Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tria Yulia Rahmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mendiskusikan tentang peran Instagram dalam praktik manajemen Bank Muamalat. Instagram merupakan salah satu media sosial yang populer yang bisa membantu untuk meningkatkan praktik manajemen perusahaan. Dengan menerapkan metodologi kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa Instagram dapat meningkatkan praktik manajemen Bank dalam beberapa aspek. Akan tetapi, penggunaan Instagram masih kurang efektif karena masih banyak yang digunakan secara searah. Penelitian selanjutnya bisa dilaksanakan pada Bank Syariah lainnya. Apalagi, hal ini menarik untuk melihat apakah perusahaan yang mengelola akun Instagramnya secara in-house dan dengan perusahaan yang menggunakan jasa pihak ketiga bisa membuat adanya perbedaan dalam peran Instagram yang mempengaruhi praktik manajemen pada Bank Syariah.
ABSTRACT
This study discusses the role of Instagram in the managerial practices of Bank Muamalat. Instagram is one of the most popular social media which can help improving firms 39 management practices. By applying the qualitative methodology, this study finds that Instagram could improve the bank managerial practices in several aspects. However, the use of Instagram in Bank Muamalat is less effective as it is mostly still unidirectional. Future research can be conducted in other Islamic banks. Moreover, it is also interesting to see whether managing Instagram accounts in house and with the assistance of third party make any difference in the role of Instagram in influencing managerial practices of Islamic banks.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nishka Sylviana Hartoyo
Abstrak :
Dalam menjalankan wewenang dan jabatannya notaris mmiliki dasar peraturan sebagai pedoman, salah satunya adalah Kode Etik Notaris yang berkaitan dengan etika dan moral notaris dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Pengaturan mengenai larangan bagi notaris untuk melakukan kegiatan promosi dan publikasi diri diatur dalam Pasal 4 ayat (3) Kode Etik Notaris. penggunaan media sosial salah satunya instagram, berbagai kegiatan komunikasi dan interaksi hingga kegiatan promosi dapat dilakukan dan dijangkau oleh kalangan masyarakat luas. Dalam pelaksanaanya, ditemukan notaris yang mempergunakan media sosial instagram dengan mencantumkan kata “notaris” pada username akun, pemuatan informasi terkait dengan alamat kantor, nomor telepon, hingga wilayah jabatan. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai batasan penggunaan media sosial instagram oleh notaris terkait dengan penerapan Kode Etik Notaris; dan mengenai pengawasan dan penegakan Kode Etik Notaris terhadap notaris yang melakukan promosi dan publikasi diri di media sosial instagram. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode penelitian hukum yuridis normatif dengan tipe penelitian eksplanatoris. Hasil analisis adalah batasan penggunaan media sosial instagram oleh notaris dapat dipergunakan sepanjang dalam penggunaannya tidak menyebutkan kedudukan sebagai seorang notaris serta memuat unggahan yang berunsur menonjolkan diri secara individual yang bertujuan untuk menarik masyarakat untuk memilihnya. Pengawasan dan penegakan yang dilakukan terhadap notaris yang melakukan promosi dan publikasi diri dilakukan dalam bentuk himbauan agar dapat menghilangkan informasi terkait dengan unsur yang menunjukan diri sebagai seorang notaris. Adapun saran yang dapat diberikan yaitu, Organisasi Ikatan Notaris Indonesia perlu membentuk suatu aturan pelaksana yang mengatur secara detail terkait dengan larangan promosi dan publikasi diri dalam media sosial salah satunya intsagram dengan menyesuaikan perkembangan teknologi yang ada agar tetap relevan dan penegakannya dapat dilaksanakan secara tegas. ......In carrying out his authority and position, a notary has basic regulations as a guideline, one of which is the Notary Code of Ethics relating to the ethics and morals of a notary in carrying out his duties and obligations. The regulation regarding the prohibition for notaries to carry out promotional activities and self-publishing is regulated in Article 4 paragraph (3) of the Notary Code of Ethics. the use of social media, one of which is Instagram, various communication and interaction activities to promotional activities can be carried out and reached by the wider community. In its implementation, it was found that a notary used social media Instagram by including the word "notary" in the account username, loading information related to the office address, telephone number, and area of ​​office. The problems raised in this study are the limitations on the use of social media Instagram by notaries related to the application of the Notary Code of Ethics; and regarding the supervision and enforcement of the Notary Code of Ethics against notaries who promote and self-publish on Instagram social media. To answer these problems, a normative juridical legal research method is used with an explanatory research type. The result of the analysis is that the limitations on the use of social media Instagram by a notary can be used as long as its use does not mention the position as a notary and contains uploads that feature individual self-aggrandizements aimed at attracting the public to vote for it. Supervision and enforcement carried out on notaries who carry out promotions and self-publishing are carried out in the form of an appeal in order to eliminate information related to elements that show themselves as a notary. As for suggestions that can be given, namely, the Indonesian Notary Association Organization needs to form an implementing regulation that regulates in detail related to the prohibition of promotion and self-publishing on social media, one of which is Instagram by adjusting existing technological developments so that they remain relevant and their enforcement can be carried out firmly.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Fastdiecie
Abstrak :
Saat ini penggunaan media sosial di masyarakat dengan intensitas tergolong tinggi menjadi hambatan sekaligus peluang bagi perpustakaan dalam menjalankan fungsinya yang berorientasi kepada pengguna. Saat ini sudah banyak perpustakaan yang menggunakan media sosial sebagai sarana promosi layanan dan koleksi yang dimilikinya. Akan tetapi, masih banyak perpustakaan yang belum dapat mengelola media sosial secara efektif. Hal ini jugalah yang terjadi pada akun media sosial Instagram Perpustakaan Jakarta. Hingga akhirnya pada tahun 2022 dilakukan revitalisasi Perpustakaan Jakarta dan dilakukan re-branding perpustakaan melalui akun media sosial salah satunya instagram. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi strategi pengelolaan media sosial instagram Perpustakaan Jakarta dalam membangun branding perpustakaan di era digital serta hambatan-hambatan yang dialami. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus dengan pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi yang dilakukan selama periode waktu Oktober 2023 hingga November 2023 di Perpustakaan Jakarta. Informan ditentukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teori The Circular Model of SOME yang dituturkan oleh Regina Luttrell yang memiliki 4 aspek yakni sharing, optimize, manage, dan engage. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa Perpustakaan Jakarta berupaya untuk menunjukkan identitas, ciri khas maupun citra yang melekat dan berkesan di dalam benak pengguna melalui konsep yang dimilikinya yakni perpustakaan hadir sedekat itu sebagai ruang ketiga untuk masyarakat dalam belajar, berkarya, dan bertumbuh. Kemudian pemanfaatan pengelolaan instagram dalam membangun branding Perpustakaan Jakarta dilakukan melalui berbagai hal dimulai dari pembuatan konten instagram yang diunggah berupa foto, video ataupun carousel serta disesuaikan dengan konsep untuk meningkatkan insight atau kunjungan para pengguna instagram. Pesan dibuat, dikemas, dan disampaikan sedemikian rupa sehingga pengguna mengerti, menerima pesan serta berupaya memicu ketertarikan pengguna untuk berinteraksi. Perpustakaan Jakarta juga bekerjasama dan berkolaborasi dengan influencer, komunitas, tokoh, ataupun instansi tertentu. ......The high use of social media in society is both a challenge and an opportunity for libraries to carry out their user-oriented functions. Currently, several libraries use social media as a means of promotion for their services and collections. However, there are still many libraries that cannot manage their social media effectively. This also happened to Jakarta Library's Instagram social media account, until in 2022, it was revitalized and re-branded. The aim of this research is to identify the Jakarta Library's Instagram social media management strategy and obstacles in building library branding in the digital era. This research uses a qualitative case study method. Data collected using interviews and observations from October 2023 to November 2023 at the Jakarta Library. Informants were determined using purposive sampling technique. This research uses the Regina Luttrell’s Circular Model of SOME which has 4 aspects: sharing, optimizing, managing and engaging. The research concluded that the Jakarta Library seeks to show its identity, characteristics, and image that stick and impress in the minds of users through its concept of the library exists as a third space for the community to learn, work, and grow. Then the use of Instagram management in building Jakarta Library branding is done through various things starting from creating Instagram content which is uploaded in the form of photos, videos or carousels and adapting it to the concept to increase insight or visits by Instagram users. Messages are created, packaged and delivered in such a way that users understand, receive the message and try to trigger the user's interest in interacting. The Jakarta Library also collaborates and collaborates with influencers, communities, figures or certain institutions.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choerunnisa Adzwafar Muwardi
Abstrak :
Penelitian ini tentang hubungan penggunaan Instagram dengan kecemburuanpada pasangan romantis. Penelitian ini melibatkan 200 partisipan dengan rentang usia 18-25 tahun di Jakarta dan Jawa Barat. Penggunaan Instagram diukur dengan alat ukur penggunaan Instagram yang dibuat oleh peneliti berdasarkan definisi Instagram milik Hochman dan Schwartz (2012). Kecemburuan pada pasangan romantis diukur dengan alat ukur Instagram Jealousy Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Instagram memiliki hubungan dengan kecemburuan pada pasangan romantis. ...... This study explores the relationship between instagram usage with jealousy within romantic couples. This study involved 200 participants within the age range 18-25 years in Jakarta and West Java. Instagram usage was measured by an instagram usage instrument that was created by the researcher based on definition of Instagram by Hochman and Schwartz (2012). Jealousy on romantic couples was measured by the Instagram jealousy scale. The result of this study shows that instagram usage has a relationship with jealousy within romantic couples.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64481
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Rianda Devira
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial Instagram dan elektronik dari mulut ke mulut (e-WOM) baik secara langsung maupun melalui variabel mediasi, yaitu kepercayaan terhadap keterlibatan keputusan pembelian. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional deskriptif konklusif dan kuesioner didistribusikan secara online kepada 216 responden yang telah menghabiskan pengeluaran untuk fashion e-commerce di Indonesia. Tesis ini menggunakan analisis pemodelan persamaan struktural (SEM), pengolahan data responden dalam penelitian ini menggunakan LISREL 8.51. Penelitian ini menghasilkan penggunaan media sosial Instagram dan elektronik dari mulut ke mulut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterlibatan keputusan pembelian. Hasil lain dari penelitian ini menunjukkan bahwa elektronik dari mulut ke mulut juga dapat dipengaruhi oleh variabel mediasi kepercayaan untuk mencapai keterlibatan keputusan pembelian. Penggunaan media sosial Instagram tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keterlibatan keputusan pembelian jika dimediasi oleh kepercayaan. Memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterlibatan keputusan pembelian dalam belanja konsumen dalam mode e-commerce di Indonesia dapat membantu pemasar memprediksi perilaku konsumen dalam kegiatan pemasaran produk atau perusahaan
This research was conducted to determine the effect of the use of social media Instagram and electronic word of mouth (e-WOM) both directly and through mediating variables, namely confidence in the involvement of purchasing decisions. This study uses a conclusive descriptive cross-sectional method and a questionnaire distributed online to 216 respondents who have spent spending on fashion e-commerce in Indonesia. This thesis uses structural equation modeling (SEM) analysis, respondent data processing in this study uses LISREL 8.51. This research resulted in the use of social media Instagram and word of mouth have a significant influence on the involvement of purchasing decisions. Other results from this study indicate that word of mouth electronics can also be influenced by trust mediation variables to achieve purchasing decision involvement. The use of social media Instagram does not have a significant influence on the involvement of purchasing decisions if mediated by trust. Understanding the factors that can influence purchasing decision involvement in consumer spending in e-commerce mode in Indonesia can help marketers predict consumer behavior in product or company marketing activities
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fani Abdillah
Abstrak :
Dewasa ini para pecinta sepatu kets atau ‘sneakerhead’ kian menguat dalam menunjukkan minatnya terhadap sepatu kets. Penelitian terdahulu seputar sneakerhead telah mengeksplorasi budaya, norma, identitas sosial, reproduksi kultural, serta nilai dan makna konsumsi dibalik sepatu kets. Akan tetapi, studi terdahulu belum mengaitkan fenomena Fear of Missing Out (FoMO) pada media sosial dalam mendorong konsumerisme pada sneakerhead. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bagaimana FoMO di kalangan sneakerhead pada media sosial Instagram menghasilkan konsumerisme. Hasil penelitian menyatakan bahwa FoMO di kalangan sneakerhead pada media sosial Instagram mendorong sneakerhead untuk mengonsumsi sepatu kets. Media sosial Instagram menguatkan FoMO dengan mempertontonkan citra ‘the Ideal Self’ sehingga tercipta hasrat untuk mengikuti budaya sepatu kets dan mengonsumsi sepatu. Disaat yang sama, FoMO menyebabkan sneakerhead memproduksi dan mendistribusikan konten sehingga memicu pengikutnya untuk mengonsumsi sepatu kets. Temuan juga memperlihatkan bahwa fitur ‘Turn-on notification’ dan algoritma Instagram juga berperan penting dalam memelihara FoMO, serta cerita-cerita dibalik sepatu kets dapat memproduksi hasrat konsumsi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam pada informan sneakerhead yang mengikuti akun @urbansneakersociety dan influencer sepatu kets di Instagram, serta tinggal di DKI Jakarta. ...... Nowadays, the sneaker lover or ‘sneakerhead’ are getting stronger in showing their interest in sneakers. Past research on sneakerheads has explored culture, norms, social identity, cultural reproduction, and the value and meaning of consumption behind sneakers. However, previous studies have not linked the Fear of Missing Out (FoMO) phenomenon on social media in encouraging sneakerhead consumerism. This study aims to explore how FoMO among sneakerheads on Instagram social media generates consumerism. The research findings state that FoMO among sneakerheads on Instagram social media encourages sneakerheads to consume sneakers. Social media Instagram strengthens FoMO by displaying the image of ‘the Ideal Self’ so as to create a desire to follow the sneakers culture and consume sneakers. At the same time, FoMO causes sneakerheads produce and distribute content that triggers their followers to consume sneakers. The findings also show that Instagram’s ‘Turn-on notification’ feature and algorithm also play an important role in maintaining FoMO, and that the stories behind sneakers can produce consumer desire. This study uses a qualitative method with in-depth interviews with sneakerhead who follow the @urbansneakersociety and sneaker influencers account on Instagram, and also live in DKI Jakarta.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Mauditha Angela
Abstrak :
Di abad ke-21 ini, perkembangan internet secara global menghasilkan inovasi-inovasi dalam perkembangan media, salah satunya dengan kemunculan media sosial. Media sosial yang sebelumnya hanya digunakan untuk berkomunikasi secara pribadi kini menjadi media yang secara global digunakan dalam pembentukan opini masyarakat terhadap isu tertentu dan pengaruhnya kini mampu menyaingi media konvensional. Saat ini, media sosial dapat pula digunakan dalam mengonstruksikan gagasan mengenai suatu kejahatan, salah satunya gagasan mengenai pelecehan seksual yang dilakukan oleh akun instagram @ekspospredator. Seiring dengan beragamnya persepsi orang mengenai makna pelecehan seksual, perilaku yang dahulunya dianggap bukan pelecehan seksual pun kini dapat menjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan tidak dapat ditolerir. Ketika membahas mengenai pelecehan seksual, apa definisinya dan bagaimana bentuknya, konstruksi ini dilihat berbeda oleh berbagai kelompok, namun sebagian besar orang melihat makna pelecehan seksual ini seringkali didasari oleh relasi kuasa antara pelaku dan korban. Akun instagram @ekspospredator secara khusus menekankan unsur consent maupun kenyamanan sebagai faktor yang menentukan apakah suatu tindakan dapat dikategorikan sebagai pelecehan seksual atau bukan. ......In the 21st century, the global improvement of the internet creates several innovations in media, one of which is the emergence of social media. Social media, which were used only for private communication, has now evolved into a media who have the power to create the public opinion about certain issues and its influence has now able to compete with conventional media. At this point, social media can also be used in constructing the idea of a crime, one of the examples is an instagram account named ekspospredator in terms of constructing the idea of what is sexual harassment. Since there are expansion and variation regarding the meaning of sexual harassment, certain behaviors that were regarded as non sexual harassment has now become a sexual harassment that`s undesirable and intolerable. When we talked about sexual harassment, whether it`s the definition or the form, the construction is viewed differently by each group, but most of the people saw sexual harassment based on power relation between the perpetrator and the victim. Instagram account ekspospredator specifically points consent and comfort as the factors that determine whether an action can be categorized as sexual harassment or not.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Ayu Krisna Shanti Dewi
Abstrak :
Tulisan ini menganalisis penggunaan media sosial Instagram @gojekindonesia sebagai strategi membangun brand personality. Gojek merupakan perusahaan berbasis teknologi yang memiliki beberapa layanan seperti transportasi, logistik, layanan pembiayaan, pesan makanan, dan belanja. Layanannya yang berbasis teknologi membuat Gojek aktif berkomunikasi kepada khalayak dan stakeholder lainnya melalui media sosial. Salah satu media sosial yang aktif digunakan adalah Instagram, melalui akun @gojekindonesia. Konsep yang dianalisis pada tulisan ini adalah brand personality, dimana terdapat lima dimensi yaitu sincerity, excitement, competence, sophistication, dan ruggedness. Dengan metode analisis konten, tulisan ini melihat brand personality yang ditunjukan pada akun @gojekindonesia. Hasil analisis menunjukan bahwa pada akun @gojekindonesia menampilkan seluruh karakteristik brand personality. Berdasarkan temuan dari tulisan ini karakteristik yang paling ditonjolkan adalah competence, dimana Gojek menampilkan karakter yang dapat diandalkan, aman, dan cerdas. ......This paper analyzes the use of social media Instagram @gojekindonesia as a strategy to build brand personality. Gojek is a technology-based company that has several services such as transportation, logistics, financing services, food ordering, and shopping. Its technology-based services make Gojek actively communicate with the public and other stakeholders via social media. One of the social media that is actively used is Instagram, via the account @gojekindonesia. The concept explained in this article is brand personality, there are five dimensions, namely sincerity, excitement, competence, sophistication, and ruggedness. With the content analysis method, this article analyzed the brand personality shown on the @gojekindonesia account. The results of the analysis show that the @gojekindonesia account has all of the characteristics of brand personality. Based on the findings from this paper, the most highlighted characteristic is competence, Gojek shows a character that is reliable, safe, and intelligent.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alyssa Veliana Safitri
Abstrak :
Hadirnya internet dalam kehidupan manusia telah memberi berbagai kemudahan bagi para penggunanya dalam aktivitas komunikasi dan interaksi sosial. Salah satu aplikasi yang berada di internet adalah Instagram, sebuah teknologi baru sebagai platform interaksi sosial seperti aktivitas penyebaran informasi. Kembalinya Gosha Rubchinskiy dalam ranah industri fesyen dunia sekali lagi menjadi pusat perhatian. GR-Uniforma merupakan brand pendatang baru milik Gosha Rubchinskiy yang juga sekaligus menjadi platform bagi Gosha sendiri untuk menyalurkan kecintaannya terhadap musik rave punk yang digabungkan ke dalam fashion. GR-Uniforma menggunakan media sosial Instagram sebagai medium penyebaran informasi karena Instagram dianggap sebagai teknologi yang berada di dalam cyberspace dan paling banyak digunakan secara instan oleh seluruh masyarakat dunia. Penelitian ini menggunakan pendekatan netnografi dalam pengumpulan datanya kemudian dianalisis berdasarkan teori Cyberculture milik David Bell untuk menggambarkan peranan media sosial Instagram sebagai medium utama penyebaran informasi brand asal Rusia, GR-UNIFORMA. Dari penelitian ini, bisa disimpulkan bahwa Instagram memberikan kemudahan bagi para penggunanya untuk mendapatkan informasi terkait brand GRUniforma. ......The presence of the internet in human life has provided various conveniences for its users in communication and social interaction activities. One of the applications on the internet is Instagram which is a new technology as a medium of social interaction such as disseminating information. The return of Gosha Rubchinskiy in the global fashion industry has once again become the center of attention. GR-Uniforma is Gosha Rubchinskiy's newcomer brand which also serves as a platform for Gosha himself to channel his love of rave punk music combined with fashion. GR-Uniforma uses social media Instagram as tool to spread their information, Instagram is considered a technology that exists in cyberspace and most widely used instantly by the entire world community. This study uses a netnographic approach in collecting the data and then the researcher will analysing it based on David Bell’s theory on Cyberculture to describe the role of Instagram as the main platform for marketing the information on the GR-UNIFORMA brand.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Windya Nazlaa Maharani
Abstrak :
Social media has become one of the most important things in this digital era. Dynamic, widespread and often real-time interactions have made it possible for social media to significantly change the landscape for managing brand images (Gensler et al., 2013). This research focuses more on beauty enthusiasts who use Instagram as their most used social media platform and have an interest in Indonesian local beauty brands. The aim of this research is to know the effect of reposting consumer photos on Rose All Day's Instagram feeds that are regular social media users as a form of testimony as part of their social media strategy for future consumer purchase intentions. To fulfil this paper’s objective, this study uses two theories; User-Generated Content and Theory of Planned Behavior. The data collection is collected through content analysis and past journals. The data analysis is using qualitative data analysis. The result of this study is that people become more interested in Rose All Day Cosmetics products after seeing a post of regular social media users wearing Rose All Day’s product that is reposted by the Rose All Day Cosmetics Instagram account and people will ask further questions or find out further information about the item that is being used in the picture. ......Media sosial menjadi salah satu hal terpenting di era digital ini. Interaksi yang dinamis, tersebar luas, dan seringkali real-time memungkinkan media sosial mengubah lanskap pengelolaan citra merek secara signifikan (Gensler et al., 2013). Penelitian ini lebih fokus pada beauty enthusiast yang menggunakan instagram sebagai platform media sosial yang paling banyak digunakan dan memiliki ketertarikan pada brand kecantikan lokal Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh reposting foto konsumen pada feed Instagram Rose All Day yang merupakan pengguna media sosial reguler sebagai bentuk testimoni sebagai strategi media sosial mereka terhadap niat beli konsumen di masa mendatang. Untuk memenuhi tujuan makalah ini, penelitian ini menggunakan dua teori; User-Generated Content dan Theory of Planned Behavior. Pengumpulan data dilakukan melalui analisis isi dan jurnal masa lalu. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif. Hasil dari penelitian ini masyarakat menjadi lebih tertarik dengan produk Rose All Day Cosmetics setelah melihat postingan pengguna media sosial yang biasa memakai produk Rose All Day yang di repost oleh akun Instagram Rose All Day Cosmetics dan akan bertanya lebih lanjut atau mencari informasi lebih lanjut tentang item yang sedang digunakan dalam gambar.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>