productivity. This study also suggest that the cluster must be develop their skill worker with any skill training to create the innovation in production technology, increasing technological support to achieve economic scale, and very soon to get classification from Indonesian Classification Bureau for all product.
2016
S62900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayrisna Sari
Abstrak :
ABSTRAK Wortel yang di konsumsi di DKI Jakarta diperoleh dari lokasi produksi di luar DKI Jakarta. Jauhnya jarak dari lokasi produksi dan sifat sayuran yang mudah rusak, memiliki perlakuan khusus untuk menjaga kesegaran sayuran saat diterima oleh konsumen. Penelitian ini membahas pendistribusian wortel dengan pendekatan rantai distribusi pemasaran dan meperhatikan nilai perlakuan yang terjadi pada setiap rantai distribusi, serta memperhitungkan harga jual, biaya pemasaran, dan keuntungan yang terbentuk pada setiap rantai distribusi. Pendistribusian produk sayuran dari kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur membentuk empat mata rantai pemasaran. Biaya pemasaran dibentuk oleh biaya produksi, biaya penanganan dan biaya transportasi. Perbedaan wilayah produksi mempengaruhi biaya penanganan yang dikeluarkan oleh pelaku pemasaran yang terbentuk maka keuntungan yang diperoleh setiap rantai distribusi akan semakin kecil, tetapi tidak mempengaruhi harga jual di pasar eceran.
ABSTRACT The comsumption of carrots in Jakarta obtained from the production outside at DKI Jakarta. Distance away from the production location and nature of perishable vegetables, that have a special treatment to maintain the freshness of vegetables as accepted by consumers. This study discusses about the distribution of carrots using a marketing approach to the distribution chain and the value of treatment occurs in every chain of distribution, and calculate its selling price, marketing costs, and benefits that form on each distribution chains. Distribution of carrot from Pacet formed four (4) marketing chain. Marketing costs created by production costs, the cost of handling and transportation costs. The differences affect of production which area determined by costs incurred by the actors who formed the marketing benefits of each chain of distribution will be less, but does not affect, the selling price at retail markets.
2009
S34056
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cungki Kusdarjito
Abstrak :
ABSTRAK
Selama ini, kemajuan pembangunan suatu negara digambarkan sebagai tahapan-tahapan perkembangan secara horizontal, dari pertanian, industri dan jasa. Transformasi dapat dilakukan ketika terjadi pemindahan kelebihan tenaga kerja sektor pertanian di pedesaan ke sektor industri di perkotaan tanpa mengurangi output di sektor pertanian. Pendekatan ini mendasarkan pada perkembangan revolusi industri 1.0 dan 2.0 Ketika industrialisasi berjalan, terjadi perpindahan penduduk dari desa ke kota. Untuk memasuki industrialisasi, suatu negara harus menyiapkan basis industrinya agar menjadi negara maju seperti yang dilakukan Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. kondisi ini menekan kemajuan negara-negara yang terlambat melakukan industrialisasi dan mereka akhirnya hanya berperan sebagai penyedia bahan mentah. Pendekatan yang bersifat dualistik tersebut saat ini sudah ditinggalkan seiring dengan kemajuan teknologi informas, komunikasi dan transportasi. Pendekatan saat ini adalah melalui Global Value Chain (GVC). Negara berkembang dapat mengintegrasikan perekonomian dalam GVC tanpa harus membangun seluruh basis industrinya. Semenjak tahun 1990-an, beberapa negara berkembang mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Melalui GVC, transpormasi vertikal di dalam beberapa sektor juga dapat dilakukan, sehingga suatu negara dapat memilih spesialisasinya. Transformasi vertikal juga memungkinkan penerapan industri 4.0, berjalan bersamaan dengan tahapan indsutri sebelumnya dalam satu waktu. Permasalahan yang dihadapi, pemikiran dan teori ekonomi yang dipakai saat ini berbasis pada pemikiran tahun 1850an sampai dengan tahun 1950-an sehingga tidak sesuai lagi dengan kondisi terkini yang sesuai dengan industri 4.0.
Jakarta: The Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 44 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Maulidiana
Abstrak :
Untuk mencapai pengguna gas, LNG harus melewati serangkaian rantai nilai yang terdiri dari eksplorasi dan produksi, pencairan, transportasi, regasifikasi, dan distribusi. Terdapat banyak pihak yang terlibat dan banyak faktor yang terkait dalam serangkaian rantai nilai LNG tersebut. Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam perdagangan LNG dunia sudah seharusnya dapat mengoptimalkan nilai gas yang melewati serangkaian rantai nilai LNG tersebut. Dalam tesis ini akan dibahas mengenai pemodelan rantai nilai LNG dengan memasukkan faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing rantai nilai tersebut yang kemudian disimulasikan. Hasil dari simulasi tersebut kemudian dioptimisasikan untuk dapat menghasilkan skenario yang dapat mengoptimalkan nilai gas terhadap kepentingan dalam negeri. Dalam pemodelan rantai nilai LNG tersebut digunakan bantuan perangkat lunak Powersim untuk memodelkan rantai nilai LNG serta Solver pada Microsoft Excel untuk membantu mengoptimisasikan hasil dalam periode waktu 2005-2025. Sisa pasokan LNG yaitu produksi dari kilang yang berproduksi saat ini dan mendatang dikurangi dengan jumlah komitmen, sangat berpotensi digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri di tengah kecenderungan harga LNG ekspor yang memiliki keterkaitan dengan harga minyak yang semakin rendah dan kecenderungan harga minyak yang meningkat tajam. Pilihan untuk mengekspor LNG tidak menjamin adanya nilai net-back yang lebih tinggi yang dapat menguntungkan bagi negara. Tetapi pada akhirnya kebijakan penjualan LNG apakah untuk ekspor ataukah dalam negeri bukan hanya bergantung pada nilai net-back yang dihasilkan tetapi juga bergantung pada berapa besar pasokan ke dalam negeri.
To deliver the gas to user, LNG has to go through a set of value chain that consists of exploration and production, liquefaction, transportation, regasification, and distribution. In the LNG value chain, many parties are involved and it is affected by many factors. Indonesia as one of the LNG key player in the world LNG trade should have the opportunity to optimize the gas value in the LNG value chain. In this thesis, the LNG value chain will be modeled and simulated by considering factors affecting each value chain The outputs of simulation are then optimized in order to generate scenario which could optimize the gas value for domestic advantage. Powersim software is utilized for LNG value chain modeling while Solver in Microsoft Excel is utilized to optimize the simulation output in the period of 2005-2025. The LNG remaining supplies that come from production of the existing and future liquefaction minus the current commitment would be very potential to be supplied to domestic market in order to meet the domestic gas demand, in the situation where recent trends show the lower crude linkage in LNG export price and the significant oil price increase. The option for exporting LNG does not guarantee that it would result in the higher netback value that could benefit the country. But finally, the decision whether to export LNG or deliver LNG to domestic market does not solely depend on the net-back value generated but also depends on the amount of gas supply for domestic market.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25815
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>