Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suharti Kurniawan
"Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto merupakan rumah sakit rujukan tingkat I bagi instalasi kesehatan TNI dengan 20 jenis spesialisasi. Angka kunjungan pasien rawat jalan RSPAD Gatot Soebroto cukup tinggi sehingga perlu terus meningkatkan mutu pelayanan rawat jalan terutama dengan mempersingkat waktu tunggu dalam sistem antrian pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu tunggu seorang pasien, karakteristik sistem antrian dan mengembangkan model antrian yang sesuai yang dapat diterapkan di poliklinik Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Cross Sectional atau penelitian operasional dengan analisa kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari seluruh pasien yang datang ke poliklinik Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto dari tanggal 15 April 2002 sampai dengan tanggal 26 April 2002 mulai pukul 7:00. 12:00.
Hasilnya menunjukkan bahwa pola kedatangan rata-rata pasien per jam selama 2 minggu penelitian adalah 19 orang per jam untuk pasien Ginjal dan Hipertensi dan 31 orang per jam untuk pasien DM dan GE. Disiplin antrian pada umumnya bersifat FIFO (First In First Out) dan struktur antriannya adalah Multi Channel Multi Phase. Rata - rata waktu pelayanan sesungguhnya yang diberikan untuk setiap pasien secara keseluruhan adalah 10 merit 43 detik. Rata - rata lama waktu rekam medis dalam sistem di seluruh bagian pelayanan untuk pasien Ginjal dan Hipertensi adalah 56 merit 54 detik sedangkan untuk pasien DM dan GE adalah 1 jam 26 menit 43 detik.
Untuk mengurangi lamanya waktu tunggu maka dibuatlah model antrian. Hasil simulasi dan model tersebut didapatkan bahwa rata - rata waktu rekam medis pasien dalam sistem dapat berkurang selama 48 menit 30 detik untuk pasien Ginjal dan Hipertensi dan 83 menit 15 detik untuk pasien DM dan GE. Daftar Pustaka : 19 bush ( 1979 - 2000 )

Development of a Queuing Model for Outpatients at the Internal Disease Polyclinic of the Gatot Soebroto Army Ground Forces Central Hospital (RSPAD Gatot Soebroto)Being the top referral military hospital the Gatot Soebroto Army Ground Forces Central Hospital (RSPAD Gatot Soebroto ) consisting of 20 different specialities has a high number of outpatients so need to upgrade the service quality by decrease the waiting time in the queuing system.
The purpose of this research is to obtain the exact information about the length of waiting time, the characteristic of the queuing system and develop the appropriate queuing model that can be applied at the Internal Disease Polyclinic of the Gatot Soebroto Hospital.
This research is Cross Sectional or Operational Research with quantitative analysis. The samples for this research are all of the outpatients who come to the Internal Disease Polyclinic of the Gatot Soebroto Hospital from April 15, 2002 until April 26, 2002 from 7:00 am until 12:00 am.
The result of this research shows that the average of the arrival rate of patients per hour for two weeks is 19 patients for Kidney and Hypertension patient and 31 patients for Diabetes and Gastro Enterohepatology patient. The queuing discipline is FIFO (Firsf In First Out) and the queuing structure is Multi Channel - Multi Phase. The average of service time for each patients is 10 minutes 43 seconds. The average time a patient spends in the system for Kidney and Hypertension patient is 56 minutes 54 seconds and for Diabetes and Gastro Enterohepatology patient is 1 hour 26 minutes 43 seconds.
From the simulation shows that the average time a patient spends in the system time can be reduced 48 minutes 30 seconds for Kidney and Hypertension patient and 83 minutes 15 seconds for DM and GE patient. By applying one of the queuing models is hoped that the waiting time of patients will be significantly reduced.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emmy Harniyati
"ABSTRAK
Pesatnya perkembangan perumahsalatan akibat bergesernya nilai dan norma yang ada di masyarakat menuntut pelayanan yang bermutu dari rumah sakit. Rumah sakit diharapkan mampu menjawab semua tantangan yang ada sesuai keinginan dan tuntutan dari masyarakat sendiri dalam menjalankan fungsinya sebagai pelayanan kesehatan.Unit rawat jalan merupakan basis terdepan dan sebagai ujung tombak pelayanan sehingga merupakan "image" pertama yang dinilai oleh pengguna jasa rumah sakit. Oleh karenanya dalam rangka upaya meningkatkan mutu pelayanan pihak manejerial rumah sakit memerlukan suatu pendekatan yang berorientasi kepada pihak pengguna jasa melalui persepsi mereka.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran karakteristik pengguna jasa dan memperoleh gambaran persepsi mereka melalui pengukuran skala kepuasan serta akan mencari faktor-faktor mana yang berhubungan dengan kepuasan ataupun ketidak puasan mereka.
Tehnik analisa yang dipakai selain secara deskriptif untuk memperoleh gambaran karakteristik pengguna jasa juga digunakan analisa Bivariat dengan uji Chi Square untuk melihat hubungan kepuasan pengguna jasa dengan faktor-faktor yang melatar belakanginya.
Hasil penelitian diperoleh gambaran karakteristik pengguna jasa dan dari analisa hubungan menunjukkan hampir semua faktor yang diduga mempengaruhi persepsi pengguna jasa terbukti mempunyai hubungan kecuali faktor persepsi Biaya. Selain itu diperoleh gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak puasan mereka yang mempunyai jumlah yang terbesar pada faktor Perilaku disusul faktor Waktu dan Lingkungan. Apabila dijabarkan adalah sebagai berikut:
Untuk faktor Perilaku terutama terhadap Perilaku Perawat, faktor Waktu terutama adalah lamanya menuuggu Obat di Apotik dan menugggu pemeriksaan sedangkan untuk faktor Lingkungan terutama adalah masalah kebersihan Toilet.
Untuk itu beberapa Saran yang dapat disumbangkan untuk kepentingan RSAB Harapan Kita adalah perlunya pembinaan terhadap petugas yang berfungsi sebagai " The major Caring Profession "dalam melayani penggtma jasa melalui Komite Medik dan melibatkan mereka dalam kegiatan fungsi marketing rumah sakit. Disamping itu disarankan pula beberapa saran lain yang menyangkut usaha perbaikazi,tindakan korektif dan tindakan inovatif.

ABSTRACT
Perceptions of Users on The Appearance of Outpatients Unit of "Harapan Kita" Maternity and Children's Hospital in 1995The fast growth of hospital business as the result in the shift of values and norms within the community demands quality service from the hospital. A hospital is expected to be able to meet all existing challenges in accordance with the wishes and demands of the community itself in carrying out its function as a health service. The outpatients unit constitutes the fore-most base and the spearhead of service so that it constitutes the first "image" that will be evaluated by hospital service users. Therefore, in the effort to improve the quality of service, the hospital management needs to have an approach which is oriented to service users through their perceptions.
The purpose of this research is to find out the characteristics of users and to have their perceptions by measuring their scales of satisfaction and to find out which factors are connected with the satisfaction or none satisfaction of the users.
The techniques of analysis used besides the descriptive one in order to get the characteristics of the users, also the Bivariat analysis with the Chi Square test to see the connection between the users satisfaction and the background factors.
The results of the study indicate that from the characteristics of service users and the analysis of connection, we can see that almost all factors suspected to influence th"users4 perceptions do have a connection except for the perception on costs. Besides this, The factors which cause dissatisfaction on their part the largest in number are Behaviour followed by Time and Environment. Broken down they are like this: For the Behavioural factor particularly of the Nurses, for the time factor, the length of time one has to wait to get medicine at the Dispensary and waiting to be examined, for the Environment factor, the foremost the cleanliness of the Toilets.
For this reason, we recommend in the interest of "Harapan Kita" Maternity and Children Hospital (RSAB) to develop the personnel whose function is that of "Major Caring Profession" in serving the users through a Medical Committee and involving them in the marketing function of the hospital.
Besides this, it is also recommended actions regarding improvements, corrective actions and innovative actions.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Indahsari
"Pandemi COVID-19 telah menyebabkan penurunan tren kunjungan langsung pasien rawat jalan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Penggunaan telehealth menjadi alternatif solusi dalam merespon tantangan pelayanan kesehatan akibat pandemi COVID-19. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran implementasi telehealth pada pasien rawat jalan di beberapa negara maju selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggukanan metode scoping review. Pencarian literatur dilakukan melalui online database yaitu PubMed, ScienceDirect, Scopus, dan Sage Journal. Terdapat 22 studi yang termasuk ke dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan penggunaan telehealth pada masa pandemi COVID-19 oleh pasien rawat jalan. Negara -negara maju yang termasuk dalam penelitian ini yaitu Negara Amerika, Australia. Inggris, Italia, Jerman dan Polandia. Jenis layanan telehealth yang digunakan meliputi telekonsultasi, telemedicine, telemonitoring, teleneurologi, virtual care, virtual visit, dan video-observed therapy. Media yang digunakan selama menggunakan layanan telehealth oleh pasien yaitu audio telepon, panggilan video, dan aplikasi berbasis web. Implementasi telehealth selama pandemi COVID-19 telah memberikan manfaat bagi pasien rawat jalan. Namun, masih terdapat hambatan dan tantangan dalam pengimplementasian telehealth di beberapa negara maju dan begitupun dengan implementasi di Indonesia. Sehingga, masih diperlukan adanya upaya -upaya perbaikan dan pengembangan berkelanjutan untuk mendapatkan manfaat dari layanan telehealth yang lebih baik untuk pelayanan kesehatan.

The COVID-19 pandemic has led to a decrease in the trend of outpatient in-person visits to healthcare facilities. Telehealth is an alternative solution in responding to the challenges of health services due to the COVID-19 pandemic. This study aims to describe of telehealth implementation in outpatients in several developed country during pandemic COVID-19. This tudy used a scoping review method. Literature searches are carries out through online databases namely Pubmed, ScienceDirect, Scopus, and Sage Journal. There were 22 studies included in this study. The results showed that there was an increase in the use of telehealth during the COVID-19 pandemic by outpatients. The developed countries include in this study are America , Australia. English, Italian, German and Polish. The types of telehealth services used include teleconsultation, telemedicine, telemonitoring, teleneurology, virtual care, virtual visits, and video-observed therapy. The media used while using telehealth services by patients are telephone audio, video calls, and web-based applications. The implementation of telehealth during the COVID-19 pandemic has provided benefits for outpatients. However, there are still has challenges in implementing telehealth in several developed countries and in Indonesia. Thus, there is still a need for continuous improvement and development to get benefit from better telehealth services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertha Farida
"Latar belakang: Empat puluh sampai enam puluh satu persen dari pelayanan di rumah sakit adalah pelayanan keperawatan yang diberikan pada rawat jalan dan rawat inap. Mutu asuhan keperawatan yang diberikan melalui pendekatan proses keperawatan merupakan barometer baik buruknya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Proses keperawatan yang diterapkan sebagai pendekatan penyelesaian masalah di RSJHK Jakarta belum baik sekitar 50,5% (pengamatan Tim audit kep, 2000), yang menyebabkan masalah keperawatan klien diselesaikan tidak secara tuntas. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran hubungan karakteristik perawat, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi pekerjaan dengan pelaksanaan proses keperawatan di RSJHK Jakarta.
Disain dan metodologi. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Data yang digunakan adalah data primer dan responden. Sampel 134 perawat pelaksana. Pengolahan data dengan analisis univariat, analisis bivariat dengan Uji Chi Square Tingkat kemaknaan 95%.
Hasil. Didapatkan: umur rata-rata perawat 31 tahun, 79,1% perempuan, lama kerja rata-rata 8 tahun, 56% telah kawin, 91,8% dengan latar belakang pendidikan DIII Keperawatan dan seluruhnya telah mendapat pendidikan tambahan, 70,9% perawat dengan tingkat tanggung jawab perawat pelaksana, .88,8 % ada bimbingan teknis dari perawat senior dan 69,4% ada supervisi kepala ruangan dalam pelaksanaan proses keperawatan. Proses keperawatan belum termasuk kategori baik dengan cut off point 80% disebabkan oleh: belum mengikuti pelatihan pelaksanaan proses keperawatan, kurang pemahaman, kurang tenaga, beban kerja berat, proses keperawatan menyita waktu, tugas lain selain tugas pokok, tidak ada bimbingan, arahan, evaluasi dan umpan balik dari kepala ruangan. Analisis bivariat didapatkan 9 dari 10 variabel yang diteliti tidak berhubungan secara bermakna dengan pelaksanaan proses keperawatan, namun mempuayai hubungan yang positif dengan pelaksanaan proses keperawatan kecuali pendidikan formal dan tingkat tanggung jawab. Hal ini diasurnsikan karena tuntutan tugas terhadap sumberdaya keperawatan dengan tingkat pendidikan lebih tinggi tidak ada perbedaan dengan perawat dari latar belakang pendidikan yang lebih rendah, sehingga tidak ada tantangan untuk bekerja lebih baik. Demikian juga dengan tingkat tanggung jawab antara perawat pelaksana dan ketua tim, didapatkan tidak ada perbedaan tuntutan tanggung jawab dalam pelaksanaan proses keperawatan. Supervisi kepala ruangan berhubungan bermakna secara statistik dengan pelaksanaan proses keperawatan dengan a = 0,04.
Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan proses keperawatan di ruang rawat inap RSJHK Jakarta belum termasuk kategori baik (<80%). Pengkajian, Perencanaan dan Evaluasi berkisar antara 73% - 77% sedangkan diagnosa dan implementasi masing-masing 80,3% dan 89,4%. Persentase rata-rata proses keperawatan 78,2%, lebih tinggi dari hasil pengamatan tim audit keperawatan terhadap pelaksanaan proses keperawatan (50,5%) pada tahun 2000. Ditemukan supervisi kepala ruangan berhubungan bermakna secara statistik dengan pelaksanaan proses keperawatan pada a < 0,05.
Saran: Mengacu pada kesimpulan, peneliti menyarankan agar bidang keperawatan sebaiknya mengevaluasi kinerja kepala ruangan dalam pelaksanaan supervisi kegiatan pelaksanaan proses keperawatan yang dilakukan perawat pelaksana di ruang rawat inap RSJHK Jakarta. Agar kepala ruangan meningkatkan kegiatan supervisi berupa birnbingan, arahan dan evaluasi terhadap kegiatan pelaksanaan proses keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana.

Analysis of Factors Relate To the Implementation of Nursing Process in Inpatient Room of the Rumah Sakit Jantung Harapan Kita JakartaIntroduction: Forty to sixty one percent of hospital services are nursing services which is provided in to inpatients and outpatients. The quality of nursing care which is delivered by nursing process as an approach is a barometer of health services in the hospital. The nursing process as an approach to solve the nursing problem in the RSJHK Jakarta has done up to about 50.5% (Observation of the Nursing Audit Team, 2000) that may lead to incomplete solution of the client problems. The purpose of this study was to get the correlations of nursing, work and work-environment characteristics and the implementation of nursing process in the RSJHK Jakarta.
Design and Methodology: This study was the descriptive-analytic research with cross-sectional design. The data used were primary data. Sample involved 134 nursing staffs. The univariat and bivariat analysis were applied for this study. The level of significance was 95%.
Results: The average of age of the nurses was: 31 years, 79.1% of them were females, the average of work experience was 8 years, 56% were married, 91.8% educational background of the nurse were DIII of Nursing and all of them got extra education, 70.9% of them were nurses staff, 88.8% got technical guidance from senior nurses and 69.4% got supervision from Head Nurse in the implementation of nursing process. The nursing process does not at good category with cut off point 80% because-of: did not get nursing process training, lack of understanding about the nursing process, lack of nursing staff heavy work load, time-consuming, have extra duty other then nursing duty, no counseling, guidance, evaluation and feed-back from the Head Nurse. From Bivariat analysis 9 of 10 variables were not had a significant correlation with the implementation of nursing process, but have a positive correlation with implementation of nursing process except for formal education and level of responsibility. It was assumed that because of no difference between the duties of nursing staff with high and low level educational background, so there were not challenges for working better of them. Moreover, there were not differences between the responsibilities of nursing staff with team leader in concern of implementation of nursing process. Supervision of Head nurse has significantly correlation statistically with the implementation of nursing process which was; a = 0.04.
Conclusions: From this study there was a conclusion that the implementation of nursing process at Inpatients Room of RSJHK Jakarta was not in good category (<80%). Assessment, Planning and Evaluation range between 73% - 77%, diagnosis was 80.3% and evaluation was 84.9%_ Average percentage of the nursing process was 78.2%, it was higher than the Nursing Audit Team observation in the year 2000 that is just 50.5%. It was also found that supervision of the Head Nurse has a significant correlation statistically with the implementation of nursing process, which was a< 0.05.
Suggestions: Base on the conclusions, the researcher suggest that the Nursing Department should evaluate the Head Nurse performance of the head nurse in giving supervision to the nursing staffs in the implementation of nursing process at Inpatients Room of RSJHK Jakarta. There for, the Head Nurse should improve the activity in relation to the supervision of nursing staff in implementation of nursing process such as guidance, counseling, and evaluation."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T1863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Syahrial
"Pemanfaatan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan hasil interaksi antara pengguna jasa pelayanan kesehatan dalam hal ini pasien (user) dan peyelenggara pelayanan kesehatan (provider), interaksi ini merupakan suatu hal yang sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor.
Rumah sakit Omni Medical Center (RSOMC) adalah sebuah rumah sakit umum swasta yang terletak di daerah Pulomas Jakarta Timur. Tingginya angka kunjungan pada poli rawat jalan kebidanan di RSOMC ternyata tidak diikuti oleh jumlah persalinan di RSOMC yang tinggi juga, oleh karena itu hal ini sangat menarik untuk diteliti dan diketahui apa penyebabnya.
Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Kasus adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di unit rawat jalan kebidanan RSOMC dan melakukan persalinan di RSOMC juga, sedangkan kontrol adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di unit rawat jalan poli kebidanan RSOMC dan tidak melakukan persalinan di RSOMC. Jumlah responden dari kelompok kasus adalah sebanyak 15 orang ibu yang akan dipilih secara simple random sampling dan jumlah responden dari kelompok kontrol adalah sebanyak 15 orang ibu juga dan akan dipilih secara simple random sampling. Jadi jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 30 orang ibu. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel-variabel yang diteliti dengan pemilihan tempat persalinan di RSOMC Jakarta dilakukan analisa Univariat untuk melihat keputusan pemilihan tempat persalinan dan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dan analisa Bivariat untuk melihat pembuktian dan dilakukan perhitungan Odds Ratio dengan menggunakan uji Chi-Square.
Hasil peneltian menunjukan ada hubungan yang bermakna antara variabel biaya dan variabel kemudahan mendapatkan informasi dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RSOMC, walaupun variabel-variabel lain secara statistik tidak menunjukkan hubungan yang bermakna akan tetapi hal tersebut sangat menarik untuk ditelusuri dan perlu dicermati oleh pihak rumah sakit.

Factors Influencing Patient Decision of Mid-Wife-Affairs Outpatients Treatment at Omni Medical Center Hospital Jakarta Toward selection of Place of DeliveryBasically the utilization of health service in the result of interaction between the user (patients) and the providers of health service. The interaction is very complex and influenced by many factors.
Omni Medical Center Hospital is a private public hospital located at Pulomas region of East Jakarta. The high number of visit to mid-wife-affairs outpatient poly at RSOMC appears not followed by the number of deliveries at RSOMC which is also high. Therefore this matter is very interesting to be and recognized what the reasons are.
This study design is a case control. The case is a pregnant mother, her pregnancy examined at the mid-wife outpatient treatment unit of RSOMC and also conducting delivery at the RSOMC, while the control is pregnant mother, her pregnancy examined at mid-wife outpatient treatment poly unit of RSOMC and does not conducting delivery at RSOMC. The numbers of respondents of the case group are 15 mothers selected at sample random sampling and the numbers of respondent of the control group are 15 mothers as well as and will be selected at simple random sampling. Thus the total samples at this study are thirty mothers. To know the existence or not of variables studied by selecting place of delivery at RSOMC Jakarta, an Univariat analysis is carried out to see the decision of selection of delivery places at RSOMC and Bivariat analysis to see the verification and carrying out the calculation of Odds Ratio through Chi-Square test.
The result of the study shows that there is a significant relation between variables of cost and variables of facilities to obtain information by the decision of delivery place selection at RSOMC, even thought other variables statistically do not show significant relation but the matter is very interesting to be traced and need to be closely observed by the management of the hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Hartono
"Dalam usaha meningkatkan pendapatan, rumah sakit seyogyanya juga diiringi dengan perbaikan mutu layanan kepada pasien baik medis maupun non medis. Pembayaran secara tempo oleh pasien khususnya pasien jaminan pihak ketiga merupakan perwujudan layanan non medis yang diberikan rumah sakit kepada pasien. Namun hal ini akan berimplikasi buruk kepada struktur permodalan rumah sakit jika tidak ditangani secara hati-hati.
Data laporan keuangan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2002 menunjukan bahwa kondisi pendapatan ruinah sakit dalam bentuk piutang perusahaan jaminan rata-rata adalah sebesar 15% dari pendapatan rawat jalan dan rawat Inap, dengan rata-rata periode penagihan piutang selama 19 hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran penyebab besarnya saldo piutang dan tingginya periode penagihan piutang dengan menggunakan pendekatan sistem. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara mendalam dengan pihak terkait.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penatalaksanaan piutang yang baik belum dilakukan karena terbentur oleh keterbatasan sarana, seperti kurangnya komputer, sistem informasi yang belum terpadu dan kurang jelasnya perjanjian kesepakatan yang dibuat oleh rumah sakit dengan pihak ketiga. Sehingga hal ini sering mengakibatkan lamanya proses penagihan yang dilakukan.
Saran-saran yang dapat diberikan adalah penetapan prosedur kerja dan kebijakan dalam upaya penagihan piutang, penyediaan sarana komputer berikut keterpaduan sistem informasinya dan pengalokasian benefit khusus kepada karyawan yang melakukan proses penatalaksanaan' piutang, yang kemudian itu semua diarahkan untuk tercapainya penatalaksanaan piutang rumah sakit yang ideal.

To Increase its revenue, hospital should provide continuous quality services to its patient in medical as well as non medical services. A temporary payment guaranteed by third parties may become an option for payment. However, this will negatively implicate to the hospital's capital structure if it is not managed carefully.
Based on hospital's financial report from the last three years, it has indicated that about 15% of the total revenue is an account receivables. In which and average collection period is 19 days
Using system approach, this research aims to explore some indicators causing the increasing number using account receivables as well as its collection period. This is a descriptive and analytical research using direct observation and indepth interview to related departments.
This study shows Mekar Sari Hospital has not performed well in management of account receivable. This may cause by lack of computer equipments, management information systems, unclear MoU between hospital and company. These factors may possibly lead to a long period of collecting activities.
There are some recommendations given to the hospital such as setting procedures and policy in collecting account receivables, providing computers as well as networking system and allocating attractive benefit for staffs, and all of that should be shoot to ideal acount receivable achievement.
Bibliografi : 31 (1977 - 2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seno Soebagio Surjaningrat
"ABSTRAK
Apotik di rumah sakit merupakan tempat akhir dari pasien untuk menyelesaikan kunjungannya ke rumah sakit. Sering kali hal ini diabaikan, padahal pasien sudah hampir berada pada puncak kesabarannya, Oleh sebab itu pelayanan di apotik perlu mendapat perhatian khusus terutama dalam mengatur sistem antriannya .
Apotik Rawat Jalan RSUD Gunung Jati melayani pasien selama jam kerja, akan tetapi waktu yang paling sibuk adalah bersamaan dengan mulainya pelayanan poliklinik. Tingginya kedatangan pasien pada jam-jam tertentu, yaitu dari jam 09.30 sampai dengan jam 12.30, dengan rata-rata kedatangan resep 70 lembar per jam menyebabkan antrian panjang. Padahal jumlah petugas yang melayani cukup jumlahnya.
Penelitian ini yang dilakukan pada tanggal 21 sampai dengan 25 April 1997 bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik sistem antrian dan waktu pelayanan di Apotik Rawat Jalan RSUD Gunung Jati dan mencari model yang sesuai untuk diterapkan.
Hasilnya menggambarkan bahwa, resep datang dengan rata-rata 70 per jam mengikuti Distribusi Poisson. Antrian pada umumnya bersifat modified F.I.F.O. Struktur antrian Single Channel Multi Phase. Waktu pelayanan rata-rata 17.5 menit. Secara keseluruhan proses penyelesaian resep memakan waktu sampai 60 menit, dengan distribusi pelayanan yang bervariasi dari hampir uniform sampai ke poisson.
Pada penelitian ini dibahas 3 alternatif untuk mencari model pelayanan yang lebih baik, yaitu (1) menghilangkan kegiatan yang tidak relevan, (2) mengubah susunan pelayanan, (3) mengubah susunan pelayanan dan menghilangkan kegiatan yang tidak relevan. Ketiganya menghasilkan efisiensi yang lebih baik, dengan alternatif 3 yang paling efisien.

ABSTRACT
Analysis of Queuing System for medical Prescription at the outpatients pharmacy of the Gunung Jati Regional General Hospital-CirebonOutpatients Pharmacy of a Regional General Hospital becomes the patient's final destination in finalizing the process of visiting the hospital. It is quite often that its function is disregarded even the fact that the patients are close to the peak of their patience, since the medicine is so important for their recovery. For this reason, the service in a pharmacy must have the serious attention especially when the queing system is being prepared.
Outpatients Pharmacy of the Gunung Jati General Regional Hospital provides services on working hour from 8.00 a.m to 14.00 a.m. However, peak hours happened almost at the same time as the service hour of the polyclinic. High incoming of patients during a certain period between 09:30 up to 12:30 with average number of 70 prescription per hour creates a long queue. Actually there are suffient number of service personnel.
The aim of this study, which was performed between 21 to 25 April 1997, was to obtain a clear picture about the characteristic of queuing system and service time at the outpatients Pharmacy of Gunung Jail Regional General Hospital and then prepared a model which might be applicable to the situation.
The result showed that prescription arrived with average of 70 sheets per hour followed the Poisson distribution. The characteristic of the queue was a generally modified F.I.F.G. The structure of the queue was single channel multiphase with average service time of 17.5 minutes. On the average, the process to complete one prescription take time up to .60 minutes, with service distribution varied from almost uniform to Poisson.
In this study, 3 alternatives were discussed to find out the improved service model, by (1) avoiding irrelevant activities, (2) changing the services arrangement, (3) changing the service arrangement and also avoiding irrelevant activities. Those three alternatives created better efficiency with option number three performed the best.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Mufriady Hanif
"Instalasi rawat Jalan (IRJ) merupakan bagian yang strategis bagi rumah sakit, sehingga kinerja IRJ akan berpengaruh terhadap kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Sebagai pintu gerbang rumah sakit, IRJ merupakan cermin dari rumah sakit, sahingga kesan pertama dari masyarakat terhadap rumah sakit akan didapat dari penampilan dan kinerja IRJ. IRJ RSUP Dr M. Djamil Padang dengan 16 poliklinik spesialis mempunyai angka kunjungan yang tinggi. Namun faktor-faktor apa raja yang berhubungan dengan tingkat permintaan pasien terhadap pelayanan rawat jalan di poliklinik Penyakit Dalam belum diketahui secara pasti.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar tingkat permintaan pasien dan berbagai faktor yang berhubungan dengan tingkat permintaan paien terhadap pelayanan rawat jalan di poliklinik Penyakit Dalam dengan harapan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan jumlah kunjungan rawat jalan.
Metode penelitian adalah studi potong lintang dengan bantuan kuesioner terhadap pasien yang melakukan kunjungan ulangan minimal 2 x dalam tahun 2001 ini di Poliklinik Penyakit Dalam dengan jumlah sampel sebanyak 150 orang. Hasil penelitian memperlihatkan adanya berbagai faktor eksternal dan faktor internal yang kemungkinan berhubungan dengan tingkat permintaan terhadap pelayanan rawat jalan. Dengan bantuan analisis statistik bivariant dan multivariant dapat diketahui adanya beberapa variabel bebas yang mempunyai hubungan bermakna dengan tingkat permintaan pasien sebagai variabel terikat.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel umur, penghasilan keluarga, tempat tinggal, cara pembayaran, keramahan perawat dan kelengkapan spesialisasi mempunyai hubungan bermakna dengan tingkat permintaan pasien. Dari keseluruhan variabel diatas faktor keramahan perawat dan kelengkapan spesialisasi temyata merupakan dua variabel yang sangat berperan.
Disarankan agar dilakukan upaya peningkatan kunjungan rawat jalan dengan memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat permintaan pasien terhadap pelayanan rawat jalan melalui pemasaran yang intensif serta meningkatkan peran dokter dan seluruh karyawan rumah sakit. Pelayanan Kesehatan Sore perlu dipertimbangkan untuk menggaet mereka yang mempunyai penghasilan menengah keatas dan tidak menghendaki birokrasi yang berbelit-belit.

Demand Analysis Of Outpatients At Internal Medicine Department (OPIMD) M.Djamil Hospital in PadangOutpatient department (OPD) is a strategic department in hospital, in this case the OPD performance will influence the hospital performance as whole. OPD is the front gate of hospital, and it is said that OPD is the mirror of the hospital. People first impression will be derived from the OPD performance. OPD M. Djamil hospital has 16 specialist polyclinics and still has high number of the patient visit. But factors related to demand stage analysis have not been confirmed.
The aim of this study is to find several factors related to demand at OPIMD, in hoping that the results can be used to increased OPIMD repeated visits.
A cross sectional study with questionnaires was used for collecting data from patient at OPIMD with repeated visits at least two times in 2001. Based on the formula, minimal sample size were 150.
The results of this study showed different external and internal factors may be related to demand at OPIMD. Statistic analysis, using bivariant and multivariant. Revealed some independent variables which had significant relationship to demand as a dependent variable.
This study concluded that age, income rate, home distances, payments method, nurses courtesy and completeness of medical specialization had significant relationship to demand at OPIMD. From above variables, with used multivariate analysis, nurses courtesy and completeness of medical specialization were two variables that played important role. It is suggested that in order to increase repeated visits at OPIMD, the hospital has to pay attention on certain factors which are related to demand.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikko Yendi Sutrisno
"Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan yang umum di dunia, bahkan tergolong mematikan. Pengobatan TB menggunakan obat anti Tuberkulosis (OAT) berupa isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Penggunaan OAT dapat menimbulkan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ROTD yang dialami pasien pengguna OAT beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada pasien TB paru rawat jalan di RSUD Kota Depok periode Desember 2013 ? April 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pengambilan data secara prospektif menggunakan data kuesioner hasil wawancara dengan pasien dan data resep pasien. Sampel adalah pasien yang mendapatkan OAT dengan lama penggunaan ≤ 3 bulan. Jumlah sampel yang didapat selama penelitian sebanyak 33 orang. Penderita baru TB paru di RSUD Kota Depok sebagian besar adalah wanita (58%), berada pada usia produktif 15-54 tahun (76%), serta merupakan keturunan Jawa, Sunda, dan Betawi. Pasien yang mengalami ROTD sebesar 85%, 65% di antaranya mengalami lebih dari 1 ROTD. ROTD yang dialami yaitu gatal, mual, muntah, pusing, dan kesemutan. Pasien dengan jenis kelamin wanita, berusia lansia (> 54 tahun), memiliki riwayat penyakit lain, dan menggunakan obat non Kombipak/FDC, memiliki persentase lebih besar untuk mengalami ROTD. Sebanyak 71% pasien yang menggunakan OAT merasakan timbulnya ROTD beberapa jam atau pada hari yang sama setelah minum OAT. Usia, jenis kelamin, riwayat penyakit lain, asal suku pasien, dan jenis obat merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya ROTD.

The Tuberculosis (TB) is a popular enough problem of health in the world, in many cases and even can cause the death. The Tuberculosis medication using the anti-Tuberculosis drugs, such as isoniazid, rifampicin, pyrazinamide, and ethambutol. The use of anti-Tuberculosis drugs can cause The Adverse Drug Reactions (ADR) that need to get a special attention. The aims of this research were to evaluate ADR that could happen on the TB pulmonary outpatients who are using the anti-Tuberculosis drugs and the factors which affect it on the patients at RSUD Kota Depok in December 2013 – April 2014 period. The research method that was used is descriptive with the prospective datas collecting method use data questionnaires from interviewed the patients and patient’s data recipes. The sample is the patients who used the anti-Tuberculosis drugs for ≤ 3 months. The samples were gotten during the research are 33 peoples. New patients of TB pulmonary in RSUD Kota Depok are mostly women (58%), in productive ages 15-54 years old (76%), and also from javanese, sundanese, and betawi tribe. The prevalence of patients that feel the ADR is 85%, which 65% patients feel more than 1 ADR. The ADR which was felt is itchy, queasy, vomit, dizzy, and numb. There are 71% patients who consume anti-tuberculosis drugs feel the ADR several hours or in the same day after they have consumed the drugs. The ages, gender, history of other disease, patient’s tribe, and kinds of drugs are the factors that affect the incidence of ADR.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library