Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Murti Rinta Budiwati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S7150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmahwaty
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang : Usia Harapan Hidup (UHH) diperkirakan pada 2014 sudah mencapai 72 tahun. Peningkatan tersebut akan berdampak pada peningkatan jumlah lansia. Pada tahun 2050 mencapai 2 milyar lansia. Meningkatnya jumlah lansia menjadi perhatian kita semua, baik pemerintah, lembaga masyarakat maupun masyarakat itu sendiri. Kementerian kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan indikator dalam pelayanan kesehatan lanjut usia. Namun dalam pelaksanaannya, target indikator tersebut masih belum tercapai, terutama skrining kesehatan pada 100% lansia di panti werdha.

Tujuan : Mengembangkan sistem informasi pemantauan status kesehatan lansia agar dapat memonitoring status kesehatan lansia.

Metode : menggunakan metode kualitatif dan System Development Life Cycle (SDLC).

Hasil : Dengan dikembangkannya sistem informasi pemantauan status kesehatan lansia berbasis panti werdha, maka panti werdha dapat memberikan informasi capaian skrining kesehatan lansia dipanti kepada puskesmas dan suku dinas kesehatan. Selain itu, keluarga lansia juga dapat memonitoring status kesehatan lansia.

Kesimpulan : Pengembangan sistem informasi ini menghasilkan data status kesehatan individu lansia dilevel panti terkait capaian indikator skrining kesehatan pada 100% lansia dipanti yang dapat dimanfaatkan oleh puskesmas, suku dinas kesehatan maupun keluarga lansia.
ABSTRACT
Background: life expectancy estimated in 2014 has been reached 72 years. The increase will have an impact on the increasing number of elderly. In 2050 will be reached 2 billion elderly. The increasing number of elderly being attention for government, community agencies and the community itself. Indonesian republic's ministry of health has set an indicator in elderly health care. But in practice, the target indicator is still not achieved, especially at 100% health screening elderly in nursing homes.

Objective: develop monitoring health status information systems to elderly.

Methods: using qualitative methods and System Development Life Cycle (SDLC).

Results: developed of monitoring information system based on the health status of elderly nursing homes, can provide performance indicator of elderly health screening to the primary health care and district of health. In addition, elderly relatives can also monitor the health status of elderly.

Conclusion: these information system development to produce health status data of elderly individuals associated performance indicators nursing homes at 100% health screening elderly in nursing homes, which can be used by primary health care, district of health and elderly families.
2013
T35172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Farhana
Abstrak :
Lansia termasuk kedalam kelompok rentan dan bergantung pada kelompok usia produktif. Peran pemerintah dalam melindungi dan meningkatkan kesejahteraan lansia salah satunya melalui pelayanan pada Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) atau panti werdha. Caregiver memiliki peran dalam memberikan pelayanan secara langsung pada lansia. Pentingnya perilaku caring caregiver dapat meningkatkan aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku caring caregiver di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jakarta dan hubungan antara karakteristik caregiver dengan perilaku caring caregiver. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Analisa data menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Spearman (CI 95%). Responden caregiver terdiri dari 35 orang yang dipilih dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen Caring Behavior Inventory (CBI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku caring caregiver memiliki hasil yang baik (85,5%). Tidak terdapat hubungan antara karakteristik caregiver seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, dan pelatihan terkait perilaku caring caregiver dengan penerapan perilaku caring caregiver (p>0,05). Tingginya perilaku caring caregiver dapat terus ditingkatkan dan dipertahankan oleh panti werdha serta penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai faktor lain yang memengaruhi perilaku caring caregiver. ...... Elderly belongs to vulnerable groups and depend on the productive age group. The roles of the government in protecting and improving the welfare of the elderly is through services at the elderly social institution. The caregiver has roles in providing services directly to the elderly. The importance of the caregiver caring behavior can improve services and various aspects of the elderly. The purpose of this study was to determine the description of caregiver caring behavior in elderly social institution Jakarta and the relationship between caregiver characteristics with caregiver caring behavior. The design of this research is descriptive observational with a cross-sectional approach. Data were analyzed with the Mann-Whitney Test and Spearman Test (CI 95%). 35 caregiver respondents who served in elderly social institution Jakarta were selected by the total sampling technique. Data collected with a caring behavior inventory (CBI) questionnaire. The results showed that caring behavior in caregiver had good results (85.46%). There is no relationship between caregiver caring behavior with caregiver characteristics specifically age, gender, educational program level, length of work, and training regarding caring caregiver behavior (p > 0.05). The high behavior of caring applied by the caregivers can be continuously improved and maintained by the elderly social institution and further research can further investigate other factors that influence caregiver caring behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanuva Endang Tri Setyaningsih
Abstrak :
Populasi lansia yang meningkat memerlukan perawat yang cukup di panti werdha. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran motivasi perawat untuk bekerja di panti werdha Pemerintah DKI Jakarta melalui cross sectional dengan deskriptif sederhana. Perawat yang bekerja di panti werdha pemerintah DKI Jakarta sebanyak 15 orang merupakan responden secara total sampling. Hasil penelitian menunjukkan 86,7% perawat mempunyai motivasi sedang dan lainnya mempunyai motivasi yang tinggi, dimana sifat pekerjaan, penghargaan dan hubungan interpersonal menjadi motivator untuk bekerja di panti werdha pemerintah. Dari hasil penelitian tersebut, disarankan agar meningkatkan kualitas kondisi kerja, status dan jenjang karir, pendapatan dan keamanan kerja untuk menjaga motivasi perawat. ...... Nurses are needed to handle increased number of elderly. The purpose of this study was describing nurses motivation to work in Jakarta government institution. This is a descriptive research design using total sampling in 15 nurses. The result showed that 86,7% nurses have enough motivation level to work in goverment institution, and the others have high level of motivation, where the work itself, appreciation, and relationship are the motivator to work in government institutions. The result suggest that to keep the nurse’s motivation with improving the quality of working condition, career status, income and job security in government institutions.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Rijal
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan: untuk mengetahui prevalensi inkontinensia urin, sebaran tipe inkontinensia urin dan faktor-faktor risiko yang berhubungan pada wanita yang berusia diatas 50 tahun.

Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang. Sebanyak 278 wanita berusia diatas 50 tahun yang tinggal di panti werdha, telah dilakukan wawancara secara terpimpin menggunakan kuesioner Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis (QUID) yang telah diterjemahkan dan divalidasi. Hasil prevalensi inkontinensia urin disajikan dalam bentuk proporsi/persentase, sedangkan hubungan antara faktor risiko dengan kejadian inkontinensia urin dianalisa dengan uji chi square atau uji Fisher bila syarat uji chi square tidak terpenuhi, dan juga dilakukan uji multivariat.

Hasil: dari 278 subyek penelitian, didapatkan sebanyak 95 orang (34,2%) menderita inkontinensia urin. Dengan sebaran tipenya adalah sebagai berikut: inkontinensia urin tipe campuran 67 orang (70,5%), inkontinensia urin tipe tekanan 17 orang (17,9%) dan inkontinensia urin tipe desakan 11 orang (11,6%). Indeks massa tubuh (IMT) berlebih dan obesitas tidak memiliki hubungan dengan kejadian inkontinensia urin (p> 0,05), mungkin pada penelitian ini jumlah subyek dengan IMT berlebih dan obesitas jumlahnya terlalu kecil. Sedangkan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan inkontinensia urin adalah: usia diatas 60 tahun (OR 7,79, p= 0,021), menopause >10 tahun (OR 5,08, p=0,004), dan multipara (OR 1,82, p=0,019). Pada saat dilakukan uji multivariat, faktor risiko usia diatas 60 tahun didapatkan menjadi tidak berhubungan dengan kejadian inkontinensia urin (p> 0,05). Hal ini disimpulkan bahwa faktor usia diatas 60 tahun bukan merupakan faktor tunggal akan terjadinya inkontinensia urin melainkan multifaktor.

Kesimpulan: penelitian ini mendapatkan angka prevalensi inkontinensia urin pada wanita yang tinggal di panti werdha adalah sebesar 34,2%. Sedangkan sebaran tipe inkontinensia urin adalah: inkontinensia urin tipe campuran 67 orang (70,5%), inkontinensia urin tipe tekanan 17 orang (17,9%) dan inkontinensia urin tipe desakan 11 orang (11,6%). Faktor-faktor risiko inkontinensia urin adalah: menopause >10 tahun dan multipara.
ABSTRACT
Aim: to identify the prevalence of urinary incontinence, the distribution of the type of urinary incontinence and and related risk factors in women older than 50 years.

Method: this is a descriptive study with cross sectional design. Two hundred and seventy eight women older than 50 years old living in nursing house were interviewed using the Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis (QUID) that has been translated and validated previously. The prevalence result will be presented in the form of percentage; while the relationship between risk factors and the incidence or urinary incontinence will be analyzed using chi square test or Fisher’s exact test if the requirement for chi square test is not met, and multivariate analysis.

Result: Of 278 research subjects, we obtain 95 subjects (34,2%) suffering from urinary incontinence. And the distribution of the type is as follow: 67 subjects (70,5%) with mixed urinary incontinence, 17 (17,9%) with stress urinary incontinence and 11 subjects (11,6%) with urge incontinence. Overweight and obesity body mass index (BMI) are not related with the prevalence of urinary incontinence (p> 0,05), probably in this research the number of subjects with overweight and obesity is too small. While factors related to urinary incontinence are age older than 60 years (OR 7,79, p = 0,021), menopause ≥10 years (OR 5,08, p=0,004) and multiparity (OR 1,82, p = 0,019). When multivariate analysis was done, the risk factor age older than 60 years becomes not related to urinary incontinence (p>0,05). Thus it can be inferred that age older than 60 years is not a singular factor of urinary incontinence but rather a multifactor.

Conclusion: This study shows that the prevalence of urinary incontinence in women living in nursing home is 34,2%; while the distribution of the urinary incontinence is: 67 subjects (70,5%) with mixed urinary incontinence, 17 subjects with stress urinary incontinence (17,9%) and 11 subjects (11,6%) with urge urinary incontinence. Risk factors for urinary incontinence are: menopause ≥10 years and multiparity.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septirina Rahayu
Abstrak :
Lanjut usia merupakan kelompok yang rentan terhadap penurunan kemampuan fungsional, dalam menghadapi penyesuaian tempat tinggal dan kehilangan orang-orang terdekat,akan dipengaruhi pula oleh pengalaman hidup sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai pengalaman lansia tinggal di panti sosial tresna werdha dalam menjalani kehidupan masa tua.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari enam orang lansia yang tinggal di panti. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam sesuai dengan tujuan penelitian, serta analisis data hasil wawancara menggunakan tahapan analisis menurut Collaizi. Temuan hasil penelitian ini terdapat tiga tema yaitu, kebutuhan kehidupan mandiri dan sistem pendukung sebagai alasan tinggal di panti,respon penyesuaian kehidupan di panti dan dukungan keluarga sebagai faktor pendukung untuk tetap tinggal di panti. Untuk meningkatkan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti, petugas berupaya memberikan pelayanan yang baik dalam merawat lansia
Elderly people are vulnerable to the decline in the functional ability. The need to adjust their current life and change of residence, well as the loss of relatives. This situation is very influenced by their prior life experiences. The aim of this study was to gain an overview of the experience of the elderly living in elderly residental home (Panti Sosial Tresna Werdha/PSTW). The study used qualitative method with descriptive phenomenology approach. Participants in this study consisted of six elderly people who live in the institutions. Data were collected through in deph interviews in accordance with the purpose of research, and analysis of data from interviews using the analysis stage by Collaizi. Three themes emerged from this study namely independent liiving needs and support systems as a reason for staying at PSTW, adaptive response of life in PSTW, and family support as a contributing factor to remain at PSTW. To improve the quality of life of elderly people who live in institutions , officials seek to provide good service in caring for the elderly.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Riyanto Wreksoatmodjo
Abstrak :
Peningkatan harapan hidup manusia akan menambah populasi lanjut usia diikuti dengan peningkatan problem, antara lain penurunan fungsi kognitif. Salah satu faktor risiko penurunan fungsi kognitif ialah social engagement yang dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal. Penelitian dilakukan menggunakan metode cross sectional di kelurahan Jelambar dan Jelambar Baru, Jakarta atas 286 lanjut usia yang tinggal di keluarga dan di panti werdha menunjukkan adanya pengaruh social engagement terhadap fungsi kognitif lanjut usia, terutama di kalangan panti werdha. Social engagement buruk berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif setelah dikendalikan oleh aktivitas kognitif, khususnya pada kelompok social engagement buruk dan tinggal di panti; di kelompok lanjut usia perempuan, social engagement buruk berhubungan dengan fungsi kognitif lebih rendah. Komponen social engagement yang paling berperan terhadap fungsi kognitif para lanjut usia adalah aktivitas di masyarakat dan keanggotaan di kelompok masyarakat lain. Kegiatan ke luar rumah dan berbelanja, dan kerja sukarela/amal merupakan komponen aktivitas di masyarakat yang paling berpengaruh. Di kalangan perempuan, komponen social engagement yang paling berpengaruh adalah keanggotaan di kelompok lain. Aktivitas kognitif yang terbesar pengaruhnya adalah masak sendiri dan menonton siaran televisi berita. ......The increase of life expectancy brings a problem of elderly, among others is problem of cogntive decline. One of the risk factors for cognitive decline is social engagement which can be influenced by living environment. This research was done with cross sectional method in kelurahan Jelambar and Jelambar Baru with 286 respondents living in family and institution. Social disengagement was associated with lower cognitive function, especially in institution, influenced by cognitive activity. Among women, social disengagement was associated with lower cognitive function. The most important component of social engagement are to become a member of social club and active in the community, especially outdoor activities and doing shopping for daily needs. Among women, the most important component of social engagement is to become a member of social club. Cognitive activity with biggest influence on cognitve function are self-cooking and watching news in television.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
D1391
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nancy Natapura
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1973
S2209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Cahyaning Tyas
Abstrak :
Ketika seseorang telah memasuki usia 60 tahun, maka ia dikatakan telah memasuki fase lanjut usia. Saat memasuki fase ini, terjadi penurunan pada kondisi tubuh, baik secara fisik maupun mental. Oleh sebab itu sebagai sebuah tempat yang dihuni oleh lansia, maka sudah selayaknya panti werdha memenuhi kebutuhan para lansia salah satunya adalah kebutuhan terhadap interaksi sosial. Dalam skripsi ini dilakukan pendekatan dengan menganalisis setting ruang panti werdha dari segi ukuran dan bentuk ruang, pemilihan perabot dan penataannya, warna yang digunakan, serta unsur lingkungan ruangnya. Akan dibahas mengenai bagaimana keempat faktor tersebut dapat berpengaruh pada interaksi sosial antar penghuni di dalam sebuah panti werda. Mengambil Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan sebagai studi kasus, dan didapat hasil bahwa pengaturan interior ruang tidak secara sengaja didesain untuk memfasilitasi atau mendorong terjadinya interaksi sosial antar lansia. ......When a person has turn 60 years old, then he has entered the elderly phase. The body condition will decline both physcally and mentally. As a place is inhabited by the elderly, so it has to meet the need of the elderly, one of them is the need of social interaction. This undergraduate thesis uses analyzing the rooms setting of a nurshing home in term of size and shape of space, furniture selection and arrangement, the colors used, and elements of the spatial environment as the approach and how these four factors can affect the social interaction between elderlies in a nursing home. Taking Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan as study case, and obtained the result that the interior rooms setting is not deliberately designed to facilitate or encourage social interaction among the elderly.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noveria Sri Indrayati Frederick
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S2199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>