Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denny Juliansyah
Abstrak :
Penelitian ini menjelaskan mengenai tahapan proses rehabilitasi sosial AN/ABH. Rehabilitasi sosial AN/ABH dilaksanakan untuk merubah perilaku klien AN/ABH agar dapat kembali berfungsi sosial. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan studi deksriptif di PSMP Handayani. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses rehabilitasi sosial AN/ABH di Panti sosial rehabilitasi, dilaksanankan dalam delapan tahapan proses rehabilitasi, yaitu tahap pendekatanan awal, penerimaan, assesmen, perencanaan intervensi, pelaksanaan intervensi, resosialisasi, bimbingan lanjut, dan terminasi. Dalam pelaksanannya terdapat faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam proses rehabilitasi sosial AB/ABH yang dilakukan oleh PSMP Handayani. ...... This study describes the stages of the implementation process of social rehabilitation of juvenile delinquents and children in conflict with the law. Social rehabilitation carried out to change the behavior of the client. The method used was qualitative research methods with descriptive studies in PSMP Handyani. The results showed that social rehabilitation at the center of social rehabilitation, divided into eight phases of the rehabilitation process, the initial approach phase, admission, assessment, planning, intervention, implementation of interventions, resocialization, further guidance, and termination. In its implementation there are factors inhibiting and supporting the social rehabilitation process conducted.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Fathidzkia Asmas
Abstrak :
Insomnia merupakan salah satu gangguan tidur yang paling sering dialami lansia. Insomnia dahulu dipandang sebagai gejala depresi, namun para ahli baru-baru ini menduga bahwa insomnia dapat menjadi faktor risiko seseorang mengembangkan depresi. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi hubungan antara insomnia dengan depresi pada lansia di PSTW Budi Mulia 01 Jakarta. Metode penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 106, dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yaitu Insomnia Severity Index dan Geriatric Depression Scale. Hasil penelitian menunjukkan 45,3% lansia di panti mengalami insomnia dan 41,5% mengalami depresi. Hasil uji chi square menyatakan terdapat hubungan bermakna antara insomnia dengan depresi pada lansia (p=0,000 < α=0,05). Perawat di panti hendaknya memperhatikan keluhan insomnia dan tanda-tanda depresi lansia. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengidentifikasi kemungkinan berkurangnya risiko depresi dengan mengatasi insomnia.
Insomnia is a sleep disorder that most often experienced by the elderly. Insomnia formerly seen as a symptom of depression, but experts recently suppose that insomnia can be a risk factor for a person developing depression. This study aims to identify the relationship between insomnia and depression among elderly people living in PSTW Budi Mulia 01 Jakarta. A cross sectional study was conducted on 106 elderly selected using purposive sampling. This study instruments were Insomnia Severity Index and Geriatric Depression Scale. The result showed that 45,3% elderly people in nursing home experience insomnia, and 41,5% experience depression. Chi-Square test revealed that insomnia was significantly associated with depression (p=0,000 < α=0,05). Nurses in nursing home should pay attention to insomnia complaints and signs of depression in the elderly. Future studies are expected to identify the possibility of reducing the risk of depression with resolving insomnia.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprillia Puspitasari
Abstrak :
Tunanetra merupakan kondisi kurang atau tidak dapat melihat yang disebabkan karena faktor pre-natal maupun post-natal yang dapat mempengaruhi konsep diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri penyandang tunanetra. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 31 responden yang dipilih dengan total sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner konsep diri dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyandang tunanetra memiliki skor rata-rata konsep diri 110,61 ± 11,456 dari skor total 132 (95% CI, 106,41:114,82). Sebanyak 54,8% responden memiliki respon konsep diri positif dan 45,2% responden memiliki respon konsep diri negatif. Lebih dari setengah responden memiliki persepsi citra tubuh negatif. Hal ini dikarenakan keadaan tunanetra sangat berhubungan dengan fisik. Peneliti merekomendasikan untuk diadakannya pendidikan, bimbingan, atau pelatihan yang dapat meningkatkan konsep diri penyandang tunanetra khususnya komponen citra tubuh. Peran perawat seperti mengembangkan kewaspadaan diri klien, mendorong eksplorasi diri, membantu proses evaluasi diri, membantu membuat tujuan-tujuan dalam hal beradaptasi, dan membantu klien menerima tujuan-tujuan tersebut sangat penting dilakukan untuk membentuk konsep diri klien yang lebih positif. ...... Visual impairment is a condition of lack or can?t see due to pre-natal or post-natal factors. Visual impairment affects in self-concept. This study aimed to describe the self-concept of blind people. With cross-sectional method, 31 respondents were selected with a total sampling. This study used a self-concept questionnaire with a univariate analysis. The result showed that blind people self-concept in this research had average score of 110,61 ± 11,456 with total score of 132 (95% CI, 106,41:114,82). About 54,8% of respondents have a positive self-concept response and 45,2% of respondents have a negative self-concept response. More than half of respondents have a negative perception of body image. This is caused by the state of visual impairment is associated with physical. Researcher recommend the convening of education, guidance, or training that can improve self-concept of blind people in particular body image component. Nursing contribution such as a client develop self-awareness, encourage self-exploration, help the process of self-evaluation, help make these goals in terms of adapting, and help clients accept these goals are very important to form a more positive self concept.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S62801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Muhamad Rizaldi
Abstrak :
Proses penuaan dapat menyebabkan kualitas tidur pada lansia berubah dan menyebabkan gangguan tidur insomnia. Sebelumnya insomnia dipandang sebagai gejala depresi namun saat ini para peneliti menduga insomnia menjadi faktor risiko dari depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan insomnia dan depresi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan jumlah sampel 79 responden dan dipilih menggunakan teknik proporsional random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Insomnia Severity Index dan Geriatric Depression Scale 30 item. Hasil penelitian menunjukkan 41,8 lansia di panti mengalami gangguan tidur insomnia dan 51,9 lansia mengalami depresi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara insomnia dengan depresi p=0,001 < ?=0,05 . Pemberian edukasi dan skrining secara berkala mampu mengurangi insomnia dan depresi pada lansia. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi berkurangnya risiko depresi dengan mengatasi insomnia.
The aging process can cause sleep quality in the elderly to change and cause sleep disorders insomnia. Previously, insomnia was seen as a symptom of depression but recently researchers suspected insomnia to be a risk factor for depression. This study aims to determine the relationship of insomnia and depression at the Social Institution Tresna Werdha Budi Mulia 03 Jakarta. This study used cross sectional study with 79 respondents and selected by using proportional random sampling technique. The instruments used in this study are Insomnia Severity Index and Geriatric Depression Scale 30 items. The results showed 41.8 of elderly in the home experienced sleep disorders insomnia and 51.9 of elderly people depressed. The results showed there was an association between insomnia and depression p 0.001.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susisusanti Daely
Abstrak :

Jumlah lansia selalu meningkat, begitu juga lansia terlantar, sehingga pemerintahan mendirikan panti sosial. Akibat penuaan, lansia mengalami perubahan yang mempengaruhi kualitas hidup. Metode penelitian deskriptif, pendekatan cross sectional, untuk melihat gambaran kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha di Jakarta. Responden dipilih dengan simple random sampling (107). Analisis karakteristik responden  menggunakan uji T-Independent dan anova. Penelitian menemukan responden panti werdha kebanyakan lansia muda, lansia lak-laki dan menikah dengan pendidikan rendah, dan tinggal di panti selama 2 tahun keatas. Kesimpulannya, kualitas hidup lansia panti rendah maka, lansia perlu diberikan dukungan sosial adekuat agar merasa diperhatikan, sehingga tercipta kualitas hidup tinggi.

 


The number of elderly people always increases, as well as abandoned elderly people, so the government has established social institutions. As a result of aging, the elderly experience changes that affect the quality of life. Descriptive research method, cross sectional approach, to describe the quality of life of the elderly at the Panti Sosial Tresna Werdha in Jakarta. Respondents were selected by simple random sampling (107). Analysis of respondent characteristics using independent t-test and anova. The study found that respondents of the panti werdha were mostly young elderly, elderly male and married, with low education, and lived in a nursing home for 2 years and above. In conclusion, the quality of life for the elderly is low, so the elderly need to be given adequate social support in order to feel cared, so that a high quality of life is created.

 

 

 

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Harlistika
Abstrak :
Proses penuaan dapat menyebabkan depresi pada lansia. Depresi dapat dialami oleh lansia yang tinggal di panti akibat kondisi stress dan isolasi sosial. Depresi menimbulkan dampak pada perubahan pola tidur lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi dengan kualitas tidur lansia di Panti Sosial Tresna Werdha PSTW di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dan dilakukan pada 100 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Zung Self-Rating Depression Scale Zung SDS dan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara depresi dengan kualitas tidur lansia p=0.001; OR=3.778. Lansia yang tidak depresi memiliki peluang 3,8 kali untuk mengalami kualitas tidur yang baik daripada lansia depresi. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih berfokus pada komponen-komponen kualitas tidur yang dipengaruhi oleh depresi dan mengembangkan intervensi untuk mengatasi depresi dan kualitas tidur yang buruk pada lansia. ......The aging process can cause the depression on elderly. Depression among elderly in institution can caused by stress and social isolation. Depression cause the alteration in sleep pattern. The purpose of this study was to know the correlation between depression and sleep quality among elderly in Panti Sosial Tresna Werdha PSTW in DKI Jakarta. This cross sectional study was done on 100 elderly. The instruments used on this study were Zung Self Rating Depression Scale Zung SDS and Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI. The results of this study showed that depression had correlation to sleep quality in elderly p 0.001 OR 3.778. Elderly without depression were 3,8 times to have good sleep quality than elderly with depression. The next study can focus on sleep quality components that affected by depression and develop the intervention to resolve the depression and bad sleep quality on elderly.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Jordy Oktananda
Abstrak :
Kesepian merupakan masalah psikososial yang dapat mempengaruhi kesehatan secara holistik. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasil dari otot rangka sehingga mengeluarkan energi dan bermanfaat untuk kesehatan fisik maupun psikologis. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan aktivitas fisik dengan kesepian pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia di Jakarta. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan metode purposive sampling, jumlah sampel penelitian sebanyak 105 responden. Responden rata-rata lansia yang berusia 60-70 tahun, perempuan, tidak sekolah/lulusan SD, dan memiliki teman dekat di panti. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kesepian p = 0.018, =0.5 . Perawat dan pelayanan panti perlu meningkatkan kualitas aktivitas fisik baik dari segi jumlah maupun jenis kegiatan. Aktivitas fisik dapat berupa aktivitas fisik kelompok maupun perorangan sehinga waktu luang lansia dapat digunakan untuk melakukan kegiatan dan lansia tidak mengalami kesepian. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi dan mengembangkan aktivitas fisik untuk lansia serta mengidentifikasi faktor-faktor terkait aktivitas fisik dan kesepian pada lansia yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.
Loneliness is a psychosocial problem that can affect health holistically. Physical activity is each body movement produced by the skeletal muscle which can releases energy, and is beneficial to physical and psychological health. The purpose of this research is to identify the relationship of physical activity toward loneliness in elderly at Tresna Werdha Budi Mulia Social Institution in Jakarta. The research in 105 respondents is cross sectional design with purposive sampling method . The major respondent is elderly aged 60 70 years old, women, not undergone formal education, and have close friends in the orphanage. The results showed there is a relationship of physical activity toward loneliness p le p 0.018, 0.5. Nurses and the services need to improve the quality of physical activity both in terms of number and type of activities. Physical activity can be physical activity of the group or individual, so that the elderly can perform activities and the elderly do not experience loneliness in their spare time. Further research is expected to identify and develop physical activity for the elderly, and to identify factors related to physical activity and loneliness in elderly that can improve the quality of life of the elderly.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yunus Azhari
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah yang diteliti adalah hak dan kewajiban tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan berdasarkan hukum kesehatan (studi Panti Sosial Tresna Werdha di Jakarta) serta aspek hukum panti sosial di Indonesia. Tujuan penelitian adalah menjelaskan hak dan kewajiban tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan (studi: Panti Sosial Tresna Werdha di Jakarta) dan menjelaskan aspek hukum panti sosial di Indonesia (studi: Panti Sosial Tresna Werdha di Jakarta). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, observasi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 dan 3, wawancara terhadap dokter, akademisi, petugas Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 dan 3 serta analisis aturan perundang-undangan. Hasil penelitian diketahui bahwa tidak adannya tenaga kesehatan dalam struktur organisasi Panti Sosial Tresna Werdha sehingga lulusan pendidikan keperawatan berstatus sebagai pramu sosial bukan tenaga kesehatan. Panti Sosial Tresna Werdha terdiri warga binaan sosial lanjut usia yang mandiri, menderita penyakit jiwa, dan sakit yang membutuhkan bantuan khusus akibat penurunan fisik. Kesimpulannya adalah hak dan kewajiban tenaga kesehatan diatur pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Panti Sosial Tresna Werdha merupakan lembaga untuk memenuhi kesejahteraan sosial, bukan lembaga yang berwenang terhadap pelayanan kesehatan, sehingga dalam struktur organisasi Panti Sosial Tresna Werdha tidak mempunyai tenaga kesehatan.
ABSTRACT
The problem studied are about the rights and obligations of medical personnels in the health services under the laws of health (Case Study: Tresna Elderly Social Institution in Jakarta) and also the legal aspects of social homes in Indonesia. The purpose of research is to explain the rights and obligations of medical personnel in the health services and explain the legal aspects of social homes in Indonesia (Case Study: Social Institutions Tresna Werdha in Jakarta). This study used qualitative methods, observation in Social Institutions Tresna Werdha Budi Mulia 1 and 3, interviews with doctors, academics, officers Social Institutions Tresna Werdha Budi Mulia 1 and 3 as well as the analysis of the rules of law. Results of the research found that there are not health worker in the organizational structure of Social Institutions Tresna Werdha. With the result of that, Nursery fresh graduated status are Pramu Sosial and not medical personnel. Social Institution Tresna Werdha composed of inmates socially independent, suffering mental illness, and pain that required special assistance due to physical decline. The conclusion is that the rights and obligations regulated health professionals in Law Number 36 Year 2014 concerning Health Workers. Social Institution Tresna Werdha is an institution to meet social welfare, not the competent institutions to health care, so that the organizational structure of Social Institutions Tresna Werdha have no medical personnel.
2016
S63422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Nur Fitriana
Abstrak :
Caregiver di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jakarta memiliki risiko tertular penyakit lansia yang ada di panti. Resiko ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan caregiver tentang APD. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan APD pada caregiver di PSTW Jakarta. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian dilakukan pada 99 caregiver di beberapa PSTW. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan APD pada caregiver (p = 0,377, x2 = 0,780). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan APD pada caregiver di PSTW Jakarta. Studi ini merekomendasikan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan APD tersebut.
Caregivers at the elderly social institutions have the high risk for infections. The risk can be higher to those who have insufficient knowledge about the use of PPE during care the elderly. The study aimed to identify the relationship between Knowledge and Behaviors of Caregivers in Using Personal Protective Equipment (PPE) at the Elderly Social Institutions in Jakarta. This research used quantitative with cross-sectional design, involving 99 respondents. The result showed that there was no significant relationship between knowledge and behavior of caregivers in using PPE. (x2 = .78; p = .377). The study concluded that there was no relationship between knowledge and behaviors of caregivers in using PPE at the elderly social institution Jakarta. The study suggested further research concerning factors affecting behaviors of caregiver in using PPE.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S62945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asriyati Amanah Fahmi
Abstrak :
ABSTRAK
Petugas pendamping perawatan lansia di panti sosial yaitu perawat dan pramusosial. Situasi, kondisi dan lingkungan yang dihadapi dalam merawat lansia dapat menjadi penyebab stres sampai dengan kelelahan petugas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres kerja dengan kelelahan pada petugas pendamping perawatan lansia. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini melibatkan 55 petugas pendamping perawatan lansia dari dua Panti Sosial Tresna Wreda di Jakarta. Pengumpulan data menggunakan kuesioner modifikasi dari Fatigue Assessment Scale FAS dan Work Stress Scale WSS untuk petugas perawatan lansia. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan bermakna dengan pola positif r= 0.439, p= 0.001 . Disimpulkan bahwa tingkat kelelahan akan meningkat seiring dengan tingkat stres kerja. Untuk mengurangi tingkat stres dan kelelahan, kepala panti sosial dapat menetapkan jadwal rotasi tempat kerja dan membuat program pelatihan merawat lansia.
ABSTRACT
Elderly care attendants are nurse and pramusosial aka nursing assistants . Situation, condition and environment from caring for the elderly can be a cause of stress until fatigue in care attendants. This study aims to determine the correlation between level of work stress and fatigue in an elderly care attendants. The design of this study was cross sectional with purposive sampling. This study involved 55 care attendants from two Social House Tresna Wreda in Jakarta. The data collection used a modification questionnaire from Fatigue Assessment Scale FAS and Work Stress Scale WSS for elderly care attendants. Pearson rsquo s correlation test results showed significant relationship with positive pattern r 0.439, p 0.001 . It was concluded that the level of fatigue will increase with the level of work stress. To reduce the level of stress and fatigue in care attendants, the head of social house can establish a workplace rotation schedule and create a training program for caring the elderly.
2017
S69777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>