Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yastrianne Febriselvada
Abstrak :
ABSTRAK
Masa remaja merupakan masa untuk bertumbuh kembang (grow up), untuk bergerak dari ketidakmatangan masa kanak-kanak ke kematangan masa dewasa, dan untuk mempersiapkan masa depan (Larson dalam Steinberg, 2002). Transisi ini membuat remaja mengalami konflik Identity Crisis versus Identity Confusion (Erikson dalam Papalia, Olds, & Fsldman, 2001). Pencarian identitas pada remaja merupakan salah satu penyebab remaja mengalami derita loneliness (Mijuskovic dalam Rice, 1990). Satu hal yang memicu kemunculan loneliness adalah karakteristik personal (Peplau & Perlman, 1982). Ipdividu yang menderita loneliness dikatakan sebagai pemalu, introvert, kurang mau mengambil resiko sosial, dan kurang memiliki keahlian sosial (Peplau & Perlman, 1982). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara loneliness dan komponen tipe kepribadian pada remaja akhir. Komponen tipe kepribadian yang dibahas dalam penelitian ini berdasarkan kerangka teori dari Cari Gustav Jung dan Isabel Briggs- Mycs & Katharine Briggs. Teori-teori yang dijadikan dasar penelitian adalah teori remaja, teori loneliness, dan teori kepribadian Jung serta Myers dan Briggs. Selain itu dibahas pula mengenai hubungan remaja dengan loneliness dan hubungan tipe kepribadian dengan loneliness. Subjek penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi tingkat pertama yang saat penelitian dilakukan merupakan angkatan 2003. Usia subjek ditetapkan antara 18 tahun hingga 20 tahun sesuai dengan rentang usia kelompok remaja akhir. Subjek beijumlah 103 orang dan berasal dari berbagai fakultas pada Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma, dan Universitas Pancasila. Penelitian ini menggunakan dua macam alat ukur sebagai alat pengumpul data, yaitu Inventori Tipe Kepribadian yang merupakan adapatasi dari Myers-Briggs Type Indicator Form M Self-Scorable dan skala loneliness yang merupakan adaptasi dari The Revised UCLA Loneliness Scale versi 2 (1980) dari Daniel Russell, Letitia Peplau, dan Carolyn Culrona. Pengolahan data dilakukan dengan menentukan skor tiap komponen kepribadian subjek. Setelah itu dilakukan penghitungan korelasi skor loneliness dan skor tiap komponen tipe kepribadian. Teknik korelasi yang digunakan adalah pearson produet moment. Sebagian besar subjek (92.2%) memiliki tingkat loneliness rendah (skor 20-49). Hasil yang diperoleh dari perhitungan korelasi untuk skor loneliness dan skor komponen tipe kepribadian menunjukkan hubungan yang signifikan untuk komponen Extraversion (r =-0.477) dan komponen Introversion (r = 0.477) pada los 0.01. Analisis hasil tambahan yang dilakukan untuk mencari perbedaan mean skor loneliness pada subjek perempuan dan laki-laki dengan pengujian independent sample test menemukan terdapat perbedaan mean antara perempuan dan laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa komponen tipe kepribadian memiliki hubungan yang signifikan dengan loneliness. Disarankan agar melakukan penelitian dengan alokasi waktu lebih panjang dan dengan jumlah subjek yang lebih banyak. Pengalihbahasaan alat ukur agar dilakukan dengan lebih hati-hati. Perlu dilakukan konstruksi ulang pada Inventori Tipe Kepribadian.
2004
S3308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soesilorini
Abstrak :
Perbankan di Indonesia sebagai jantung perekonomian masyarakat telah mengalami krisis yang menjadi salah satu sebab krisis ekonomi yang kita alami saat ini. Sebab utama adalah kesalahan, kecurangan, atau pelanggaran yang dilakukan oleh orang dalam bank-bank itu sendiri. Dinyatakan juga oleh POLRI 95% kejahatan bidang perbankan dilakukan oleh orang dalam atau setidaknya memberi informasi pada orang luar. Pelanggaran-pelanggaran atau kecurangan-kecurangan tersebut mengindikasikan integritas moral pengelola bank masih diragukan padahal bank adalah lembaga kepercayaan tempat orang menitipkan uangnya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari Seberapa jauh hubungan antara nilai-nilai personal dan tipe-tipe kepribadian dengan pertimbangan dan intensi moral dalam pekerjaan di bidang perbankan. Dengan dilakukannya penelitian ini maka diharapkan dapat disumbangkan cara-cara atau pikiran untuk memperbaiki kondisi perbankan di masa yang akan datang dari sudut moral atau etika. Selain itu diharapkan dapat merupakan sumbangan dalam bidang ilmu psikologi terutama nilai, kepribadian, dan perilaku moral serta sumbangan dalam pengembangan studi etika bisnis. Penelitian dilaksanakan pada para bankir yang sedang mengikuti kursus di Institut Bankir Indonesia. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan menggunakan Rokeuch Value Survey, Profil kepripadian OMNI Berkeley untuk Indonesia, dan skenario dilema moral atau etika dilingkungan perbankan di Indonesia Hasil penelitian yang diketemukan adalah (I) Ada beberapa nilai terminal dan nilai instrumental yang mcnunjukkan hubungan bermakna dengan pertimbangan moral maupun intensi moral (2) Tidak ada hubungan bermkna anrara tipe-tipe kepribadian dengan pertimbangan moral (3)Ada hubungan bermakna antara tipe kepribadian "Conscientious? dengan intensi moral (4) nilai personal bersama-sama dengan tipe kepribadian merupakan prediksi yang baik untuk pertimbangan moral maupun intensi moral. Saran-saran yang dapat dianjurkan adalah (1) melakukan penelitian lanjutan tentang perilaku moral baik dilingkungan perbankan maupun lingkungan pekerjaan lain untuk memberikan sumbangan pada pengembangan etika di Indonesia (2) melakukan pelatihan untuk meningkatkan nilai-nilai personal dan tipe-tipe kepribadian yang mendukung pertimbangan dan intensi moral antara lain dengan metode self-confrontation terutama bagi para bankir. (3) Dalam menempatkan pejabat pada posisi yang rawan pelanggran etika atau moral dapat dipilih orang yang memiliki nilai-nilai personal dan tipe-tipe kepribadian yang mendukung pcrilaku moral yang baik
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T38307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Zaroh
Abstrak :
Kecelakaan lalu lintas darat hingga akhir tahun 1988 masih menunjukkan angka yang cukup tinggi, yaitu 31.657 kejadian dengan kerugian material sekitar Rp. 27.259.567.000 (Data Statistik Dephub., 1998). Kecelakaan yang dilakukan pengendara lalu lintas jalan raya menurut Mc Cormick dan Sanders (1988), Order dan Spincer (dalam Mc Cormick dan Sanders, 1988) Goldenson (1970) disebabkan oleh faktor teknoiogis, lingkungan, dan manusia Dari kasus kecelakaan pengendara lalu lintas 85 % karena faktor manusia (human error). Kecelakaan pada pengendara lalu lintas jalan raya yang diakibatkan oleh faktor manusia tidak terlepas dari pengaruh kepribadian, demikian dikatakan Mc Cormick dan Sanders (1986), Wtrawan (1996) Menurut Grandjean (1988). Mc Cormick dan Sanders (1988), Singleton (1989), Bridger (1995), bahwa kecelakaan secara umum dapat diprediksi melalui beban kerjanya. Dan menurut Wilson dan Corleet (1990) dan Robin (1996), ada beberapa varabel yang memperlunak beban kerja, antara lain usia, pengalaman kepribadian, Locus of Control, motivasi. Penelitian ini ingin melihat hubungan Locus of Control dan tipe kepribadian dengan persepsi beban kerja pada pengemudi bus malam jurusan Solo-Jakarta serta pengalaman dan usia sebagai variabel moderator. Subyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah pengemudi bus malam yang mengemudikan jenis bus AC pada P.O. ROSALIA INDAH Solo, sebanyak 70 penemudi bus malam. Untuk mengungkap data-data variabel penelitian kepada mereka diberikan kuesioner berupa Locus of Control, tie kepribadian, dan persepsi beban kerja pengemudi bus malam. Sebelum alat ukur ini digunakan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian. Validitas dan reiabilitas alat ukur Locus of Control dan tipe kepribadian menggunakan data validitas dan reliabilitas yang telah pakai peneliti lain. Sedangkan alat ukur persepsi pengemudi bus malam dicari nilai S (Scale Values) dan niiai Q. Metode analisis menggunakan metode Multiple Regression yang berguna untuk menguji korelasi dari variabel penelitian. Sedangkan untuk melihat perbedaan variabel penelitian menggunakan analisis varian. Dari hasil analisis Multiple Regression diperoleh Ada hubungan yang bermakna antara Locus of Control dan tipe kepribadian yang dipengaruhi usia dan pengalaman kerja dengan persepsi beban kerja pada pengemudi bus malam dengan R = 0.238 dan F = 5.084 P < 0.005. Kemudian diperoleh R = 0.004 dan F = 0.129 P > 0.005 yang berarti tidak ada hubungan ant?" f #cus of Control dan tipe kepribadian yang dikendalikan.usia dan pengalaman kerja dengan persepsi beban kerja pengemudi bus malam. Dari analisis varian diperoleh F = 28.654 dan (Mean lntemal = 7.0381 dan Mean External = 6.53000 P < 0.005 yang berarti ada perbedaan bermakna persepsi beban kerja antara lnteral Locus of Control dengan External Locus of Control pada pengemudi bus malam. Selanjutnya diperoleh F = 9.781 dan (Mean tipe A = 5.8004 dan Mean tipe B = 6.6794) yang berarti ada perbedaan yang bermakna persepsi beban kerja antara kepribadian tipe A dengan kepribadian tipe B pada pengemudi bus ma|am Sedangkan hasil analisis hubungan masing-masing variabel adalah sebagai berikut; ada hubungan bermakna hubungan antara lnternal Locus of control dengan peersepsi beban karja R = 0.211 dan F = 0.260 dengan arah koeisien korelasi positif, tidak ada hubungan yang antara External Locus of Control dengan persepsis beban kerja R = 0.155 dan F = 1.492 dengan arah koerisien korelasi negatif, ada hubungan yang bermakna antara tipe A kepribadian dengan persepsi beban kerja R = 0.324 dan F = 18.195 dengan arah koetisien korelasi negatif, tidak ada hubungan antara kepribadian tipe B dengan persepsi beban kerja R = 0.066 dan F 1.976. Kemudian tidak ada hubungan usia dengan persepsi beban kerja R = 0.071 dan F = 5.126 dengan arah koelisien korelasi negatif, tidak ada hubungan pengalaman kerja dengan persepsi beban kerja R = 0.043 dan F = 3.055. Saran yang diajukan untuk peneliti Iain adalah pertama penggunaan kuesioner persepsi beban kerja dengan menggunakan metode skala Thorstone's tampaknya kurang tepat, karena terbukii bahwa pada item yang ekstreem jawaban subyek mengelompok. Kedua hendaknya motivasi dijadiakan sebagai variabel moderator.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T38043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didit Rahardi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhini Citrasari
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia adalah jenis BUMN atau badan usaha milik negara. BUMN merupakan perusahaan atau badan usaha yang dimiliki oleh negara dan dinyatakan bahwa salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah untuk mengejar keuntungan. Penelitian ini dilakukan pada PT.X, sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur transportasi. Tuntutan yang diberikan kepada BUMN adalah sangat penting untuk mendapatkan laba. Laba akan dapat dicapai apabila perusahaan tersebut produktif. Berbicara mengenai tingkat produktivitas perusahaan maka akan dibicarakan mengenai kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang tinggi dari karyawan akan meningkatkan produktivitas perusahaan Kepuasan kerja adalah sikap atau perasaan individu pekerja yang merupakan reaksi kognitif, afektif dan esaluatif terhadap aspek-aspek dari pekerjaannya, maupun secara keseluruhan, yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja. Aspek-aspek kepuasan kerja menurut George & Jones (2002) dan Spector (!997)t terdiri dari 20 aspek, yaitu compensation, advancement, soctul Services, ahihty utilization, responsihility, creativity, co-workers, recognition, achtevement, activity, independence, variety, social status, human relations supervision, technical supervision, moral values, security, authorily, company policies and practices dan working condtlion. Kepuasan keija juga dipengaruhi oleh faktor individu, yaitu faktor kepribadian (Berry, 1998, Greenberg & Baron, 1995). Kepribadian yang berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja adalah tipe kepribadian A. Individu dengan tipe kepribadian A menunjukkan karakteristik bertanggungjawab, serius, bekerja cepat, suka bekerja keras dalam bekerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran hubungan antara tipe kepribadian A dengan aspek-aspek kepuasan keija dan gambaran tipe kepribadian dan kepuasan kerja karyawan sebuah perusahaan BUMN, yaitu PT.X. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan secara incidental terhadap 93 orang karyawan, dengan pendidikan terakhir SLTA, dan yang telah bekeija minimal 1 tahun. Data diambil menggunakan dua buah kuesioner. Untuk mengukur kepribadian tipe A digunakan skala 1-6 dari 30 item pernyataan. Kuesioner kepuasan kerja menggunakan minnesota salisfaction questionnaire (MSQ) yang menggunakan skala 1-6 dengan jumlah item 20 buah, yang mewakili setiap aspek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepribadian tipe A dengan aspek kepuasan keija human relations supervision dan responsibility. Hasil merupakan gambaran dari 32 orang subyek tipe A dari 93 subyek yang diteliti. Untuk tipe non A tingkat kepuasan kerjanya berkisar dari agak rendah hingga agak tinggi. Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan dengan tujuan untuk lebih memahami tentang hubungan antara tipe kepribadian A dengan aspek kepuasan kerja. Selain itu, masih perlu dilakukan perbaikan pada alat ukur dan teknik pengambilan sampel. Juga perlu adanya tambahan teknik pengambilan data dan persamaan karakteristik subyek. Selain itu, juga perlu dilihat faktor-faktor lain yang berperan pada tingkat kepuasan kerja tiap aspek.
2003
S3310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutarto Wijono
Abstrak :
Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu kuantitatif dan kualitatitif. Pendekatan kuantitatif mempunyai tujuan untuk 1) menguji pengaruh kepribadian tipe A, locus of control eksternal, peran dan iklim organisasi sekaligus terhadap stres kerja, 2) menguji pengaruh kepribadian tipe A, locus of cantrol eksternal, peran dan iklim organisasi sekaligus terhadap prestasi kerja, 3) menguji hubungan antara stres dan prestasi kerja dan 4) menguji pengaruh kepribadian tipe A, locus of control eksternal, peran, iklim organisasi dan stres kerja (variable perantara) sekaligus terhadap prestasi kerja. Sementara itu pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk memahami/memperdalam dinamika penghayatan subyektif terhadap sumber stres (kepribadian tipe A, locus ofcontrol eksternal, peran dan iklim organisasi) yang menimbulkan stres kerja dan mempengaruhi prestasi kerja. Pendekatan kualitatif ini digunakan sebagai pendalaman untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif. Subyek penelitian adalah manajer madya yang bekerja di empat buah perusahaan swasta di Wilayah Jawa Tengah. Keempat perusahaan tersebut bergerak di bidang: produksi air mineral di Semarang, produksi rokok di Kudus, produksi minuman berenergi di Semarang, dan produksi otomotif di Magelang. Jumlah subyek sebagai sampel penelitian sebanyak 145 responden. Dari hasil penelitian terlihat bahwa kepribadian tipe A, locus of control eksternal, peran dan iklim organisasi berpengaruh sekaligus terhadap stres kerja. Variabel kepribadian tipe A dan peran berpengaruh signifikan terhadap stres kerja. Secara khusus juga ditemukan bahwa beban peran dan dimensi hubungan berpengaruh paling besar terhadap stres kerja. Ada dua belas kasus dari hasil penelitian kualitatif mempunyai ciri-ciri kepribadian tipe A. Hasil penelitian kuantitatif mengenai beban peran tersebut didukung oleh hasil penelitian kualitatif yaitu beban param sebagai kondisi, stuasi atau peristiwa yang mengganggu, membahayakan dan mengancam kesejahteraannya menimbulkan stres kerja. Hal ini terlihat pada S kasus yaitu kasus LC (stres kerja rendah), kasus RA (stres kerja sedang) dan kasus AA, EK dan BS (stres kerja tinggi). Dukungan diperoleh dari hasil penelitian yaitu dimensi hubungan sebagai kondisi, situasi atau peristiwa yang mengancam kesejahteraannya menimbulkan stres kerja. Hal ini juga terlihat pada ll kasus yaitu kasus H, LC dan 1-lT (stres rendah), kasus T, CH, S dan RA (stres kerja sedang) dan kasus AA, B, EK dan BS (stres kerja tinggi). Berikutnya ditemukan bahwa kepribadian tipe A, locus of control eksternal, peran dan iklim organisasi berpengaruh sekaligus terhadap prestasi kerja. Dari keempat variabel tersebut terlihat bahwa variabel iklim organisasi berpengaruh paling besar terhadap prestasi kerja diikuti oleh variabel locus of control ekstemal. Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa ada hubungan signilikan dan negatif antara stres kerja dan prestasi kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin rendah stres kerja individu, maka prestasi kerjanya semakin tinggi. Sebaliknya semakin tinggi stres kerjanya, maka semakin rendah prestasi kerjanya. Hubungan kedua variabel ini bersifat linier negatif. Hasil penelitian ini sejalan dengan deskripsi responden yang menunjukkan bahwa individu yang mengalami stres kerja rendah menunjukkan tingkat prestasi kerja yang tinggi, individu yang mempunyai tingkat stres kerja sedang menunjukkan prestasi kerja sedang pula, sedangkan individu yang mempunyai tingkat stres kerja yang tinggi menunjukkan prestasi kerja yang rendah. Hasil penelitian kualitatif juga mendukung temuan ini dimana kasus G, H, LC dan I-IT dengan stres kerja rendah merasa prestasi kerjanya tinggi, kasus CH yang stres kerja sedang merasa prestasi juga sedang dan kasus AA, B, EK dan BS yang mengalami stres kerja tinggi merasa prestasi kerjanya rendah. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kepribadian tipe A dan peran berpengaruh sekaligus terhadap stres kerja (variabel perantara) dan prestasi kerja. Dengan demikian kedua variabel yaitu kepribadian tipe A dan peran dapat berpengaruh sekaligus terhadap prestasi kerja jika stres kerja menjadi variabel perantara.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
D678
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gregorius Budi Rooseno Putro
2004
S3439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Permata Eleana
Abstrak :
ABSTRAK
Remaja merupakan kelompok usia yang cenderung melakukan perilaku berisiko. Hal tersebut dapat memengaruhi perkembangan dan pencapaian pada remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh dan tipe kepribadian dengan mekanisme koping remaja di SMK N 34 Jakarta. Desain penelitian menggunakan cross-sectional. Jumlah responden pada penelitian ini 89 yang diambil dari proportionate stratified. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan ada hubungan antara pola asuh dengan mekanisme koping p=0,008 . Namun, tidak ada hubungan antara tipe kepribadian dengan mekanisme koping p=0,845 . Penelitian ini merekomendasikan institusi sekolah dapat mengoptimalkan program pembinaan bagi para peserta didik, sehingga peserta didik dapat menggunakan koping yang konstruktif.
ABSTRAK
Development and outcomes on adolescent. This study is aimed to determine the correlation between parenting styles and personality types to the coping mechanism of adolescent in SMK N 34 Jakarta. Its design was cross sectional with 89 samples and selected through proportionate stratified sampling technique. The results showed there were a correlation between parenting styles and coping mechanism p 0.008 . However, there was no correlation between personality types and coping mechanism p 0.845 . This study recommends that institutions can optimize coaching programs for adolescent, so they can use constructive coping.
2017
S69655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekarsari Suyono
Abstrak :
Kemacetan lalu lintas merupakan salah satu masalah bagi warga Jakarta. Kemacetan lalu lintas ternyata dapat menimbulkan kerugian psikis bagi pengguna jalan. Hal ini dapat terjadi karena adanya interaksi psikologis, yaitu kondisi pengemudi kendaraan secara psikologis melakukan interaksi dengan sistem kontrol kendaraan, lingkungan sekitar jalan raya termasuk sistem kontrolnya, kemudian melakukan respon terhadap stimulan yang terjadi selama ini. Salah satu daerah yang sangat dikenal akan kemacetan lalu lintasnya adalah Ciputat. Kondisi yang telah dianggap sebagai sebuah pemandangan sehari-hari ini ternyata mempunyai berbagai dampak negatif bagi manusia. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah dampak psikologis, dalam hal ini berupa stres terhadap subyek yang mengalami kemacetan lalu lintas. Karena itu penelitian ini mencoba melihat dampak psikologis kemacetan terhadap warga Kompleks Dosen UI Ciputat sebagai wilayah penelitian. Jika seseorang mengalami stres maka akan timbul tingkah laku tertentu sebagai usahanya dalam meredakan rasa tidak menyenangkan yang dialaminya akibat stres. Tingkah laku yang ada karena stres sebenarnya merupakan cara individu mencari strategi coping terbaik bagi dirinya untuk menghadapi stres yang dialaminya. Dalam psikologi dikenal tiga macam coping yang konstruktif, yakni coping yang dinilai relatif sehat baik dari segi mental maupun fisik, yaitu problem-focused coping, appraisal-focused coping, dan emotion-focused coping. Setelah individu memilih suatu strategi coping tertentu, maka stres yang dialaminya akan mereda, sehingga individu tersebut dapat cope dengan stressor dan dapat dikatakan coping individu efektif. Akan tetapi jika strategi coping yang dipilih tidak dapat meredakan stres yang dialaminya, maka coping individu tidak ekektif. Penelitian ini juga melihat tanda-tanda atau gejala-gejala stres yang timbul dari subyek yang disebabkan oleh stressor, dalam hal ini kemacetan lalu lintas dan mengaitkannya dengan hubungan antara gender dan tipe kepribadian A dan B. Alat yang digunakan untuk melihat tanda-tanda stres akibat kemacetan dibuat berdasarkan hasil elisitasi dan tanda-tanda stres dari Vlisides, Eddy, dan Mozie; yang diambil dalam Rice (1999), menggunakan skala 1-5. Alat mengukurtipe kepribadian disusun berdasarkan 3 faktor menurut Jenkins, 1974; Zyzanski dan Jenkins, 1970), yakni faktor S, yaitu cepat dan tidak sabar (speed and impatience); faktor J, yaitu keterlibatan dengan tugas/pekerjaan (job involvement);dan faktor H, yaitu kompetitif, mudah marah dan pekerja keras (competitive, hostile, and hard driving), menggunakan skala 1-6. Alat yang digunakan untuk mengukur perilaku coping disusun menurut Rudolph Moos dan Andrew Billings (dalam Weiten dan Lloyd, 1997).
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2001
S2956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yezie Dwi Gumay Putri
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang hubungan antara hasil Evaluasi Pelatihan Service Excellent dan Kepuasan Kerja dengan tipe kepribadian Marston. Responden 111 pegawai pelayanan pelanggan dari PLN Distribusi Jakarta Raya & Tangerang Unit Pelayanan Mampang, Serpong dan Bintaro. Evaluasi Pelatihan Service Excellent ini menggunakan evaluasi model Kirkpatrick. pada level pertama yaitu tingkat reaksi terhadap kebutuhan pelatihan, materi pelatihan, metode, trainer dan media. Sementara kepuasan kerja menggunakan Teori Spector yang mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaan dan aspek aspek didalam pekerjaannya, yaitu gaji, kesempatan promosi, atasan, tunjangan, penghargaan perusahaan, peraturan dan prosedur keja, rekan kerja, sifat kerja, dan komunikasi. Peneliti menduga faktor kepribadian berhubungan dengan hasil evaluasi Pelatihan Service Excellent dan kepuasan kerja. Tipe kepribadian Marston menggunakan konsep DISC untuk meihat hubungan tersebut. Hasil perhitungan menunjukkan hanya Tipe kepribadian Influence memberikan nilai yang tinggi terhadap hasil evaluasi pelatihan (r-0,312, p=0,001) dan kepuasan kerja (r-0,370, p=O,OOO).
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T38344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>