Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Afifah
Abstrak :
Tugas akhir ini mendiskusikan salah satu alasan terbesar dibalik kesuksesan Spotify dalam berkompetisi dengan platform streaming digital lainnya. Tujuan tugas akhir ini adalah memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana Spotify dapat mengamankan posisinya sebagai pemegang saham pelanggan musik global terbesar pada tahun 2019 dan sebagai platform streaming digital paling terkenal di dunia. Metode yang dipilih adalah studi pustaka, di mana penulis mengumpukan beberapa makalah dan ulasan mengenai Spotify, kampanye pemasarannya, juga aspek pemasaran dan layanan streaming digital itu sendiri untuk membentuk sebuah analisis dan opini. Fokus utama makalah ini adalah kampanye pemasaran dari Spotify, yaitu Spotify Wrapped, yang sangat membantu dalam mempertahankan kepopularitasan aplikasi ini di antara para pengguna. Hasil studi pustaka menunjukan bahwa kampanye ini dapat menarik perhatian konsumen dengan membantu pengguna untuk mengenal diri mereka secara lebih mendalam, mengandalkan personalisasi yang melampaui pesan yang dipersonalisasi dan kemampuan mereka dalam memanfaatkan user-generated contents. Spotify dapat bertindak sebagai pionir platform digital streaming dan tetap menjaga orisinalitas kampanyenya meskipun muncul berbagai kampanye serupa dari pesaing Spotify dan platform-platform lain. ......This final paper discusses one of the main reasons behind Spotify’s success in competing with other digital streaming platforms. The aim is to give a deeper understanding of how Spotify manages to secure its place as the largest market share holder of global music subscribers in 2019 and as the most popular streaming platform in the world. Literature review was chosen as the research method where the writer collected a variety of papers and reviews surrounding Spotify, its campaign as well as the digital streaming service and marketing aspects itself to form an analysis and opinion. The main focus of this paper is Spotify’s very own marketing campaign called Spotify Wrapped which greatly helps to maintain its popularity among users. The result showed that this campaign successfully gained customers’ attention by letting users to learn more about themselves, relying on personalisation which goes beyond personalised messages and their outstanding utilisation of user-generated contents. Spotify is able to act as a pioneer for the digital streaming platforms and keep its campaign’s originality despite the emergence of similar campaigns from Spotify’s competitors and other platforms.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Setiamurti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran perceived creativity fostering teacher behavior (P-CFTB) dan motivasi akademik sebagai faktor intrapersonal dalam memprediksi keterlibatan belajar pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Statistika secara daring. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional study dan pendekatan kuantitatif. Tiga instrumen penelitian, yaitu academic motivation scale (AMS), perceived creativity fostering teacher index (P-CFTIndex), dan university student engagement inventory (USEI) digunakan dan diisi oleh 460 mahasiswa psikologi. Data penelitian dianalisis dengan uji statistik deskriptif, korelasional, dan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P-CFTB dan motivasi akademik (motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, amotivasi) secara signifikan berperan dalam memprediksi keterlibatan belajar mahasiswa sebesar 52,9%. P-CFTB dan motivasi intrinsik juga ditemukan dapat memprediksi keterlibatan belajar secara signifikan masing-masing sebesar 22,51% dan 26,39%. Sementara itu, variabel amotivasi secara signifikan mampu memprediksi keterlibatan belajar sebesar 2,49%, sedangkan motivasi ekstrinsik tidak berperan secara signifikan dalam memprediksi keterlibatan belajar mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi akademik sekaligus memersepsikan perilaku mengajar dosen yang mendorong kreativitas (P-CFTB) secara positif, akan memiliki keterlibatan belajar yang lebih tinggi. ...... This study aims to analyze perceived creativity fostering teacher behavior (P-CFTB) and academic motivation as intrapersonal factors in predicting student engagement in online Statistics courses. This study used a cross-sectional study design and a quantitative approach. Three standardized scales (academic motivation scale, perceived creativity fostering teacher index, and university student engagement inventory) were filled out by 460 psychology undergraduates. All data were analyzed statistically by descriptive, correlational, and multiple linear regression tests. The results showed that P-CFTB and academic motivation (intrinsic, extrinsic, and amotivation) significantly predict student engagement by 52.9%. Furthermore, P-CFTB and intrinsic motivation partially predicted a significant increase in student engagement by 22.51% and 26.39%. Meanwhile, amotivation significantly predicted a decrease in student engagement by 2.49%, while extrinsic motivation did not significantly predict student engagement. The result shows that students who positively perceived creativity fostering teacher behavior (P-CFTB) and have academic motivation will have higher student engagement in Statistics online learning courses.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrinda Ramadhani
Abstrak :
Spotify, sebagai salah satu layanan streaming musik di Indonesia, menjadi salah satu usaha yang ikut membangun industri musik. Seperti halnya layanan streaming musik lainnya, Spotify menawarkan dua skema layanan yaitu Spotify Freemium, yaitu skema tanpa biaya dan Spotify Premium, dimana pengguna membayar tarif secara berkala. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya nilai kesediaan membayar konsumen WTP atas tarif premium serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi WTP tarif premium dari layanan streaming musik. Berdasarkan hasil estimasi WTP menggunakan Contingent Valuation Method CVM , rata-rata pengguna Spotify hanya bersedia membayar Rp 32.000,- per bulan. Sedangkan, dengan menggunakan analisa Logit, diketahui bahwa harga/tarif, kualitas audio, tidak adanya gangguan seperti iklan, dan adanya aplikasi di telepon genggam, merupakan faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi WTP. ...... Spotify, as one of the most popular music streaming services in Indonesia, became one of the developers of the Indonesian music industry. Like other music streaming services, Spotify offers two service schemes which are Spotify Freemium, the no cost schemes, and Spotify Premium where users pay tariffs on a regular basis. The purpose of this research is to know the value of consumer 39 s willingness to pay WTP and to identify factors influencing WTP for music streaming service 39 s premium tariffs. Based on the estimation of WTP using Contingent Valuation Method CVM , the average Spotify user is only willing to pay Rp 32.000, per month. Meanwhile, by using Logit analysis, it is known that price tariff, audio quality, the absence of interference such as advertisement, and the existence of application in mobile phone, are the significant factors affecting the WTP.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alleysha Alzahra
Abstrak :
Spotify adalah perusahaan layanan streaming musik digital yang dikenal dengan algoritmanya dalam memberikan rekomendasi berdasarkan perilaku atau karakteristik pengguna. Algoritma tersebut juga diterapkan dalam salah satu kampanye tersukses Spotify, yaitu Spotify Wrapped. Spotify Wrapped adalah bentuk dari personalized marketing dengan menyajikan pengguna rekapitulasi kebiasaan mendengar setiap pengguna. Kampanye ini berhasil membangun customer engagement dan menjadi perbincangan di media sosial. Penelitian ini akan menganalisis bagaimana personalized marketing pada kampanye Spotify Wrapped yang dilakukan oleh Spotify dapat membangun customer engagement. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dan analisis konten. Hasil analisis menunjukkan bahwa personalized marketing berperan dalam setiap tahap dalam proses pembangunan customer engagement dan konten yang dipersonalisasi menjadi motivasi utama pelanggan mengadvokasikan brand sehingga membentuk engagement. ......Spotify is a digital music streaming service company known for its algorithm in providing suggestions based on user behavior or characteristics. The algorithm was also implemented in one of Spotify's most successful campaigns, namely Spotify Wrapped. Spotify Wrapped is a form of personalized marketing by providing users with a recapitulation of each user's listening habits. This campaign succeeded in building customer engagement and became a conversation on social media. This study will analyze how personalized marketing on the Spotify Wrapped campaign carried out by Spotify can build customer engagement. This research uses literature study and content analysis methods. The results of the analysis show that personalized marketing plays a role in every stage of the customer engagement development process and personalized content is the main motivation for customers to advocate for brands so as to form engagement.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Akbar Farras
Abstrak :
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya digitalisasi perkembangannya sangat cepat pada saat ini. Perkembangan ini secara bertahap akan dapat mengungkapkan penipuan yang telah terjadi terhadap penciptaan nilai ekonomi. Dalam isu ini, Penulis akan membawa analisis tentang musik digital yang bernama spotify. Musik digital ini sedang digugat oleh penerbit musik besar dengan kerugian $ 1,6 miliar dan ganti rugi yangbernama wixen music publishing, yang mempunyai lisensi lebih dari 200 artis. Gugatan itu diajukan di California pada 29 Desember 2017, anggapan wixen adalah spotify melanggar pelanggaran hak cipta yang disebut hak mekanik, secara khusus menuduh spotify menggunakan ribuan lagu itu tanpa lisensi yang tepat dan izin dari wixen. Makalah penelitian ini dibuat dengan menggunakan metode yuridis normatif yang berarti kegiatan ilmiah berdasarkan metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau lebih fenomena hukum spesifik dengan cara menganalisis. Makalah penelitian ini dibuat dengan menggunakan metode yuridis normatif. Dalam makalah penelitian ini akan menganalisis penggunaan hak cipta spotify selama menjalankan bisnisnya sesuai dengan hukum, konvensi dan peraturan yang berlaku. Hasil dari makalah penelitian ini adalah untuk menarik kesimpulan tentang bagaimana spotify menghasilkan uang, legalitas fonogram digital dan menganalisis kasus spotify. Dengan melakukan hal itu diharapkan bahwa dalam makalah penelitian ini dapat memberikan saran untuk perbaikan pada penggunaan hak cipta musik digital dalam perspektif hukum hak cipta dan juga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan pelanggaran hak cipta dalam industri musik digital dalam Konvensi Internasional tentang Hak cipta dan hukum peraturan nasional No. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta. ......The advancement of science and technology especially the rapidly digitizing technology nowadays. The development of digitalization will gradually be able to reveal the fraud that has occurred so far against the creation of economic value. In this issue, Writer brings an analysis on digital music named spotify. This digital music is being sued by a major music publisher for $1,6 billion in damages and injuncitve named wixen music publishing, which licenses music from about 200 artists. The lawsuit was filed in California on December 29 2017, wixen assumption is spotify violates copyright infringement which called mechanical rights, specifically alleging spotify is using thousands of it is songs without a proper license and permission from wixen. This research paper is made by using normative judicial method which means a scientific activity based on method, systematics, and certain thoughts that aim to learn one or more specific legal phenomena by analyzing. In this research paper will analyze copyright use of spotify during running its business pursuant to prevailing laws, conventions and regulations. The result of this research paper is to draw a conclusion on how spotify makes money, the legality of digital phonogram and analyze spotify case. By doing so it is hope that in this research paper could provide any suggestion for the improvement on the copyright use of digital music in copyright law perspective and also increase people’s awarness to implement the preventive measures of copyright infringment in digital music industry in International Convention on Copyright and national regulation law no. 28 year 2014 on Copyright.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirah Ramadhani
Abstrak :
Spotify memasuki pasar Australia pada tahun 2012 dan menjadi platform streaming musik terkemuka dengan lebih dari 8 juta pengguna. Terbukti bahwa Spotify memperoleh beberapa keuntungan dari menjadi pemimpin pasar di industri streaming musik. Namun, di era yang bergerak cepat saat ini, Spotify harus mewaspadai situasi menantang yang mungkin terjadi dari lingkungan internal dan eksternal. Karena tujuan utama Spotify Australia adalah untuk fokus pada pemasaran dan dukungan operasional di dalam negeri, kami telah mengidentifikasi beberapa masalah utama yang dapat mengancam posisi perusahaan dalam industri yang kompetitif ini. Laporan ini juga akan memberikan saran melalui dua strategi pemasaran untuk Spotify, yang mencakup mendukung artis lokal melalui produksi musik mereka di bawah label musik Spotify, dan membuat Spotify Fitness, fitur lain yang dibuat khusus untuk pelanggan Spotify Premium saja. ......Spotify entered the Australian market in 2012 and became the leading music streaming platform with over 8 million users. It is evident that Spotify gained several advantages from being the market leader in the music-streaming industry. However, in today’s fast-moving era, Spotify must be aware of the challenging situations that may occur from internal and external environments. Since the main purpose of Spotify Australia is to focus on marketing and operational supports within the country, we have identified some key issues that may threaten the company’s position in this competitive industry. This report will also provide suggestions through two marketing strategies for Spotify, which includes supporting local artists through producing their music under the Spotify music label, and creating Spotify Fitness, another feature made exclusively for Spotify Premium subscribers only.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenna Khalisha Jitendriya
Abstrak :
ABSTRAK Masyarakat lebih memilih untuk berlangganan (subscription) dibandingkan melakukan pembelian. Streaming membuat konsumen dapat mengakses konten tanpa batas dengan melakukan pembayaran dengan harga tetap setiap bulannya.Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan pengguna Spotify, salah satu penyedia layanan streaming musik, tercepat di Asia Tenggara sejak kehadirannya di tahun 2016.Saat ini keberadaan Spotify di Indonesia bersaing ketat dengan beberapa aplikasi streaming musik yaitu JOOX, Apple Music, Langit Musik, dan YouTubeMusic.Penggunaan sosial media oleh Spotify Indonesia kurang relevan dan efisien sehingga interaksi tidak berjalan secara maksimal.Belum adanya informasi mengenai Spotify Lite yang dapat menjadi alternatif bagi para pengguna Spotify yang memiliki keluhan mengenai aplikasi Spotify yang membutuhkan penyimpanan cukup besar pada ponsel.Meningkatnya eksposur sosial media dan engagement antara Spotify Indonesia dengan khalayak sasaran.Memperkuat Spotify dalam benak penggunanya sebagai aplikasi streaming musik yang memberikan kemudahan untuk mereka dalam mendengarkan lagu setiap hari.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Puspitaningrum
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menguji faktor pembentukan Intensi Kontinuitas atau niat kelanjutan pada generasi Z terhadap layanan music streaming Spotify menggunakan Teori Uses and Gratifications (UGT). UGT adalah teori penting untuk mengungkap mengapa orang-orang menggunakan media tertentu dan kepuasan apa yang didapatkan. Terdapat model bisnis freemium pada aplikasi music streaming Spotify, yang dapat dibagi menjadi dua jenis pengguna, yaitu pengguna basic (tidak berbayar) dan pengguna premium (berbayar). Dengan menggunakan paradigma positivis, pendekatan kuantitatif, dan metode survei yang dilakukan terhadap 153 responden, dan menganalisis 12 variabel laten dan 1 variabel manifes menggunakan PLS-SEM, hasilnya menunjukkan bahwa model awal penelitian tidak dapat diterapkan sepenuhnya. Dibutuhkan model modifikasi penelitian dengan menghilangkan variabel Social Connectivity dan Discovery of New Music karena kedua variabel tersebut tidak signifikan. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa faktor pembentuk intensi kontinuitas dari pengguna music streaming generasi Z adalah Ubiquity dan Enjoyment. Pengaruh Ubiquity terhadap Intensi Kontinuitas sebesar 39,7% dan pengaruh Enjoyment terhadap Intensi Kontinuitas sebesar 20,3%. Utilitarian Value juga berpengaruh terhadap Intensi Kontinuitas yaitu sebesar 25,2%. Sementara Hedonic Value tidak berpengaruh karena hanya menunjukkan nilai 0,07% terhadap Intensi Kontinuitas. Dari uji ANOVA satu arah pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan antara tipe pengguna basic dengan tipe pengguna premium. Tingkat Ubiquity dan Enjoyment pengguna premium adalah lebih tinggi daripada pengguna basic. Hal tersebut mendukung Uses and Gratifications Theory bahwa khalayak, dalam hal ini pengguna music streaming Spotify, memilih media tergantung pada kebutuhan individualnya.
ABSTRACT
This research examines the forming factors of continuance intention in Z generation about Spotify's music streaming service using Uses and Gratifications Theory (UGT). UGT is an important theory to reveal why people use certain media and what satisfaction they get. There is a freemium business model in the Spotify music streaming application, which can be divided into two types of users, namely basic (not paid) and premium (paid) users. Using a positivist paradigm, a quantitative approach, and a survey method conducted on 153 respondents, and analyzing 12 latent variables and 1 manifest variable using PLS-SEM, the results indicate that the initial model of the study cannot be fully applied. A research modification model is needed by removing the Social Connectivity and Discovery of New Music variables because that variables are not significant. From this research, the results show that the forming factors of Continuance Intention of music streaming users on Z generation are Ubiquity and Enjoyment. The effect of Ubiquity to Continuance Intention is 39.7% and the effect of Enjoyment to Continuance Intention is 20.3%. Utilitarian Value also influences Continuance Intention, which is 25.2%. Meanwhile, Hedonic Value has no effect because it only shows the value of 0.07% to the Continuance Intention. From the one-way ANOVA test in this study, the results show that there are differences between basic and premium users. The level of Ubiquity and Enjoyment of premium users is higher than that of basic users. That fact supports the Uses and Gratifications Theory that audiences, in this case is Spotify music streaming users, choose media depending on their individual needs.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Aprilio Kurniawan
Abstrak :
ABSTRACT
Kepercayaan terhadap pesan iklan kini telah tergeser oleh tingginya kepercayaan pada pesan yang dari word of mouth. Penelitian ini menganalisis bagaimana word of mouth mempengaruhi tahapan proses pengambilan keputusan pada konteks layanan streaming musik Spotify, di mana word of mouth pada penelitian ini ditinjau melalui aspek pendorongnya yang berasal dari karakteristik brand. Penelitian kuantitatif ini menggunakan kuesioner online yang diambil menggunakan teknik convenience sampling pada generasi millennials di Jabodetabek. Pengujian dilakukan dengan uji analisis faktor dan regresi yang memiliki hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara word of mouth terhadap tahapan proses pengambilan keputusan. Ditemukan bahwa word of mouth terdiri dari faktor rasional dan emosional sedangkan proses pengambilan keputusan yang terjadi adalah tahap pencarian informasi dan pemenuhan kebutuhan.
ABSTRACT
A person rsquo s trust on the messages delivered by advertising nowadays has been replaced by word of mouth. This research focuses on analyzing the influence of a person rsquo s decision making process on using Spotify, a music streaming service, through word of mouth that is derived from its brand characteristics drivers. This quantitative research uses online questionnaires targeting the millennials generation in Jabodetabek region by using convenience sampling technique. The analysis that is conducted by using factor analysis and regression test finds that the influence of word of mouth towards the steps of consumer decision making process is significant. It was found that word of mouth is composed of rational and emotional factors while decision making process that occurs is the information search and needs fulfillment.
2017
S66685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Putri Wijanarko
Abstrak :
Transformasi dari industri musik konvensional ke musik digital merupakan peralihan yang cukup signifikan. Munculnya aplikasi-aplikasi musik streaming digital pada dua dekade terakhir merupakan bukti peralihan tersebut, termasuk adanya aplikasi Spotify yang diluncurkan pada tahun 2006 di Swedia. Spotify merupakan salah satu aplikasi yang tersedia di lebih dari seratus negara yang menyediakan layanan streaming musik secara daring, baik secara gratis maupun membayar paket langganan bulanan. Namun, terlepas dari media pengunggahan musik itu sendiri, seluruh Pencipta yang terlibat masih berhak atas hak ekonomi mereka dalam bentuk Royalti. Hak Pencipta untuk mendapat Royalti merupakan hal yang mutlak. Namun, karena adanya digitalisasi industri musik ini, mekanisme pemungutan dan pendistribusian Royalti pun mengalami perubahan yang cukup signifikan. Hingga saat ini, ketentuan yang mengatur mengenai musik digital belum cukup jelas. Oleh sebab itu, Penulis akan menjabarkan mekanisme pemungutan dan pendistribusian Royalti Pencipta dari aplikasi musik Spotify berdasarkan ketentuan dari Spotify, Undang-Undang Hak Cipta dan peraturan lain yang berlaku di Indonesia serta melalui wawancara langsung dengan Pencipta dan salah satu Lembaga Manajemen Kolektif. Temuan yang Penulis dapatkan berupa sebuah skema pemungutan dan pendistribusian Royalti yang dibedakan menjadi Royalti terhadap Performing Rights dan Mechanical Rights. Mekanisme yang Penulis temukan pun nantinya akan dibandingkan dengan dua negara, yaitu Amerika Serikat dan Jerman ......The transformation from the conventional music industry to digital music shall be considered as a significant transition. The emergence of digital streaming music applications in the last two decades has proven the rise of digital music industry, including the launching of Spotify which was launched in 2006 in Sweden. Spotify is one of the online music streaming applications available in more than a hundred countries that provides music streaming services, both for free and by monthly subscription plans. However, regardless of the media for uploading the music itself, all the Authors involved are still entitled to their economic rights in the form of Royalties. The Creator's right to receive Royalties is absolute. However, due to the digitalization of the music industry, the mechanism for collecting and distributing Royalties has undergone significant changes. Until now, the provisions governing digital music are not clear enough. Therefore, the Writer will describe the mechanism for collecting and distributing Royalties from Spotify based on the provisions of Spotify, Undang-Undang Hak Cipta and other regulations that apply in Indonesia as well as through interviews with an Author and one of the Collective Management Organizations. The findings that the Writer got were in the form of a Royalties collection and distribution scheme which were divided into Royalties against Performing Rights and Mechanical Rights. The mechanism that the Writer found will later be compared with two countries, namely the United States and Germany.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>