Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendrik Lim
"ABSTRACT
Berapa banyak perusahaan yang growth nya amat baik dan memukau pada suatu fase dalam corporate life nya, namun kemudian tidak sustained. Ambillah contoh, Adam Air; Batavia Ain Kedai convenienceSeven Eleven, atau dalam lingkup global, Hanjin Shipping. Berbagai temuan menunjukkan 70 sampai 8000 tidak sustained setelah berumur 4 dekade. Dan kini lifespan tersebut makin lama makin pendek. Mereka gugur beradaptasi. Salah satu ciri sustainability adalah growth. Artikel ini bertujuan untuk melihat apa saja prinsip prinsip yang harus di anut oleh suatu organisasi perseroan, terutama mereka yang ingin memastikan growth yang berkelanjutan."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM : 41 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrik Lim
"ABSTRAK
Berapa banyak perusahaan yang growth nya amat baik dan memukau pada suatu fase dalam corporate life nya, namun kemudian tidak sustained. Ambilah contoh, Adam Air, Batavia Air, Kedai convenience Seven Eleven, atau dalam lingkup global, Hanjin Shipping. Berbagai temuan menunjukkan 70-80% tidak sustained setelah berumur 4 dekade. Dan kini lifespan tersebut makin lama makin pendek. Mereka gugur beradaptasi. Salah satu ciri sustainability adalah growth. Artikel ini bertujuan untuk melihat apa saja prinsip-prinsip yang harus di anut oleh suatu organisasi perseroan, terutama mereka yang ingin memastikan growth yang berkelanjutan."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 42 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Underhill, Brian O.
San Francisco: Berrett-Koehler Publishers, Inc., 2007
658.407 1 UND e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Duke, Chris
London: Open UNiversity Press, 2002
378.1 DUK m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wardana
"Institusi pesantren mempunyai sejarah yang sangat panjang dalam sejarah bangsa Indonesian mulai dari masa kolonialisasi Belanda sampai sekarang. Pesantren menjadi bagian yang tidak tepisahkan dengan budaya lokal masyarakat Indonesian terutama masyarakat jawa, malah pesantren sudah dianggap sebagai sebuah subkultur tersendiri dalam masyarakat. Perjalanan panjang sejarah pesantren dari masa ke masa telah memberikan bentuk tersendiri dalam perkembangan pesantren. Sebagai sebuah institusi yang hadir dalam sebuah ruang yang `tidak hampa udara', mau tidak mau pesantren harus mampu menyesuaikan dan mengembangkan diri seiring dengan perkembanagan zaman dan masyarakat sekitar, namun demikian di sisi lain tidak bisa dipungkiri bahwa pesantren tetap teguh dengan tradisi yang tetap dipertahankan dan dipeliharan dari masa ke masa, dan menjadi sebuah kebanggaan bagi masyarakat pesantren. Kemampuan pesantren untuk tetap exist dan survive di tengah-tengah memang sudah terbukti; dari sejak awal berdirinya di akhir abad sembilan belas sampai sekarang, kondisi pesantren semakin berkembang baik secara kuantitaif maupun kualitatif Banyak faktor yang menyebabkan kenapa pesantren masih tetap bertahan dari dulu sampai sekarang dan tetap menjadi institusi yang berarti dalam masyarakat tertentu baik lewat output dari pesantren itu sendiri maupun dari kharisma pempimpin pesantren tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang membuat pesantren tetap bertahan (survive) dari dulu sampai sekarang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini akan dilihat dari organisasi penyelenggar pesantren, sisi kepemimpinan serta nilai-nilai tradisi yang dimilki oleh pesantren .
Penelitian ini menggunakan metode qualitatif dan dilakukan di pesantren Tebuireng yang berlokasi di desa Cukir, kecamatan Diwek, Jombang Jawa Timur. Pesantren ini mempunyai sejarah panjang mulai dari akhir abad kesembilan belas sampai sekarang tetap survive di tengah-tengah masayarakat. Dari hasil penelitian di pesantren tersebut terlihat bahwa pesantren Tebuireng, ada beberapa hal yang berubah dan dikembangkan di pesantren Tebuireng, misalnya membentuk organisasi penyelengara pesantren dengan suatu badan yaitu Yayasan juga perubahan orientasi kepemimpinan dari tradisional ke arah manajemen modern yang tidak lagi memunculkan figur sentral.
Namum uniknya walapun telah menerapkan manajemen modern, figure pemimpin tetap harus berada di Langan keturunan langsung darah biru kiyai. Begitu juga dalam hal kurikulum, sistem dan bangunan fisik yang terus disesuaikan dengan zaman. Namum demikian nilai-nilai spiritual yang mengarah kepada kesucian batin tetap dipertahankan, nilai-nilai akal budi dan moral seperti nilai keikhlasan, kesederhanaan, mandiri dalam hidup, rasa penghormatan yang kuat terhadap guru atau kiyai serta metode sorogan dan bendongan dalam penyelenggaraan belajar mengajar kitab Islam klasik dengan cara lesehan dalam mesjid tetap dipertahankan walaupun pada saat yang sama, pesantren juga mengadopsi sistem pengajaran modern di ruangan kelas yang menggunakan meja dan kursi.
Dewasa ini,pesantren yang mengklaim dirinya sebagai pesantren salaf (tradisionai) murni sudah sulit dijumpai. Walaupun mereka bangga dengan nama salaf yang senantiasa dilabeikan di belakang nama pesantren, namum pada kenyataan nilai-nilai di luar nilai-nilai salaf tetap diadopsi dalam rangka menyesuaikan diri dengan perkembanagn zaman. Ha! ini pula barangkali yang menyebabkan pesantren dengan segala tradisinya tetap eksist, survive dan tetap bisa diterima di tengah-tengah masyarakat.
Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa pesantren Tebuireng yang didirikan oleh seorang ulama besar, KH. Hasyim Asy'ary dan sekarang dipimpin oleh putranya yaitu KH Yusuf Hasyim dimana telah menghasilkan beberapa tokoh lokal dan nasional terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan tradistradisi tertentu yang mereka anggap masih relevan untuk dipertahankan. Eksistensi pesantren tersebut masih tetap diperhitungkan oleh masyarakat; pesantren ini tetap menjadi `kiblat' persoalan-persoalan keagamaan bagi masyarakat sekitar, anima masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di pesantren tersebut jugs masih cukup tinggi walapun berbagai institusi pendidikan modern sebuah berjaritur dalam masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan pesantren untuk memodifikasi diri dan mempertahankan tradisi yang masih tetap dikehendaki oleh masyarakat, baik dalam hal kepemimpinan, organisai penyelenggaraan pendidikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T12248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Indra Ratnawati Nurrachman Sutoyo
"Studi ini adalah mengenai identitas sosial wanita sebagai suatu kelompok pimpinan organisasi wanita. Selain itu, studi ini juga berupaya memahami pengembangan diri pribadi wanita dalam kelompok tersebut. Fokusnya adalah pada persepsi diri wanita, secara kolektif maupun individual.
Interaksi interpersonal antar sesama wanita mempunyai akar psikologis yang kuat pada keakraban hubungan antara seorang anak perempuan dengan ibunya. Dengan penekanan pada peran dan tugas ibu, serta berlangsungnya siklus menjadi ibu pada setiap generasi, wanita akan tetap melestarikan sikap simbiotik. Sikap demikian ini akan dapat menyulitkan proses kemandirian anak perempuan untuk berkembang menjadi pribadi yang penuh, yang terpisah dari gambaran ibunya. Tetapi sebaliknya, keakraban ini menjadi dasar dari kelekatan psikologis yang kuat antar sesama wanita sebagai suatu kelompok.
Organisasi wanita dapat dipandang antara lain sebagai sarana penyalur aspirasi, penopang diri dan kancah pengembangan diri wanita. Keanggotaan seorang wanita dalam organisasi mempunyai dasar perseptual karena merujuk kepada penempatan wanita sebagai kelompok yang berbeda dengan kelompok pria. Penghayatan subyektif atas kebersamaan sesama wanita ini memberikan suatu identitas sosial tertentu. Ada dua ciri penting yang menandai organisasi wanita. Ciri pertama adalah kelekatan psikologis yang kuat antar sesama wanita yang disebut sebagai female bonding. Karena melalui female bonding ini maka wanita dapat lebih nyaring menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya. Lagipula, wanita dapat saling belajar memahami diri dan sesamanya. Ciri kedua adalah sebagai organisasi yang berada ditengah-tengah masyarakat yang didominasi oleh pria, maka organisasi wanita berada dalam suatu paradoxical reality. Artinya, sekalipun wanita dan pria hidup bersama-sama dalam masyarakat tetapi ada suatu perbedaan cara pandang antara wanita dan pria terhadap realitas sosial masyarakatnya. Perbedaan cara pandang ini hams dihadapi wanita bilamana ia ingin menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya.
Studi ini mengeksplorasi bagaimana wanita mempersepsi dirinya, baik secara kolektif, maupun secara individual. Responden studi adalah kelompok pimpinan organisasi wanita KOWANI dan empat organisasi anggotanya. Untuk dapat melihat persepsi diri, maka kepada responden diberikan kuesioner, disamping diadakan wawancara terbuka. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana persepsi diri wanita sebagai kelompok yang tercermin melalui identitas sosialnya. Sedangkan untuk melihat bagaimana persepsi atas diri pribadi dan pengembangannya dalam organisasi wanita dilakukan wawancara mendalam terhadap seorang responden yang bersedia dan terbuka menuturkan kisahnya.
Responden studi ini adalah tiga puluh delapan orang yang dapat terjaring selama dua setengah bulan pengumpulan data lapangan. Karena tujuannya adalah untuk memahami persepsi diri dari perspektif subyek itu sendiri, maka pemahamannya bersifat kualitatif.
Atas dasar telaahan terhadap berbagai pandangan tentang wanita Indonesia, studi ini mengasumsikan dua hal. Pertama, identitas sosial wanita Indonesia sebagai kelompok pimpinan organisasi wanita KOWANI bertumpu pada konsep ibu yang mendapat penopangannya oleh female bonding. Kedua, kelompok wanita dapat mempunyai peran mengembangkan diri pribadi wanita bila ditopang oleh derajat kesadaran diri pribadi yang relatif tinggi dari wanita itu sendiri.
Dengan menggunakan tehnik analisa isi terhadap kelompok responden diperoleh hasil sebagai berikut ini. Secara kolektif, persepsi diri wanita terkait pada berbagai aspek ketubuhan, agama/keyakinan dan aspek sosial yang dapat dirinci atas suami, anak, kelompok wanita, negara dan pria. Sekalipun keterkaitan diri pribadi wanita sangat luas hingga menjangkau batas-batas agama dan negara, tetapi diri pribadinya senantiasa dipersepsikan dengan perannya sebagai ibu. Dari semua aspek ini, keterkaitan diri pribadi pada aspek sosial, yakni dengan sesama kelompok wanita mendapat respons yang paling banyak. Keadaan ini menunjukkan betapa female bonding menjadi ciri yang menonjol dari identitas sosialnya.
Secara individual, persepsi dan pengembangan diri wanita dalam kelompok wanita berangkat dari kesadaran dirinya sebagai wanita ditengah-tengah masyarakat. Kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial mencetuskan kesadaran yang kemudian dipantulkan kembali kepada dirinya. Ia mengabsorbsi dan memproses berbagai pemikiran tentang din dan lingkungan sosialnya sehingga menjadi sesuatu yang baru dan berasal dari pemikirannya sendiri. Ia menjadi seorang partisipan yang aktif, seorang subyek dalam percaturan berbagai pikiran tentang wanita. Makin kuat kesadaran untuk melakukan proses berpikir yang kritis dan reflektif ini, makin kuat pula kecenderungan untuk menghayati peluang yang memberikan keleluasaan kearah pengembangan diri, apapun bentuknya. Sekalipun ada pembatasan-pembatasan tertentu, namun keadaan ini memberikan rangka dalam mana pengembangan diri itu dapat terselenggara.
Kesimpulan umum tentang responden dalam studi ini adalah bahwa untuk organisasi wanita gejala female bonding dalam interaksi antar sesama wanita lebih memegang peranan daripada pengelolaan organisasi secara profesional. Female bonding ini menopang konsep ibu yang mempunyai nilai yang tinggi dalam masyarakat Indonesia.
Female bonding ini dapat mempunyai dampak yang positif sampai mana wanita saling memerlukan guna menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya. Female bonding ini dapat mempunyai dampak yang negatif sampai mana menghambat pengembangan diri wanita sebagai pribadi yang penuh."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D246
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Van der Sluis, Lidewey E.C.
"The market is like the sea: it gives, and it takes away. That became apparent once again when the economy and society went into “lockdown” due to the coronavirus outbreak. Organizations will either sink or swim, and only the pros will be able to keep their heads above water.
This is a self-help book for managers, supervisors and administrators who see themselves as skippers at the helm of an organization in times of turbulence, uncertainty and complexity. It provides a number of the latest handy management models, such as the Three-Phase Model, Governance Model and Management Matrix, which help leaders and managers arrive at well thought-out risk management decisions. In addition, the practical cases and discussion questions in each chapter help readers implement these models in their organizations.
The book is an English translation of the Dutch book ‘Varen in de mist’, which was nominated for the Dutch Management Book of the Year."
Switzerland: Springer Cham, 2021
e20549855
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhlul Hanif
"HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) merupakan salah satu organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia. Perjalan HMI hingga saat ini seringkali dipenuhi dengan dinamika baik di Internal maupun eksternal organisasi. Penelitian ini meneliti peranan kepemimpinan dan strategi organisasi dalam menghadapi dinamika lingkungan eksternal berupa munculnya PB HMI yang diketuai Adi Baiquni dan periode kepengurusan yang berada pada momentum pemilihan umum tahun 2014. Tiga rumusan pertanyaan penelitian yaitu ; 1) Apa strategi organisasi PB HMI periode 2013 ? 2015 yang dipimpin oleh Arif Rosyid dalam menghadapi dinamika lingkungan eksternal organisasi ? 2) Kenapa memilih strategi tersebut sebagai upaya dalam menghadapi dinamika lingkungan eksternal organisasi ? 3) Bagaimana peranan kepemimpinan dalam implememtasi strategi organisasi dalam menghdapi dinamika lingkungan eksternal organisasi ?
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pemilihan informan ditentukan secara purposive sampling yaitu dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan yang dipilih dengan pertimbangan tertentu serta melakukan studi dokumentasi.
Secara ringkas dari temuan hasil, tesis menghasilkan bahwa dua kondisi lingkungan eksternal ini menuntut PB HMI periode 2013-2015 melakukan strategi untuk menghadapinya, diantaranya adalah dengan menjalin kerja sama dengan organisasi lain dan memanfaatkan budaya organisasi yang ada. Pilhan strategi dilakukan dengan berbagai pertimbangan dan juga Arif Rosyid berperan langsung pengimplementasian strategi yang telah ditetapkan tersebut. Namun disisi lain kepemimpinan Arif Rosyid juga digugat oleh beberapa orang pengurusnya yang menilai ada bebarapa hal yang tidak sesuai dengan aturan organisasi.

HMI (Islamic Student Association) is one of the largest student organization in Indonesia. HMI journey to this day is often filled with dynamics in both Internal and external organizations. This research examines the role of organizational leadership and strategy in the face of dynamic external environment such as the emergence of PB HMI chaired by Adi Baiquni and period of stewardship that are on the momentum of 2014 elections. Formulation three research questions namely; 1) What organizational strategy PB HMI period from 2013 to 2015, led by Arif Rosyid in the face of dynamic external environment? 2) Why did you choose such a strategy as an effort in the face of dynamic external environment? 3) How is the role of leadership in face organizational strategy dynamics in the external environment of the organization?
This study used qualitative research methods to the informant selection techniques are determined by purposive sampling is to perform interviews with informants selected for certain considerations as well as to study the documentation.
In summary of the findings, the thesis that the two conditions result in the external environment is demanding PB HMI 2013-2015 period pursuing a strategy to deal with, such as by cooperating with other organizations and take advantage of the existing organizational culture. Choice of strategy is done by a variety of considerations and also contribute directly Arif Rosyid implementation of the strategy has been set. On the other hand Arif leadership Rosyid also sued by several people there bebarapa managers who assess the things that are not in accordance with the rules of the organization.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najmiah Octavia Aziz
"Sering dikatakan bahwa perusahaan keluarga tidak terlalu memperdulikan manajemen kantor dan hubungan antara atasan bawahan. Para pimpinan yang notabene adalah pemilik usaha lebih mendahulukan kepentingan para anggota keluarga. Akibatnya, terbentuk satu budaya dan iklim komunikasi yang khusus.
Penelitian dilakukan di kantor konsultan yang dimiliki oleh orang-orang yang terkenal di bidang akademisi, dan sekarang ini, usaha tersebut dijalankan oleh generasi ketiga keluarga tersebut. Untuk selanjutnya kantor konsultan ini disebut BR.
Iklim komunikasi di BR antara atasan-bawahan dan bawahan-atasan menimbulkan ketidakpuasan kerja pada para pegawai. Namun demikian, daya tahan para pegawai bekerja di BR cukup tinggi. Karenanya hendak dianalisis faktor-faktor apa yang menimbulkan ketidakpuasan diantara para pegawai. Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk menerangkan fenomena sosial yaitu kepuasan kerja yang dipengaruhi oleh iklim komunikasi.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian partisipatoris dengan melakukan pengamatan dan wawancara mendalam, sedangkan untuk penulisannya adalah dengan kualitatif deskriptif-eksplanatif.
Teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan bersifat beragam. Hal ini dikarenakan peneliti berusaha melihat permasalahan dari apa yang dimaksud dengan organisasi, kepemimpinan dalam organisasi, budaya dan perilaku organisasi, komunikasi dalam organisasi, komunikasi interpersonal, iklim komunikasi dalam organisasi dan kepuasan kerja. Karenanya, peneliti tidak berpedoman pada satu teori tertentu.
Penelitian menemukan bahwa di perusahaan keluarga, sulit bagi para pegawai untuk berkomunikasi dengan para atasan. Kepentingan keluarga sangat dinomorsatukan dan kesejahteraan pegawai tidak mendapat perhatian penuh. Akibatnya timbul ketidakpuasan kerja pada para pegawai.
Kesimpulannya, perkembangan dan kemajuan perusahaan keluarga sangat tergantung pada keinginan pemilik. Tanpa keinginan untuk melakukan perubahan, maka hubungan antara atasan/pemilik dan pegawai akan selalu bersifat hubungan majikan-pelayan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandi Purnama
"Tesis ini membahas tentang aspek-aspek yang menyebabkan Karang Taruna Lubang Buaya dan Karang Taruna Tampomas bisa bertahan dan meningkatkan aktivitasnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatitif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka aspek-aspek organisasi yang menyebabkan KT Lubang Buaya dan KT Tampomas bisa mempertahankan eksistensi dan keberlanjutan organisasinya adalah memiliki visi dan misi yang jelas; memiliki pereneanaan tahunan; adanya kerjasama dan koordinasi yang baik; dan memiliki program yang fokus. Aspek lainnya yang dimiliki oleh KT Lubang Buaya adalah : melakukan monitoring dan evaluasi program yang dilaksanakannya dan kemampuan membangun jaringan. Sumber pendanaan berasal dari proposal-proposal kegiatan yang diajukan ke jaringan atau mitra yang dimiliki oleh karang taruna. Sedangkan aspek yang dimiliki secara khusus oleh KT Tampomas adalah kegiatan berbasis sumber daya lokal seperti kesenian tradisional dan pariwisata. Sumber pendanaan tetap berasal dari pengelolaan daerah wisata yang bekerjasama dengan pemerintah desa dan Perum Perhutani. Kepemimpinan di KT Lubang Buaya dan KT Tampomas memiliki karakteristik : memberikan kereladanan; membangun kepercayaan, memberikan semangat dan membangun kebersamaan; dan mampu mengelola konflik. Ada beberapa karakteristik kepemimpinan berbeda dan hanya dimiliki oleh KT Lubang Buaya, yaitu : memiliki visi yang kuat dan mampu menginspirasikan visinya kepada seluruh anggota; inovatif dan memiliki jiwa entrepreneurship. Anggota KT Lubang Buaya dan KT Tarnpomas memiliki karakteristik memiliki keterikatan yang kuat dengan wilayah tempat tinggalnya, Khusus anggola KT Lubang Buaya memiliki karakteristik tambahan, yaitu : memiliki keinginan untuk berprestasi; memiliki solidaritas pertemanan atau persahabatan; dan memiliki keinginan untuk eksis di masyarakat.

This thesis discusses the aspects that cause the Youth Organization 'Lubang Buaya' and Youth Organization 'Tampornas' can survive and increase its activity. This study used a qualitative approach. Based on researeh that has been done then the aspects of the organization that led youth organizations 'Lubang Buaya' and youth organizations 'Tampomas? can maintain its existence and sustainability of the organization is having a clear vision and mission; has an annual planning; the cooperation and coordination; and has programs that focus. Another aspect which is owned by youth organizations 'Lubang Buaya' are: monitoring and evaluation of programs implemented and the ability to huild networks. The source of funding comes Hom the proposals of tl1e proposed activity to the network or partner owned by the youth organizations. While the aspect that is owned exclusively by youth organizations ?Tampomas' is an activity based on local resources such as traditional arts and tourism. Sources of funding still comes from the management of tourist areas in collaboration with village governments and Perhutani. Leadership at youth organizations 'Lubang Buaya' and youth organizations "Tampomas" characteristics : provide exemplary; build trust; encourage and build up unity, and able to manage conflict. There are several diEerent leadership characteristics and only owned by youth organizations 'Lubang Buaya', namely: having a strong vision and able to inspire his vision to all members; irmovative, and has an entrepreneurship. Members of youth organizations 'Lubang Buaya' and youth organizations 'Tampomas? characteristics have a strong attachment to the arca where he lives. Special youth organizations 'Lubang Buaya' members have additional characteristics, namely: having a desire to excel; have a friendship or Hiendship solidarity, and have the desire to exist in society."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library