Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zakiyah
Abstrak :
ABSTRAK Stres, ansietas, dan depresi merupakan bentuk gangguan mental emosional yang sering terjadi pada mahasiswa. Bila tidak ditangani dapat mengarah pada panik atau bahkan bunuh diri. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pengaruh progressive muscle relaxation (PMR) terhadap tingkat stress, ansietas, dan depresi pada mahasiswa keperawatan yang sedang mengerjakan skripsi di wilayah Jakarta. Metode yang digunakan Quasi experiment pre-post test with control group. Sampel penelitian adalah mahasiswa keperawatan yang sedang mengerjakan skripsi sebanyak 50 responden melalui total sampling (25=intervensi, 25= kontrol). Data dianalisis dengan uji Marginal Homogeneity dan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan penurunan tingkat stress, ansietas, dan depresi pada kelompok intervensi signifikan setelah diberikan PMR (Pvalue < 0,005). Latihan PMR yang teratur dan sistematis mampu menghasilkan kondisi relaksasi pada mahasiswa. Penelitian ini juga merekomendasikan pelayanan kesehatan jiwa khususnya institusi pendidikan keperawatan untuk menerapkan PMR dalam menurunkan tingkat stres, ansietas, dan depresi yang dialami mahasiswa.
ABSTRACT Stress, anxiety and depression are types of mental emotional disorder that often experienced by the students at universities. This condition can cause panic and suicide if these problems don?t get treatment. The purpose of this research is to identify effect of progressive muscle relaxation (PMR) to level of stress, anxiety and depression in nursing students that doing thesis in Jakarta. This research used Quasy experiment pre-post test with control group. Sample of this research are 50 respondents (25 intervention group and 25 control group). All of variables were analyzed with Marginal Homogeneity and Chi-Square Test. The result of this research showed that progressive muscle relaxation has significant effect to decreased level of stress, anxiety and depression (P value < 0, 05). Regular PMR exercise can increase relaxation condition in student. This study recommend to the mental health provider especially nursing academic institution to implement PMR to decrease level of stress, anxiety, and depression of student.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedeh Komalawati
Abstrak :
Myalgia dapat terjadi karena efek samping kemoterapi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh PMR terhadap myalgia pada pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pre-post test with control group. Sampel penelitian adalah 32 orang, diambil dengan consecutive sampling. Pengukuran intensitas myalgia dilakukan dengan menggunakan numeric rating scale. Kelompok intervensi diberikan tindakan PMR selama 15 menit dengan frekuensi 2x sehari dalam 5 hari berturut-turut pasca kemoterapi. Hasil penelitian didapatkan penurunan intensitas myalgia sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi (p value 0,001) dan pada kelompok kontrol (p value 0,001). Namun terdapat perbedaan penurunan intensitas myalgia antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi setelah diberikan intervensi dengan selisih 0,81 (p value = 0,001). Kesimpulan, PMR dapat membantu menurunkan myalgia pada pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi. PMR dapat menjadi salah satu terapi komplementer yang bisa diterapkan perawat di rumah sakit untuk menurunkan myalgia. ......Myalgia can be occured by side effect of chemotherapy. The purpose of this study was to identify the effect of PMR against myalgia in lung cancer patients undergoing chemotherapy. This study design was a quasi experiment, used pre and post test with control group. Samples were 32 patients, recruited by consecutive sampling. Measuring pain assessment used numeric rating scale. The intervention group had been provided PMR fifteen minutes twice a day for five days post chemotherapy. The results showed significantly different reduction of pain intensity before and after providing PMR in the intervention group and control group as well (p value = 0,001). There was a significantly different reduction of myalgia intensity between both group after giving intervention with mean difference 0,81 (p value = 0,001). It can be concluded that PMR can reduce myalgia in lung cancer patients undergoing chemotherapy. Suggestion, PMR becomes one of the complementary therapies to overcome myalgia
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wetik, Syenshie Virgini
Abstrak :
Ansietas merupakan masalah psikososial yang paling banyak dialami klien hipertensi. Hal ini terkait dengan respon klien terhadap kondisi kronis kesehatannya. Dampak dari ansietas akan mengganggu produktivitas dan kualitas hidup jika tidak dilakukan penatalaksanaan sedini mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PMR dan CBT terhadap ansietas klien hipertensi, Desain penelitian quasi experimental pre-test dan post-test with control group dengan jumlah sampel 64 responden. Hasilnya adalah penurunan ansietas, peningkatan kemampuan relaksasi serta kemampuan mengubah pikiran dan perilaku negatif pada kelompok yang mendapatkan PMR dan CBT p value < 0.05 . PMR dan CBT direkomendasikan sebagai terapi spesialis keperawatan pada ansietas klien hipertensi.
Anxiety is the most widely psychosocial problems experienced in people with hypertension. The impact arising from the anxiety would interfere with productivity and quality of life. This study aims to determine the effect of PMR and CBT for anxiety clients with hypertension. Quasi experimental research design pre test and post test with control group with a sample of 64 respondents. The results is decrease in anxiety, increase relaxation capability and the ability to change negative thoughts and behaviors that are in the group of clients who get PMR and CBT p value.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Amirudin
Abstrak :
Magister Ilmu Keperawatan Universitas IndonesiaJudul:Pengaruh Kombinasi Progressive Muscle Relaxation Terhadap Kejadian Fatigue Klien Kanker yang Menjalani Kemoterapi Kemoterapi pada pasien kanker bertujuan mengendalikan pertumbuhan sel kanker, namun terkadang pemberian terapi tersebut bersifat toksik terhadap sel normal dan memberikan efek terjadinya fatigue. Kombinasis Progressive Muscle Relaxation dan teknik lima jari merupakan terapi komplementer untuk mengurangi kejadian fatigue pada pasien kanker dengan kemoterapi. Tujuan penelitian mengidentifikasi perbedaan pemberian Kombinasi PMR dan Teknik Lima Jari dengan latihan ROM terhadap kejadian fatigue klien kanker yang menjalani kemoterapi di RSAM Bandar Lampung. Penelitian ini merupakan quasi experiment pre-post test with control group. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling yang melibatkan 39 responden kelompok intervensi dan kontrol. Uji beda rata-rata skor pretest dan postest pada kelompok kontrol dan intervensi menggunakan uji T berpasangan sedangkan perbedaan rata-rata skor pretest kelompok intervensi dengan kontrol maupun posttest kelompok intervensi dengan kontrol kejadian fatigue menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian membuktikan bahwa kombinasi PMR dan Teknik Lima Jari dapat mengurangi kejadian fatigue pada pasien kanker dengan kemoterapi p < 0,05. ......The Effects Combination of progressive muscle relaxation and the five finger techniques on the incidence of fatigue cancer clients undergoing chemotherapy at Abdoel Moeloek Hospital in Bandar Lampung 2017 Chemotherapy performed in cancer patients aims to control the growth of cancer cells, but sometimes the therapy is toxic effect to normal cells and provide side effects suc as fatigue. Combination Progressive Muscle Relaxation and the five finger technique consider as an alternative to decrease the incidence of fatigue in cancer patient with chemotherapy. This study aimed to identify the differences in the provision Combination of progressive muscle relaxation and the five finger techniques with range of motion exercise on the incidence of fatigue cancer clients undergoing chemotherapy at Abdoel Moeloek Hospital in Bandar Lampung. Design research used a quasi experiment pre post test with control group. The sampling technique was concequetive sampling recruited 39 respondents include intervention and control group.. Difference in mean pretest and posttest scores of fatigue incidence in the control and intervention groups using paired T Test while the mean difference of pretest group scores of intervention with control and posttest of intervention and group with fatigue event control using mann whitney test. This study showed that combination of PMR and the five finger technique can be given by nurse to reduce the fatigue incidence of cancer patients who undergoing chemoterapy p 0,05.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Maryani
Abstrak :
Kemoterapi sering menimbulkan kecemasan, mual dan muntah. Salah satu tindakan nonfarmakologis untuk mengatasi kecemasan,mual dan muntah setelah kemoterapi adalah dengan relaksasi Progressive Muscle Relaxation (PMR). Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh PMR terhadap kecemasan, mual, dan muntah setelah kemoterapi pada kanker payudara di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. Metoda penelitian quasi experiment. Rancangan penelitian yang digunakan adalah pre and post test group design dengan kelompok kontrol. Sampel berjumlah 70 orang. Teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Alat yang digunakan kuesioner kecemasan State and Trait dan Morrow Assesment Nausea and Emesis (MANE) untuk mengukur mual dan muntah. Kelompok intervensi diberikan relaksasi dengan Progressive Muscle Relaxation (PMR) sehari dua kali selama satu minggu post kemoterapi (dua siklus kemoterapi) atau secara total, subjek melakukan 28 kali relaksasi dengan PMR.Untuk menguji perbedaan rata-rata skor kecemasan, mual, dan muntah pada kelompok kontrol dan intervensi digunakan uji T. Hasil penelitian usia, tingkat pendidikan, dan siklus kemoterapi setara. Selisih Penurunan rata-rata kecemasan, mual, dan muntah sebelum dan setelah PMR pada kelompok intervensi berbeda secara bermakna (p value=0,000). Kesimpulan PMR dapat menurunkan kecemasan, mual, dan muntah setelah kemoterapi pada pasien kanker payudara di RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Disarankan PMR diterapkan di rumah sakit sebagai salah satu terapi komplementer nonfarmakologik untuk mengatasi kecemasan, mual, dan muntah, dibuat sebagai prosedur tetap dalam intervensi keperawatan.
ABSTRACT
Chemotherapy often causes anxiety, nausea and vomiting. One of the complementary therapy nonfarmacological procedures to overcome post-chemotherapy anxiety, nausea, and vomiting is Progressive Muscle Relaxation (PMR). The objective of the research is to identify impact of PMR on anxiety impact of PMR on anxiety, nausea, and vomiting after chemotherapy for breast cancer at Dr. Hasan Sadikin Hospital in Bandung. The research method was a quasi experimental. The research design was pre and post groups design with a control. The number of the sample participated in the study was 70 persons. The sample collection technique used was a consecutive sampling. One quesionare was utilized the State and Trait and the Morrow Assessment Nausea and Emesis (MANE) to measure nausea and vomiting. The intervention group was treated with PMR twice a day for one week post chemotherapy (two cycle of chemotherapy) or subjek was relaxation with PMR for 28 times, totally. To test the average difference in scores of anxiety, nausea, and vomiting in in the control and the intervention groups, a ttest was used. The research result demonstrated tha the age, education, and the chemotherapy cicle is equal.the average scores of anxiety, nausea, and vomiting before and after PMR in the intervention groups decreases significantly (pvalue=0,000). It is conclude that PMR can reduce anxiety, nausea, and vomiting after chemotherapy among patient with breast cancer at Dr. Hasan Sadikin Hospital in Bandung. It is recommended that PMR should be used in hospitals as a complementary therapy to overcome anxiety, nausea, and vomiting nonpharmacologicaly. In addition, a recommendation also directed to the management of hospital to include PMR as a standard nursing procedure.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Sri Kumalasari
Abstrak :
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang menyerang banyak lansia. Beberapa riset terdahulu telah menunjukkan bahwa DM pada lansia memiliki korelasi negatif dengan kualitas hidup, hal itu dapat disebabkan munculnya perasaan depresi pada lansia yang sedang menjalankan program penanganan DM. Secara teoritis pemberian kelompok suportif (KS) dan Progressive Muscle relaxation (PMR) diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup. Berdasarkan hal itu penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan program intervensi KS dan PMR yang diberikan pada lansia dengan DM dapat meningkatkan kualitas hidup. Partisipan yang terlibat berjumlah 50 orang. Evaluasi kualitas hidup dilakukan dengan menggunakan Skala Kualitas Hidup Lansia dengan DM (SKHL-DM). Desain two group pretest posttest design dipilih untuk melihat perbedaan kondisi setelah intervensi KS dan PMR diberikan. Analisis data T-Test menunjukkan hasil penelitian yang signifikan (p < .05). Makna dari temuan tersebut adalah TKS dan PMR meningkatkan kualitas hidup yang dimiliki oleh lansia dengan DM. Penelitian ini menyarankan agar program intervensi KS dan PMR. ......The aim of this research was to examine the effect of SG and PMR to enhance the QOL of late adulthood with DM. Diabetes Mellitus (DM) is a common chronic illness in late adulthood. Previous study shows that DM has a negative correlation with quality of life (QOL), it caused by depression in late adulthood during DM treatment. Theoretically, supportive groups (SG) and Progressive muscle relaxation (PMR) is expected to increase quality of life. 50 participants were recruited. An Indonesian version of Quality of Life for Late Adulthood with DM Scale (SKHLDM) is used to collect QOL data. Two group pretest posttest design were chose to analyzed the effect of interventions. Statistical result indicated a significant different between two groups in QOL (p<.05). This result illustrated that SG and PMR can enhance the QOL of late adulthood with DM.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasron
Abstrak :
Kemoterapi merupakan salah satu intervensi pada penyakit kanker yang memiliki efek samping mual. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi aromaterapi lemon essential oil dan PMR terhadap mual akibat kemoterapi. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimental design dengan pendekatan time series design, pengukuran skor mual menggunakan Skala Bieri pada 30 responden yang dibagi dua kelompok. Hasil menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan skor mual setelah perlakuan pada kelompok intervensi dengan kelompok kontrol pada pengukuran 6 jam setelah kemoterapi (p value < 0,001). Penelitian ini merekomendasikan terapi kombinasi aromaterapi lemon essential oil dan PMR sebagai bagian dari intervensi keperawatan mandiri untuk menurunkan mual pada pasien kemoterapi. ......Chemotherapy is one of the intervention in cancer patient wich had side effects of nausea. This study aimed to evaluate the effect of combination lemon essential oil and PMR to reduce nausea related chemotherapy in cancer patients. This study used a quasi-experimental design with a time series approach, Bieri Scale has been used to measure nausea which 30 respondents are two group. The results showed significant difference scores of nausea after treatment in the intervention group and control group on measuring 6 hours after chemotherapy (p value value < 0,001). This study suggest the combination of lemon essential oil and PMR as an independent nursing intervention to reduce nausea.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fillia Veronica Tiwatu
Abstrak :
Tidur merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Ibu post partum membutuhkan tidur yang cukup untuk memulihkan kondisi kesehatannya, tujuan ini adalah untuk mengetahui kualitas tidur ibu post partum setelah diberikan terapi progressive muscle relaxation PMR . Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment post test with control group di rumah sakit Gunung Maria Tomohon dengan jumlah sampel 100 responden, 50 responden untuk kelompok intervensi dan 50 responden untuk kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan terapi Progressive Muscle Relaxation, mandi air hangat dan minum susu hangat selama 7 hari sebelum tidur, sedangkan kelompok kontrol hanya mandi air hangat dan minum susu hangat. Alat ukur yang digunakan antara lain kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index dan kuisioner tentang kelelahan, kecemasan, dukungan suami, dan temperamen bayi. Hasil menunjukan adanya perubahan skor sebelum dan setelah diberikan terapi p= 0.001;r= 0.368 . faktor lain yang mempengaruhi adalah temperamen bayi p 0.010 . Ibu post partum sangat membutuhkan tidur untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan. Latihan PMR dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tidur pada ibu setelah melahirkan, latihan ini terbukti berpengaruh terhadap perubahan skor PSQI kualitas tidur ibu setelah melahirkan. Latihan PMR dapat menjadi salah satu pilihan intervensi mandiri perawat untuk meningkatkan kualitas tidur ibu pada masa post partum. ......Sleep is a basic need that must be met by every human being. Post partum mothers need enough sleep to recover his health, the purpose is to determine the quality of maternal postpartum sleep after therapy is given progressive muscle relaxation PMR . This research uses experimental quasy post test design with control group at Gunung Maria Tomohon hospital with a sample size of 100 respondents, 50 respondents to the intervention group and 50 respondents to the control group. The intervention group received therapy Progressive Muscle Relaxation, warm baths and drinking warm milk before bedtime for 7 days, while the control group only a bath of warm water and warm milk. Measuring instruments used include questionnaire Pittsburgh Sleep Quality Index and a questionnaire about fatigue, anxiety, support her husband, and infant temperament. The results showed the presence of score changes before and after therapy p 0.001 r 0368 . Another factor that affects infants is temperament p 0.010 . Postpartum mothers desperately need sleep to recover his body after childbirth. Exercise PMR can be used to treat sleep disorders in women after childbirth, this intervention proved to affect the change in quality of sleep PSQI score mothers after childbirth. PMR intervention can be one of the nurses independent intervention to increase the quality of sleep during the postpartum mothers.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Massie, Juliana G.E.P.
Abstrak :
Keluhan sesak napas atau dispnea merupakan gejala umum yang selalu dikeluhkan oleh pasien PPOK. Pengelolaan dispnea pada penderita PPOK di tatanan layanan kesehatan, selain menggunakan terapi farmakologi juga dengan pemberian terapi non farmakologi. Terapi non farmakologi untuk penderita PPOK tersebut meliputi 3 aspek utama, yaitu olah napas/breathing, olah pikiran/thinking dan olah fungsional/functioning.  Tatalaksana non farmakologi untuk kasus PPOK sebagian besar berfokus pada upaya kontrol pernapasan melalui teknik Pursed Lip Breathing. Namun belum banyak penelitian yang mengkaji pengaruh kontrol pikiran dalam mengatasi keluhan dispnea pasien PPOK. Penelitian ini menggabungkan antara kontrol pernapasan melalui latihan Pursed Lip Breathing (PLB) dan kontrol pikiran melalui latihan Progressive Muscle Relaxation (PMR). Penelitian ini merupakan penelitian quasy experiment dengan pendekatan pre-post test design pada 20 responden di setiap kelompok intervensi. Kelompok intervensi I diberi kombinasi latihan PLB dan PMR selama 10 menit, 2 kali sehari, selama 7 hari. Sedangkan kelompok intervensi II diberi kombinasi latihan PLB selama 10 menit, 2 kali sehari, selama 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada derajat dispnea setelah pemberian kombinasi latihan PLB dan PMR (p = 0,000; α = 0,05). Dengan demikian, kombinasi latihan PLB dan PMR merupakan salah satu intervensi yang efektif untuk menurunkan derajat dispnea pada pasien PPOK. Rekomendasi pada penelitian ini adalah diperlukannya pengembangan program terapi komplementer di pendidikan dan pelayanan keperawatan untuk modifikasi standar asuhan keperawatan dengan memasukkan terapi komplementer kombinasi latihan PLB dan PMR dalam asuhan keperawatan pasien PPOK.  ......Shortness of breath or dyspnea are common symptoms that are always complained of by Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) patients. Management of dyspnea in patients with COPD are pharmacological therapy and non-pharmacological therapy. Non-pharmacological therapy for patients with COPD includes 3 main aspects, namely breathing, mind processing and functional functioning. Non-pharmacological management for COPD cases focuses mostly on respiratory control efforts through the Pursed Lip Breathing technique. But not many studies have examined the effect of mind control in overcoming complaints of COPD dyspnea patients. This study combines breathing control through Pursed Lip Breathing (PLB) exercise and mind control through Progressive Muscle Relaxation (PMR) exercise. This research is a quasy experiment with a pre-post test design approach to 20 respondents in each intervention group. The intervention group I was given a combination of PLB and PMR exercises for 10 minutes, 2 times a day, for 7 days. While the intervention group II was given a combination of PLB exercises for 10 minutes, 2 times a day, for 7 days. The results showed a significant difference in the degree of dyspnea after PLB and PMR exercises (p = 0.000; α = 0.05). The combination of PLB and PMR exercises is an effective intervention to reduce the degree of dyspnea in COPD patients. The recommendation in this study is the need to develop complementary therapy programs in education and nursing services for modification of nursing care standards by incorporating complementary therapy in combination with PLB and PMR exercises in the nursing care of COPD patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T54756
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Supriati
Abstrak :
Thought stopping pada penelitian sebelumnya efektif terhadap ansietas tetapi belum optimal menurunkan respon fisiologis ansietas. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh terapi thought stopping dan progressive muscle relaxation terhadap ansietas klien dengan gangguan fisik. Metode penelitian adalah quasi experimental pre-post test with control group. Penelitian dilakukan pada 56 klien yaitu 28 kelompok intervensi mendapat thought stopping dan progressive muscle relaxation dan 28 kelompok kontrol hanya mendapat thought stopping. Hasil menunjukan ansietas klien yang mendapat thought stopping dan progressive muscle relaxation menurun dari ansietas sedang ke ansietas ringan sedangkan yang mendapat thought stopping menurun tetapi tetap berada pada ansietas sedang. Thought stopping dan progressive muscle relaxation menurunkan respon fisiologis, kognitif, perilaku dan emosi secara bermakna (p value<0,05).
Thought stopping dan progressive muscle relaxation direkomendasikan unruk penanganan ansietas di tahanan rumah sakit umum dan masyarakat. Previous research had showed that thought stopping decreased anxiety but not yet optimal in physiological responses of anxiety. This study aims to determine the influence of thought stopping and progressive muscle relaxation on anxiety of physical disorder patient. This study used quasi experimental design with pre test-post test control group. Total population were 56 patients that divided into two group. They were 28 patients as control group that received thought stopping and 28 patients as intervention group received combination thought stopping and progressive muscle relaxation. Result showed anxiety in intervention group decreased from moderate anxiety to mild anxiety and control group decreased still in moderate anxiety. Thought stopping and progressive muscle relaxation decreased physiologic, cognitive, behavior and emotional responses of anxiety significantly (p-value<0,05). The combination of this therapy was recommended as therapy to solve the anxiety at general hospital and community.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28409
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>