Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 477 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arniati Prasedyawati Herkusumo
Abstrak :
Penelitian ini bermula dari pemikiran bahwa dalam proses belajar mengajar secara klasikal di sekolah terdapat kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rata-rata (siswa biasa) dan terdapat pula siswa yang mempunyai kemampuan yang lebih unggul daripada kelompok siswa biasa (siswa berbakat). Namun dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal, inteligensi bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan belajar. Banyak faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan belajar, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Pada penelitian ini, faktor dari dalam diri siswa yang dimaksud adalah pengaturan diri dalam belajar dan 'self efficacy', sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dimaksud adalah lingkungan belajar di rumah. Berdasarkan pandangan di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauhmana terdapat perbedaan antara siswa berbakat dan siswa biasa dalam variabel-variabel di atas, dan sejauhmana hubungan variabel-variabel tersebut dengan prestasi belajar yang diperoleh. Dalam penelitian ini siswa yang dipilih sebagai subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas I SMA, dimana pada masa ini siswa dianggap telah menunjukkan perkembangan kematangan fisik, mental, emosional dan sosial (Hurlock, 1978). Melalui kajian teoritis tentang keberbakatan, pengaturan diri dalam belajar, 'self efficacy', lingkungan belajar di rumah dan prestasi belajar, maka dalam penelitian ini diajukan 5 hipotesis yang diuji kebenarannya pada 110 orang sampel siswa, yang terdiri dari 55 orang yang termasuk kelompok siswa berbakat dan 55 orang siswa yang termasuk kelompok siswa biasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada uji perbedaan memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan antara siswa berbakat dengan siswa biasa pada variabel-variabel pengaturan diri dalam belajar (nilai t = 16,64 pada p [ 0,05); self efficacy (nilai t = 11,06 pada p [0,05); dan prestasi belajar (nilai t = 22,32 pada p [0,05). Sedangkan pada variabel lingkungan belajar di rumah tidak memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan antara siswa berbakat dengan siswa biasa (nilai t = 0,57 pada p > 0,05). Adapun hasil korelasi ganda memperlihatkan ada hubungan yang signifikan antara pengaturan diri dalam belajar, 'self efficacy', lingkungan belajar di rumah dan inteligensi dengan prestasi belajar (R = 0,91873). Dengan demikian maka hasil penelitian ini telah menjawab permasalahan yang diajukan yaitu sejauhmana ada perbedaan antara siswa berbakat dengan siswa biasa pada pengaturan diri dalam belajar, 'self efficacy', lingkungan belajar di rumah, dan prestasi belajar. Serta sejauhmana hubungan antara pengaturan diri dalam belajar, `self efficacy', lingkungan belajar di rumah, dan inteligensi dengan prestasi belajar. Untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini di waktu yang akan datang, penulis menyarankan perlunya penggunaan lebih dari satu alat ukur untuk menjaring siswa berbakat, perlunya penelitian untuk menguji validitas eketernal dan reliabilitas dengan metode dan teknik lain dari Skala Pengaturan Diri Dalam Belajar dan Skala Self Efficacy yang disusun untuk keperluan penelitian ini. Selain itu juga disarankan agar dalam mendapatkan data prestasi belajar siswa perlu kiranya untuk menggunakan alat tes yang baku.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Sulistyaningsih
Abstrak :
Analisis praktik residensi keperawatan ini menguraikan pengalaman penulis dalam mendalami kemampuan klinik keperawatan kekhususan sistem perkemihan selama satu tahun. Fokus kegiatan meliputi penerapan teori Self Care pada 35 asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem perkemihan, pelaksanaan intervensi keperawatan berbasis bukti ilmiah yaitu penerapan training efikasi diri dalam meningkatkan kepatuhan terhadap intake cairan pada pasien dengan penyakit ginjal kronik dan proyek inovasi berupa deteksi dini dan edukasi pada pasien yang beresiko tinggi terkena penyakit ginjal kronik. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa training efikasi diri dapat meningkatkan kepatuhan terhadap intake cairan dan responden yang terlibat dalam kegiatan deteksi dini dan edukasi meningkat pengetahuan dan sikap tentang pencegahan penyakit ginjal kronik. ......Analysis of nursing practice residency outlines explore the ability of the author's experience in clinical nursing specialty urinal system for one year. The focus of activities include the application of the theory of Self Care in 35 nursing care of patients with urinary system disorders, the implementation of nursing interventions based on scientific evidence that the application of training efficacy in improving adherence to fluid intake in patients with chronic kidney disease and innovation projects in the form of early detection and education to patients at high risk of chronic kidney disease. The results obtained indicate that self-efficacy training may improve adherence to fluid intake and respondents involved in early detection and education activities to increase knowledge and attitudes about the prevention of chronic kidney disease.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ristinawati
Abstrak :
Latar Belakang : Salah satu efek samping yang dapat muncul dari pengobatan pada klien TB diantaranya adalah Efek kehilangan nafsu makan, mual, demam, nyeri sendi dan warna kemerahan pada kulit serta warna kemerahan pada air seni, Penelitian yang dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa efek samping yang dirasakan oleh klien menjadi factor yang menyebabkan ketidakpatuhan klien dengan kehilangan efikasi diri klien yang terdiagnosa tuberculosis. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek dari konseling terhadap kepatuhan dalam minum obat pada pasien dengan TB Paru. Metode : Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasy experiment dengan dua kelompok perlakuan, jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 32 responden dengan 16 responden perkelompok. Intervensi yang diberikan pada penelitian ini adalah pemberian konseling selama 4 sesi kepada kelompok intervensi dan edukasi pada kelompok kontrol. Analisa statistic yang digunakan pada penelitian ini adalah uji karakteristik univariat, bivariat dengan uji paired t-test dan independent t-test. Hasil : Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan pada kelompok intervensi dengan p-value 0,001, dan efikasi diri dengan nilai p-value 0,001. Sedangkan pada kelompok kontrol hanya signifikan pada efikasi diri dengan p-value 0,009 tetapi tidak signifikan pada tingkat kepatuhan dengan p-value 0,078. Simpulan: Kesimpulan pada penelitian ini yaitu konseling sangat efektif terhadap peningkatan efikasi dalam kepatuhan minum obat pada pasien TB paru. Intervensi ini menjadi tindakam yang sangat direkomendasikan terutama untuk meningkatkan efikasi dan kepatuhan pada pasien TB ......Background: One of the side effects that can arise from treatment on TB clients include the effects of loss of appetite, nausea, fever, joint pain and redness of the skin and redness of the urine. Previous research stated that the side effects felt by clients were a factor causing client non-compliance with the loss of self-efficacy of clients diagnosed with tuberculosis. Purpose: The purpose of this study was to see the effect of counseling on adherence to taking medication in patients with pulmonary TB. Method: The research design used in this study was a quasy experiment with two treatment groups, the number of samples in this study were 32 respondents with 16 respondents per group. The interventions provided in this study were counseling for 4 sessions to the intervention group and education to the control group. Statistical analysis used in this study were univariate, bivariate characteristic tests with paired t tests and independent t tests. Results: The results of the research conducted showed that there was a significant effect on compliance in the intervention group with a p-value of 0.001, and self-efficacy with a p-value of 0.001. Whereas in the control group it was only significant in self-efficacy with a p-value of 0.009 but not significant in the level of compliance with a p-value of 0.078. Conclusion: The conclusion in this study is that counseling is very effective in increasing the efficacy of medication adherence in pulmonary TB patients. This intervention is highly recommended especially to increase efficacy and compliance in TB patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Borkat P.
Abstrak :
Paskibraka merupakan kegiatan rutin tahunan yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan menanamkan jiwa kepemimpinan di kalangan pemuda Indonesia. Pelatihan Paskibraka dalam hal ini memegang peranan penting untuk mewujudkan tujuan tersebut, karena tahapan ini merupakan proses pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada anggota Paskibraka. Khususnya berkenaan dengan tujuan menanamkan jiwa kepemimpinan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi peserta pelatihan Paskibraka Jawa Barat tahun 2007 terhadap efikasi kepemimpinan anggota Paskibraka. Penelitian ini termasuk penelitian survei yang melibatkan sampel penelitian sebanyak 54 orang yang diambil dengan teknik sensus. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian lapangan dengan penyebaran kuesioner, sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik. Hasil uji validitas variabel pelatihan Paskibraka menunjukkan nilai koefisien Alpha sebesar 0,871, sedangkan untuk variabel efikasi kepemimpinan, hasil pengujian validitas menunjukkan nilai koefisien Alpha yang diperoleh sebesar 0,847. Nilai koefisien alpha dari kedua variabel cukup besar sehingga dapat disimpulkan baik instrumen pelatihan Paskibraka maupun efikasi kepemimpinan adalah reliabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pelaksanaan pelatihan Paskibraka yang dilihat berdasarkan aspek pelatih, metode, fasilitas dan materi dinilai baik, sedangkan efikasi kepemimpinan secara umum tergolong tinggi. Hasil analisis setiap indikator menunjukkan bahwa aspek pelatih merupakan aspek pelatihan Paskibraka yang berpengaruh paling dominan terhadap efikasi kepemimpinan, diikuti aspek metode, fasilitas dan materi. Berdasarkan hasil penelitian ini maka pelaksanaan pelatihan Paskibraka perlu dikembangkan sehingga memberikan kontribusi yang lebih nyata dan luas, terutama untuk menyiapkan kepemimpinan generasi muda di masa depan......Paskibraka is an annual routine activity that aims to foster the spirit of nationalism and instill a leadership spirit among Indonesian youth. Paskibraka training in this case plays an important role to realize this goal, because this stage is an educational process to instill national values to Paskibraka members. Especially with regard to the purpose of instilling the leadership spirit, this study aims to determine the perception of the 2007 West Java Paskibraka training participants on the leadership efficacy of Paskibraka members. This research includes survey research involving 54 research samples taken by census technique. Data was collected through field research by distributing questionnaires, while data analysis was carried out using descriptive analysis and statistical analysis. The results of the validity test of the Paskibraka training variable show an Alpha coefficient value of 0.871, while for the leadership efficacy variable, the results of the validity test show the Alpha coefficient value obtained is 0.847. The alpha coefficient values of the two variables are large enough so that it can be concluded that both Paskibraka training instruments and leadership efficacy are reliable. The results showed that in general the implementation of Paskibraka training based on the aspects of trainers, methods, facilities and materials was considered good, while leadership efficacy in general was high. The results of the analysis of each indicator show that the aspect of the trainer is the aspect of Paskibraka training that has the most dominant influence on leadership efficacy, followed by aspects of methods, facilities and materials. Based on the results of this study, the implementation of Paskibraka training needs to be developed so that it provides a more tangible and broad contribution, especially to prepare the leadership of the younger generation in the future.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T24921
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Erlina
Abstrak :
Identifikasi self efficacy mobilisasi pasien selama perawatan di rumah sakit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan hal penting yang harus dilakukan perawat untuk meningkatkan kemampuan mobilisasi pasien sehingga dapat mempercepat penyembuhan dan mengindari efek negatif immobilisasi. Instrumen pengkajian untuk mengidentifikasi self-efficacy mobilisasi dan bagaimana perannya terhadap kemampuan mobilisasi pasien sampai saat ini belum didapatkan. Penelitian bertujuan mengembangkan instrumen self-efficacy mobilisasi yang terbakukan dan menemukan model teoritis tentang peran self-efficacy sebagai mediator terhadap kemampuan mobilisasi pasien. Penelitian dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pengembangan instrumen dan analisis model teoritis. Alur penelitian dilakukan dengan study kualitatif pada 10 pasien, uji validitas konten oleh 8 pakar dan uji keterbacaan pada 5 pasien, uji konstruk dengan confirmatory factor analysis CFA serta analisa model teoritis dengan structural equetion modeling SEM pada 306 pasien. Hasil penelitian tersusun instrumen self-efficacy mobilisasi yang terdiri dari 17 item yang terbakukan dan diperoleh model teoritis yang sesuai tentang peran self-efficacy mobilisasi sebagai mediator. Self-efficacy menjadi bagian penting bagi perawat dan tim kesehatan lain dalam upaya mempercepat penyembuhan pasien melalui peningkatan kemampuan mobilisasi pasien. ...... Identifying the self efficacy of patient for mobilization during hospitalization and influencing factors are important for nurses in accelerating healing and avoiding the negative effects of immobilization.The assessment instrument for this purpose and how its role to the patient 39 s mobilization capability has not yet to established. The purpose of this study is aimed to develop a standardized self efficacy for mobilization instrument and finding a theoretical model of the role of self efficacy as a mediator of patient mobilization abilities. This research has two stages. The first is the development of the instrument and the second is the theoretical model analysis. The research was conducted with qualitative study on 10 patients. Content validity test by 8 experts and legibility test in 5 patients. Construct test with confirmatory factor analysis CFA and theoretical model analysis with structural equation modeling SEM in 306 patients. The results of the study was found a self efficacy for mobilization instrument volving consist of 17 standardized items and obtained the appropriate theoretical model of the role of self efficacy for mobilization as mediators. Self efficacy as an important for nurses and other health teams in an effort to accelerate healing process of patients through performing early patient mobilization.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
D2363
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Fitrianti
2001
S2785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramwidya Mazmur Novia
Abstrak :
Masa remaja adalah masa untuk memilih dari berbagai macam pilihan yang berkaitan dengan karier masa depan. Salah satunya adalah memilih peminatan di SMA yang dalam kurikulum 2013 dilakukan pada waktu siswa duduk di kelas 10. Proses memilih peminatan erat kaitannya dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier. Salah satu faktor yang dapat membantu siswa untuk dapat mencapai efikasi diri pengambilan keputusan karier adalah persepsi siswa mengenai dukungan sosial yang didapatkan dari guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi mengenai dukungan dari guru, yaitu guru bidang studi dan guru BP/BK, dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier pada siswa SMA kelas 10. Partisipan penelitian ini terdiri dari 200 orang siswa SMA kelas 10 di Depok yang telah memilih peminatan.Persepsi dukungan guru diukur menggunakan Teacher Support Scale dari McWhirter (1997, dalam Metheny, McWhirter, & O’Neil, 2008) dan efikasi diri pengambilan keputusan karier diukur dengan Career Decision Self-Efficacy Scale dari Taylor dan Betz (1983, dalam Taylor & Betz, 2006) yang telah diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti. Korelasi antara persepsi dukungan guru, baik guru bidang studi maupun guru BP/BK, dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil akan didiskusikan lebih lanjut. ...... Adolescence is a time to choose from a wide variety of career options related to the future. One of them is to choose a specialization in high school which in the Kurikulum 2013 performed when students sitting in 10th grade. The process of selecting specialization is closely related to career decision-making self-efficacy. One of the factors that can help adolescents reach their career decision-making self-efficacy is the perception of students regarding social support obtained from the teacher. The purpose of this study was to determine the relationship of perceived support from teachers, which is divided as subject teachers and schoolcouselors, with the career decision-making self-efficacy on 10th grade students in high school. The participants of this study are 200 10th grade students in senior high school in Depok who have chosen specialization. Perceived teacher support was measured using the Teacher Support Scale from McWhirter (1997, in Metheny, McWhirter, & O'Neil, 2008 ), and career decision-making self-efficacy was measured using the Career Decision Self -Efficacy Scale from Taylor and Betz (1983, in Taylor & Betz, 2006) which has been adapted and modified by the researcher. The correlation between perceived teacher support, both subject teachers and school-counselors, with career decision-making self-efficacy showed significant results. The results will be discussed further.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Widiastiti Giri
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara adolescent-parent career congruence dan efikasi diri pengambilan keputusan karier pada siswa kelas X SMA. Dalam penelitian ini, adolescent-parent career congruence divariasikan menjadi adolescent-father career congruence dan adolescent-mother career congruence karena ada perbedaan peran ayah dan ibu. Partisipan penelitian berjumlah 176 siswa kelas X SMA yang telah menerapkan kurikulum 2013 di Depok dengan teknik accidental sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan baik adolescentfather career congruence maupun adolescent-mother career congruence dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier. Akan tetapi, tidak ditemukan perbedaan antara adolescent-father career congruence dan adolescent-mother career congruence. Hasil penelitian didiskusikan lebih lanjut kaitannya dengan teori dan penelitian sebelumnya.
ABSTRACT
This study examined correlation between adolescent-parent career congruence and career decision making self efficacy from first entry high school student. Based on existing role differences between father and mother, adolescent-parent congruence is divided into adolescent-father career congruence and adolescent-mother career congruence mother. There are 176 high school students who participated in this study origin from school which has implemented curriculum of 2013 in Depok by accidental sampling technique.

The results showed that there were significant positive relationships both adolescent-father career congruence and adolescentmother career congruence with career decision making self efficacy. However, no differences were found between adolescent-father career congruence and adolescent-mother career congruence. The results are discussed further in relation to theory and previous research.
2014
S53177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Putri Juliana
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara computer self-efficacy dan behavioral intention untuk menggunakan komputer pada guru. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 123 orang guru dari beberapa sekolah menengah pertama negeri SMPN di Jakarta, Depok, dan Bogor. Alat ukur yang digunakan yaitu, computer self-efficacy yang dikembangkan Compeau dan Higgins 1995 untuk mengukur keyakinan guru tentang kapabilitas dalam menggunakan komputer dan behavioral intention yang dikembangkan Soderlund 2002 untuk mengukur kemungkinan guru untuk menggunakan komputer. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan positif yang signifikan antara computer self-efficacy dan behavioral intention untuk menggunakan komputer pada guru r = 0.246, p = 0.006. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin guru yakin mengenai kapabilitasnya menggunakan komputer, maka semakin mungkin juga guru untuk menggunakan komputer dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
ABSTRACT
This study aims to examine the relationship between computer self efficacy and behavioral intention to use computer in teachers. There were 123 participants from several public junior high school in Jakarta, Depok, and Bogor. The data were collected using Computer Self Efficacy CSE inventory developed by Compeau and Higgins 1995 to measure teachers rsquo beliefs about the capabilities to use computer and Behavioral Intention BI inventory developed by Soderlund 2002 to measure teachers rsquo probability to use computer. The main result shows that there is a significant positive correlation between computer self efficacy and behavioral intention to use computer on junior high school teachers r 0.246, p 0.006. This result shows when teacher believe with their ability to use computer, they tend to be inclined to use the computer in learning process.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>